Bahan Ajar Akuntansi Pemerintahan II

(1)

AKUNTANSI

PEMERINTAHAN II

Drs. Edy Sudaryanto, Akt.,MM

Staf Pengajar


(2)

1. Jones, Rowan, Maurice and Pendlebury, “Public Sector

Accounting”

2. Hopwood, Anthony and Tomkins, “Issues in Public Sector

Accounting”

3. Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik“

4. Mohammad Mahsum, Firma Sulistyowati, Herbertus Andre

Purwanugraha, “ Akuntansi Sektor Publik”

5. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

6. PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

7. Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang SAKIP


(3)

Karakteristik suatu teori

Karakteristik suatu teori

1.

1.

The ability to explain

The ability to explain

2.

2.

The ability to predict

The ability to predict

3.

3.

The ability to control given phenomena

The ability to control given phenomena

Tujuan mempelajari teori akuntansi

Tujuan mempelajari teori akuntansi

Memahami praktik akuntansi yg saat ini ada

Memahami praktik akuntansi yg saat ini ada

Mempelajari kelemahan/kekurangan dari praktik akuntansi yg saat ini dilakukan

Mempelajari kelemahan/kekurangan dari praktik akuntansi yg saat ini dilakukan

Memperbaiki praktik akuntansi dimasa mendatang

Memperbaiki praktik akuntansi dimasa mendatang

Jenis suatu disiplin ilmu

Jenis suatu disiplin ilmu

Abstract sciences (co: matematika, ilmu logika, metafisik)

Abstract sciences (co: matematika, ilmu logika, metafisik)

General descriptive sciences (co: ilmu kimia, biologi, sosiologi)

General descriptive sciences (co: ilmu kimia, biologi, sosiologi)

Special derevative sciences(co: botani, zologi, minerologi, etnologi)

Special derevative sciences(co: botani, zologi, minerologi, etnologi)

Sypnotic sciences(co: auditing, geologi, geografi)

Sypnotic sciences(co: auditing, geologi, geografi)

Applied sciences (co: akuntansi)

Applied sciences (co: akuntansi)

Akuntansi Sektor Publik masuk dalam disiplin ilmu?

Akuntansi Sektor Publik masuk dalam disiplin ilmu?


(4)

Tujuan

Tujuan

1.

1.

Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan

Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan

2.

2.

Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat

Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat

Kendala ASP

Kendala ASP

Obyektifitas

Obyektifitas

Konsistensi

Konsistensi

Daya Banding

Daya Banding

Tepat waktu

Tepat waktu

Ekonomis dlm penyajian laporan

Ekonomis dlm penyajian laporan

Materialitas

Materialitas

ASP perlu Standar?

ASP perlu Standar?

PENGEMBANGAN


(5)

Pengertian:

Pernyataan estimasi kinerja yg akan dicapai oleh suatu organisasi dlm periode tertentu yg dinyatakan dlm ukuran moneter

Dalam org. sektor publik anggraan merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program2 yg dibiayai dari uang publik

Fungsi anggaran bagi org. sektor publik

1. Alat perencanaan (planning tool) 2. Alat pengendalian (control tool) 3. Alat kebijakan fiskal (fiscal tool) 4. Alat politik (politic tool)

5. Alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool) 6. Alat penilaian kinerja (performance meusurement tool)

7. Alat motivasi (motivation tool)

8. Alat untuk menciptakan ruang publik (public sphere)


(6)

Pengendalian anggaran sektor publik:

1. Membandingkan kinerja nyata dengan yang dianggarkan

2. Menghitung selisih anggaran (favourable and unfavourable variances)

3. Menemukan penyebab yg dapat dikendalikan (controllable) dan yg tidak dapat dikendalikan (uncontrollable)

4. Merivisi standar biaya atau target anggran untuk tahun berikutnya

Jenis pengeluaran anggaran sektor publik

1. Anggaran operasional (oeration/recurrent budget) digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari2 dlm menjalankan pemerintahan

Pengeluaran yg manfaatnya hanya untuk 1 tahun anggran dan tidak dapat menambah aset/kekayaan pemerintah

2. Anggaran modal /investasi (capital/investment budget)

Menunjukkan rencana jk panjang dan pengeluarannya dlm bentuk: aktiva tetap (gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dll)

Pengeluaran yg manfaatnya cenderung melebihi 1 tahun anggaran dan akan menambah aset/kekayaan pemerintah serta menambah anggaran rutin (operasional dan pemeliharaan)


(7)

Prinsip2 anggaran sektor publik:

1. Otorisasi (persetujuan) legislatif

2. Komprehensif (tidak ada non/off budget)

3. Keutuhan anggaran (terhimpun dlm general fund)

4. Jumlah yg telah disetujui legislatif harus digunakan secara 3 E (Non discreationary appropriation) 5. Periodik

6. Akurat (tidak ada cadangan tersembunyi)

7. Jelas (sederhana, mudah dipahami, tidak membingungkan) 8. Diketahui oleh publik (transparan)

Tahapan/siklus anggran sektor publik

1. Tahap persiapan (preparation) penetapan pagu indikatif untuk masing2 K/L

2. Tahap ratifikasi (approval/ratification) pebahasan dengan legislatif untuk menetapkan anggaran definitif

3. Tahap implementasi (implementation) setelah anggaran disetujui oleh legislatif baru dilaksanakan oleh eksekutif

4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation) akuntabilitas 5. paa


(8)

Jenis pendekatan anggaran sektor publik:

1. Tradisional (Konvensional) ciri: line item, dan incrementalism

2. New publik management (NPM) ciri: berorientasi pada kinerja yang meliputi : planning programming and budgeting system (PPBS), zero based budgeting (ZBB)

Tradisional/Konvensional

1. Ciri anggaran line item didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran

Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item2 penerimaan/pengeluaran yg telah ada dalam struktur anggaran, walaupun secara riil item tertentu sudah tidak releva lagi untuk digunakan saat ini 2. Ciri anggaran Incrementalism hanya menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item2

anggaran yang sudah ada sebelumnya sbg dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan (%) tanpa dilakukan kajian yg mendalam

Anggaran berbasis konvensional ini kinerja dinilai berdasarkan habis/tidaknya anggaran yg diajukan dan bukan berdasarkan output/outcome


(9)

Kelebihan dan kelemahan anggaran berbasis konvensional:

Kelebihan mudah, cepat, dan sederhana

Kelemahan

• Hubungan yg tidak memadai (terputus) antara anggaran dengan renstra

• Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya

• Lebih berorientasi pd input dp output

• Sekat2 antar departemen yg kaku mebuat tujuan nasional sulit dicapai • Proses anggaran terpisah antara belanja operasioanl dan modal/investasi • Anggaran bersifat tahunan

• Sentralisasi penyiapan anggaran, sehingga kurang didukung informasi yg memadai

• Persetujuan anggran terlambat, hal ini sering timbul revisi anggaran dan manipulasi anggaran • Sistem informasi finansial kurang memadai sehingga mengahmbat pengendalian, identifikasi

masalah/hambatan dan tindakan perbaikan


(10)

NPM berorientasi pd kinerja

Model pemerintahan era NPM yang diajukan “osborne dan Gaebler (1992) yang disebut

dengan

“Reinventing Government”

Perpekstif pemerintah menurut “osborne dan Gaebler “ adalah:

1.Pemerintah yg katalis (fokus pd pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan

publik.Pelayanan publik diserahkan keswasta)

2. Pemerintah milik masyarakat (memberdayakan masyarakat dgn melayani misal

Kamra)

3.Pemerintah yg kompetitif (mendorong semangat kompetisi dlm pemberian pelayanan

publik)

4.Pemerintah yg digerakkan oleh misi (mengubah organisasi yg digerakkan oleh

peraturan menjadi organisasi yg digerakkan oleh misi)


(11)

Perpekstif pemerintah menurut “osborne dan Gaebler “ (lanjutan):

5. Pemerintah yg berorientasi pd hasil (membiayai output/outcome dan bukan input) 6. Pemerintah yg berorientasi pd pelanggan

7. Pemerintah wirausaha (mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan) 8. Pemerintah antisipatif (berupaya mencegah dp mengobati)

9. Pemerintah . desentralisasi (dari hirarki menuju partisipatif dan tim kerja)

10. Pemerintah yg berorientasi pd mekanisme pasar (mengadakan perubahan dgn mempertimbangkan mekanisme pasar bukan dgn mekanisme administratif (sisdur dan pemaksaan)

PPBS

Teknik penganggaran yg didasarkan pd teori sistem yg berorientasi pd output dan tjujuan dgn penekanan utama pd alokasi sumberdaya berdasarkan analisa ekonomi. Sistem penganggaran ini tidak

mendasarkan pd struktur organisasi tradisional yg terdiri dari devisi/bagian akan tetapi berdasarkan program


(12)

PPBS (proses implementasi PPBS)

1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi yg jelas 2. Identifikasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yg ditetapkan

3. Evaluasi berbagai alternatif program dgn menghitung cost-benefit dr masing2 program 4. Pilih program yg memiliki manfaat besar dgn biaya yg kecil

5. Alokasi sumberdaya kemasing2 program yg disetujui

Kelebihan PPBS

1. Memudahkan dlm pendelegasian tanggungjawab dr manajer puncak kemanajer menengah 2. Jk panjang dapat mengurangi beban biaya

3. Memperbaiki kualtas pelayanan melalui pendekatan peduli biaya (cost awareness) dlm perencanaan program

4. Lintas departemen, sehingga dapat meningkatakan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar departemen

5. Menghinklangkan program yg overlapping dan bertentangan dgn tujuan 6. Mendorong alokasi sumberdaya secara optimal


(13)

Kelemahan PPBS

1.Membutuhkan sistem informasi yg canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran dan staf yg kapabel

2.Implementasinya membutuhkan biaya yg besar krn faktor penggunaan teknologi canggih 3.Secara teori bagus tapi sulit diimplementasikan

4.Mengabaikan realitas politik dan organisasi yg merupakan kumpulan manusia 5.Penggunaan teknik statistik dlm pengukuran progran sering kurang tepat

6.Sulit dlm mengalokasikan biaya krn masalah teknis (masalah program dan lintas program)

ZBB

Anggaran diasumsikan dari nol sesuai dgn kebutuhan saat ini. Seolah2 proses anggaran dumulai dari hal yg baru sama sekali. Item2 anggaran yg sudah tidak relevan dan tidak mendukung

pencapaian tujuan organisasi dapat dihilangkan dr struktur organisasi atau mungkin jg muncul item baru

tertentu

Proses implementasi ZBB

1.Identifikasi unit2 keputusan (pusat petanggunjawaban/unit2 pembuatan keputusan)

2.Penetuan paket2 keputusan (ada 2 model paket keputusan: 1 ) Paket keputusan mutually exclusive (paket2 keputusan yg memiliki fungsi yg sama), 2) Paket keputusan incremental (menggambarkan tingkat usaha yg berbeda dlm melaksanakan aktivitas)

3.) Meranking dan mengevaluasi paket keputusan berdasarkan manfaat terhadap organsiasi


(14)

Kelebihan ZBB

1.Dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara efisien 2.Fokus pd VFM

3.Memudahkan identifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya 4.Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer

5.Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dlm proses penyusunan anggran

6.Merupakan cara yg sistemetik untuk mendorong organisasi selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran

Kelemahan ZBB

1.Prosesnya memakan waktu lama

2.Cenderung menekankan manfaat untuk jk. pendek

3.Implementasinya membutuhkan teknologi yg maju dan masalah perilkau dlm organisasi 4.Kesulitan dlm merangking dan mereviu paket keputusan

5.Munculnya kesan yg keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk anggaran


(15)

Kesulitan pengetrapan PPBS dan ZBB di sektor publik

1.Keterbatas dlm menganalisa semua alternatif untuk melakukan aktivitasnya

2.Terbatasnya data untuk membandingkan semua alternatif terutama mengukur output

3.Ketidakpastian sumberdaya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan politik dan ekonomi 4.Pelaksanaan teknik akan menimbulkan beban pekerjaan yg berat

5.Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perenkingan program karena konflik kepentingan 6.Seringkali program tidak mungkin dilakukan perubahan secara cepat dan tepat

7.Hambatan birokrasi dan perlawanan politik untuk dilakukan perubahan

8.Pelaksanaan teknik sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik 9.Birokrasi beroperasi pd hal2 yg irasional


(16)

Berapa harga pelayanan yg harus dibebankan ke publik?

Pemerintah harus menentukan berapa beban yang pantas dan wajar

Biasanya beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut (full cost recovery)

Namun untuk menghitung biaya total mengalami kesulitan, karena: 1.Total cost tidak diketahui secara tepat

2.Sulit mengukur jumlah yg dikonsumsi (secara individu)

3.Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan publik untuk membayar 4.Tidak ada batasan biaya2 apa saja yg harus dibebankan

“Biasanya pelayanan gratis kualitas pelayanannya kurang memuaskan disebabkan

insentif yg rendah”

HARGA PELAYANAN PUBLIK

(CHARGING FOR SERVICE)

Marginal cost=harga (biaya) pelayanan

(marginal cost adalah biaya yg dibutuhkan untuk

memberikan pelayanan)


(17)

Maksud pengukuran kinerja sektor publik

1. Dapat membantu memperbaiki kinerja pemerintah (fokus pd tujuan dan sasaran program unit kerja) 2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumberdaya dan pembuatan keputusan 3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan memperbaiki

komunikasi antar lembaga publik

Tujuan sistem pengukuran kinerja

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and buttom up)

2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi

3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi goal congruence

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yg rasional


(18)

Informasi yg digunakan dlm pengukuran kinerja

1. Finansial diukur berdasarkan pd anggaran yg dibuat (Penilaian dilakukan dgn menganalisis varians /selisih/perbedaan antara kinerja aktual dgn yg dianggarkan)

2. Non-finansial Teknik pengukuran kinerja dgn Balanced Scorecard yg melibatkan 4 aspek:

a. Perspektif finansial (financial perspective)

b. Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective)

c. Perspektif efiisiensi proses internal (internal process efficiency)

d. Perspektif pemebelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)

Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci atau biasa disebut sebagai Key Success Factor, Key Result Factor

Variabel Kunci Variabel yg mengindikasikan faktor2 yg menjadi sebab kesuksesan organisasi


(19)

Karakteristik Variabel Kunci (Key Succes Factors/KSF)

1. Menjelaskan fantor pemicu keberhasilan/kegagalan organisasi

2. Sangat

volatile

dan dapat berubah dgn cepat

3. Perubahannya tidak dapat dipridiksi

4. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera

5. Variabel tsb.dapat diukur, baik secara lsg maupun ukuran antara (surrogate)

Co.: Ukuran antara tentang “Kepuasan Masyarakat” ukuran antaranya sbg variabel kunci

misalnya jumlah aduan, tuntutan dan demonstrasi

Penentuan Indikator Kinerja melalui pengukuran Kinerja dgn mengidentifikasi KSF

dapat berbentuk:

1. Faktor keberhasilan utama (critical succes factors/csf) area yg mengidentifikasikan

kesuksesan kinerja orgnasisasi

2. Indikator kinerja kunci (key performance indicator) sekumpulan indikator yg

dapat dianggap sbg ukuran kinerja kunci baik finasial/non finansial . Indikator ini dapat

digunaka pimpinan untuk mendeteksi dan capaian kinerja


(20)

Pertimbangan dalam penentuan indikator kinerja

1. Biaya pelayanan (cost of service)

2. Penggunaan (utilization)

3. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

4. Cakupan pelayanan (coverage)

5. Kepuasan (satisfaction)

Pengertian ukuran kinerja dan indikator kinerja

Ukuran kinerja penilaian kinerja secara langsung

Indikator kinerja penilaian kinerja secar tidak langsung (yg merupakan indikasi2

kinerja)


(21)

Contoh Variabel Kunci

PENGUKURAN KINERJA

Dinas/ Unit Kerja

Variabel Kunci

Rumah Sakit dan Hotel Tingkat hunian kamar

Puskesmas Jumlah pasien yg dilayani per hari

PLN KWH yg terjual

Telkom Jumlah pulsa yg terjual

PDAM Jumlh debit air yg terjual

DLLAJ Kapasitas tempat duduk angkutan umum

PU Panjang jalan yg diperbaiki

Kepolisian Jumlah kriminalitas yg tertangani

Jumlah kecelakaan lalu lintas

DPR/DPRD Jumlah RDP yg dilakukan

Jumlah peraturan yg dibahas


(22)

Indikator Kinerja

(Ada di slide IK dan IKU)


(23)

23

VISI

MISI

TUJUAN

SASARAN

KEBIJAKAN

PROGRAM

KEGIATAN

INDIKATOR

KINERJA

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

TARGET

Perencanaa

n Kinerja

(Performance Planning)

OUTCOMES


(24)

24

Pelaporan Kinerja

Media pertanggungjawaban instansi

pemerintah untuk menjelaskan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan

mengenai keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan rencana organisasi dalam

rangka mencapai sasaran dan tujuan


(25)

25

Tujuan Pelaporan Kinerja

AKUNTABILITAS:

Mempertanggungjawabkan

pelaksanaan perencanaan

KINERJA:

Umpan balik untuk meningkatkan

kinerja


(26)

Pokok-pokok perbedaan antara PP 24 Tahun

2005 dan PP 71 tahun 2010

•Kerangka konseptual

•PSAP 01 dan PSAP 02

•PSAP 03 s.d. PSAP 07

•PSAP 08 s.d. PSAP 11

•PSAP 12 tentang Laporan Operasional


(27)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

I Kerangka konseptual

16 Penyusutan aset tetap

Aset yang digunakan pemerintah, kecuali

beberapa jenis aset tertentu seperti

tanah, mempunyai masa manfaat dan

kapasitas terbatas.

Seiring dengan penurunan kapasitas dan

manfaat dari suatu aset dilakukan

penyesuaian nilai

19 Kebutuhan informasi tentang

kegiatan operasional pemerintah

serta posisi kekayaan dan kewajiban

dapat dipenuhi dengan lebih baik dan

memadai apabila didasarkan pada

basis akrual, yakni berdasarkan

pengakuan munculnya hak dan

kewajiban, bukan berdasarkan pada

arus kas semata.

Tidak ada PSAP seperti No. 16

Tidak ada PSAP seperti No. 19


(28)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

I Kerangka konseptual

Namun, apabila terdapat ketentuan

perUUan yang mengharuskan

penyajian suatu lapkeu dengan

basis kas, maka lapkeu dimaksud

wajib disajikan demikian

21 Entitas akuntansi merupakan unit

pada pemerintahan yang

mengelola anggaran, kekayaan,

dan kewajiban yang

menyelenggarakan akuntansi dan

menyajikan lapkeu atas dasar

akuntansi yang

diselenggarakannya

22 e Entitas pelaporan mempunyai

kewajiban melaporkan upaya2

yang telah dilakukan untuk

kepentingan:

- Evaluasi kinerja

(mengevaluasi kinerja entitas

-Tidak ada PSAP seperti No. 21


(29)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

I Kerangka konseptual

28 Komponen Lapkeu

a. Laporan Realisasi Anggran (LRA)

b. Laporan perubahan Saldo Anggran

Lebih (Laporan Perubahan SAL)

c. Neraca

d. Laporan Operasional (LO)

e. Laporan Arus Kas (LAK)

f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

g. Catatab atas LapKeu (CaLK)

II PSAP 01 Penyajian Lapkeu

2. Lapkeu untuk tujuan umum disusun

dan disajikan dengan basis akrual

Komponen Lapkeu

a. Laporan Realisasi Anggaran

b.Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan atas Lapkeu

2. Lapkeu untuk tujuan umum yang

disusun dan disajikan dengan basis kas

untuk pengakuan pos2 pendapatan,

belanja, transfer dan pembiayaan, serta

basis akrual untuk pengakuan pos2


(30)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

II PSAP 01 Penyajian Lapkeu

5. Basis akuntansi yang digunakan dalam

lapkeu pemerintah yaitu basis

akrual

115. Dalam hal entitas pelaporan belum

dapat menerapkan PSAP ini, entitas

pelaporan dapat menerapkan PSAP

berbasis kas menuju akrual paling

lama 4 tahun setelah tanhun

anggran 2010

5. Basis akuntansi yang digunakan

dalam lapkeu pemerintah yaitu basis

kas untuk pengakuan pendapatan,

belanja, transfer, dan pembiayaan dan

basis akrual untuk pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas dana


(31)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

II PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Tidak ada PSAP seperti No. 5

25. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat dikecualikan

Tidak ada PSAP seperti No. 63

65 Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah

berdasarkan kurs transaksi yaitu

5. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan lapkeu berbasis

akrual, tetap menyusun Laporan anggaran yang berbasis kas

Tidak ada PSAP seperti No. 25

63. Transaksi pendapatn, belanja dan pembiayaan berbentuk barang/jasa Tidak ada PSAP seperti No. 65


(32)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

II PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

65 . sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valas tersebut

66. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunkan untuk

transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka:

- transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi

- Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah

berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi

68. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 tahun setelah anggran 2010

Tidak ada PSAP seperti No. 66


(33)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

II PSAP 03 Laporan Arus Kas (LAK)

19 Dalam hal entitas bersangkutan masih membukukan penerimaan dan

pengeluaran dalam buku kas berdasarkan akun pelaksanaan anggaran maka laporan arus kas dapat disajikan dengan mengacu pada akun2 pelaksanaan angggran

(yang dimaksud akun2 pelaksanaan anggran adalah akun yang berhubungan dengan pendapatan, belanja, transfer,

pembiayaan dan transaksi non anggran yang dalam laporan arus kas

dikelompokkan menjadi aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran)

31. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jk. Panjang dan/atau pelunasan utang jk. Panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jk. Panjang dan utang jk. panjang

Tidak ada PSAP seperti No. 19


(34)

Perbedaan PP No. 71/2010 dengan PP No. 24/2005

PP No. 71 Tahun 2010

PP No 24 Tahun 2005

II PSAP 03 Laporan Arus Kas (LAK)

35. Aktivitas transitoris adalah aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan

Tidak ada PSAP seperti No. 55

64. Dalam hal entitas pelapran belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 tahun setekah tahun anggran 2010

Tidak ada PSAP seperti No. 35

55. Jika aprosiasi/otorisasi kredit anggaran disusun dengan basis kas, laporan arus kas dapat membantu pengguna dalam

memahami hubungan antar aktivitas pelaporan atau program dan informasi pengangggaran pemerintah


(35)

Basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi dan

peristiwa

itu

terjadi,

tanpa

memperhatikan saat kas/ setara kas

diterima/ dibayar


(36)

Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komite

Konsultatif KSAP, dengan ditetapkannya PP 71

Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun

2005 dinyatakan

tidak berlaku lagi

.

Namun

,

meski sudah dinyatakan tidak berlaku secara

substansial

PP 24 Tahun 2005 masih

dilaksanakan dalam rangka proses transisi

penyusunan laporan keuangan berbasis kas

menuju akrual

kepada penyusunan laporan

keuangan berbasis akrual penuh. Substansi PP 24

Tahun 2005 ini dinyatakan dalam Lampiran II PP

71 Tahun 2010 tentang SAP.


(37)

Acuan:

Acuan:

PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:

PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:

Cakupan:

Cakupan:

Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan

Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan

PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

PSAP No. 03 tentang Laporan Arus Kas

PSAP No. 03 tentang Laporan Arus Kas

PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan

PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan

PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan

PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan

PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi

PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi

PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban

PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban

PSAP No. 10 tentang koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntnasi dan

PSAP No. 10 tentang koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntnasi dan

Peristiwa Luar Biasa

Peristiwa Luar Biasa

PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAP N0. 12 tentang Laporan Operasional (PP No. 71 Tahun 2010)

PSAP N0. 12 tentang Laporan Operasional (PP No. 71 Tahun 2010)


(38)

Merumuskan konsep yg mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan

pemerintah pusat dan daerah dengan tujuan sebagai acuan bagi:

a. penyusun standar akuntansi pemerintahan dlm melaksanakan tugasnya

b. penyusun laporan keuangan dlm menanggulangi masalah akuntansi yg belum

diatur dlm standar

c. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan

d. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yg disajikan

pada laporan keuangan yg disusun sesuai dengan standar akuntansi

pemerintahan

Kerangka konseptual ini berfungsi sbg acuan dlm hal terdapat masalah akuntansi

Yg belum dinyatakan dlm SAP


(39)

Membahas:

1.

Tujuan kerangka konseptual

2.

Lingkungan akuntansi pemerintah

3.

Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna

4.

Entitas pelaporan

5.

Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum

6.

Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yg menentukan manfaat

informasi dlm laporan keuangan, prinsip2 serta kendala informasi

akuntansi

7.

Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur2 yg membentuk

laporan keuangan

KERANGKA KONSEPTUAL

AKUNTANSI PEMERINTAHAN


(40)

Lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan

tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah:

Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yg diberikan:

- bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;

- sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah;

- adanya pengaruh proses politik;

- hubungan antara pembayaran pajak dgn pelayanan pemerintah.

Ciri keuangan pemerintah yg penting bagi pengendalian:

- anggaran sbg pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan sbg alat

pengendalian;

- investasi dlm aset yg tidak langsung menghasilkan pendapatan;

- kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tijuan pengendalian.


(41)

Pengguna lapkeu pemerintah:

- Masyarakat, - para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan

lembaga pemeriksa, - pihak yg memberi/berperan dlm

proses donasi, investasi dan pinjaman, - pemerintah

Kebutuhan informasi

- lapkeu pemerintah tdk dirancang untuk memenuhi kebutuhan

spesifik masing2 kelompok namun perlu mendapat perhatian

informasi tentang pajak karena pajak masih merupakan

sumber utama pendapatan pemerintah


(42)

Meliputi:

Pemerintah pusat;

Pemerintah daerah;

Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau

organisasi lainnya sesuai perUUan

tdk termasuk

perusahaan

negara/daerah

Pertimbangan dlm penetapan entitas pelaporan:

Syarat pengelolaan;

Pengendalian; terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan

misi tertentu, wewenang dan bentuk

pertanggungjawaban

Penguasaan.


(43)

o Peranan:

• Menyediakan informasi yg relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yg dilakukan oleh entitas selama satu periode;

• Membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yg telah ditetapkan;

• Menilai kondisi keuangan;

• Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi entitas pelaporan;

Membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perUUan

.

o Tujuan pelaporan keuangan:

• Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk mebiayai seluruh pengeluaran;

• Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumberdaya ekonomi dan alokasinya dgn anggran yg ditetapkan dan perUUan;

• Menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi yg digunakan dlm kegiatan entitas dan hasil2 yg dicapai;

• Menyediakan informasi bagaimana entitas mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

• Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas berkaitan dgn sumber2 penerimaan jk pendek/panjang termasuk pungutan pajak dan pinjaman; • Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas, apakah

mengalami kenaikan/penurunan, sbg akibat kegiatan yg dilakukan selama periode pelaporan


(44)

1.

Laporan realisasi anggaran (menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi&pemakaian sumber daya ekonomi yg dikelola pem. pusat/daerah yg

menggambarkan anggaran&realisasinya. Unsur yg dicakup: pendapatan,

belanja , transfer dan pembiayaan)

2.

Neraca

(Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas yg mencakup: aset,

kewajiban, dan ekuitas dana pada tgl. tertentu yg dimiliki entitas)

3.

Laporan arus kas (menyajikan informasi kas sehubungan dgn aktifitas

operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non

anggaran yg menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo

akhir kas pem. pusat/daerah pada periode tertentu)

4.

Catatan atas laporan keuangan

(Penjelasan naratif/rincian dari angka yg

tercantum dlm lap. Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Termasuk ungkapan kebijakan akuntansi yg dipergunakan dan ungkapan lain

untuk menghasilkan penyajian lapkeu secara wajar)

Selain itu entitas pelaporan diperkenankan menyajikan:

1.

Laporan kinerja keuangan

2.

Laporan perubahan ekuitas


(45)

Dasar Hukum:

• UUD RI

• UU di bidang keuangan negara

• UU APBN

• Peraturan perUUan yg mengatur ttg pemerintah daerah khususnya

keuangan daerah

• Peraturan perUUan yg mengatur perimbangan keuangan pusat dan daerah

• Ketentuan perUUan ttg pelaksanaan APBN/D

• Peraturan perUUan lainnya yg mengatur ttg keuangan pusat dan daerah

Asumsi Dasar:

• Asumsi kemandirian entitas

• Asumsi kesinambungan entitas

• Asumsi keterukuran dlm satuan uang

DASAR HUKUM DAN ASUMSI DASAR

PELAPORAN KEUANGAN


(46)

1.

Relevan informasi yg termuat didlmnya dapat

dihubungkan dgn maksud penggunanya

2.

Andal lapkeu bebas dr pengertian yg menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan fakta secara jujur dan dapat

diverifikasi serta netral (tidak berpihak untuk kebutuhan

pihak tertentu)

3.

Dapat dibandingkan dibandingkan dgn lapkeu periode

sebelumnya atau lapkeu entitas lainya

4.

Dapat dipahami informasi yg disajikan dlm lapkeu dapat

dipahami oleh pengguna

KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN

YG BERKUALITAS


(47)

1.

Basis akuntansi

2.

Prinsip nilai historis

3.

Prinsip realisasi

4.

Prinsip substansi mengungguli bentuk formal

5.

Prinsip periodisitas

6.

Prinsip konsistensi

7.

Prinsip pengungkapan lengkap

8.

Prinsip penyajian wajar

PRINSIP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH


(48)

Basis Kas pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan

dlm laporan realisasi anggaran

Basis Akrual pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dlm

neraca

Basis Kas

Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pd saat

kas/setara kas diterima/dibayar

Dalam kaitan lap.realisasi anggaran:

• pendapatan diakui pd saat kas diterima di Rek. Kas Umum

Negara/Daerah/Entitas pelaporan dan Entitas pelaporan tdk menggunakan

istilah “LABA”

• penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih/kurang untuk setiap

periode tergantung selisih antara penerimaan dan pengeluaran

• pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar/asing dlm

bentuk barang/jasa disajikan pd laporan realisasi anggaran

BASIS AKUNTANSI

(ACCOUNTING BASE)


(49)

Basis Akrual

Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pd saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas/setara kas diterima/dibayar

Dalam kaitan neraca:

Aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pd saat terjadinya

transaksi/kondisi lingkungan yg berpengaruh pd keuangan pemerintah,

tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima/dibayar

Entitas pelaporan yg menyajikan Laporan Kinerja Keuangan

menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dgn

menggunakan sepenuhnya

basis akrual

baik dalam pengakuan

pendapatan, belanja, pembiayaan maupun dalam pengakuan aset,

kewajiban dan ekuitas dana.

Namun

penyajian

Laporan Realisasi

Anggaran

tetap berdasarkan

basis kas


(50)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas/setara kas yg

dibayar/sebesar nilai wajar imbalan (cinsideration) untuk

memperoleh aset tsb pd saat perolehannya

Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yg

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban

dimasa yad dlm pelaksanaan kegiatan pemerintah

Dalam hal tidak terdapat nilai historis dapat digunakan nilai

wajar aset/kewajiban

NILAI HISTORIS

(HISTORICAL COST)


(51)

Pendapatan yg telah diotorisasikan dalam APBN akan

digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam

periode tersebut

REALISASI

(REALIZATION)


(52)

Informasi/transaksi harus disajikan secara wajar untuk itu perlu

dicatat dan disajikan sesuai dgn substansi dan realisasi ekonomi,

dan bukan hanya aspek formalnya saja.

Apabila substansi informasi/peristiwa lain tidak konsisten/berbeda

dgn aspek formalnya,maka hal tersebut harus diungkapkan

secara jelas dlm

Catatan atas Laporan Keuangan

SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL

(SUBSTANCE OVER FORM)


(53)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan

perlu dibagi menjadi periode2 pelaporan sehingga kinerja entitas

dapat diukur dan posisi sumber daya yg dimilikinya dapat

ditentukan.

Periode yg digunakan adalah

tahunan

namun

bulanan,triwulanan dan semesteran juga dianjurkan

PERIODISITAS

(PERIODICITY)


(54)

Penerapan metode akuntansi yg sama pada kejadian yg serupa

dari periode ke periode oleh entitas pelaporan.

Tidak berarti tidak boleh dilakukan perubahan metode akuntansi.

Metode dapat diubah dgn syarat metode yg baru tsb mampu

memberikan informasi yg lebih baik dibanding yg lama.

Pengaruh atas perubahan penerapan metode akuntansi harus

diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan

KONSISTENSI

(CONSISTENCY)


(55)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informsi yg

dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yg dibutuhkan oleh

pengguna dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face)

laporan keuangan/ catatan atas laporan keuangan

PENGUNGKAPAN LENGKAP

(FULL DISCLOSURE)


(56)

Laporan keuangan menyajikan dgn wajar

Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas

Laporan Keuangan

PENYAJIAN WAJAR

(FAIR PRESENTATION)


(57)

Tujuan Umum untuk memenuhi kebutuhan para pengguna

(masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, donator,

investor, kreditor dan pemerintah)

Beberapa istilah dlm Laporan Keuangan:

APBN

: rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yg disetujui DPR

APBD

: rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yg disetujui DPRD

Apropriasi

: anggaran yg disetujui DPR/D yg merupakan mandat kpd

presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran2 sesuai

tujuan yg telah ditetapkan

Arus Kas

: arus masuk dan keluar kas/setara kas pada BUN/D

Aset

: sumber daya ekonomi yg dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sbg

akibat dr peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dan atau sosial di

masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah, masyarakat dan

dapat diukur dlm satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yg

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber2 daya

yg dipelihara krn alasan sejarah dan budaya

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

(PERNYATAAN NO. 01)


(58)

Lanjutan

Aset tak berwujud:

aset non keuangan yg dapat diidentifikasi dan tdk mempunyai

wujud fisik serta dimiliki yg digunakan untuk menghasilkan brg/jasa/ digunakan

uktuk tujuan lain termasuk hak atas kekayaan intelektual

Aset tetap

: aset berujud yg mempunyai masa manfaat >12 bulan yg digunakan

dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan masyarakat umum

Belanja

: semua pengeluaran dr Rekening Kas Umum Negara/Daerah yg

mengurangi ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs.yg tdk akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah

Dana cadangan

: dana yg disisihkan untuk menampung kebutuhan yg memerlukan

dana relatif besar yg tdk dapat dipenuhi dlm 1 th anggaran

Ekuitas dana

: kekayaan bersih pemerintah yg merupakan selisih antara aset dan

kewajiban pemerintah

Investasi

: aset yg dimaksudkan utk memperoleh manfaat ekonomik misal: bunga,

deviden, royalty/manfaat sosial sehingga dpt meningkatkan kemampuan pemeri

ntah dlm pelayanan kpd masyarakat

Kas

: uang tunai dan saldo simpanan di bank yg setiap saat dpt digunakan

membiayai kegiatan pemerintah

Setara Kas

: investasi jk pendek yg sangat likuid yg siap dijabarkan menjadi kas

serta bebas dr risiko perubahan nilai yg signifikan

Kas negara

: tempat penyimpanan uang negara yg ditentukan oleh menkeu selaku

BUN utk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat

Kas daerah

: tempat penyimpanan uang daerah yg ditentukan oleh BUD utk


(59)

Lanjutan

Kewajiban:

utang yg timbul dr peristiwa masa lalu yg penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya pemerintah

Pembiayaan (financing

): setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan atau

pengeluaran yg akan diterima kembali baik pd th anggaran ybs maupun thn2

anggaran berikutnya yg dimaksudkan utk menutup defisit/memanfaatkan surplus

anggaran

Pendapatan

: semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yg menambah

ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs. Yg menjadi hak pemerintah dan

tdk perlu dibayar kembali oleh pemerintah

Persediaan

: aset lancar dlm bentuk brg/perlengakapan yg dimaksudkan utk

mendukung kegiatan operasional pemerintah dan brg2 yg dimaksudkan utk dijual/

diserahkan dlm rangka pelayanan kpd masyarakat

Piutang transfer

: hak suatu entitas pelaporan utk menerima pembayaran dr entitas

pelaporan lain sbg akibat perUUan

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA

): selisih lebih/kurang

antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/D selama periode pelaporan

Surplus/defisit

: selisih lebih/kurang anatara pendapatan dan belanja selama

periode pelaporan

Tanggal pelaporan

: tgl terakhir dr suatu periode pelaporan

Transfer

: penerimaan/pengeluaran uang dr suatu entitas pelaporan dr/kpd entitas

pelaporan lain termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil

Utang transfer

: kewajiban suatu entitas pelaporan utk melakukan pembayaran kpd


(60)

Pos2/akun2 minimal dlm neraca:

1. Aset Lancar:

 Kas dan setara kas

 Investasi jk pendek (deposito berjangka 3-12 bulan, surat berharga yg mudah diperjualbelikan)

 Piutang (pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi dan piutang lainnya)

 Persediaan (barang/perlengkapan yg dibeli dan disimpan utk digunakan)

 Investasi jk pendek (deposito berjangka 3-12 bulan)

2. Aset Nonlancar:

 Investasi jk panjang (investasi yg dimaksudkan utk dimiliki selama >12 bln yg meliputi:

Inv. Permanen penyertaan pemerintah pd persh negara/daerah, lembaga keuangan negara, BUMN, badan internasional dan badan hukum lain bkn milik negara; Inv

Nonpermanen pembelian SUN, penanaman modal dlm proyek pembangunan yg dpt dialihkan kpd pihak ketiga dan investasi nonpermanen lainnya)

 Aset tak berwujud

 Dana cadangan

3. Aset tetap

(aset berwujud yg mempunyai masa manfaat >12 bln yg digunakan dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan oleh masyarakat)

4. Kewajiban jk pendek

(kewajiban diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl. pelaporan)

5. Kewajiban jk panjang

(kwajiban diharapkan dibayar >12 bln setelah tgl.

pelaporan)

6. Ekuitas dana


(61)

Ekuitas dana (lanjutan):

Ekuitas dana lancar: selisih antara aset lancar dan kewajiban jk

pendek (SiLPA, cad. Piutang, cad. Persediaan dan dana yg hrs

disediakan utk pembayaran hutang jk pendek)

Ekuitas dana investasi: cerminan kekayaan pemerintah yg tertanam

dlm investasi jk panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi dgn

kewajiban jk panjang

Ekuitas dana cadangan: cerminan kekayaan pemerintah yg


(62)

Pernyataan standar akuntansi pemerintahan hanya berlaku

untuk laporan keuangan dan tidak untuk informasi lain yg

disajikan dlm suatu laporan tahunan/dokumen lainnya

Setiap komponen laporan keuangan harus memuat:

• Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya

• Cakupan lapkeu (satu entitas/konsolidasian dr beberapa entitas)

• Tgl. Pelaporan atau periode yg dicakup

• Mata uang pelaporan


(63)

Aset

:

Pengakuan: - pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh

pemerintah dan mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal

- pd saat diterima/kepemilikannya dan/kepenguasaanya berpindah

Pengukuran:

 Kas dicatat sebesar nilai nominal

 Inv. jk. pendek dicatat sebesar nilai nominal

 Piutang dicatat sebesar nilai nominal

 Persediaan dicatat sebesar: - biaya perolehan apabila dibeli

- biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi sendiri - nilai wajar apabila diperoleh dgn cara lain (donasi/rampasan)

 Inv. jk. panjang dicatat sebesar nilai biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yg terjadi utk memperoleh kepemilikan yg sah atas investasi tsb.

 Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan bila tdk memungkinkn maka nilai aset tetap didasarkan nilai wajar pd saat perolehan

 Aset moneter dlm mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dlm mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing dgn menggunakan kurs tengah bank sentral pd tgl. neraca


(64)

Kewajiban jk. Pendek/panjang

Pengakuan : kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan utk menyelesaikan

kewajiban yg ada sekarang dan perubahan atas kewajiban tsb.

mempunyai nilai penyelesaian yg dpt diukur dgn andal

Pengukuran: - dicatat sebesar nilai nominal

- kewajiban dlm mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dlm mata

uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs


(65)

Piutang dirinci: jumlah piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak terkait,

uang muka dan piutang transfer yg dirinci menurut sumbernya

Persediaan dirinci: sesuai standar yg mengaturnya

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dgn standar

yg mengaturnya

Utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya

Dana cadangan diklasifikasikan sesuai peruntukannya

Komponen ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar,

dana investasi dan dana cadangan

Pengungkapan kepentingan pemerintah dlm perusahaan

negara/daerah/lainnya adalah jumlah penyertaan yg diberikan, tingkat

pengendalian dan metode penilaian

Khusus dlm Catatan atas Lapkeu menjelaskan pula hal-hal sbb.:

Basis pengukuran yg digunakan dlm penyusunan lapkeu

Sampai sejauhmana kebijakan akuntansi yg berkaitan dgn ketentuan masa

transisi SAP diterapkan oleh entitas pelaporan

Setiap kebijakan akuntansi tertentu yg diperlukan untuk memahami lapkeu

PENGUNGKAPAN POS-POS DLM NERACA/

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


(66)

o Pendapatan dr kegiatan operasional

o Beban berdasarkan klasifikasi fungsional/ekonomi

o Surplus/defisit

Penambahan Pos-Pos dlm Lap. Kinerja Keuangan hrs

mempertimbangkan materalitas dan sifat serta fungsi komponen

pendapatan dan biaya

POS-POS MINIMAL YG DIUNGKAPKAN DLM

LAPORAN KINERJA KEUANGAN


(67)

SiLPA/SiKPA

Setiap pos penadapatn dan belanja beserta totalnya

Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan yg mendasar

POS-POS MINIMAL YG DIUNGKAPKAN DLM

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


(68)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini diterapkan dlm penyajian Laporan realisasi

anggaran yg disusun dan disajikan dgn menggunakan akuntansi berbasis

kas

• Entitas pelaporan yg menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan lapkeu

berbasis akrual, tetap menyusun Laporan Realisasi Anggaran yg berbasis

kas

Manfaat Informasi Realisasi Anggaran:

• Menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,

surplus/defisist dan pembiayaan dr suatu entitas pelaporan yg

dibandingkan dgn anggarannya

• Berguna bagi pengguna dlm mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas

pelaporan terhadap anggaran

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PERNYATAAN NO. 02


(69)

Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya

Cakupan entitas pelaporan

Periode yg dicakup

Mata uang pelaporan

Satuan angka yg digunakan

Informasi tsb. diidentifikasi secara jelas, dan diulang pd setiap

halaman laporan (jika dianggap perlu)

INFORMASI YG DISAJIKAN


(70)

o Pendapatan

o Belanja

o Transfer

o Surplus/defisit

o Penerimaan pembiayaan

o Pengeluaran pembiayaan

o Pembiayaan neto

o SiLPA/SiKPA


(71)

Klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dan rincian

lebih lanjut disajikan pd Catatan Atas Lapkeu

Klasifikasi belanja menurut jenis belanja

Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dlm Laporan

Realisasi Anggaran/ Catatan Atas Lapkeu

Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dlm Catatan atas

Lapkeu

INFORMASI YG DISAJIKAN DLM

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


(72)

Pendapatan diakui pd saat diterima di Rek Kas Umum Negara/daerah

Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan

Transfer masuk adalah penerimaan uang dr entitas pelaporan lain

(misal: pem. pusat/pem. provinsi)

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto yaitu dgn

membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya

Pengembalian yg sifatnya normal dan berulang (recuring) atas

penerimaan pendapatan pd periode penerimaan maupun periode

sebelumnya dibukukan sbg pengurang pendapatan

Koreksi dan pengembalian yg sifatnya tdk berulang (non recuring) atas

penerimaan pendapatan pd periode penerimaan pendapatan

dibukukan sbg pendapatan pd periode yg sama

Koreksi dan pengembalian yg sifatnya tdk berulang (non recuring) atas

penerimaan pendapatan pd periode sebelumnya dibukukan sbg

pengurang ekuitas dana lancar pd periode ditemukannya koreksi dan

pengembalian tsb.


(73)

 Belanja diakui pd saat terjadinya pengeluaran dr Rek Kas Umum Negara/daerah

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pd saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tsb. disahkan oleh unit yg mempunyai fungsi perbendaharaan

 Belanja diklasifikasikan menurut jenis belanja, organisasi dan fungsi

 Transfer keluar adalah pengeluaran uang dr entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain (misal: pengeluaran dana perimbangan oleh pem pusat dan dana bagi hasil oleh pem. daerah)

 Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yg terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sbg pengurang belanja pada peride yg sama dan apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan lain2

Contoh klasifikasi belanja:

 Jenis belanja: belanja operasi a.l: belanja peg., belanja brg, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial; belanja modal a.l: belanja aset tetap, belanja aset lainnya; belanja lainnya/tak

terduga: penanggulangan bencana alam, bencana sosial pengeluaran tak terduga lainnya

 Organisasi: belanja perkemen neg/lembaga, belanja sekretariat DPRD, setda pem prov/kab/kota, SKPD prov/kab/kota

 Fungsi: belanja pelayanan umum, pertahanan, ketertiban&keamanan, ekonomi,

perlindungan lingkungan hidup, perumahan&pemukiman, kesehatan, pariwisata&budaya, agama, pendidikan, perlindungan sosial


(74)

Penerimaan Pembiayaan: pinjaman, penjualan obligasi pemerintah,

hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali

pinjaman yg diberikan kpd fihak ketiga, penjualan investasi permanen

lainnya dan pencairan dana cadangan.

Akuntansi penerimaan pembiayaan berdasarkan azas bruto dan tidak

mencacat netonya

Pengeluaran Pembiayaan: pemberian pinjaman kpd fihak ketiga,

penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman,

pembentukan dana cadangan.

Pengeluaran pembiayaan diakui pd saat dikeluarkan dr Rekening Kas

Umum Negara/Daerah


(75)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini diterapkan dlm penyajian Laporan Arus Kas

sbg salah satu komponen Laporan Keuangan Pokok

• Pernyataan standar ini berlaku untuk penyusunan Lap Arus Kas

pem. pusat/daerah, satuan organisasi di lingk. pem. pusat/daerah

atau org. lain sesuai perUU-an kecuali perusahaan negara/daerah

yg standar akuntansinya diatur dlm SAK- IAI

Manfaat Informasi Lap. Arus Kas:

• Sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yad, menilai kecermatan

atas taksiran arus kas yg dibuat sebelumnya

• Alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar

selama periode pelaporan

• Bila dikaitkan dgn lap.keu lainnya, lap.arus kas memberikan

informasi yg bermanfaat bagi pengguna dlm mengevaluasi

perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan

dan struktur keuangan pem. (likwiditas dan solvabilitas)

LAPORAN ARUS KAS

PERNYATAAN NO. 03


(76)

Uraian dari SAP No. 03

LAPORAN ARUS KAS


(77)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini diterapkan pada Laporan

Keuangan untuk tujuan umum dan bukan untuk

tujuan entitas pelaporan

• Lap. Keu untuk tujuan umum adalah Lap.

dimaksudkan untuk memenuhi pengguna akan

informasi akuntansi keu yg lazim

• Pengguna: masyarakat, legislatif, lembaga

pengawas, pemeriksa, pihak yg

memberi/berperan dalam proses donasi,

investasi, dan pinjaman serta pem.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN NO. 04


(78)

Uraian dari SAP No. 04


(79)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini bertujuan untuk mengatur perlakuan

akuntansi dan informasi lainnya yg dianggap perlu disajikan

dlm lap.keu.

• Pernyataan standar ini ditrapkan dlm penyajian seluruh

persediaan dlm lap.keu utk tujuan umum, basis kas utk

pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer dan

pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2 aset,

kewajiban dan ekuitas

• Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.

pusat/daerah kecuali perusahaan negara/daerah yg standar

akuntansinya diatur dlm SAK- IAI

• Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pem.

pusat/daerah meliputi: definisi, pengakuan, pengukuran dan

pengungkapan

AKUNTANSI PERSEDIAAN

PERNYATAAN NO. 05


(80)

Uraian dari SAP No. 05


(81)

Pengertian/Kriteria/Pengakuan/Pengukuran Persediaan:

• Merupakan aset berwujud • Meliputi:

o brg/perlengkapan(supplies) yg digunakan utk operasional, co: brg konsumsi, amunisi, bahan pemeliharaan, suku cadang, persediaan utk tujuan strategis/berjaga-jaga (minyak, beras), pita cukai dan leges;

o bahan/perlengkapan (supplies) yg digunakan utk proses produksi, co: bahan baku; o brg dlm proses produksi yg dimaksudkan utk dijual/diserahkan kpd masyarakat, co: brg

setengah jadi;

o brg yg disimpan utk dijual/diserahkan kpd masyarakat, co: tanah/bangunan, hewan dan tanaman

• Persediaan rusak/usang tdk dilaporkan dlm neraca tetapi diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu

• Pengakuan:

o diakui pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pem.

o diakui pd saat diterima/hak kepemilikannya dan atau kepengawasannya berpindah o persediaan akhir dicatat berdasarkan hasil opname fisik

o persediaan bhn baku dan perlengkapan yg dimiliki proyek swakelola dan dibebankan kesuatu perkiraan aset konstruksi dlm pengerjaan tidak dimasukkan sbg “Persediaan”

• Pengukuran:

o biaya perolehan apabila diperoleh dgn pembelian

o biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi sendiri

o nilai wajar apabila diperoleh dgn cara lainnya, seperti donasi/rampasan

o biaya perolehan meliputi: harga pembeliaan, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yg secara langsung dpt dibebanka pd perolehan persediaan (misal: pot. harga, rabat) o nilai pembelian yg digunakan adalah biaya perolehan persediaan yg terakhir diperoleh

o brg persediaan yg memiliki nilai nominal yg dimaksudkan utk dijual (misal: cukai) dinilai dgn biaya perolehan terakhir


(82)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini harus ditrapkan dlm penyajian

seluruh investasi pem. Dlm lap.keu untuk tujuan umum dan

basis kas utk pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer

dan pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2

aset, kewajiban dan ekuitas

• Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.

pusat/daerah dan lap.keu konsolidasian kecuali perusahaan

negara/daerah yg standar akuntansinya diatur dlm SAK- IAI

• Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi jk.

pendek/panjang meliputi: saat pengakuan, klasifikasi,

pengukuran dan metode penilaian investasi, serta

pengungkapan pd lap.keu.

• Pernyataan standar ini tidak mengatur: investasi dlm persh

asosiasi, kerjasama operasi dan investasi dlm properti

AKUNTANSI INVESTASI

PERNYATAAN NO. 06


(83)

Uraian dari SAP No. 06

AKUNTANSI INVESTASI


(84)

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Investasi

Alasan Pem. Investasi:

memanfaatkan surplus anggaran utk memperoleh pendapatan dlm jk panjang dan

memanfaatkan dana yg belum digunakan utk investasi jk pendek dlm rangka manajemen kas

Jenis Investasi:

Pembelian srt hutang jk pendek/panjang, instrumen ekuitas

Klasifikasi Investasi:

Investasi jk pendek (kel. Aset lancar: deposito max 12 bln, SUN, SBI) dan jk. panjang (kel. aset nonlancar: - permanen: penyertaan modal pem. pd persh. negara, badan internasional, BUMN/D; - Nonpermanen: pemb. obligasi/srt utang jk. panjang, penanaman modal dlm proyek pembangunan yg dpt dialihkan pd fihak ketiga, dana yg disisihkan pem. utk dana revolving kpd masyarakat, penyertaan modal utk penyehatan perekonomian)

Yang tidak termasuk dlm Inv. Jk. Pendek:

Pembelian srt berharga utk menambah kepemilikan modal saham pd badan usaha; pembeliaan srt berharga yg dikeluarkan oleh lembaga dlm negeri/luar negeri utk menunjukkan partisipasi pem; srt berharga yg tdk dimaksudkan utk dicairkan dlm memenuhi kebutuhan kas jk pendek

Jenis Inv. Jk. Panjang:

Permanen ( inv. jk. panjang yg dimaksudkan utk dimiliki secara berkelanjutan) dan Non Permanen (inv. jk. panjang yg dimaksudkan utk dimiliki secara tdk berkelanjutan) Pengertian berkelanjutan atau tdk berkelanjutan: inv. dimaksud utk dimiliki secara terus menerus tanpa ada niat utk memperjualbelikan/menarik kembali atau ada niat utk memperjualbelikan/menarik kembali

Pengakuan:

Pengeluaran kas/aset dpt diakui sbg investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:

- kemungkinan manfaat ekonomik dan sosial atau jasa potensial dimasa yad atas suatu investasi tsb dpt diperoleh pem.

-Nilai perolehan/niali wajar investasi dpt diukur secara memadai (reliable)

Pengukuran:

Nilai pasar/wajar, biaya perolehan, nilai nominal (deposito)

Metode penilaian investasi:

Metode biaya (dicatat sebesar nilai perolehan); metode ekuitas (biaya perolehan+/_bag. laba/rugi setelah tgl perolehan); metode nilai bersih yg dpt direalisasikan (kepemilikan yg akan


(85)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini harus ditrapkan oleh seluruh unit

pemerintah yg menyajikan keu untuk tujuan umum dan mengatur

ttg perlakuan, pengakuan, penilaian penyajian dan pengungkapan

yg diperlukan kecuali bila pernyataan standar akuntansi

pemerintahan lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yg

berbeda

• Pernyataan standar ini tidak diterapkan untuk:

o Hutan dan sumber daya alam yg dpt diperbaharui (regenarative

natural resources)

o Kuasa pertambangan, ekplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas

alam dan sumber daya alam serupa yg tdk dpt diperbaharui ( non-

regenarative natural resources)

• Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yg digunakan untuk

mengembangkan/memelihara aktivitas/aset yg tercakup dalam

regenarative natural resources dan non- regenarative natural

resources dan dpt dipisahkan dr aktivitas/aset tsb

AKUNTANSI ASET TETAP

PERNYATAAN NO. 07


(86)

Uraian dari SAP No. 07

AKUNTANSI ASET TETAP


(87)

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap meliputi:

Aset tetap yg dimiliki oleh entitas pelaporan termasuk aset tetap yg dimanfatkan oleh entitas lainnya dan hak atas tanah

Yg tdk termasuk aset tetap aset yg dikuasai utk dikonsumsi dlm operasi pemerintah (misal: bahan dan perlengkapan)

Klasifikasi Aset Tetap:

Tanah (tanah yg diperoleh dgn maksud dipakai dlm kegiatan operasional pem dan dlm kondisi siap dipakai); Peralatan dan Mesin( meliputi mesin2 dan kendaraan bermotor, alat elektronik dan seluruh inventaris kantor yg masa manfaatnya lebih dr 12 bln dan dlm kondisi siap pakai); Gedung dan Bangunan( gedung dan bangunan yg diperoleh dgn maksud utk dipakai dlm kegiatan pem. dan siap dipakai); Jalan, Irigasi dan Jaringan (yg dimiliki dan atau dikuasai pem.dan siap dipakai); Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi dlm Pengerjaan

Pengakuan:

Diakui sbg aset tetap, aset tsb hrs berwujud dan memenuhi kriteria: masa manfaat >12 bln; biaya perolehan dpt diukur secara andal; tidak dimaksudkan utk dijual dlm operasi normal entitas; dan diperoleh/dibangun dgn maksud utk digunakan

Pengukuran:

Biaya perolehan, nilai wajar saat perolehan

Biaya perolehan aset tetap yg dibangun dgn cara swakelola meliputi biaya langsung tenaga kerja, bahan baku, biaya tdk langsung termasuk biaya perencanaan, pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yg terjadi berkenaan pembangunan aset tetap tsb.

Pertukaran Aset (Exchanges of assets):

Suatu aset tetap dpt diperoleh melalui pertukaran/pertukaran sebagian aset tetap yg tdk serupa/aset lainnya. Nilai aset diukur berdasarkan nilai wajar atas aset yg diperoleh yaitu dgn ekuivalen atas nilai aset yg dilepas setelah disesuaikan dgn jumlah setiap kas/setara kas yg ditransfer/diserahkan

Aset Donasi

Dicatat sebesar nilai wajar pd saat perolehandan penyerahan aset tetap tsb. sangat andal apabila didukung dgn bukti perpindahan kepemilikan, misal: akta hibah. Perolehan aset tetap donasi diakui sbg pendapatan pem. dan belanja modal dgn jumlah yg sama dlm realisasi anggaran

Tidak termasuk perolehan aset donasi apabila penyerahan aset tetap tsb. Berkaitan dgn kewajiban kpd pem. Dan aset tetap tsb. diperlakukan seperti perolehan aset tetap dgn pertukaran

Aset Bersejarah (Heritage Assets)

Tidak harus disajikan di Neraca namun aset tsb. harus diungkap dlm Catatan atas Lapkeu

Biaya utk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan sbg belanja saat terjadinya pengeluaran tsb

Beberapa aset bersejarah memberikan potensi manfaat kpd pem. misal: museum digunakan untuk perkantoran maka aset bersejarah tsb. diperlakukan sbg aset tetap


(1)

Ruang Lingkup:

• Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh

seluruh unit pemerintahan yg menyajikan lapkeu

utk tujuan umum dan mengatur ttg perlakuan

akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan yg diperlukan

• Pernyataan standar ini mengatur kewajiban pem.

Jk.pendek maupun jk. panjang yg timbul dr

hutang dlm negeri/luar negeri

• Pernyataan ini tidak mengatur:

o Akuntansi kewajiban diestimasi dan kontinjensi

o Akuntansi instrumen derevatif dan akifitas lindung nilai

o Transaksi dlm mata uang asing yg timbul diluar aktifitas

dr pinjaman dlm mata uang asing

KEWAJIBAN


(2)

Uraian dari SAP No. 09

KEWAJIBAN


(3)

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Kewajiban

Karakteristik

 Pem. mempunyai kewajiban yg sampai saat ini dlm penyelesaian yg mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yad

 Kewajiban muncul krn penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dr masyarakat, lembaga keuangan, entitas pem. lain, lembaga

internasional, perikatan dgn peg yg bekerja pd pem, kewajiban kpd masyarakat luas (kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dr wp, alokasi/realokasi pendapatan keentitas lainnya, atau kewajiban dgn pemberi jasa lainnya)

Klasifikasi

 Kewajiban jk. pendek: kewajiban yg diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl pelaporan

 Kewajiban jk. panjang: kewajiban yg diklasifikasi di luar jk. pendek

Pengakuan

 Lapkeu utk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yg diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekomomi akan dilakukan/telah dilakukan utk menyelesaikan kewajiban yg ada saat ini dan perubahan atas kewajiban tsb. Mempunyai nilai penyelesaian yg dapat diukur dgn andal

 Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima dan atau pd saat kewajiban timbul:

o transaksi pertukaran (exchange transactions)

oTransaksi tanpa pertukaran (non- exchange transactions)

oKejadian yg berkaitan dgn pem. (government-related event) kewajiban timbul oKejadian yg diakui pem. (government- acknowledged event)

Pengukuran

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal mencerminkan kewajiban pem. pd saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yg tertera dlm SUN

 Hutang Pada Fihak Ketiga (PFK) pd saat pem. menerima hak atas brg, termasuk brg dlm perjalanan yg telah menjadi haknya, pem. hrs mengakui kewajiban atas jumlah yg blum dibayarkan utk brg tsb.

 Jumlah kewajiban kpd unit pemerintahan hrs dipisahkan dgn nonpemerintahan

Penyelesaian kewajiban sebelum jt

 Utk sekuritas utang pem. yg diselesaikan sebelum jt krn adanya fitur utk ditarik oleh penerbit (call feature) dr sekuritas tsb/krn memenuhi persyaratan utk penyeleaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali dan nilai tercatat netonya hrs diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag. dr pos kewajiban yg berkaitan

Tunggakan

 Jumlah tunggakan atas pinjman pem. hrs disajikan dlm bentuk daftar umur (aging schedule) kreditur pd Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan kewajiban


(4)

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Kewajiban (lanjutan)

Restrukturisasi utang

Restrukturisasu utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur hrs mencatat dampak restrukturisasi secara

prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tdk boleh mengubah nilai tercatat utang pd saat restruturisasi

kecuali jika nilai tercatat tsb melebihi jlh pembayran kas masa depan yg ditetapkan dgn persyratan baru. Informasi

tsb hrs diunkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan pos terkait

Jika jml pembayaran kas masa depan sbgaimana dipersyaratkan dlm persyaratan utang termasuk pembayaran utk

bunga maupun pokok utang lebih rendah dr nilai yg tercatat, maka debitur hrs mengurangi nilai tercatat utang ke

jumlah yg sama dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg ditentukan dlm persyaratan baru. Hal tsb

hrs diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos kewajiban yg berkaitan

Entitas tdk boleh mengubah niali yg tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran

kasa masa depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nilai

tercatat utang

Entitas tdk boleh mengubah nilai tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran kas

masa depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nialai tercatata

utang

Penghapusan Utang

Yaitu pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kpd debitur, baik sbgn/seluruhnya, sesuai perjanjian formal

diantara keduannya

Penyelesaian utang di bawah nilai yg tercatat dan dilakukan dgn pengeluaran kas, maka maka debitur hrs

mengurangi nilai tercatat utang ke jumlah yg sama dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg

ditentukan dlm persyaratan baru. Hal tsb hrs diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos

kewajiban yg berkaitan

Biaya yg berhubungan dgn utang pem.

Biaya pinjaman (bunga, amortisasi diskonto/premium) yg secara langsung dpt diatribusikan dgn perolehan/produksi

suatu aset tertentu (qualifying asset) hrs dikapitalisasi sbg bag dr biaya perolehan aset tertentu tsb

Apabila suatu dana dr pinjaman yg tdk secara kusus digunakan utk perolehan aset maka biaya pinjaman yg hrs

dikapitalisasi ke aset tertentu hrs dihitung berdasarkan rata2 tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya

seluruh aset tertentu yg berkaitan selama periode pelaporan


(5)

Ruang Lingkup

 Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh seluruh entitas pelaporan dlm menyusun lapkeu yg menckup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk BLU, yg berada di bawah pem. pusat/daerah

Koreksi kesalahan

 Kesalahan timbul krn sifat kejadian

 Kesalahan yg tdk berutang (yg terjadi dlm periode berjalan dan periode sebelumnya);

 Kesalahan yg berutang dan sistematik (yg terjadi krn sifat alamiah/normal co.:ada penerimaan pajak dr wp yg memerlukan koreksi krn ada restitusi pajak)

 Setiap kesalahan hrs segera dikoreksi

 Koreksi kesalahan yg tdk berutang yg terjadi pd periode2 sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas maupun tidak, dilakukan pembetulan pd pos ybs dlm periode berjalan

 Akibat koreksi kesalahan hrs diungkap dlm Catatan atas Lapkeu

 Kesalahan berutang dan sistematik tdk memerlukan koreksi, tapi dicacat pd saat kejadian

Perubahan kebijakan akuntansi

 Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan apabila penerapan penerapan kebijakan akuntansi berbeda yg diwajibkan oleh perUUan/standar akuntansi pem yg berlaku/apabila diperkirakan bahwa perubahan tsb akan mengahsilkan informasi mengenai posis keuangan, kinerja keuangan/arus kas yg lebih relevan dan lebih andal dlm penyajian lapkeu entitas

 Perubahan akuntansi tidak mencakup:

 Adopsi kebijakan akuntansi pd peristiwa/kejadian yg secara substansi berbeda dr peristiwa/kejadian sebelumnya

 Adopsi kebijkan akuntansi baru utk kejadian/transaksi yg sebelumnya tdk ada/tdk material

Peristiwa luar biasa

 Suatu kejadian/transaksi yg secara jelas berbeda dr aktifitas biasa (hanya peristiwa2 yg belum pernah/jarang terjadi sebelumnya)

 Suatu kejadian yg sukar diantisipasi krn tdk tercermin dlm anggaran

 Suatu kejadian yg berada di luar kendali/pengaruh entitas

 Suatu peristiwa yg tidak menyerap porsi signifikan dr anggaran belanja tak tersangak/anggaran belanja lain tidak termasuk dalam peristiwa luar biasa tapi sebaliknya apabila menyerap 50%/lebih sehingga diperlukan pergeseran mata anggaran belanja yg lain maka peristiwa tsb sbg peristiwa luar biasa

 Persyaratan peristiwa tergolong peristiwa luar biasa:

 Tidak merupakan kegiatan normal dr entitas

 Tidak diharapkan terjadi dan tdk diharapkan terjadi berutang

 Berada di luar kendali/pengaruh entitas

 Memiliki dampak yg signifikan terhadap realisasi anggran/posisi aset/kewajiban

 Hakekat, jumlah dan pengaruh yg diakibatkan peristiwa luar biasa hrs diungkapkan secara terpisah dlm Catatan atas Lapkeu

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN

PERISTIWA LUAR BIASA


(6)

Ruang Lingkup

:

 Lapkeu utk tujuan umum dr unit pemerintahan yg ditetapkan sbg entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi agar mencerminkan satu kesatuan entitas

 Lapkeu konsolidasian pd pem pusat sbg entitas pelaporan mencakup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk lapkeu BLU

 Pernyataan standar ini tidak mengatur:

 Lapkeu konsolidasi persh negara/daerah

 Akuntansi utk investasi dlm persh asosiasi

 Akuntansi utk investasi dlm usaha patungan (joint venture)

 Laporan statsitik gabungan pem pusat dan pem daerah

Penyajian Lapkeu Konsolidasian

 Terdiri dari Lap. Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas Lapkeu

 Lapkeu konsolidasian disajikan utk periode yg sama dgn periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dgn periode sebelumnya

 Pem pusat menyampaikan lapkeu konsolidasian dr semua Kemneg/LPND kpd lembaga legislatif

Entitas pelaporan

 Entitas tsb dibiayai APBN/D/ mendapat pemisahan dr anggaran

 Entitas tsb dibentuk dgn perUU-an

 Pimpinan entitas tsb adalah pejabat pem yg diangkat/pejabat negara yg ditunjuk/yg dipilih rakyat dan entitas tsb membuat pertanggungjawaban baik langsung/tdk langsung kpd wakil rakyat sbg pihak yg menyetujui anggaran

Entitas Akuntansi

 Pengguna anggaran/barang dan menyampaiakn lapkeu sehubungan dgn anggaran/brg yg dikelolanya yg ditujukan kpd entitas pelaporan

 Perusahaan negara/daerah merupakan entitas akuntansi namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak menggunakan SAP

BLU

 Menyelenggarakan pelayanan umum, memungut dan menerima serta menbelanjakan dana masyarakat yg diterima berkaitan dgn pelayanan yg diberikan, tetapi tdk dibentuk badab hukum sbgmna kekayaan negara yg dipisahkan

Prosedur Konsolidasian

 Menggabungkan dan menjumlahkan pos yg diselnggarakan oleh entitas pelaporan dgn entitas pelaporan lainnya dgn/tanpa mengeliminasi pos timbalbalik (reciprocal accout)

 Lapkeu BLU digabungkan pd Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg membawahinya dgn ketentuan:

 Lap Realisasi Anggran BLU digabungkan secara bruto kpd laporan realisasi anggaran Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya

 Necara BLU digabungkan kpd neraca Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERNYATAAN NO. 11