MANAJEMEN STRATEGI humas pemkab sragen

STRATEGI MANAJEMEN SEBAGAI PLAN

Oleh: Jaudi

A. PENDAHULUAN

1. Konteks Kajian

Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi tersebut berada. Lingkungan itu sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga, organisasi yang bisa bertahan hidup adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Sebaliknya, organisasi akan mengalami masa kehancuran apabila organisasi tersebut tidak memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan sekitarnya. Lingkungan organisasi (organizational environment) dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Menurut Robbins dan Coulter, bahwa lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada diluar organisasi tersebut dan secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi.

Setiap pembentukan struktur organisasi harus pula disesuaikan dengan strategi maupun dinamika lingkungan dari organisasi tersebut. untuk mengembangkan suatu struktur organiasi yang senantiasa harus disesuaikan dengan tantangan-tantangan situsional maupun strategi dari organisasi itu sendiri adalah merupakan tugas dari perencanaan organisasi. Ini berarti, perencanaan organisasi tidak lain merupakan serangkaian aktivitas bagi pemecahan masalah. Dengan mengacu pada teori Mintzberg, ada beberapa hal yang mendasar dari organisasi, yang berhubungan dengan mekanisme koordinasi, indikator perencanaan, serta faktor kontingensi, yang turut berperan dalam perencanaan suatu organisasi. Allah

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1

Dari ayat tersebut dapat diambil benang merah bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan, baik untuk diri sendiri, organisasi, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin bangsa maupun dalam dunia pendidikan. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. 2

2. Fokus Kajian

dalam makalah ini, ada beberapa fokus kajian yang paling mendasar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengertian perencanaan strategik ?

2) Bagaimana perencanaan dalam persfektif Islam ?

3) Bagaimana manfaat perencanaan strategik bagi organisasi ?

B. PEMBAHASAN

1. Perencanaan dalam Islam

Perencanaan dalam Islam, sebenarnya dalan AlQur’an Al karim sudah tertuliskan, sebagaimana firman Allah swt berikut ini:

1 . QS. Al hasyr: 18. 2 . Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, (Jakarta: Gema Insani,

2003). hlm. 1.

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan

mengerjakan ini besok pagi, 3

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 5 Dari ayat di atas dapat ditarik beberapa pelajaran, perencanaan hidup dunia

dan akhirat, dalam mencari harta harus ada keseimbangan dengan upaya mencari kebahagiaan akhirat. Aktivitas bermu’amalah haruslah seimbang dengan aktivitas ibadah. Didahulukannya perintah mencari kebahagiaan akhirat (ibadah) dari pada mencari kebahagiaan dunia (mua’malah) mengandung makna bahwa dalam segala aktivitas harus tetap dalam bimbingan dan mengingat Allah sebagai pemilik alam semesta yang disediakan untuk segala kebutuhan hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya jangan merugikan orang lain. Tapi justru sebaliknya, perlu di

3 . QS. Al kahfi: 23. 4 . QS. An naml: 88. 5 . QS. Al qashash: 77.

dorong oleh s emangat untuk menolong. Melakukan aktivitas mua’amalah hendaknya tidak merusak lingkungan yang mengganggu ekosistem yang bisa merugikan seluruh makhluk hidup di dunia. Inilah semangat Islam, manusia didalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tetap harus dalam koridor bimbingan syariat yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dari Umar bin Khattab Ra ia berkata saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap orang itu, apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah swt dan Rasul-Nya maka hijrah itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah demi dunia yang hendak diraih, atau wanita yang hendak dinikahi maka hijrahnya hanya untuk apa yang dituju." (Muttafaq `alaih)

Adapun niat yaitu dimaksudkan untuk mengerjakan suatu perbuatan demi mendekatkan diri kepada Allah swt dan mencari ridha serta pahala dari-Nya. Sehingga, pembahasan ini meliputi niyyatul `amal (niat beramal apa) dan niyyatul ma`muul lah (niat untuk siapa mengerjakan amalan tersebut). Termasuk dalam hal ini pula adalah seluruh wasilah (perantara) yang digunakan untuk mendapatkan maksud tertentu. Jadi, wasilah-wasilah (perantara-perantara) itu dihukumi sesuai dengan maksud yang dikehendaki, untuk kebaikan atau keburukan. Dan Allah swt

Maha Mengetahui mana yang ingin berbuat baik dan mana yang ingin berbuat buruk.

Berdasarkan ayat dan hadits sebagaimana diuraikan diatas, rencana dalam bertindak harus ditetapkan agar tujuan yang diinginkan sesuai dengan rencana yang telah disepakati sebelumnya. Dan rencana sebaiknya disusun dengan matang dan kalau rencana sudah dibuat, harus segera dilaksanakan.

2. Konsep Perencanaan Strategik Pengertian Perencanaan Strategik

Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinum, dimana struktur akan dipilih, kemudian ditentukan, lalu di implementasikan secara optimal dengan memanfaatkan sarana-sarana keorganisasian, sehingga dengan demikian mampu meraih sarana-sarana maupun misi yang telah dirancangkan oleh organisasi (Robbins, 1990). Sedangkan tujuan akhir dari perencanaan organisasi adalah terjalinnya upaya adaptasi yang lancar melalui keberadaan struktur selaku penunjangnya sewaktu merespons kendala-kendala yang telah dirumuskan, yang

sesuai pula dengan konteks maupun strategi dari organisasi. 6 Perencanaan pada hakikatnya adalah pemilihan saat ini terhadap kondisi

masa depan yang dikehendaki (choosing our desired fiture today) beserta langkah- langkah yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi-kondisi tersebut. Perencanaan juga berarti proses pembuatan peta perjalanan menuju ke masa depan. Sebagai proses pembuatan peta perjalanan, perencanaan tidak berhenti setelah rencana dihasilkan, namun merupakan proses yang terus menerus dilaksanakan untuk memutkhirkan, mengubah, dan mengganti peta selama perjalanan menuju kemasa

6 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 226.

depan. Dalam konteks organisasi dapat diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan masa depan yang telah ditetapkan

sebelumnya. 7

Mazhab Perencanaan

Mazhab perencanaan sudah selangkah lebih maju dari mazhab perstrukturan. Dalam pandangan mazhab ini, seterategi adalah, hal-hal yang berkenaan dengan penguraian fakta dan angka, analisis yang mendalam terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi, perencanaan seputar rincian detil dari aktivitas, pemrograman dari berbagai departemen pada organisasi, penyusunan dan pengawasan atas anggaran, serta pemikiran berbagai scenario yang berbeda untuk diterapkan pada lingkungan yang mudah berubah dan tak dapat diprediksikan. Pada mazhab ini perencanaan sebagai bagian dari penerapan strategi di anggap menjadi persyaratan esensial untuk memperoleh suatu strategi yang baik. Oleh karena itu, perlu memanfaatkan secara optimal teknik-teknik perencanaan dan peramalan yang canggih.

Penetapan strategi pun menjadi suatu proses yang sangat formal, yang akan diberlakukan melalui pentahapan berjenjang yang jelas. Dalam konteks ini, manajemen puncak tidak lagi mendominasi untuk menetapkan strategi. Tugas demikian diambil alih oleh badan perencanaan yang khusus, yang hanya memikirkan strategi dan kemudian menyampaikannya kepada para manajer agar dilaksanakan. Hingga saat ini pada organisasi yang besar masih bisa dijumpai mereka yang menggunakan perencanaan sebagai strategi, walaupun berada dalam

7 . Amirullh Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm. 90.

tren lingkungan dimana perencanaan jangka panjang tidak lagi memungkinkan diharapkan, mengingat bergulirnya situasi sosial disekelilingnya yang penuh

ketidakpastian serta sulit di prediksikan. 8

Ruang Lingkup Perencanaan

(a) Rencana Strategis (Strategik Plan) adalah rencana yang ditujukan pada kebutuhan jangka panjang organisasi dan menentukan secara komprehensif arah dari tindakan organisasi atau sub unit organisasi. Manajer memerlukan perencanaan khusus, yaitu perencanaan strategis. Karena perencanaan ini akan digunakan dalam penentuan misi utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Sehingga perencanaan strategis dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan,

karena beberapa sebab, antara lain sebagai berikut: 9

1) Perencanaan strategis merupakan tipe perencanaan yang terpenting

2) Melakukan perencanaan strategis berarti menetapkan misi organanisasi secara jelas.

3) Perencanaan ini memungkinkan manajer mempersiapkan diri tehadap kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya. Langkah-langkah penyusunan perencanaan startegis, antara lain sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan Manajer harus mementukan tujuan strategis. Pemilihan ini dipengaruhi oleh misi, maksud, nilai-nilai, dan kekuatan serta kelemahan organisasi

b) Analisa lingkungan

8 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 65.

9 . Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2007), hlm. 61.

Tujuan yang telah dibentuk harus dicek dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan.

c) Menentukan ukuran Manajer harus menetapkan tujuan guna mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Dengan ukuran akan memudahkan apakah kegiatan itu berhasil atau tidak.

d) Bandingkan rencana bawahan dengan rencana strategis Rencana-rencana yang telah dibuat oleh bawahan harus disesuaikan dengan rencana tingkat atas (rencana keseluruhan).

e) Perbedaan yang terjadi Jika antara manajemen tingkat bawah dan rencana strategis ada perbedaan, maka harus disamakan agar tidak ada perbedaan.

f) Memilih alternatif Manajer harus mampu memilih alternatif yang terbaik dan tepat.

g) Penerapan perencanaan strategis Alternatif yang terpilih akan menjadi rencana yang harus diformulasikan secara jelas, dan kemudian dirinci kedalam kegiatan-kegiatan organisasi.

h) Mengukur dan mengawasi kemajuan Rencana yang telah dilakukan perlu diukur dan diawasi kemajuannya untuk menghindari terjadinya kegagalan-kegagalan.

(b) Rencana operasional (Operational plan) Yaitu rencana yang ditujukan pada aktivitas tertentu dalam menerapkan rencana strategis.

Struktur Operasi sebagai penunjang upaya penerapan strategi

Struktur organsasi memberikan kontribusi pengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan alternative strategi yang digariskan. Struktur organisasi yang tepat akan Struktur organsasi memberikan kontribusi pengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan alternative strategi yang digariskan. Struktur organisasi yang tepat akan

1) Tugas yang harus dilaksanakan

2) Orang yang berkewajiban melaksanakan tugas tersebut

3) Bagaimana cara memastikan agar pihak yang mengampu tugas tersebut

adalah orang yang tepat. 10

Struktur organisasi yang baik akan mampu mengintegrasikan personal serta kelompok kedalam kesatuan yang selaras. Selain tersebut diatas, ia akan terhindar dari duplikasi tugas atau tumpang tindih wewenang pada satu kelompok orang saja. Langkah yang dilakukan perusahaan dalam perumusan strategi, mengembangkan visi dan strategik mission, penetapan tujuan, dan menyusun strategi untuk mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana untuk mencapai sesuatu, setiap oragnisasi dapat mempunyai tujuan yang sama, akan tetapi strategi yang digunakan mungkin berlainan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari lingkungan yang dihadapi.

Strategi yang sama akan membawa sukses bagi suatu perusahaan, akan tetapi dapat pula membawa kegagalan bagi perusahaan lain. 11 Pada dasarnya, dalam melakukan kegiatan sehari-hari manusia tidak terlepas dengan perencanaan. Akan tetapi sering tidak disadari bahwa mereka telah melakukan perencanaan. Setiap orang pasti mempunyai tujuan atau suatu cita-cita dalam hidupnya. Dalam usaha

10 . Fitri Lukiastuti dan Muliawan Hamdani, Manajemen Strategik Dalam Organisasi, (Jakarta: CAPS, 2011), hlm. 101.

11 . Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), hlm. 22.

mereka untuk mencapai suatu tujuannya mereka pasti mempunyai strategi atau perencanaan bagaimana mewujudkan cita-citanya atau tujuannya tersebut. Perencanaan terjadi disetiap jenis kegiatan. Seseorang jika ingin bertindak untuk melakukan sesuatu apapun pasti mereka menyusun suatu perencanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk ke depan.

Perencanaan Menurut Dimensi waktu

a. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning) Perencanaan ini meliputi jangka waktu 3 tahun ke atas. Dalam perencanaan

ini belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental.

b. Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning) Perencanaan ini melipiti jangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. Tetapi di

Indonesia umunya lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang. Walaupin perencanaan jangka menengah ini masih bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang

diproyeksikan secara kuantitatif. 12

c. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning) Jangka waktunya kurang dari satu tahun. Perencanaan jangka pendek

tahunan (annual plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan (annual operational planning).

Perencanaan dari Dimensi Spasial

Perencanaan dilihat dari dimensi spasial adalah perencanaan yang memiliki karakter yang terkait dengan ruang dan batasan wilayah. Dari dimensi spasial ini

12 . Husaini Usman. Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 65.

dikenal perencanaan nasional, perencanaan regional, dan perencanaan tata ruang atau tata tanah.

a. Perencanaan Nasional Perencanaan nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala

nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memerhatikan perkembangan internasional.

b. Perencanaan Regional Perencanaan regional adalah pilihan antar sektor dan hubungan antar sektor

dalam suatu wilayah (daerah) sehingga disebut juga sebagai perencanaan daerah atau wilayah.

c. Perencanaan tata ruang Perencanaan tata ruang adalah perencanaan yang mengupayakan

pemanfaatan fungsi kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis, maupun demografis.

Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaan

a. Perencanaan makro Perencanaan makro adalah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi

secara internal dan eksternal. Perencanaan ekonomi makro meliputi berapa pendapatan nasional yang akan ditingkatkan, berapa tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan swasta, tingkat ekspor impor, pajak, bunga bank, dan sebagainya.

b. Perencanaa Mikro Perencanaan mikro disebut juga pemetaan pendidikan. Perencanaan mikro

pendidikan adalah perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah di bidang mikro.

c. Perencanaan sektoral Perencanaan sektoral adalah kumpulan progam dan kegiatan pendidikan

yang mempunyai persamaan ciri dan tujuan. Perencanaan sektoral memproyeksikan sasaran pembangunan sektor pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditentukan.

d. Perencanaan kawasan Perencanaan kawasan adalah perencanaan yang memerhatikan keadaan

lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif tertentu. Dalam perencanaan kawasan, hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah interaksi antardaerah.

e. Perencanaan proyek Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan dan

pembangunan dalam rangka mencapai sasaran sektor dan tujuan.

Perencanaan dari Dimensi Jenis

a. Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning) Perencanaan ini dibuat oleh pucuk pimpinan dalam suatu struktur organisasi, misalnya pemerintah pusat yang selanjutnya perencanaan tersebut disampaikan ke tingkat provinsi/kabupate/kota untu ditindak lanjuti.

b. Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning) Perencanaan ini dibuat oleh tenaga perencana di tingkat bawah dari suau struktur organsasi, misalnya dibuat di provinsi/kabupaten/kota utuk disampaikan ke pemerintah pusat.

c. Perencanaan menyerong ke samping (diagonal planning) Perencanaan ini dibuat oleh pejabat lain bersama-sama dengan pejabat yang

berada di level bawah di luar struktur oraganisasinya. Misalnya Depdiknas Jakarta

Bappeda Provinsi membuat perencanaan pendidikan sektoral di daerah. Perencanaan ini juga disebut dengan perencanaan sektoral.

d. Perencanaan mendatar (horizontal planning) Perencanaan mendatar biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan

lintas sektoral oleh pejabat selevel. Misalnya perencanaan peningkatan sumber daya manusia melibatkan pejabat departemen pendidikan, departemen agama, departemen tenaga kerja dan transmigrasi departemen kesehatan dan departemen sosial.

e. Perencanaan menggelinding (rolling planning) Perencanaan menggelinding dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam

bentuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.

f. Perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and buttom-up planning) Perencanaan ini di buat untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah

pusat dengan pemerintah provinsi/kabupate/kota. Oleh sebab itu, pembuatannya melibatkan partisipasi aktif kedua belah pihak.

Perencanaan Strategi Sebagai Suatu Pendekatan Menyeluruh

Manajemen strategik dan perencanaan strategik keduanya bukanlah merupakan hal yang bersinonim. Walaupun demikian, seringkali kedua konsepsi tersebut dipergunakan secara serampangan, sehingga sudah saatnya untuk mulai membahas ciri-ciri khususnya berikut hubungan antara kedua hal tersebut:

1. Konsep perencanaan strategik Perencanaan strategik yang rasional adalah suatu visi manajemen khusus

yang bertumpu pada paradigma dari manajemen ilmiah dan seringkali pula dikaitkan dengan karya dari Igor Ansoff. Beranjak dari suatu visi top-down, secara yang bertumpu pada paradigma dari manajemen ilmiah dan seringkali pula dikaitkan dengan karya dari Igor Ansoff. Beranjak dari suatu visi top-down, secara

a. Membangun sekumpulan tujuan-tujuan

b. Merancang rincian langkah proporsional untuk merealisasikan terwujudnya tujuan-tujuan (Worral, 1998)

Sedangkan mazhab perencanaan berpendirian bahwa sekelompok tim perencana dapat memprediksikan secara acak keadaan evolutif yang berkembang dalam lingkungan internal dan eksternal organisasi. Selanjutnya, jika terbetik upaya- upaya untuk mengintegrasikan lingkungan dari organisasi tersebut kedalam tatanan tertentu sesuai dengan aturan perundangan-perundangan yang berlaku sekaligus mempertautkan dialektikanya. Tentulah disadari harus melalui suatu penanganan yang rasional, terstruktur dan sistematis terhadap keberlangsungan strategikalnya.

Namun dalam kenyataan praktikalnya, seringkali perencanaan strategic ditafsirkan menjadi suatu rangkangan yang sepenuhnya linier, dimana keputusan- keputusan terlebih dahulu digodok pada tingkatan tertinggi oraganisasi tersebut, dan kemudian diturunkan berupa program-program, anggaran serta akhirnya berujung pada aktivitas-aktivitas (Hounthoofd, 2000). Jelasa bisa diamati imbasnya secara langsung, bahwa pada masa digandrunginya penanganan perencanaan tradisional (klasik) di era tahun 1970 sampai 1980-an, teknik-teknik manajemen kuantitatif yang sistematis seperti planning program budgeting system (PPBS) dan zero based budgeting (ZBB), diadopsi dengan penuh semangat.

Dalam bentuk awalnya perencanaan strategik mengedepankan suatu visi yang sistematis, serba beraturan. Bereda hal dengan suatu orientasi yang lebih Dalam bentuk awalnya perencanaan strategik mengedepankan suatu visi yang sistematis, serba beraturan. Bereda hal dengan suatu orientasi yang lebih

a. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjawab permasalahan fundamental yang diajukan organisasi

b. Merespon pertanyaan subjektif terhadap alasan berdirinya suatu organisasi serta menangani dan mencurahkan perhatian atas nilai-nilai yang seringkali berbenturan, sehingga mempengaruhi dapat organisasi dan berikut visi yang dikandungnya.

c. Membentenge tekanan terhadap kecenderungan-kecenderungan adanya kepentingan dan kekuatan eksternal yang memberikan pengaruh pada organisasi

d. Menjaga upaya agar tetap bersikap realistis secara politis dengan cara mempertimbangkan segala keluhan maupun kecemasan dari para stakeholder (pemangku kepentingan) internal terutama eksternal

e. Menjadi bersandar yang kokoh terhadap segala upaya campur tangan manajemen puncak dan ada kalanya juga para anggota parlemen dengan dibantu pula oleh sekelompok tim manajemen operasional

f. Memberi tekanan terhadap orientasi pada aktivitas serta pengembangan rencana-rencana baku bagi pengimplementsian strategi. 13

Para manajer bahkan para akademisi memperlakukan “perencanaan strategik” dan “manajemen strategik” secara keliru sebagai hal yang bersinonim atau sebagai konsep yang dapat saling dipertukarkan. Oleh karena itu, kesalah pahaman ini dapat ditelusuri dengan proses perencanaan strategik yang mencakup:

13 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 84.

1) Materi penjelasan atas situasi lingkungan

2) Perumusan strategi

3) Pengimpelementasian strategi

4) Evaluasi strategi dan pengendaliannya (houthoofd 2000) Bahkan menurut Vinzant menggambarkan antara perencanaan strategik dan

manajemen strategik pertanda dari keterkaitan itu secara tepat dengan ungkapan bahwa, dalam banyak hal perencanaan strategik merupakan tulang punggung dari manajemen strategik (Vinzant, 2000). Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi.

Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya. Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Ada beberapa alasan yang menunjukan pentingnya perencanaan strategik:

1. Perencanaan Strategik Memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk Perencanaan lainnya harus diambil

2. Pemahaman terhadap Perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk Perencanaan lainnya

3. Perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman daan penilaian kegiatan-kegiatan manager dan organisasi.

Perencanaan strategik tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu organisasi, tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan manajemen yang palin kritis. Perencanaan yang dilakukan pada tingkatan bawah, disebut perencanaan operasional (Operational Planning), yang memusatkan perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaan dengan efisiensi, bukan efektivitas. Perbedaan pokok antara perencanaan strategik dan operasional perencanaan operasional perencanaan strategik pusat bahasan masalah- masalah pengoperasian kelangsungan dan pengembangan jangka panjang sasaran laba sekarang laba diwaktu yang akan datang batasan lingkungan sumber daya sekarang lingkungan sumber daya waktu yang akan datang hasil yang diperoleh efisiensi dan stabilitas pengembangan potensi mendatang informasi dunia bisnis Perencanaan strategik tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu organisasi, tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan manajemen yang palin kritis. Perencanaan yang dilakukan pada tingkatan bawah, disebut perencanaan operasional (Operational Planning), yang memusatkan perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaan dengan efisiensi, bukan efektivitas. Perbedaan pokok antara perencanaan strategik dan operasional perencanaan operasional perencanaan strategik pusat bahasan masalah- masalah pengoperasian kelangsungan dan pengembangan jangka panjang sasaran laba sekarang laba diwaktu yang akan datang batasan lingkungan sumber daya sekarang lingkungan sumber daya waktu yang akan datang hasil yang diperoleh efisiensi dan stabilitas pengembangan potensi mendatang informasi dunia bisnis

1. Kenaikan tingkat perubahan teknologi

2. Pertumbuhan kompleksitas pekerjaan managerial

3. Peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal dan

4. Semakin panjang nya waktu antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil- hasil diwaktu yang akan datang.

Pendekatan perencanaan strategik (atau dapat disebut “manajemen strategik”) merupakan penetapan serangkaian keputusan dan kegiatan dalam perumusan dan implementasi strategi-strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Proses penyusunannya meliputi langkah sebagai berikut:

1) Penentuan misi dan tujuan Hal yang mencakup pernyataan-pernyataan umum tentang misi, falsafah,

maksud, dan tujan organisasi. Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi manager puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai tersebut dapat mencakup masalh-masalah sosial dan etika atau masalah-masalah umum seperti perluasan perusahaan, macam produk atau jasa yang akam diperoduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

2) Pengembangan profil perusahaan

Mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan dan strategi-strategi yang ada sekarang. Suatu profil perusahaan merupakan hasil analisa internal perusahaan untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta merincikan kuantitas dan kualitas sumber daya-sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukan kesuksesan perusahaan di waktu yang lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksaanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di waktu yang akan datang.

3) Analisa lingkungan eksternal Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara-cara dalam perubahan

lingkungan ekonomi, teknolog, sosial budaya, dan politik dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi. Disamping itu tersebut perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus yang terdiri dari:

a. Para penyedia

b. Pasar organisasi

c. Para pesaing

d. Pasar tenaga kerja

e. Lembaga-lembaga keuangan Dengan kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi

perusahaan tersebut.

4) Analisa internal perusahaan kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisa ini dilakukan dengan membandingkan profil perusahaan dan

lingkungan eksternal. Identifikasi faktor-faktor internal strategik, pemasaran, keuangan, produksi atau operasi personalia, organisasi. Dan ditentukan atas dasar lingkungan eksternal. Identifikasi faktor-faktor internal strategik, pemasaran, keuangan, produksi atau operasi personalia, organisasi. Dan ditentukan atas dasar

5) Identifikasi kesempatan dan ancaman strategik Identifikasi tujuan dan strategik, analisa lingkungan, serta analisa kekuatan

dan kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah ke lima: penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang harus dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman dapat ditimbulkan banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau perilaku konsumen atau langganan.

6) Pembuatan keputusan strategik Langkah selanjutnya mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan

alternative strategik. Proses ini disebut proses pembuatan keputusan strategik.

7) Pengembangan strategik perusahaan Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi

perlu menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-strategi operasional. Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program, anggaran) operasional pada masing-masing bidang fungsional organisasi.

8) Implementasi strategi

Adapun yang berhubungan dengan kegiatan manajemen pengoperasian strategi. Implementasi berarti peletakkan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung jawab atas sukses semua atau sebagian strategi kepada karyawan yang sesuai, diikuti dengan alokasi sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan.

9) Peninjaun kembali dan evaluasi Proses ini sering disebut “strategik control”. Setelah strategi

diimplementasikan, manajer perlu senantiasa memonitor secara periodik, atau pada tahap-tahap kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.

Kebaikan dan Kelemahan Perencanaan Strategik

Proses perencanaan strategik akan bervariasi dengan organisasi dan situasi. Ini akan bervariasi dalam derajat pengalaman, biaya dan penyelesaian, penggunaan metoda-metoda kuantitatif dan dalam formalitas. Secara umum kebaikan dan kelemahan perencanaan strategik dapat diperinci sebagai berikut:

Kebaikan utama perencanaan strategik adalah dalam memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Dengan mempergunakan perencanaan strategik, para manajer akan memberikan cara kepada organisasi tujuan-tujuan yang dirumuskan secara jelas dan metoda-metoda bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Jadi, organisasi mempunyai sasaran dan pengarahan yang jelas. Disamping itu proses perencanaan strategik, membantu manajer mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul dan menanganinya sebelum menjadi lebih berat.

Adapun Kebaikan penting dari perencanaan strategik, adalah membantu para manajer dalam pembuatan keputusan. Analisa hati-hati dari perencanaan strategik memberikan kepada para manajer lebih banyak informasi yang mereka perlukan untuk membuat keputusan-keputusan yang baik. Perencanaan strategik juga meminimumkan kemungkinan kesalahan, karena tujuan atau sasaran strategi dirumuskan dengan cermat.

Adapun kelemahannya, kebaikan tersebut diatas dapat tercapai sepenuhnya bila organisasi melakukannya melalui proses perencanaan strategik formal. Dan Kelemahan utama perencanaan strategik formal adalah bahwa hal itu memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar. Dalam banyak organisasi perencanaan strategi memakan waktu bertahun-tahun agar berfungsi dengan lancar, sehingga dapat kehilangan kesempatan. Disamping itu penetapan dan pemeliharaan suatu sistim formal melibatkan banyak biaya. Sebagai contoh, biaya-biaya riset pasar, survai dan penyusunan model yang sering berhubungan dengan biaya kegiatan-kegiatan pemrosesan data yang mahal, biaya-biaya latihan dan penggajian para perencana serta para manajer divisional dan fungsional yang terlibat dalam proses.

Dan Kelemahan selanjutnya adalah bahwa perencanaan strategik kadang- kadang cenderung membatasi organisasi hanya terdapat pilihan yang paling rasional dan bebas resiko. Para manajer belajar untuk mengembangkan hanya terhadap strategi dan tujuan yang dapat lolos dari analisa terperinci proses perencanaan. Sifat-sifat dari perencanaan sebagai berikut:

a. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of onjective) Yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan.

b. Kedudukan yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of planning)

Bahwa setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama dalam suatu proses manajemen dan perencanaan harus mampu memberikan arah terhadap proses manajemen selanjutnya.

c. Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning) Yaitu perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara

pencapaiannya.

d. Efisiensi dari perencanaan (effeciency of planning) Rencana yang telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang efisien. 14

Tujuan dari perencanaan adalah:

a. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya

b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan

c. Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya

d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan

e. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu

f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan

g. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan

h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan

i. 15 Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Pentingnya Perencanaan

14 . Sri Wiludjeng, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2007), hlm. 58. 15 . Husaini Usman, Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). hlm. 60.

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada beberapa alasan dasar perlunya perencanaan:

1) Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2) Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Syaiful Sagala perencanaan strategis dilakukan oleh para perencana yang memperhatikan visi dan misi lembaga yang dikaitkan dengan kepentingan stakeholders serta lingkungan internal dan eksternal lembaga, yang diikuti kajian isu-isu strategis bagi pengembangan prioritas lembaga di masa depan. Perencanaan strategis ini biasanya dilakukan untuk jangka waktu minimum tiga tahun. Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin

kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. 16

Beberapa manfaat perencanaan strategik adalah, secara empiris perencanaan strategi berguna menurut (Bryson, 1995, Cohen, 1998, Joyce, 1999) untuk 17

16 . Saiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan Persaingan Mutu , (Jakarta: Nimas Multima, 2006), hlm. 21.

17 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 102.

1. Membantu untuk menegaskan fokus terhadap hal-hal yang benar pentin

2. Memberi kemudahan pada organisasi dalam menentukan skala prioritasnya aktivitasnya

3. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan

4. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

5. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

6. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

7. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

8. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

9. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

10. Menghemat waktu, usaha, dan dana

11. Memperbaiki koordinasi diantara berbagai aktivitas dan berbagai unit

adapun kelemahan dari perencanaan adalah:

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata

2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan

3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi

4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi

Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten. 18

18 . Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984). hlm. 81.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni:

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan

2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan

3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan

4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan

5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

Menurut Mahdi bin Ibrahim mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu:

a) Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan

b) Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai

c) Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai

d) Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan d) Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan

e) 19 Kemampuan organisatoris penanggungjawab operasional.

Evolusi dari perencanaan strategik menuju ke manajemen strategik

Berdasarkan pedoman evaluasi dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Mckinsey dan Gluck 1992, berargumentasi, bahwa setiap organisasi yang berbasis strategi perlu melalui suatu tahapan partisivasi evolutif atau mengikuti pemikiran mazhab tertentu sebelum menguasai kompetensi untuk memulai serta

mengendalikan proses strategi yang sebenarnya. 20

Proses perencanaan strategik

Melihat pada sifat karakteristik yang siatematis, juga tekad kuat yang mencuat dari perencanaan stretegik, maka tidaklah mengherankan jika berbagai penulis berupaya untuk mengembangkan skema-skema pentahapan dalam perencanaan strategik yang bersifat normatif dan kronologis. Tetapi, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan tinjauan masing-masing diantara mereka, nyatanya pentahapan atas langkah-langkah lanjutan yang semakin kompleks sebagaimana

19 . Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1997), hlm. 63. 20 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2010), hlm. 88.

yang telah dipaparkan, adalah merupakan kunci terhadap kesuksesan suatu pengorganisasian. 21 Menurut Louis A. Allen, mengemukakan perencanaan terdiri

dari aktivitas-aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu mendatang. Proses perencanaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Merumuskan misi dan tujuan

2) Memahami keadaan saat ini

3) Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan

4) 22 Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan. Proses perencanaan strategik adalah sarana mengambil keputusan yang

paling penting bagi sebuah perusahaan. Dan disinilah tujuan dan arah dasar perusahaan ditentukan, dan pendekatan utama untuk maju menurut garis itu

diputuskan. 23 Setiap rencana dilandasi oleh suatu scenario industri, meskipun prosesnya seringkali implisit. Penggunaan scenario yang dinyatakan secara eksplisit akan mengangkat kepermukaan ketidakpastian dalam perencanaan dan melandasi strategi dengan pemahaman yang lengkap dan disadari arti penting ketidakpastian

bagi pesaing. 24 Dan skenario industri merupakan alat yang efektif untuk mendorong tim manajemen memikirkan masa mendatang secara sistematis dan memperbaiki

asumsi yang tidak realistis tanpa merusak cakrawala pemikiran karena skenario tidak dimaksudkan sebagai perkiraan.

21 . Aimee Heene dan Sebastia Desmidt, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 88.

22 . Amirullh Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm. 100. 23 . Ticoalu dan Agus Dharma, Management Policy And Strategy, 2 Nd Edition , (Jakarta: Erlangga,

2002), hlm. 90. 24 . Michael E. Porter, Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing), Alih Bahasa: Lyndon Saputra,

(Tangerang: Karisma Publishing Group, 2008), hlm. 584.

C. KESIMPULAN

Menurut Vinzant menggambarkan antara perencanaan strategik dan manajemen strategik pertanda hubungan yang tidak dapat terpisahkan, secara tepat dengan ungkapan bahwa, terdapat banyak hal dalam perencanaan strategik yang merupakan tulang punggung dari manajemen strategik (Vinzant, 2000). Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya. Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan tersebut mempunyai dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi.

Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinum, dimana struktur akan dipilih, kemudian ditentukan, lalu di implementasikan secara optimal dengan memanfaatkan sarana keorganisasian, sehingga dengan demikian mampu meraih sarana maupun misi yang telah dirancangkan oleh organisasi (Robbins, 1990). Sedangkan tujuan akhir dari perencanaan organisasi adalah terjalinnya upaya adaptasi yang lancar melalui keberadaan struktur selaku penunjangnya sewaktu merespons kendala yang telah dirumuskan, yang sesuai pula dengan konteks maupun strategi organisasi. Perencanaan pada hakikatnya adalah pemilihan saat ini terhadap kondisi masa

depan yang dikehendaki beserta langkah yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Perencanaan juga berarti proses pembuatan peta perjalanan menuju ke masa depan. Sebagai proses pembuatan peta perjalanan, perencanaan tidak berhenti setelah rencana dihasilkan, namun merupakan proses yang terus menerus dilaksanakan untuk memutkhirkan, mengubah, dan mengganti peta selama perjalanan menuju kemasa depan. Dalam konteks organisasi dapat diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan tindakan yang akan dilakukan, dan mengkaji cara terbaik untuk mencapai tujuan masa depan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana Strategis (Strategik Plan) adalah rencana yang di arahkan pada kebutuhan jangka panjang organisasi dan menentukan secara komprehensif arah dari tindakan organisasi atau sub unit organisasi. Manajer memerlukan perencanaan khusus, yaitu perencanaan strategis, karena perencanaan ini akan digunakan dalam penentuan misi utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Sehingga perencanaan strategis dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan, karena beberapa sebab, antara lain sebagai berikut:

a) Perencanaan strategis merupakan tipe perencanaan yang terpenting

b) Melakukan perencanaan strategis berarti menetapkan misi organanisasi secara jelas.

c) Perencanaan ini memungkinkan manajer mempersiapkan diri tehadap kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Al karim Al Hadits An Nabawi Hafidudin Didin dan Tanjung Hendri, Manajemen Syariah dalam Prkatik , (Jakarta:

Gema Insani, 2003) Handoko Hani, Manajemen ( Yogyakarta: BPFE, 1984) Hariadi Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang

Bisnis , (Malang: Bayumedia Publishing, 2005) Haris Amirullh Budiyono, Pengantar Manajemen , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004) Heene Aimee dan Desmidt Sebastia, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2010) Ibrahim Mahdi bin, Amanah dalam Manajemen , (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1997)

Lukiastuti Fitri dan Hamdani Muliawan , Manajemen Strategik Dalam Organisasi , (Jakarta: CAPS, 2011)

Porter Michael E, Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing), Alih Bahasa: Lyndon Saputra, (Tangerang: Karisma Publishing Group, 2008)

Sagala Saiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan Persaingan Mutu ,(Jakarta: Nimas Multima, 2006)

Ticoalu dan Dharma Agus, Nd Management Policy And Strategy, 2 Edition , (Jakarta: Erlangga, 2002)

Usman Husaini, Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Wiludjeng Sri, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2007)

STRATEGI SEBAGAI PLOY

Oleh: Irfan Yuhadi

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

STRATEGI ANGGOTA LEGISLATIF DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN DENGAN KONSTITUEN(Studi pada anggota DPRD Kabupaten Pamekasan Periode 2009-2014)

0 81 37

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89