Tujuan Arah, Strategi dan Jenis Kegiatan

4 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok BAB II DEFINISI Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk 1. cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Eabacum, Nicotiana Rustica, tembakau sintetis atau spesies tembakau lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Produk Tembakau adalah suatu produk yang mengandung 2. keseluruhan atau sebagian tembakau dan dimaksud untuk dibakar, dihirup atau dikunyah. Kawasan Tanpa Rokok KTR adalah area yang dinyatakan 3. dilarang untuk berbagai hal menyangkut rokok baik itu penggunaan, kegiatan produksi, penjualan, iklan, penyimpanan atau gudang, promosi dan sponsorship rokok. KTR mencakup: Fasilitas pelayanan kesehatan - Fasilitas pelayanan sosial - Tempat proses belajar mengajar - Tempat bermain anak-anak - Tempat ibadah - Kantor dan Sekretariat Muhammadiyah dan Ortomnya - Penerapan KTR adalah setiap kegiatan atau serangkaian 4. kegiatan memberlakukan suatu area terlarang untuk kegiatan penggunaan, kegiatan produksi, penjualan, iklan, penyimpanan Di Lingkungan Muhammadiyah | 5 atau gudang, promosi dan sponsorship rokok. Pengembangan KTR adalah setiap kegiatan atau serangkaian 5. kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan, memperluas area KTR danatau meningkatkan kualitas lingkungan area KTR. Zat Adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat 6. menimbulkan ketergantungan psikis. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari 7. resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, dalam bentuk fisik, kimia atau biologis dan perilaku. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin 8. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan Khusus adalah perlindungan yang diberikan 9. kepada anak dalam situasikondisi khusus antara lain yang menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. AROL Asap Rokok Orang Lain adalah asap yang keluar dari 10. rokok yang menyala atau dari produk tembakau lain, yang biasanya merupakan asap yang dihembuskan oleh perokok dari muluthidung perokok Udara Bebas Asap Rokok adalah udara yang 100 bebas dari 11. asap rokok termasuk udara dimana asap rokok tidak bisa dilihat, dicium, dirasakan ataupun diukur. Merokok adalah kegiatan untuk menyalakan produk tembakau 12. terlepas baik asapnya di isap atau tidak. Tempat Umum adalah semua tempat tertutup yang dapat 13. diakses oleh masyarakat umum danatau tempat yang dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat, 6 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok terlepas dari kepemilikan atau hak untuk menggunakan. Tempat Kerja adalah tempat tertutup yang digunakan untuk 14. bekerja dengan mendapatkan konpensasi normal Upah Gaji termasuk tempat-tempat lain di dalamnya yang digunakan dilintasi oleh pekerja. Ruang Tertutup adalah tempat atau ruang yang ditutup oleh 15. atap dan dibatasi oleh satu dinding atau lebih terlepas dari material yang digunakan dan struktur yang permanen atau sementara. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah fasilitas untuk 16. memberikan layanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Klinik, Rumah Bersalin, dan sejenisnya Tempat Proses Belajar Mengajar adalah fasilitas berlangsungnya 17. proses belajar mengajar baik formal seperti PAUD, TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, maupun tempat non-formal seperti TPA atau TQA dan lain sebagainya. Tempat Ibadah adalah fasilitas untuk menjalankan ibadah 18. dan kegiatan keagamaan seperti Masjid maupun Mushola dan forum pertemuan atau pengajian. Kantor dan Sekretariat Muhammadiyah dan Ortom adalah pusat 19. kegiatan Persyarikatan Muhammadiyah danatau organisasi otonomnya dari tingkat ranting hingga tingkat pusat. Fasilitas Amal Usaha Ekonomi adalah fasilitas yang terkait 20. dengan kegiatan pemberdayaan ekonomi seperti BMT, Koperasi dan lain sebagainya. Penanggung Jawab Pelaksanaan KTR adalah Pimpinan kantor 21. dan sekretariat Muhammadiyah, Ortom dan fasilitas amal usaha. Di Lingkungan Muhammadiyah | 7 BAB III BAHAYA ASAP ROKOK ORANG LAIN Asap rokok tidak hanya membahayakan bagi perokok, namun dapat membahayakan bagi orang yang berada di sekitarnya atau perokok pasif ini. Asap rokok orang lain terdiri dari asap rokok utama yang dihembuskan dari mulut perokok yang mengandung 25 kadar bahan berbahaya dan asap rokok sampingan dari ujung rokok yang dibakar side stream yang mengandung 75 kadar bahan lainnya Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 jenis senyawa kimia. Sekitar 400 jenis di antaranya merupakan zat beracun berbahaya dan 69 jenis tergolong zat penyebab kanker karinogenik Surgeon General, 2010. Asap rokok orang lain merupakan zat kompleks berisi campuran gas, partikel halus yang dikeluarkan dari pembakaran rokok. Bagi orang yang tidak merokok dan menghirup asap rokok yang dihisap orang lain mempunyai resiko yang sama dengan yang merokok U.S. Department of Health and Human Services, 2006. Penelitian ini menambahkan bahwa dampak kesehatan asap orang lain terhadap orang dewasa antara lain meyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah, resiko kanker paru sebesar 20-30 IARC, 2004 dan kanker payudara serta berbagai gangguan saluran pernafasan. Perempuan yang tinggal bersama perokok mempunyai 8 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok resiko tinggi terkena kanker payudara WHO, 2007. Studi terhadap akibat asap rokok orang lain di kantor yang tidak menerapkan KTR ditemukan rata-rata kadar zat karsinogen BenzoaPyrene yang dihisap karyawan telah berada pada tingkat bahaya sedang sampai dengan tinggi Warouw Suryati, 2009 dan tidak ada batas aman untuk pemaparan asap rokok orang lain. Asap rokok dapat berbahaya bagi bayi dalam kandungan ibu yang merokok atau ibu hamil yang berada dalam ruangan berasap rokok dari orang lain Bertone, Snyder, Moore, 2002. Hasil penelitian tentang bayi dan anak-anak yang terpaparkan asap rokok dimana salah satu orang tuanya adalah perokok menunjukkan bahwa asap rokok dapat menyebabkan kematian mendadak, infeksi saluran pernafasan bawah ISPA, asthma, bronchitis dan infeksi telinga bagian tengah dan dapat berlanjut akan hilangnya pendengaran Surgeon General, 2010. Selain dampak kesehatan, asap rokok orang lain dapat berdampak terhadap ekonomi individu, keluarga dan masyarakat akibat hilangnya pendapatan karena sakit dan tidak dapat bekerja, pengeluaran biaya obat dan biaya perawatan Shafey, Eriksen, Ross, Mackay, 2009. Di Lingkungan Muhammadiyah | 9 BAB IV DASAR PERTIMBANGAN PERLUNYA PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK Dasar pertimbangan perlunya peraturan KTR adalah : Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang sesuai dengan 1. amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Pembukaan alinea keempat Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 10 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok PermusyawaratanPerwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasal 28H Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Pasal 28J ayat 1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. UNDANG – UNDANG NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA

Bab III, Pasal 9 ayat 3

Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat

Bab III, pasal 52

Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.

Bab III, Pasal 53 ayat 1

Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya. Di Lingkungan Muhammadiyah | 11

Bab IV, pasal 69 ayat 1

Setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia orang lain, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Bab IV, pasal 69 ayat 2

Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya. Pekerja dan karyawan mempunyai hak untuk bekerja di 2. lingkungan kerja yang sehat dan tidak membahayakan UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Pasal 86 1 Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat serta nilai- nilai agama. Anak-anak mempunyai hak yang khusus untuk tumbuh dan 3. berkembang di lingungan yang sehat, salah satunya harus bebas asap rokok. UNDANG–UNDANG NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK 12 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Bab III, Pasal 4

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Bab IX, Pasal 45 ayat 1

Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan

Bab IX Pasal 46

Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup danatau menimbulkan kecacatan. Karena tidak ada batas aman untuk setiap paparan asap rokok 4. orang lain. Oleh sebab itu 100 KTR merupakan upaya yang efektif untuk melindungi masyarakat. Amanat Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5. 115 ayat 1 dan 2 mengenai Kawasan Tanpa Rokok. UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 36 TAHUN 2009 Pasal 115 Ayat 1 Kawasan Tanpa Rokok antara lain : 1 fasilitas pelayanan kesehatan; a. tempat proses belajar mengajar; b. tempat anak bermain; c. angkutan umum; d. tempat kerja; dan e. Di Lingkungan Muhammadiyah | 13 tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan f. Pasal 115 Ayat 2 Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa 2 rokok di wilayahnya. Amar Fatwa tentang Hukum Merokok yang dikeluarkan 6. oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah No. 6 SMMTTIII2010 bahwa wajib hukumnya mengupayakan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya suatu kondisi hidup sehat yang merupakan hak setiap orang dan merupakan bagian dari tujuan syariah maqashid asy-syari‘ah. 14 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok BAB V LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK

A. Arah, Strategi dan Jenis Kegiatan

Arah 1. Arah kebijakan penerapan dan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok KTR adalah : Tersosialisasikannya manfaat Kawasan Tanpa Rokok a. bagi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat. Terciptanya lingkungan bersih dan sehat dimulai dari b. kawasan lingkungan persyarikatan. Terlindunginya anggota masyarakat dari dampak negatif c. perilaku merokok terutama bayi, anak-anak, generasi muda, serta ibu hamil dan ibu menyusui. Terlindunginya anggota masyarakat dari berbagai macam d. promosi negatif rokok Strategi 2. Strategi untuk melaksanakan penerapan dan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok meliputi : Penyusunan rencana secara sistematis dan a. komprehensif Pelaksanaan secara bertahap sesuai kondisi masing- b. Di Lingkungan Muhammadiyah | 15 masing Kantor, Lembaga, Amal Usaha, Ortom, dan Lingkungan lain dalam Persyarikatan Mobilisasi peran aktif seluruh elemen Persyarikatan c. Penegakan aturan yang telah disepakati oleh semua d. pihak Pemantauan dan evaluasi secara teratur dan e. berkelanjutan Jenis Kegiatan 3. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok a. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok b.

B. Langkah – Langkah Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Untuk menerapkan Kawasan Tanpa Rokok diperlukan zona- zona yang strategis antara lain di Kantor-kantor Persyarikatan beserta Ortomnya, Amal Usaha Muhammadiyah Aisyiyah seperti Lembaga Pelayanan Kesehatan, Lembaga Pendidikan, Lembaga Sosial, dan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Langkah-langkah penerapan Kawasan Tanpa Rokok di zona- zona tersebut meliputi : Persiapan Penerapan 1. Analisis Situasi. a. Sebelum menyusun rencana kegiatan, diperlukan analisis situasi untuk mengetahui kondisi awal, permasalahan yang ada, kesiapan dan pendapat dari pengurus, pimpinan, karyawan, dan pengguna jasa layanan kesehatan. Informasi-informasi dimaksud dapat diperoleh melalui evaluasi diri, pengumpulan opini publik maupun survei yang dilakukan oleh tim atau lembaga yang berkompeten. 16 | Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Persiapan Kegiatan. b. Persiapan kegiatan yang dilakukan antara lain penyusunan Surat Keputusan pengangkatan kelompok kerja, petunjuk teknis, instrumen–instrumen, media sosialisasi, pengorganisasian dan mekanisme kerja. Konsolidasi Kelompok Kerja c. Konsolidasi organisasi dilakukan secara terencana dan intens baik rutin maupun insidentil. Penyusunan Rencana Komprehensif Penerapan KTR. d. Kelompok Kerja menyusun rencana secara detail yang antara lain meliputi program, kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, anggaran, sarana dan prasarana, penanggung jawab, serta rencana monitoring dan evaluasi Penyiapan Infrastruktur e. Infrastruktur yang perlu disiapkan antara lain kebijakan resmi pimpinan, struktur organisasi kelompok kerja dan wewenangnya serta fasilitas pendukung yang diperlukan. Sosialisasi Penerapan KTR f. Sosialisasi penerapan KTR dilakukan dalam bentuk : Media yang dicetak seperti leaflet, poster, seruan, 1 anjuran, tanda peringatan. Audio visual 2 Forum-forum pertemuan dan pengajian 3 Tatap muka 4 Pelaksanaan 2. Implementasi Pelayanan Fisik dan Non-Fisik a. Pelaksanaan KTR mencakup implementasi pelayanan fisik, implementasi pelayanan non-fisik, dan implementasi pembangunan serta pengembangan jaringan