Knowledge Graph KG Analisis Struktur Kata Keterangan

2.1.6 Kata Keterangan Pembuka Wacana

Kata keterangan pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana. Hubungannya dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraf sebelumnya Alwi et al. 2003. 2 .2 Graph Suatu graph adalah pasangan terurut V,E dengan V adalah himpunan berhingga dan takkosong dari elemen-elemen graph yang disebut simpul node, vertex dan E adalah himpunan pasangan takterurut dari simpul-simpul berbeda di V. Setiap {p,q} ? E dengan p, q ? V disebut sisi edge dan dikatakan menghubungkan simpul-simpul p dan q Foulds 1992.

2.3 Knowledge Graph KG

Menurut Zhang dan Hoede 2002 KG adalah sebuah teks yang diekstrak yang merepresentasikan pengetahuan dalam teks dan disajikan dalam bentuk graph untuk menjelaskan persepsi manusia dan pembentukan informasi. KG mampu melukiskan atau menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar, dengan menggunakan sejumlah relasi yang terbatas. Teori ini memberikan cara baru melakukan penelitian untuk memahami bahasa manusia dengan bantuan komputer Zhang 2002. Word graph adalah konsep dan relasi yang direpresentasikan dalam bentuk graph. Word graph dapat dinyatakan sebagai graph berarah yang diberi label Zhang Hoede 2002. Konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep mampu menjadikan prosedur dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau bahkan sebaliknya. Konsep dalam KG dinyatakan sebagai token dan type. Token simbol, tanda, karakteristik, dan sebagainya adalah konsep yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Type adalah konsep yang merupakan informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan suatu kesepakatan yang dibuat sebelumnya Zhang 2002.

2.4 Aspek Ontologi

Ontologi adalah gambaran dari beberapa konsep dan relasi antarkonsep yang bertujuan mendefinisikan ide- ide yang merepresentasikan konsep, relasi dan logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah maka KG dapat membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami. Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata terlebih dahulu harus diketahui untuk dapat mengartikan sebuah kalimat Zhang 2002. Ontologi word graph sampai saat ini terdiri atas token yang disimbolkan dengan” “ , 9 binary relationships, dan 4 frame relationships. Dalam Zhang 2002, penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut dapat diberikan sebagai berikut: 1. Relasi ALI ALIKENESS Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Contoh: padi adalah type, dapat dinyatakan dengan: Gambar 1 Contoh penggunaan relasi ALI. Selain dipergunakan untuk menghubungkan type dengan token, dalam bahasa Indonesia relasi ini dapat mengimplementasikan kata bagai, bagaikan, bak, seperti, sebagaimana. 2. Relasi CAU CAUSALITY Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi sesuatu yang lain. Contoh: Petani panen kopi. Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU. ALI padi panen kopi CAU ALI ALI petani CAU ALI Struktur causal relation digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan, pelaku, alasan, maksud, alat dan hasil. Relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang terdiri atas kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek Zhang 2002. 3. Relasi EQU EQUALITY Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: Monthong adalah name dari durian. Pernyataan tersebut dapat digambarkan: Gambar 3a Contoh penggunaan relasi EQU. Gambar 3a memberi contoh word graph penggunaan relasi EQU untuk kata durian Monthong. Relasi ini menghubungkan jenis durian Monthong ke konsep durian. Relasi EQU digunakan untuk menjelaskan konsep yang sederajat, mengekspresikan dua hal yang identik. Relasi ini juga bisa menyatakan kata hubung seperti adalah dan merupakan, word graph A sama dengan B, atau A adalah B. Gambar 3b Contoh penggunaan relasi EQU. Gambar 3b memberikan contoh word graph penggunaan relasi EQU untuk kalimat a sama dengan b, atau a adalah b. 4. Relasi SU B SUBSET durian M onthong EQU ALI EQU A ALI B ALI EQU Bila terdapat dua token yang mengekspresikan dua rangkaian secara berurutan dan satu token adalah bagian dari token yang lainnya, maka di antara kedua token tersebut terdapat relasi SUB. Contoh: akar SUB pohon. Pernyataan tersebut dapat digambarkan: Gambar 4 Contoh penggunaan relasi SUB. Gambar 4 untuk contoh akar SUB pohon. Ekspresi pada kata “akar pohon” tersebut mempunyai arti bahwa akar adalah bagian dari pohon. 5. Relasi DIS DISPARATENESS Relasi DIS digunakan untuk menyatakan bahwa dua token tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, relasi ini juga dapat digunakan untuk menyatakan kata “berbeda”, misalnya nangka berbeda dengan durian dapat dinyatakan dengan graph berikut: Gambar 5 Contoh penggunaan relasi DIS. Gambar 5 relasi DIS digambar tanpa menggunakan anak panah. Hal ini dikarenakan relasi DIS bersifat simetrik yaitu A DIS B yang dapat dinyatakan dengan B DIS A. 6. Relasi ORD ORDERING Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan satu sama lain, baik urutan waktu atau tempat, tetapi bisa juga digunakan untuk mengungkapkan hubungan “ ” yang dikenal dalam matematika A B A lebih kecil daripada B. Contoh penggunaan relasi ORD untuk menyatakan tanam kemudian panen, ditunjukkan pada gambar berikut: nangka durian ALI ALI DIS ALI SUB akar ALI pohon ALI Gambar 6 Contoh penggunaan relasi ORD. 7. Relasi PAR ATTRIBUTE Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu adalah atribut dari sesuatu yang lain. Contohnya untuk menyatakan frasa gelas merah. Merah merupakan atribut dari gelas, digambarkan berikut ini: Gambar 7 Contoh penggunaan relasi PAR. Relasi PAR juga dipergunakan untuk menyatakan satuan seperti, waktu, panjang, temperatur, berat, umur. 8. Relasi SKO SKOLEM Relasi SKO digunakan, jika informasi suatu token bergantung pada token yang lainnya. Contohnya digunakan untuk menyatakan harga bergantung pada kualitas, digambarkan berikut ini: Gambar 8 Contoh penggunaan relasi SKO. 9. F FOCUS Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph. Ontologi ini diperlukan untuk menunjukkan token yang menjadi fokus dalam word graph Hoede dan Nurdiati 2008a. Pada penelitian ini fokus dilambangkan dengan simbol atau token yang diberi warna hitam. Penggunaan ontologi ini dalam menyatakan gempa merusak bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut: ALI tanam ORD ALI panen ALI ALI PAR gelas merah ALI kualitas SKO ALI harga ALI kualitas SKO Gambar 9 Contoh penggunaan token F. Gambar di atas menunjukkan bahwa fokus dari gempa merusak bangunan terletak pada token gempa, dan dalam penelitian ini fokus dinyatakan dengan token berwarna hitam. Adapun empat frame relationship dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Focusing on a situation : FPAR 2. Negation of a situation : NEGPAR 3. Possibility of a situation : POSPAR 4. Necessity of a situation : NECPAR Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, misal a: hari ini hujan, yang dinyatakan dengan frame, maka negasi dari a dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NEGPAR, possibility dari a dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, neccesity dari a dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR Zhang 2002. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar tersebut secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa hari ini hujan, tidak benar hari ini hujan, mungkin hari ini hujan, seharusnya hari ini hujan. ALI bangunan merusak ALI CAU CAU rusak ALI ALI gempa Gambar 10 Contoh penggunaan 4 frame relationship. a NEG a NEC a POS a III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Studi literatur

Hal pertama yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Data atau informasi tersebut diambil dari buku-buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi yang diambil berupa definisi dan contoh kalimat.

2. Menganalisis struktur kata keterangan pada bahasa Indonesia

Langkah- langkah yang diperlukan pada tahap ini adalah: menganalisis makna dan menganalisis pola stuktur kata keterangan pada bahasa Indonesia. a. Langkah pertama analisis makna kata keterangan dilakukan satu per satu. Analisis makna kata keterangan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehingga dapat diperoleh makna dari setiap kata dalam kata keterangan. b. Langkah kedua analisis pola kata pada kata keterangan dengan cara mencari pola kata yang bermakna sama, lalu dilakukan pengelompokan kata keterangan tersebut. Setelah kata keterangan dianalisis, maka kata keterangan tersebut diklasifikasi. Dari hasil penglasifikasian kata keterangan dipilih 52 kata keterangan yang akan dibahas.

3. Membuat aturan pembentukan word graph

Langkah pembuatan aturan pembentukan word graph kata keterangan adalah mengidentifikasi kata keterangan kemudian menerapkan metode KG, sehingga diperoleh aturan untuk setiap pembentukan word graph kata keterangan. Dari sini dapat disimpulkan aturan dari setiap pembentukan word graph kata keterangan.

4. Melakukan pengujian aturan word graph yang dibuat

Setelah tiap kata keterangan tersebut dibuat aturan pembentukan word graphnya maka dilakukan pengujian aturan word graph kata keterangan tersebut. Pengujian ini dilakukan pada kata keterangan yang sama pada kalimat yang berbeda. Apabila aturan word graph berlaku secara umum, maka aturan pembentukan word graph kata keterangan tersebut sudah dapat dianggap baku. Secara ringkas, tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada flowchart di bawah ini. Gambar 11 Flowchart pembentukan aturan word graph kata keterangan. Mulai Kumpulan kata keterangan Analisis struktur kata keterangan Pengelompokan kata keterangan berdasarkan kesamaan bentuk word graph Pembuatan aturan pembentukan word graph kata keterangan berdasarkan makna Klasifikasi kata keterangan Selesai Pengujian aturan word graph Aturan pembentukan word graph kata keterangan IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Struktur Kata Keterangan

Kata keterangan dilihat dari tatarannya dibedakan jadi dua yaitu tataran frasa dan tataran klausa. Dalam tataran frasa, kata keterangan adalah kata yang menjelaskan kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan yang lain. Dalam tataran klausa, kata keterangan menjelaskan fungsi-fungsi sintaktis. Kata keterangan dapat dibedakan menjadi 6. kata keterangan dari segi bentuknya, 7. kata keterangan dari segi perilaku sintaktisnya, 8. kata keterangan dari segi perilaku semantisnya, 9. kata keterangan konjungtif, 10. kata keterangan pembuka wacana. Penelitian ini hanya menganalisis kata keterangan dari segi perilaku semantis. Kata keterangan berdasarkan perilaku semantik, dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis kata keterangan yaitu: 1 Kata keterangan kualitatif, 2 Kata keterangan kuantitatif, 3 Kata keterangan limitatif, 4 Kata keterangan frekuentatif, 5 Kata keterangan kewaktuan, 6 Kata keterangan kecaraan, 7 Kata keterangan kontrastif, 8 Kata keterangan keniscayaan, 9 Kata keterangan lokatif, 10 Kata keterangan instrumental. Lebih jelas pembagian ini dijabarkan dan menjadi acuan dalam pembentukan word graph pada subbab berikutnya Alwi et al. 2003.

4.2 Pembentukan Word Graph Kata Keterangan