STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKSPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA (TAHUN 2011-2013)

(1)

STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA

(TAHUN 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

OLEH : Aang Manderawati

09220367

KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Aang Manderawati NIM : 09220367

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Jamroji, M.comm Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aang Manderawati

Nim : 09220367

Konsentrasi : Public Relations

Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot di Media (Tahun 2011-2013)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jumat Tanggal : 02 Mei 2014 Tempat : Ruang 609

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Dewan penguji :

1. Nasrullah, M.Si Penguji I (……….)

2. Isnani Dzuhrina, M.Adv Penguji II (……….) 3. Jamroji, M.comm Penguji III (………...) 4. Dr. Asep Nurjaman, M.Si Penguji IV (……….)


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Aang Manderawati

Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 24 Desember 1990 Nomor Induk Mahasiswa : 09220367

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) adalah bukan karya ilmiah orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Malang, April 2014 Yang menyatakan,


(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Aang Manderawati

2. NIM : 09220367

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu komunikasi

5. Konsentrasi : Public Relations

6. Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose

Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) 7. Pembimbing : 1. Jamroji, M.comm

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si

8. Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan Pembimbing I Pembimbing II

10 Februari 2013 Acc. Judul

03 September 2013 Seminar Proposal

23 Juli 2013 Acc. Proposal

26 Februari 2013 Acc. Bab I

04 April 2013 Acc. Bab II

30 Juni 2013 Acc. Bab III

12 April 2014 Acc. Bab IV

17 April 2014 Acc. Bab V

22 April 2014 Acc. Seluruh Naskah

Malang, 22 April 2014 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(6)

v ABSTRAK

Aang Manderawati, 09220367

STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKSPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA (TAHUN 2011-2013)

Pembimbing : Jamroji, M.comm dan Dr. Asep Nurjaman, M.Si (xiv + 126 halaman )

Bibliografi: 25 buku 5 sumber lain 2 penelitian terdahulu Kata Kunci: Strategi Humas, Media Relations

Humas dalam menciptakan citra yang baik menggunakan metode atau strategi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Baik faktor pendukung internal maupun faktor pendukung eksternal yang ada di lingkungan kerja humas. Demikian halnya dengan humas Kabupaten Ponorogo yang memiliki strategi tertentu dalam bekerja khususnya dalam menangani ekspose kampung idiot. Pemberitaan kampung idiot di media menggambarkan masyarakat yang kekurangan gizi dan berada di bawah garis kemiskinan selama puluhan tahun tanpa ada penanganan dari pemerintah setempat. Pemberitaannya cenderung negatif dan menyudutkan pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Strategi untuk setiap permasalahan tentulah berbeda jika kita ingin mengetahui kegiatan atau kebijakan pemerintah kabupaten atau kota. Humas pemerintah harus memiliki strategi yang baik untuk menangani permasalahan yang dihadapi sekaligus mendapatkan citra yang baik oleh pemerintah itu sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Strategi apa yang dilakukan humas pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media?

Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam menentukan informan penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, informan dalam penelitian ini adalah humas pemkab Ponorogo. Lokasi penelitian berada di kantor humas Pemkab Ponorogo di Jalan Alun-alun Utara no 1 Kabupaten Ponorogo. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik (a) wawancara (b) dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Membuat catatan lapangan (2) Membuat catatan penelitian (3) Mengelompokkan data sejenis (4) Melakukan interpretasi atau penguatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Strategi yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media adalah: (a) Mengelola Relasi, relasi tugas dan relasi pribadi, dengan selalu menghubungi media dalam setiap kegiatan melalui surat dinas, bbm, facebook, dan website (b) Mengembangkan Strategi Humas, dengan terus mengembangkan materi humas dan menggunakan banyak media sebagai alat penyampaian semua kegiatan humas kepada masyarakat berupa website dan tabloid bulanan serta selalu mengajak media pers untuk makan-makan untuk menjaga hubungan baik (c)


(7)

vi

Mengembangkan jaringan, dengan terus menjalin kerjasama dengan wartawan lokal maupun nasional serta berbagai pihak, seperti dengan kementrian sosial (2) Tercapainya Hubungan Antara Humas dengan Media Terhadap Pemberitaan Kampung Idiot, dengan adanya hubungan yang baik dengan media, pemberitaan kampung idiot di media menjadi jarang diberitakan, bahkan tidak diberitakan lagi akhir-akhir ini.

Malang, 21 April 2014

Peneliti


(8)

vii ABSTRACT

Aang Manderawati, 09220367

PUBLIC RELATIONS OF PONOROGO REGENCY’S STRATEGY IN HANDLING THE EXPOSURES OF IDIOT VILLAGE IN MEDIA (YEAR 2011-2013)

SUPERVISOR: JAMROJI, M.COMM. AND DR. ASEP NURJAMAN, M.SI (XIV + 126 PAGES)

BIBLIOGRAPHY: 25 BOOKS 5 OTHER SOURCES 2 PREVIOUS STUDIES KEYWORDS: THE STRATEGY OF PUBLIC RELATIONS, MEDIA

RELATIONS

Public Relations in creating a good image of using a particular method or strategy in accordance with the problems faced. Both internal supporting factors and external support factors that exist in the work environment of public relations. So it is with public relations of Ponorogo Regency that has a certain strategy in work, especially in dealing with exposure an idiot village. The preaching of idiot village in the media depicting people who are malnourished and are under the poverty line for decades without any treatment of the local government. The preaching tends to be negative and discrediting government of Ponorogo Regency. The Strategy for each problem would have been different if we want to know the activities or policies of the district or city. Public Relations government should have a good strategy to deal with the problems faced and at the same time get a good image of the government itself. The problems of this study are as follows: (1) What strategies do public relations of Ponorogo Regency have in dealing with idiot village in the media exposure?

This study used a descriptive research approach and qualitative. In determining the informant, this research uses purposive sampling techniques, informants in this study is the public relations of Ponorogo regency. Location of the study is in the public affairs office at Jalan Ponorogo Regency Square North No. 1 Ponorogo Regency. To obtain the necessary data, the researchers used a technique such as (a) interview (b) documentation. The validity of the data was using a data triangulation techniques. Analysis of the data used in this study are as follows: (1) Making field notes (2) Make notes the study (3) Grouping similar data (4) Perform interpretation or strengthening.

Based on research results that has been done it can be summarized as follows: (1) The Strategy conducted by the Public Relations of Ponorogo Regency Government in dealing with idiot village in the media exposure are: (a) Managing relations, task relations and personal relationships, by always contacting the media in any activities through official letter, bbm, facebook, and website (b) develop the Public Relations strategy, with the continuous development of public relations materials and use many media outlets as a tool of delivering all public relations activities to the community in the form of a website and a monthly tabloid press and the media are always invited to have eating together party to maintain a relationship either (c) Developing a network, by continual working closely with


(9)

viii

local journalists and national journalists as well as various parties, such as the social ministry (2) The achievement of relationship between Public Relations with Media in the preaching of Idiot Village, with a good relationship with the media, the preaching of idiot village in the media became rarely reported, in fact it is no longer reported lately.

Malang, 21 April 2014 Researcher


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin

Segala Puja dan Puji hanya milik Allah SWT, dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan Nya yang telah memberi nikmat dan anugerah yang sangat indah pada waktunya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Melalui skripsi ini, penulis ingin mengetahui strategi yang dilakukan humas pemkab Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi, yaitu mewawancarai humas pemkab Ponorogo dan mendokumentasikan segala sesuatu mengenai objek penelitian.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. H. Muhadjir Efendi, MAP dan seluruh pembantu rektor UMM.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Jamroji, M.Comm dan Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(11)

x

4. Segenap dosen prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan segala ilmunya kepada mahasiswa, khususnya peneliti.

5. Kedua orang tua tercinta Bapak Janimin dan Ibu Partini yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, kesabaran saat mendengarkan cerita, perhatian dan materi yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak kandung terkasih Ika Putra Tantiana Dewi yang selalu memberikan semangat, do’a, materi dan selalu sabar menghadapi keluh kesah dan tangis adiknya saat mengerjakan skripsi serta seluruh keluarga besar dinasti Eyang Karmonawi.

7. Sahabat-sahabat tersayang : Yossi Ari Pratiwi dan Cintia Devi Seputri. Dan orang terdekat dan terkasih Feri Agus Wijaya. Mereka yang selalu menyemangati peneliti dari awal hingga akhir perkuliahan serta dalam proses penyelesaian skripsi.

8. Teman seperjuangan bimbingan Pak Jamroji, Shary Zamrud, Mala, Vivi serta teman senasib Chaca. Terima kasih buat kalian semua untuk diskusi, kesabaran, cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bersama selama ini. Saya bangga dengan kalian semua.

9. Teman-teman kos tercinta Sunikun, Donnamomo, Tante Neni, Bebong Dita, Cupa-cupa, Ciipil, Aminah yang telah menghibur, memotivasi, mendoakan dan mensupport peneliti dalam proses penyelesaian skripsi. Big Hug for you guys.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

xi

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukung dan mendoakan saya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 2 Mei 2014 Penyusun,


(13)

xii DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Hubungan Masyarakat ... 11

2.1.1 Pengertian Humas ... 11

2.1.2 Peranan, Tugas dan Fungsi Humas ... 13

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Humas ... 16

2.1.4 Humas Pemerintah ... 21

2.2 Media Massa ... 27


(14)

xiii

2.2.2 Karakteristik Media Massa ... 28

2.2.3 Efek Pesan Media Massa ... 28

2.3 Media Relations ... 30

2.3.1 Pengertian Media Relations ... 30

2.3.2 Bentuk Media ... 32

2.3.3 Prinsip Media Relations... 33

2.3.4 Strategi Media Relations ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

3.2 Teknik Penentuan Informan ... 37

3.3 Lokasi Penelitian ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Keabsahan Data ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo ... 42

4.1.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Ponorogo ... 42

4.1.2 Asal Usul Nama Ponorogo ... 43

4.1.3 Letak Geografis Kabupaten Ponorogo ... 43

4.1.4 Visi, Misi dan Moto Kabupaten Ponorogo ... 45

4.1.5 Tujuan Pembangunan dalam Kurun Waktu Lima Tahun ... 46

4.1.6 Potensi Wilayah Kabupaten Ponorogo... 47

4.1.7 Struktur Organisasi Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Ponorogo ... 55


(15)

xiv

4.1.8 Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkab

Ponorogo ... 58

4.1.9 Kedudukan Pokok dan Fungsi Humas Pemkab Ponorogo ... 58

4.2 Sejarah Kampung Idiot ... 60

4.3 Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot di Media ... 64

4.3.1 Mengelola Relasi ... 66

4.3.2 Mengembangkan Strategi Humas ... 68

4.3.3 Mengembangkan Jaringan ... .80

4.4 Tercapainya Hubungan Antara Humas dengan Media Terhadap Pemberitaan Kampung Idiot ... 83

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

4.1 Struktur Organisasi Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten


(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Linggar. 2001. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bonar, SK. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Barhan. 2007. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus, Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana

Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Rajawali Pers. Jakarta.

Frank Jefkins, 1995. Public Relations, Disempurnakan oleh Daniel Yadin, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga Jakarta.

Frida Kusumastuti, 2004: Dasar-dasar Humas. Penerbit Ghalia Idonesia. Bogor. Hamidi, 2004.Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis, Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. Penerbit UMM Press.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Lexy J. Moleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya Bandung.

Mc. Quail, Denis, Terjemahan Oleh Darma, Agus dan Ram, Aminuddin. 1989. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Erlangga: Jakarta

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang.

Onong, Utjana Effendy, 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Penerbit PT. Citra Aditya Bandung.

___________., 1990.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

__________., 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

RosadiRoslan. 1998. Manajemen Humas dan ManajemenKomunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________., 2001.Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya.

_________., 2006.Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(18)

xvii

_________., 2008.Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pres

Sugiyono, 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta Widjaja, A.W. 1986. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Penerbit

PT. Bina Aksara

Winarni, 2003, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: UMM Press

Yulianita, Neni, 2003. Dasar-dasar Public Relaion. Alqaprint. Cakrawala Baru Dunia Buku. Jatinangor

Wilson, J. Laurie dan Joseph D. Odgen, 2004. Strategic Communication Planning For Effective Public Relations & Marketing. Lowa. Kendall Hunt Publishing.

Non Buku

http://els.bappenas.go.id/upload/other/Peran%20Humas%20Pemerintah.htm (Diakses pada tanggal 4 Juli 2013 pukul 23.00 WIB)

http://blog.ub.ac.id/irvanuddin/2013/02/16/asal-usul-kampung-idiot-di-ponorogo/ (Diakses pada tanggal 9 Juli 2013 pukul 21.00 WIB)

Musthofa Hadi, SE dalam http://markbiz.wordpress.com (Diakses pada tanggal 1 Agustus 2013 pukul 06.00 WIB)

Eko Prasetyo, Graha Pena dalamhttp://www.kaskus.co.id/post/511cf2001760 (Diakses pada tanggal 15 April 2013 pukul 20.00 WIB)

Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013 pukul 16.00 WIB)

PenelitianTerdahulu

Tehauyo, Lily Nurjaya (2010). Strategi Humas dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Study pada Humas Pemkab Masohi).Malang: UMM

Sari, AyuPuspita (2009). Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam Menjalin Hubungan dengan Media.Malang: UMM


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era reformasi dituntut adanya keterbukaan bagi siapapun dan telah dijamin oleh Negara untuk setiap individu didalamnya. Dalam perkembangannya informasi saat ini menuntut adanya nuansa kebebasan dan keterbukaan bagi masyarakat. Adanya kebebasan dan keterbukaan ini, oleh masyarakat diikuti dengan berbagai tindakan dalam menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah atas berbagai kebijakan yang diwujudkan dengan meningkatnya unjuk rasa, pernyataan sikap maupun pengaduan termasuk di dalamnya menilai suatu kondisi daerah (Sumber : Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik).

Hal ini menuntut pemerintah daerah khususnya kegiatan hubungan masyarakat (humas) menjadi sangat vital dalam usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat dimana diperlukan suatu komunikasi yang berjalan dua arah antara pemerintah dengan masyarakat. Humas sebagai suatu bagian dari pemerintah daerah yang bertugas sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat harus dapat memberikan informasi-informasi yang ada dengan tepat, akurat, terbuka, dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan visinya, sehingga masyarakat dapat mempercayai kinerja pemerintah daerahnya dan secara tidak langsung opini publik yang positif dapat terwujud (Ruslan (2006:343)).


(20)

2

Menurut Ruslan (2006:67) humas dalam menciptakan opini publik menggunakan metode atau strategi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan faktor yang medukung baik faktor pendukung internal maupun faktor pendukung eksternal yang ada di lingkungan kerja humas. Demikian halnya dengan humas Kabupaten Ponorogo yang memiliki strategi tertentu dalam bekerja khususnya dalam menangani ekspose kampung idiot. Bagian humas Kabupaten Ponorogo secara langsung berhubungan dengan publik-publiknya baik internal maupun eksternal dan sekaligus menjadi jembatan penghubung untuk semua publik-publiknya juga harus bisa mengelola opini publik yang muncul di masyarakat.

Pemberitaan mengenai kampung idot di Radar Ponorogo menggambarkan masyarakat kampung idiot yang kekurangan gizi, tidak memikirkan anaknya sekolah sebagai dikutip selengkapnya sebagai berikut orang tua, tak lagi bisa memikirkan masa depan anak-anaknya. Anak yang mengalami cacat itu dibiarkan tumbuh secara alami. Tak ada program gizi tambahan, pendampingan, atau pun pendidikan khusus sesuai kondisi mereka. Akhirnya si anak tumbuh dan berkembang dengan segala keterbatasannya. Yang buta tidak bisa melihat gersangnya gunung Rajekwesi. Yang tuli juga tak pernah mendapat pengajaran selain apa yang ia lihat. Pun yang mengalami lumpuh dan syaraf hanya bisa duduk terpaku di rumah dulu. Anak – anak berkebutuhan khusus itu, tak bisa sekolah. Selain tak ada sekolah inklusi (berkebutuhan khusus ) kesadaran untuk sekolah saat itu juga nyaris tak ada. Kondisi ekonomi saat itu memaksa warga hanya berfikir bagaimana bertahan hidup. Mungkin dipikiran mereka saat itu buat


(21)

3

apa sekolah kalau hidup saja susah. Toh sekolah tidak menjamin hidup mereka lepas dari kesusahan. (Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012)

Pemberitaan di media mengenai kampung idiot digambarkan sebagai kampung yang ditelantarkan oleh pemerintah daerah dimana keberadaan kampung idiot di Ponorogo sudah ada sejak puluhan tahun dan sampai saat ini masih ada. Kondisi ini bukan karena dipelihara atau dilestarikan. Namun menghilangkan predikat idiot sendiri tentu tak semudah membalik telapak tangan. Banyak sudah program pengentasan yang dilaksanakan, pendampingan yang dilakukan elemen pemerintah maupun swasta dan juga bantuan yang diberikan. Namun, warga yang idiot itu masih saja idiot lantaran banyak warga di desa itu yang mengalami keterbelakangan mental. Ada sebagian yang menilai sebutan kampung idiot terlalu ekstrim dan merendahkan harkat mereka. Sehingga, ada yang menggunakan istilah kampung dengan warga keterbelakangan mental. Ada lagi yang menyebutkan kampung berkebutuhan khusus. Apapun istilahnya, tak bisa dipungkiri bahwa di kampung tersebut memang banyak warga yang berkebutuhan khusus dikarenakan mengalami keterbelakangan mental atau lazim disebut idiot (Sumber : Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012).

Pemberitaan lain adalah sebagaimana diberitakan oleh sebagai berikut: Ratusan warga di tiga desa di Ponorogo, Jawa Timur, mengidap keterbelakangan mental atau idiot. Jangankan bekerja, berkomunikasi pun mereka kesulitan. Kemiskinan diduga kuat menjadi penyebab kasus keterbelakangan mental ini. Salah satu keluarga yang mengalami keterbelakangan mental adalah Ginem. Sehari-hari warga Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, ini pergi ke sawah mencari pakan ternak dan mengumpulkan batu atau membantu bekerja di sawah


(22)

4

tetangganya. Dari hasil menjadi buruh tani, Ginem hanya bisa mengumpulkan sekira Rp 6.000 per hari. Uang itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama tiga adik perempuannya yang mengalami keterbelakangan mental, yakni Boimen, Janem, dan Painten, serta adik laki-laki Dayat. Sehari-hari uang yang didapat hanya cukup untuk membeli gaplek atau tiwul. Keluarga Ginem adalah satu dari 43 keluarga di Desa Karang Patihan yang mengalami keterbelakangan mental dan sangat miskin. Dari total penduduk desa ini yaitu 5.439 jiwa, sebanyak 111 di antaranya mengalami keterbelakangan mental sedang dan 69 orang parah. Idiot parah maksudnya tak lagi bisa mencari nafkah sendiri dan harus menggantungkan dari pemberian orang lain. Itulah sebabnya daerah tersebut disebut kampung idiot. Tak hanya di desa ini, masih ada ratusan warga di Desa Pandak Kecamatan Balong dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon yang sebagian penduduknya mengalami nasib yang sama. Ketiga desa tersebut letaknya bersebelahan hanya dipisahkan oleh gugusan perbukitan Rajekwesi. Desa Sidoharjo berada di lereng sebelah utara, Desa Karang Patihan di lereng timur, sementara Desa Pandak berada di tenggara. Namun jarak antar desa mencapai puluhan kilometer dipisahkan hutan dan perbukitan kapur (Sumber : Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012).

Masih banyak penduduk yang mengalami down syndrome (keterbelakangan mental). Jumlahnya mencapai ratusan. Sebagaimana dikutip dari Jawa Pos (15/4), penderita down syndrome paling banyak di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon. Yakni, 323 orang. Kemudian di Desa Karangpatihan dan Desa Pandak, keduanya di Kecamatan Balong, ada 69 orang dan 53 penderita down syndrome. Tak sedikit warga idiot yang hanya memakan daun-daunan. Ada


(23)

5

pula warga idiot yang terpaksa dipasung selama puluhan tahun karena kerap marah dan menabrak apa saja yang ditemuinya. Pemberitaan lain adalah sebagaimana diambil dari www.kaskus.co.id yang ditulis oleh Eko Prasetyo dalam Graha Pena edisi 15 April 2012 sebagai berikut:

Kabupaten Ponorogo tidak hanya terkenal dengan budaya dan kesenian reog yang sudah tersohor kemana mana, ternyata juga menyimpan kondisi keterpurukan dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya, yang cukup memilukan dan menyedihkan, entah sampai kapan pemerintah kabupaten Ponorogo ini menyembunyikan masyarakatnya dari dunia luar dengan nasib, yang dialaminya selama bertahun tahun hingga sampai saat ini beginilah wajah kabupaten Ponorogo yang terlihat gemerlap dan mempunyai kantor megah dengan lantai delapan yang merupakan kantor kabupaten yang paling megah di Indonesia ini, dengan sarana dan prasaranya namum kemegahan kantor pemkab ini, tidak sebanding dengan kehidupan masyarakatnya yang berada di pinggiran, mereka selalu kekurangan gizi dan penuh keprihatinan. Kampung idiot muncul di desa Krebat, Sidowayah dan Sidoarjo yang berada di kecamatan Jambon Ponorogo/kampung idiot kedua ditemukan di desa Karang Patihan kecamatan Balong, dan kali ini kampung idiot jilid tiga ditemukan lagi di desa pandak kecamatan Balong Ponorogo/kondisi kampung idiot ketiga ini tidak jauh kondisinya dengan kampung idiot yang jilid pertama dan kedua, kondisi masyarakatnya cukup mengenaskan dan memprihatinkan karena warga yang berada di desa Pandak yang memiliki 4 dusun ini rata rata penduduknya mengalami kurang gizi dan miskin sehingga untuk makanpun mereka hanya makan nasi gaplek atau tiwul selama bertahaun tahun.

Banyaknya media yang mengekspose kampung idiot ini yang paling gencar adalah di tahun 2011 yakni pada bulan Januari hingga bulan Juni, dalam jangka waktu kurang lebih setengah tahun ini baik media lokal maupun nasional bisa mencapai 5 kali dalam satu bulannya, namun lama kelamaan mereka juga tidak akan mengekspose secara terus-menerus. (Sumber: survei lapangan wawancara dengan kepala humas Pemkab Ponorogo)

Jika dikaji dari hasil survey pendahuluan ini di mana selama kurun waktu 6 bulan tersebut paling tidak terdapat pemberitaan mengenai kampung idiot diberitakan 10 kali dengan berbagai macam pemberitaan yang materinya


(24)

6

cenderung menyudutkan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap pembentukan citra dari Pemkab Ponorogo dengan di eksposenya kampung idiot secara terus menerus di media

Menurut pendapat Yulianita (2003:42) mengatakan dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar PR memberikan penjelasan bahwa Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, Yulianita pun berkata dalam bukunya dasar-dasar PR, ada 4 hal prinsip dari tujuan PR yakni:

a. Menciptakan citra yang baik. b. Memelihara citra yang baik c. Meningkatkan citra yang baik

d. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak.

Untuk dapat menjalin hubungan dengan media, humas harus memiliki strategi yang tepat karena menjalin hubungan dengan media juga merupakan cara untuk meningkatkan informasi dan citra sebuah instasi di mata masyarakat, yaitu khususnya hubungan dengan pers (press relations), yang dimaksud dengan pers disini adalah pers dalam arti luas, yakni semua media massa. Jadi selain surat kabar, juga majalah, kantor berita, radio siaran, televisi siaran dan lain-lain.(Effendy (2005:137))

Untuk merealisasikan hal tersebut, maka kondisi yang terpenting yang harus dijaga adalah hubungan yang harmonis antara pers dengan sumber berita. Humas sebagai sumber berita juga memiliki peranan yang penting. Hubungan antara keduanya memiliki keterkaitan yang erat. Hubungan yang baik yang terpelihara terus akan memperlancar kegiatan humas khususnya publikasi.


(25)

7

Humas Pemkab Ponorogo sebagai ujung tombak pengelolaan informasi, dibangun melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), penguatan struktur dan infrastruktur, sistem dan prosedur, komunikasi organisasi, audit komunikasi, serta manajemen komunikasi krisis, dalam upaya menciptakan tata kelola kehumasan yang baik sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang baik.

Penilaian kinerja humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo direspon masyarakat luas dengan pendapat yang beragam, ada yang merasa puas dan belum puas terhadap kinerja humas. Keberhasilan suatu strategi bisa diukur dari bagaimana pedoman tata kelola kehumasan di Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah dapat terlaksana atau belum.

Penelitian terkait dengan judul yang diteliti saat ini mengenai strategi humas adalah penelitian yang dilakukan oleh Lily Nurjana Tehuyo (2005) tentang Strategi Humas dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi pada Humas Pemkab Masohi). Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa strategi yang dilakukan oleh humas untuk mewujudkan citra positif yaitu dengan sikap terbuka, tidak alergi dengan media dan melaksanakan pembangunan yang tepat waktu dan sasaran. Jika ada isu humas segera mengkonfirmasikan dan diteruskan dalam pengimplementasian dan juga butuh dukungan dari masyarakat.

Penelitian lain dilakukan oleh Ayu Puspita Sari (2009) dengan judul Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam Menjalin Hubungan dengan Media Cetak. Hasil dari penelitian ini adalah mengembangkan akses informasi publik melalui ketersediaan data dan informasi yang aktual, faktual dan akurat serta meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan pemberitaan melalui media


(26)

8

massa serta kerjasama dengan pers. Dari beberapa strategi tersebut dalam rangka menjalin hubungan baik dengan media adalah sebagai berikut: (1) mengelola relasi, relasi tugas dan pribadi, pemberian kartu ucapan pada saat lebaran atau natal kepada wartawan (2) mengembangkan strategi: menyediakan naskah sambutan bupati dan dokumentasi untuk selanjutnya membuat release dan memberikannya kepada media (3) mengembangkan jaringan: membangun relasi dengan wartawan lokal, lalu berkembang dengan wartawan nasional untuk selanjutnya wartawan internasional.

Strategi untuk setiap permasalahan tentulah berbeda jika kita ingin mengetahui kegiatan/kebijakan pemerintah kabupaten/kota. Humas sebagai juru bicara pemerintah harus mengetahui segala kebijakan pimpinan, latar belakang kebijakan yang diambil dan tujuan yang diharapkan, disamping itu humas pemerintah harus memiliki strategi yang baik untuk menangani permasalahan yang dihadapi sekaligus mendapatkan citra yang baik oleh pemerintah itu sendiri. Setiap kebijakan publik yang diambil itu dapat diimplementasikan dengan baik, dan hal itu sangat membutuhkan dukungan publik. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menngani Ekspose Kampung Idiot Di Media. Dalam penelitian ini peneliti mengambil kurun waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2013, yaitu sejak dimulainya ekspose besar-besaran kampung idiot di media pada bulan Januari 2011.


(27)

9

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Strategi apa yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui strategi yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.4 Manfaat Penelitian

Dari sudut kepentingan teoritik, signifikasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

Secara teoritis

1. Melengkapi dan memperjelas hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti tentang humas khususnya yang berkaitan dengan strategi humas pemerintah

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melengkapi konsep dan teori dalm bidang humasumumnya, khususnya yang berkenaan dengan strategi humas pemerintah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk dilakukannya penelitian lanjutan mengenai efektivitas humas untuk meningkatan keprofesionalitas para anggota organisasi, serta untuk peningkatan citra organisasi.


(28)

10

Secara praktis 1. Bagi Perusahaan

Dari aspek praktis diharapkan dapat memberikan masukan ataupun motivasi kepada pemerintah khususnya para praktisi Humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani kasus tereksposenya kampung idiot di media 2. Bagi Program Studi

Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa program studi ilmu komunikasi selanjutnya yang akan meneliti tentang kegiatan kehumasan dalam mengembangkan strategi humas

3. Bagi Peneliti

Adalah sebagai syarat kelulusan program studi yang penulis sedang tempuh yaitu studi ilmu komunikasi dengan jenjang strata-1. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi media pengembangan dengan praktek yang didapat di lapangan.


(1)

pula warga idiot yang terpaksa dipasung selama puluhan tahun karena kerap marah dan menabrak apa saja yang ditemuinya. Pemberitaan lain adalah sebagaimana diambil dari www.kaskus.co.id yang ditulis oleh Eko Prasetyo dalam Graha Pena edisi 15 April 2012 sebagai berikut:

Kabupaten Ponorogo tidak hanya terkenal dengan budaya dan kesenian reog yang sudah tersohor kemana mana, ternyata juga menyimpan kondisi keterpurukan dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya, yang cukup memilukan dan menyedihkan, entah sampai kapan pemerintah kabupaten Ponorogo ini menyembunyikan masyarakatnya dari dunia luar dengan nasib, yang dialaminya selama bertahun tahun hingga sampai saat ini beginilah wajah kabupaten Ponorogo yang terlihat gemerlap dan mempunyai kantor megah dengan lantai delapan yang merupakan kantor kabupaten yang paling megah di Indonesia ini, dengan sarana dan prasaranya namum kemegahan kantor pemkab ini, tidak sebanding dengan kehidupan masyarakatnya yang berada di pinggiran, mereka selalu kekurangan gizi dan penuh keprihatinan. Kampung idiot muncul di desa Krebat, Sidowayah dan Sidoarjo yang berada di kecamatan Jambon Ponorogo/kampung idiot kedua ditemukan di desa Karang Patihan kecamatan Balong, dan kali ini kampung idiot jilid tiga ditemukan lagi di desa pandak kecamatan Balong Ponorogo/kondisi kampung idiot ketiga ini tidak jauh kondisinya dengan kampung idiot yang jilid pertama dan kedua, kondisi masyarakatnya cukup mengenaskan dan memprihatinkan karena warga yang berada di desa Pandak yang memiliki 4 dusun ini rata rata penduduknya mengalami kurang gizi dan miskin sehingga untuk makanpun mereka hanya makan nasi gaplek atau tiwul selama bertahaun tahun.

Banyaknya media yang mengekspose kampung idiot ini yang paling gencar adalah di tahun 2011 yakni pada bulan Januari hingga bulan Juni, dalam jangka waktu kurang lebih setengah tahun ini baik media lokal maupun nasional bisa mencapai 5 kali dalam satu bulannya, namun lama kelamaan mereka juga tidak akan mengekspose secara terus-menerus. (Sumber: survei lapangan wawancara dengan kepala humas Pemkab Ponorogo)

Jika dikaji dari hasil survey pendahuluan ini di mana selama kurun waktu 6 bulan tersebut paling tidak terdapat pemberitaan mengenai kampung idiot diberitakan 10 kali dengan berbagai macam pemberitaan yang materinya


(2)

cenderung menyudutkan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap pembentukan citra dari Pemkab Ponorogo dengan di eksposenya kampung idiot secara terus menerus di media

Menurut pendapat Yulianita (2003:42) mengatakan dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar PR memberikan penjelasan bahwa Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, Yulianita pun berkata dalam bukunya dasar-dasar PR, ada 4 hal prinsip dari tujuan PR yakni:

a. Menciptakan citra yang baik. b. Memelihara citra yang baik c. Meningkatkan citra yang baik

d. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak.

Untuk dapat menjalin hubungan dengan media, humas harus memiliki strategi yang tepat karena menjalin hubungan dengan media juga merupakan cara untuk meningkatkan informasi dan citra sebuah instasi di mata masyarakat, yaitu khususnya hubungan dengan pers (press relations), yang dimaksud dengan pers disini adalah pers dalam arti luas, yakni semua media massa. Jadi selain surat kabar, juga majalah, kantor berita, radio siaran, televisi siaran dan lain-lain.(Effendy (2005:137))

Untuk merealisasikan hal tersebut, maka kondisi yang terpenting yang harus dijaga adalah hubungan yang harmonis antara pers dengan sumber berita. Humas sebagai sumber berita juga memiliki peranan yang penting. Hubungan antara keduanya memiliki keterkaitan yang erat. Hubungan yang baik yang terpelihara terus akan memperlancar kegiatan humas khususnya publikasi.


(3)

Humas Pemkab Ponorogo sebagai ujung tombak pengelolaan informasi, dibangun melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), penguatan struktur dan infrastruktur, sistem dan prosedur, komunikasi organisasi, audit komunikasi, serta manajemen komunikasi krisis, dalam upaya menciptakan tata kelola kehumasan yang baik sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang baik.

Penilaian kinerja humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo direspon masyarakat luas dengan pendapat yang beragam, ada yang merasa puas dan belum puas terhadap kinerja humas. Keberhasilan suatu strategi bisa diukur dari bagaimana pedoman tata kelola kehumasan di Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah dapat terlaksana atau belum.

Penelitian terkait dengan judul yang diteliti saat ini mengenai strategi humas adalah penelitian yang dilakukan oleh Lily Nurjana Tehuyo (2005) tentang Strategi Humas dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi pada Humas Pemkab Masohi). Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa strategi yang dilakukan oleh humas untuk mewujudkan citra positif yaitu dengan sikap terbuka, tidak alergi dengan media dan melaksanakan pembangunan yang tepat waktu dan sasaran. Jika ada isu humas segera mengkonfirmasikan dan diteruskan dalam pengimplementasian dan juga butuh dukungan dari masyarakat.

Penelitian lain dilakukan oleh Ayu Puspita Sari (2009) dengan judul Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam Menjalin Hubungan dengan Media Cetak. Hasil dari penelitian ini adalah mengembangkan akses informasi publik melalui ketersediaan data dan informasi yang aktual, faktual dan akurat serta meningkatkan kualitas pelayanan informasi dan pemberitaan melalui media


(4)

massa serta kerjasama dengan pers. Dari beberapa strategi tersebut dalam rangka menjalin hubungan baik dengan media adalah sebagai berikut: (1) mengelola relasi, relasi tugas dan pribadi, pemberian kartu ucapan pada saat lebaran atau natal kepada wartawan (2) mengembangkan strategi: menyediakan naskah sambutan bupati dan dokumentasi untuk selanjutnya membuat release dan memberikannya kepada media (3) mengembangkan jaringan: membangun relasi dengan wartawan lokal, lalu berkembang dengan wartawan nasional untuk selanjutnya wartawan internasional.

Strategi untuk setiap permasalahan tentulah berbeda jika kita ingin mengetahui kegiatan/kebijakan pemerintah kabupaten/kota. Humas sebagai juru bicara pemerintah harus mengetahui segala kebijakan pimpinan, latar belakang kebijakan yang diambil dan tujuan yang diharapkan, disamping itu humas pemerintah harus memiliki strategi yang baik untuk menangani permasalahan yang dihadapi sekaligus mendapatkan citra yang baik oleh pemerintah itu sendiri. Setiap kebijakan publik yang diambil itu dapat diimplementasikan dengan baik, dan hal itu sangat membutuhkan dukungan publik. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menngani Ekspose Kampung Idiot Di Media. Dalam penelitian ini peneliti mengambil kurun waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2013, yaitu sejak dimulainya ekspose besar-besaran kampung idiot di media pada bulan Januari 2011.


(5)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Strategi apa yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui strategi yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.4 Manfaat Penelitian

Dari sudut kepentingan teoritik, signifikasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

Secara teoritis

1. Melengkapi dan memperjelas hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti tentang humas khususnya yang berkaitan dengan strategi humas pemerintah

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melengkapi konsep dan teori dalm bidang humasumumnya, khususnya yang berkenaan dengan strategi humas pemerintah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk dilakukannya penelitian lanjutan mengenai efektivitas humas untuk meningkatan keprofesionalitas para anggota organisasi, serta untuk peningkatan citra organisasi.


(6)

Secara praktis 1. Bagi Perusahaan

Dari aspek praktis diharapkan dapat memberikan masukan ataupun motivasi kepada pemerintah khususnya para praktisi Humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani kasus tereksposenya kampung idiot di media 2. Bagi Program Studi

Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa program studi ilmu komunikasi selanjutnya yang akan meneliti tentang kegiatan kehumasan dalam mengembangkan strategi humas

3. Bagi Peneliti

Adalah sebagai syarat kelulusan program studi yang penulis sedang tempuh yaitu studi ilmu komunikasi dengan jenjang strata-1. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi media pengembangan dengan praktek yang didapat di lapangan.


Dokumen yang terkait

STRATEGI HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA (Studi Pada Humas Pemkab Masohi)

1 9 53

Kualitatif Aktivitas Media Relations Humas Pemkab Karanganyar tahun 2015) Media Relations dI Instansi Pemerintah (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Media Relations Humas Pemkab Karanganyar tahun 2015).

0 4 15

STRATEGI HUMAS PEMKAB BOYOLALI DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI Strategi Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali(Studi Deskripsi Kualitatif Media Relations Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatka

1 7 14

STRATEGI HUMAS PEMKAB BOYOLALI DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI Strategi Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali(Studi Deskripsi Kualitatif Media Relations Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatka

1 6 15

STRATEGI MANAJEMEN MEDIA OLEH HUMAS PEMERINTAH DAERAH Strategi Manajemen Media oleh Humas Pemerintah Daerah (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Strategi Humas Pemkab Sragen Dalam Mengelola Media).

0 0 14

PENDAHULUAN Strategi Manajemen Media oleh Humas Pemerintah Daerah (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Strategi Humas Pemkab Sragen Dalam Mengelola Media).

0 0 7

MANAJEMEN STRATEGI humas pemkab sragen

0 0 298

Presentation manajemen strategi humas pemkab

0 2 6

STIGMA MASYARAKAT PONOROGO PADA PENDUDUK KAMPUNG IDIOT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 16

BAB II “KAMPUNG IDIOT” DALAM KONTEKS HISTORIS MASYARAKAT DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO - STIGMA MASYARAKAT PONOROGO PADA PENDUDUK KAMPUNG IDIOT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 21