Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Fase Akhir dari Pasangan yang Menikah Muda (Studi kasus di Desa Sumberejo-Ambulu-Jember)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya
hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan sekolah
merupakan masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan
manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan
masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial,
emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif serta seni.
Keterampilan sosial-emosional pada anak usia dini akan menjadi pondasi bagi
anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada orang
lain, dan produktif. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan kematangan usia orang
tua, kendati intensitas interaksi orang tua terhadap anak lebih tinggi saat dalam masa
pertumbuhan. Dengan demikian, cara berfikir serta pola asuh orang tua terhadap anak
sangatlah penting untuk diperhatikan. Sehingga dengan ketidak mampuan cara orang tua
dalam mendidik anak (usia yang belum matang) akan berakibat fatal. Terjadinya
penyimpangan seksual, kurangnya perhatian terhadap anak, serta kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) adalah merupakan contoh kecil dari peristiwa yang sering terjadi
di masyarakat. Maka dengan demikian, salah satu bentuk antisipasi yang ditawarkan
dalam mengatasi kurangnya kematangan usia orang tua adalah dengan mengurangi

angka pernikahan muda. Yakni pernikahan yang dilakukan oleh pasangan suami-istri

1

dibawah umur. Dalam UU no.1 Th 1974 tentang perkawinan juga terdapat pembatasan
usia minimum, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan, yaitu dengan
ketentuan laki-laki usia minimum 18th sedangkan perempuan dengan usia minimum
16th. Mengingat pada usia tersebut seseorang sudah dirasa mampu untuk
memepertanggungkan segala perbuatan yang telah dilakukannya (cakap hukum).
Banyaknya pernikahan yang dari segi usia masih tergolong labil (belum matang
untuk menikah) merupakan contoh dari ketidaksiapan cara berfikir pada anak remaja
dalam mengarungi bahtera rumah tangga, sehingga dari hal ini lebih banyak berdampak
pada angka perceraian yang kian meningkat. Selain itu juga, usia yang belum matang
untuk menikah akan berdampak pada pola asuh terhadap anak.
Salah satu faktor yang mempengarui besarnya tingkat pernikahan muda adalah
faktor ekonomi. Sehingga banyak diantara orang tua yang menikahkan anaknya diusia
yang sangat muda tanpa mementingkan pendidikannya. Selain itu ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab pasangan menikah muda terutama di daerah pedesaan
diantaranya ada perbedaan kesempatan yang diberikan sejak kecil pada pasangan
tersebut yang membedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih

diperhatikan pendidikannya namun bagi wanita pendidikan tidaklah diperhatikan. Para
orang tua merasa bahwa anak laki-laki merupakan harapan terbesar mereka untuk
merubah kehidupan keluarganya kelak, selain itu anak laki-laki akan menjadi kepala
rumah tangga sehingga baik dari segi perhatian maupun pendidikan lebih diutamakan
dibandingkan dengan anak perempuan. Orang tua di pedesaan sangat mengharapkan
anak laki-laki mereka akan menjadi seorang PNS dengan pendidikan yang tinggi, karena

2

orang tua berasumsi bahwa kerja yang paling baik untuk masa depan hanya jika menjadi
seorang PNS dan itu harapan yang sulit untuk tercapai bagi mereka yang hidup di desa
yang notabene memiliki tingkat perekonomian menengah ke bawah, sehingga orang tua
di daerah pedesaan lebih cenderung untuk menikahkan anaknya walaupun usianya
belum matang untuk menikah
Faktor yang juga mempengaruhi rendahnya pendidikan di daerah pedesaan
yaitu adanya budaya (cultur) di desa itu sendiri, walaupun tingkat pendidikannya tinggi
dan tingkat perekonomian berada pada menengah ke ke atas namun budaya yang kental
membuat orang tua tetap menikahkan anaknya di usia yang masih muda. Dari sekian
faktor penyebab pernikahan muda yang jelas di pungkiri atau tidak pendidikan orang tua
akan menentukan nantinya saat membesarkan anak.

Selain itu, pada masa remaja mereka para remaja mulai menyadari tentang
kepastian identitas dirinya sehingga

pada remaja awal mereka mulai melakukan

eksplorasi terhadap kepribadian dirinya. Pencarian identitas pada masa remaja menjadi
lebih kuat sehingga ia berusaha untuk mencari identitas dan mendefinisikan kembali
siapakah ia saat ini dan akan menjadi siapakah ia di masa depan. Perkembangan
identitas selama masa remaja ini dianggap sangat penting karena identitas tersebut dapat
memberikan suatu dasar unuk perkembangan psikososial dan relasi interpersoanal pada
masa dewasa (Jones dan Hartmann, 1988).
Perbedaaan yang cukup signifikan pada watak serta mental seorang anak adalah
terletak pada tingkat pola asuh orang tua. Dari sini jelas terlihat akan pentingnya tingkat
pendidikan orang tua. Orang tua yang tingkat pendidikannya tergolong tinggi tentu lebih

3

banyak memberikan kountribusi terhadap perkembangan si anak jika hal ini
dibandingkan dengan tingkat pendidikan orang tua yang tergolong rendah yang belum
begitu paham tentang tumbuh kembang anak.

Seperti yang terjadi di desa Sumberejo kecamatan Ambulu Kabupaten jember
yang memiliki cerita sama dengan fenomena yang terjadi tentang pernikahan muda.
Masyarakat desa sumberejo mayoritas bekerja sebagai seorang petani. Tidak sedikit
diantara mereka yang berada pada taraf ekonomi menengah ke atas dengan
berpenghasilan dari bertani. Sehingga jika di bilang sebagian besar masyarakat
berkecukupan tidak lah salah karena memang banyak para petani-petani yang dapat
membeli mobil dan memiliki rumah mewah, bahkan dapat menyekolahkan anaknya
sampai pada jenjang perkuliahan. Namun demikian, budaya (cultur) yang kental sekali
di desa sumberejo untuk menikahkan anaknya di usia muda masih terus berkembang
sampai sekarang. Walaupun dari segi ekonomi bisa di bilang tidak lah kekurangan tapi
karena kentalnya budaya yang berlaku disana maka tidak jarang orang tua menerima
pinangan seorang laki-laki pada anaknya meskipun anaknya masih menempuh
pendidikan. Selain karena budaya yang sudah menjamur, ada hal lain yang juga
menyebabnya para orang tua di desa sumberejo menikahkan anaknya lebih dini adalah
karena didikan dari orang tua dulunya sebagai anak yang kurang diperhatikan
perkembangannya baik perkembangan sosial maupun pendidikannya formal serta
informal sehingga menurun sampai saat dia punya anak yang jika diterapkan pada
anaknya dimasa sekarang kurang tepat.

4


Lain halnya ketika sedikit melihat ke kota yang memperhatikan betul
pendidikan seperti Malang dengan desa Sumberejo. Masyarakat kota Malang sangat
peduli dengan perkembangan anak baik dari perkembangan sosial maupun
pendidikannya, karena budaya serta pola pikir masyarakat Malang beda jauh dengan
Sumberejo menanggapi masalah perkembangan anak. Masyarakat di kota Malang
memperhatikan betul perkembangan anaknya sejak dini mulai dari usia pra-sekolah
sampai selesainya jenjang pendidikan. Banyaknya lapangan pekerjaan di Malang
membuat masyarakat kota Malang kurang sependapat dengan adanya pernikahan usia
muda karena orang di Malang memiliki asumsi jika selesai sekolah mereka akan
memilih pekerjaan apa yang cocok dengan mereka dan memberikan pendapatan bagi
mereka sebelum memutuskan untuk menikah. Sehingga ketika melihat kehidupan rumah
tangga di Malang maka akan banyak pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja dan
pola pikir pasangan suami-istri yang cukup matang mengakibatkan perkembangan anak
juga lebih diperhatikan mulai dari usia pra-sekolah. Sekolah yang banyak di Malang
membuat anak mereka tidak kebingungan dimana menyekolahkan anaknya.
Akibat dari pasangan yang terlalu muda dengan jenjang pendidikan rendah
akan mempengaruhi cara pasangan tersebut dalam mendidik anak baik dari segi
pendidikannya, interaksi sosialnya, juga dari segi kecerdasannya. Sehingga penting
rasanya memperhatikan pendidikan formal dan usia yang matang saat pasangan

memutuskan untuk menikah. Meskipun demikian tidak selamanya pula pernikahan
muda berdampak negatif, baik itu pada kehidupan rumah tangga maupun pada pola asuh
terhadap anak. Tidak sedikit dari pasangan yang menikah muda salah dalam menerapkan

5

pola asuh pada anaknya, masih ada pasangan muda yang dapat membina rumah tangga
secara harmonis dan dapat menerapkan pola asuh yang benar pada anaknya.
Santrock (2002) menjelaskan bahwa pada masa perkembangan seorang anak,
pengasuhan yang benar dari orang tua akan mempengaruhi kemampuan sosial anak.
Dalam hal ini Santrock juga menjelaskan bahwa orang tua sebagai pengasuh perlu
menyesuaikan perilaku mereka terhadap anak, yang didasarkan atas kedewasaan
perkembangan anak, misalnya pada tahun pertama interaksi orang tua berfokus pada
pengasuhan yang rutin (memberi makan, memberi susu, dll). Sedangkan pada tahun
kedua dan ketiga orang tua lebih fokus pada disiplin anak seperti menjauhkan anak dari
kegiatan-kegiatan yang berbahaya. Namun saat anak memasuki usia sekolah maka orang
tua bertindak sedikit dengan hal yang berhubungan dengan fisik dan lebih menekankan
pada pemberian nasehat moral atau pun pemberian hak-hak yang seharusnya diberi dan
hak-hak yang belum boleh diberikan. Dari penjabaran Hurlock tentu sebagai orang tua
wajib hukumnya untuk memahami perkembangan buah hatinya. Jika pola asuh yang

diberikan orang tua salah karena ketidak tahuan orang tua maka akan sangat
berpengaruh pada perkembangan anak, terutama perkembangan emosi dan sosial anak
nantinya saat dewasa. Padahal perkembangan sosial dan emosi merupakan pondasi serta
satu yang penting dalam pembentukan kepribadian anak kelak. Sehingga pada pasangan
yang menikah muda perlu mempersiapkan diri tidak hanya dalam hal menejemen
konflik tetapi juga pengetahuan akan tumbuh kembang sang buah hati.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Puspitasari (2006)
tentang faktor pendorong dan dampak pernikahan muda terhadap pola asuh keluarga

6

mendapat hasil bahwa pasangan yang menikah muda sebenarnya belum siap secara fisik
maupun mentalnya karena pernikahan diusia muda akan mempengaruhi fisik dari si ibu
saat mengandung, selain itu pasangan yang memutuskan untuk menikah muda memiliki
ketidaksiapan akan konflik, seperti tidak adanya kecocokan dan kurangnya pengertian
sehingga pada saat pasangan tersebut sudah memiliki anak, maka anak mereka menjadi
kurang diperhatikan. Akibat dari itu semua, mempengaruhi perkembangan anak serta
mempengaruhi tingkat kecerdasannya dan juga rentannya gangguan pada fisik dan psikis
anak.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan

mengangkat tema tentang “Perkembangan Emosi dan Sosial pada Anak Fase Akhir
dari Pasangan Menikah Muda”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan emosi dan sosial pada anak fase akhir yang orang
tuanya menikah muda?
2. Bagaimana bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan emosi dan sosial pada anak fase akhir yang
orang tuanya menikah muda.
2. Untuk mendeskripsikan bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda.

7

D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Sebagai pengembangan serta sumbangsih khazanah ilmu psikologi terutama
psikologi perkembangan yang berkaitan dengan tema atau topik dalam

hal


perkembangan emosi dan sosial pada anak dari pasangan menikah muda.
2. Secara Praktis
Sebagai informasi serta masukan dan pemahaman kepada masyarakat mengenai
pentingnya pengetahuan tentang perkembangan emosi dan sosial anak bagi
pasangan yang menikah muda agar memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mendidik anak.

8

Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Fase Akhir dari Pasangan
yang Menikah Muda
(Studi kasus di Desa Sumberejo-Ambulu-Jember)

Skripsi

Oleh ;
Rista Maulida Ariyono
08810274


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

v

Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Fase Akhir dari Pasangan
Yang Menikah Muda
(Studi Kasus di Sumberejo-Ambulu Jember)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Rista Maulida Ariyono
08810274


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Fase Akhir

dari
Pasangan yang Menikah Muda (Studi Kasus di Desa
Sumberejo-Ambulu-Jember)
2. Nama Peneliti

: Rista Maulida Ariyono

3. NIM

: 08810274

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 20 April – 15 Mei

7. Tanggal Ujian

: 10 Agustus 2012-08-29

Malang, 30 Agustus 2012
Pembimbing I

Dra. Tri Dayakisni, M.Si.

Pembimbing II

Lindayani P. M.Si.

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal 10 Agustus 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji

: Dra. Tri Dayakisni, M.Si.

(

)

Anggota Penguji

: 1. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si.

(

)

2. Adyatman Prabowo, S.Psi, M.Si. (

)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Cahyaning Suryaningrum, M. Si.

viii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Rista Maulida Ariyono

NIM

: 08810274

Fakultas / Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :
Perkembangan Emosi dan Sosial Anak Fase Akhir dari Pasangan yang
Menikah Muda (Studi Kasus di Desa Sumberejo-Ambulu-Jember)
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan
sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui
Ketua Program Studi

M. Salis Yuniardi, S. Psi, M.Psi

Malang, 30 Agustus 2012
Yang Menyatakan

Rista Maulida Ariyono

ix

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan semesta alam yang menguasai
atas segala kehidupan Allah Subhanahuwata’ala atas selesainya skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang.
Penulis mengakui bahwa dalam penggarapan skripsi yang berjudul
“Perkembangan Emosi dan Sosial Pada Anak Fase Akhir Dari Pasangan Muda”
agaknya membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga cukup banyak pihak yang
terlibat sejak proses masih dalam pemilihan judul hingga rampungnya karya ini.
Karena itu, penulis merasa harus berterima hasih kepada mereka:
1. Cahyaning Suryaningrum, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Tri Dayakisni, M. Si, dan Lindayani P, M. Si, selaku dosen Pembimbing I
dan Pembimbing II yang banyak memberikan sumbangsih kepada penulis,
baik berupa bimbingan, saran, maupun kritik yang sifatnya konstruktif,
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Zakarija Achmad, M. Si, selaku dosen wali wali yang telah banyak memberi
dukungan dan pengarahan kepada penulis sejak awal perkuliyahan hingga
selesainya skripsi ini.
4. Warga Desa Sumberejo – Kecamatan Ambulu – Kabupaten Jember yang
telah memeberikan waktu luang dan fasilitas kepada penulis dalam
melakukan penelitian.

x

5. Kepala Sekolah dan Beberapa guru SD Sumberejo 7 – Kecamatan Ambulu –
Kabupaten Jember yang telah berkenan memberikan ijin serta fasititas bagi
penulis dalam melakukan penelitian.
6. Ayah tercinta yang selalu memberi dukungan dalam bentuk do’a dan kasih
sayang sehingga penulis memiliki motivasi yang kuat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Ibunda tercinta yang semasa hidupnya selalu memeberi dorongan dalam
bentuk nasehat-nasehat yang konstruktif kepada penulis, semoga amal ibadah
beliau diterima di sisi-Nya.
8. Agus Salim, S. Sy, disela-sela kesibukannya sebagai salah satu karyawan
swasta, yang banyak memberikan sumbangsih kepada penulis, baik berupa
bimbingan, saran, maupun kritik yang sifatnya konstruktif, serat motivasi
yang kuat dikala penulis mengalami kebuntuhan sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
9. Maya Nurentia dan Thoriq Al Astagis, selaku adik kandung penulis yang
senantiasa memberi dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman angkatan 2008 khususnya Anggun yang selalu memeberikan
semangat

dan

pinjaman

buku

sehingga

penulis

terdorong

untuk

menyelesaikan skripsi ini.
11. Dan semua pihak tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memeberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari tiada satu karya manusia yang sempurna, termasuk pada
skripsi ini, sehingga kritik serta saran yang konstruktif penulis harapkan bagi

xi

para pembaca demi perbaikan karya skripsi ini. Meski demikian penulis
berharap semoga karya ini dapat banyak memeberi manfaat bagi para peneliti
dikemudian hari khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Malang, 4 Agustus 2012
Penulis
Rista Maulida Ariyono

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................

i

Intisari ..............................................................................................................

iv

Daftar Isi ...........................................................................................................

v

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

BAB II

Latar Belakang ..........................................................................
Rumusan Masalah .....................................................................
Tujuan Penelitian ......................................................................
Manfaat Penelitian ....................................................................

KAJIAN TEORI
A. Pernikahan Usia Muda ..............................................................
1. Pengertian Pernikahan Muda ...............................................
2. Tujuan pernikahan Muda .....................................................
3. Dampak Psikologis Pernikahan Muda..................................
4. Dampak Psikologis Anak dari Pasangan Menikah Muda......
B. Perkembangan Emosi dan sosial ................................................
1. Perkembangan Emosi ..........................................................
2. Karakteristik Emosi .............................................................
3. Perkembangan Sosial...........................................................
4. Faktor dalam Proses Sosial ..................................................
C. Perkembangan Anak pada Masa akhir Anak ..............................
D. Pola Asuh Pasangan Yang Menikah Muda ................................
E. Dinamika Perkembangan Emosi dan Sosial Anak dari
Pasangan Menikah Muda...........................................................
F. Kerangka Pikiran.......................................................................

BAB III

1
7
7
8

9
9
11
12
13
14
15
16
21
23
24
26
28
31

METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Rancangan Penelitian ................................................................
Batasan Istilah ...........................................................................
Subyek Penelitian dan Informan ................................................
Konteks Penelitian ....................................................................
Jenis Data, Instrumen dan Metode Pengumpulan Data...............
Prosedur Penelitian....................................................................
Analisa Data..............................................................................
Tehnik Keabsahan Data.............................................................

32
32
33
34
35
36
37
38

xiii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................
B. Analisis Data .............................................................................
1. Perkembangan Emosi ..........................................................
2. Perkembangan Sosial...........................................................
3. Pola Asuh ............................................................................
C. Pembahasan ..............................................................................

BAB V

40
40
45
47
48
49

PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ........................................................................................

52
53

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

54

LAMPIRAN ......................................................................................................

55

xiv

DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Jane. (2011) .The process of parenting edisi ke delapan. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Fakultas Psikologi (UMM). (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang: UMM
Press.
Feldman, Papalia. (2009). Human development. Jakarta: Salemba Humanika.
Hidayah, Rifa. (2009). Psikologi pengasuhan anak. Malang :UIN-Malang Press.
Hurlock, B. Elizabeth. (1980 ). Perkembangan anak suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
(1988 ).Perkembangan anak edisi ke enam. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini . (1996). Psikologi anak (Psikologi perkembangan).
mandar Maju

Jakarta:

Kertamuda, Fatchiah. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga indonesia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Mahkamah Agung. (1974). Undang-undang perkawinan indonesia. Jakarta:
Cemerlang.
Mashar, Rianah. (2011). Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya.
Jakarta: Kencana.
Moleong, L.J. (2008). Metodologi penelitian kualitatif”. Bandung: Remaja
Rodakarya.
Nurlaily.( 2011) . Perbedaan resiliensi pada remaja awal ditinjau dari pola asuh
orang tua. Skripsi Fakultas Psikologi: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Santrock, John W. (2002). Life-span development edisi ke lima. Jakarta: Erlangga
Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan anak usia dini pengantar dalam berbagi
aspeknya. Jakarta: Kencana.

xv