Metode Penelitian Penetapan Lokasi Penelitian Operasional Variabel

85

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode sangat penting dalam suatu penelitian karena akan membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moris dalam Saraswati 2009 yang mengatakan bahwa metode adalah “Prosedur atau urutan fikiran yang sistematis, yang dituangkan ke dalam suatu rencana untuk mengerjakan sesuatu hal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan” Berdasar pada pengertian tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ini adalah metode deskriptif dengan studi eksplanatori yang berusaha mengungkapkan dan menapsirkan seberapa besar hubungan dan sumbangan dari masing-masing variabel yang diteliti. Metode ini digunakan karena berorientasi pada masalah yang terjadi pada masa sekarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kuantitatif sangat relevan dengan sifat, struktur, dan karakteristik variabel mengenai lingkungan kerja dan kebijakan kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Sejalan dengan hal tersebut, Ibnu Hajar dalam Saraswati 2009 menyatakan bahwa “untuk menetapkan kesamaan dan keeratan hubungan memerlukan data kuantitatif yaitu data yang berkaitan dengan angka- angka”. 86

B. Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian pendidikan ini tidak terlepas dari lokasi sekolah. Kaitannya dengan otonomi daerah maka ditetapkan lokasi penelitian ini yakni seluruh SMP Negeri di Kabupaten Sumedang. Lokasi lebih luas mencakup satu kabupaten, agar hasil penelitian ini kelak dapat menjadi landasan kajian dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan dasar, khususnya jenjang pendidikan SMP. Gambar 3.1: Peta Kabupaten Sumedang Gambar: 3.1 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek dari suatu penelitian yang akan dijadikan sumber data dalam penelitian yang dilakukan. Populasi dapat berupa barang atau manusia. Sudjana 1992 : 6 mengungkapkan bahwa : 87 Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Berdasar pada masalah penelitian di atas, populasi penelitian ini adalah semua guru dari 61 SMP Negeri se-Kabupaten Sumedang yang berjumlah 1300 orang, seperti table 3.1 sampai 3.4 di bawah ini. Adapun pertimbangan pemilihan populasi ini adalah karena semua guru berada di kabupaten yang sama sehingga mengurangi keragaman populasi. Keadaan demikian memungkinkan untuk dijadikan obyek penelitian. Tabel 3.1 Data Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kabupaten Sumedang Tahun 2009 No Tempat Tugas Akreditasi Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 GPNS 1 SMP N 1 Cimanggung A 1 5 5 20 2 33 2 SMP N 1 Cisitu B 2 8 10 3 SMP N 1 Conggeang B 4 3 10 17 34 4 SMP N 1 Jatinunggal A 1 6 7 5 SMP N 1 Paseh A 5 2 4 20 31 6 SMP N 1 Sukasari A 4 1 2 13 20 7 SMP N 1 Surian B 11 1 12 8 SMP N 1 Tanjungkerta B 3 6 16 25 9 SMP N 2 Cimanggung B 10 1 11 10 SMP N 2 Cisitu B 9 9 11 SMP N 2 Conggeang B 3 1 5 10 19 12 SMP N 2 Jatinunggal A 11 1 9 1 22 13 SMP N 2 Rancakalong B 5 5 14 SMP N 2 Tomo B 1 9 10 15 SMP N 3 Cisitu A 1 2 9 12 16 SMP N 3 Rancakalong B 1 10 11 17 SMP N 3 Situraja B 2 1 6 12 21 18 SMP N 4 Situraja B 1 3 13 17 19 SMPN 1 Cisarua B 2 7 15 1 25 88 20 SMPN1 Buahdua B 2 1 5 17 25 21 SMPN 1 Cibugel B 3 14 1 18 22 SMPN 1 Cimalaka A 3 5 29 1 38 23 SMPN 1 Darmaraja A 1 15 1 17 24 SMPN 1 Ganeas B 1 1 4 10 1 17 25 SMPN 1 Jatigede B 1 1 2 4 26 SMPN 1 Jatinangor A 4 3 9 30 1 47 27 SMPN 1 Pamulihan A 7 19 26 28 SMPN 1 Rancakalong B 2 3 6 12 23 29 SMPN 1 Situraja A 3 3 30 SMPN 1 Sumedang A 10 29 39 31 SMPN 1 Tanjungmedar B 3 15 18 32 SMPN 1 Tanjungsari A 9 8 30 2 49 33 SMPN 1 Tomo A 1 6 15 1 23 34 SMPN 1 Ujungjaya B 3 17 1 21 35 SMPN 1 Wado B 1 3 13 1 18 36 SMPN 10 Sumedang B 1 12 1 14 37 SMPN 2 Buahdua B 4 1 3 11 19 38 SMPN 2 Cimalaka B 1 1 1 3 39 SMPN 2 Darmaraja B 3 1 7 16 27 40 SMPN 2 Ganeas B 1 6 1 8 41 SMPN 2 Jatigede B 2 2 42 SMPN 2 jatinangor B 1 34 1 36 43 SMPN 2 Paseh B 3 1 1 23 28 44 SMPN 2 Situraja B 2 1 1 4 45 SMPN 2 Sumedang A 4 2 4 30 1 41 46 SMPN 2 Tanjungkerta B 2 4 20 1 27 47 SMPN 2 Tanjungsari B 3 2 7 25 37 48 SMPN 2 Ujungjaya B 13 1 14 49 SMPN 2 Wado B 12 12 50 SMPN 3 Cimalaka B 3 6 9 51 SMPN 3 Jatigede B 2 2 52 SMPN 3 Jatinangor B 2 14 2 18 53 SMPN 3 Sumedang A 5 9 31 45 54 SMPN 3 Tanjungsari B 1 13 14 55 SMPN 3 Wado B 5 17 2 24 56 SMPN 4 Sumedang A 2 1 3 30 1 37 57 SMPN 5 Sumedang A 6 4 30 40 58 SMPN 6 Sumedang A 3 3 6 15 27 59 SMPN 7 Sumedang A 3 1 4 19 1 28 60 SMPN 8 Sumedang A 2 1 12 24 39 61 SMPN 9 Sumedang A 12 13 25 Jumlah 102 46 212 911 29 1300 89 Tabel 3.2 Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS 1 SMPN 1 Cimanggung 1 5 5 20 2 33 2 SMPN 1 Jatinunggal 1 6 7 3 SMPN 1 Paseh 5 2 4 20 31 4 SMPN 1 Sukasari 4 1 2 13 20 5 SMPN 2 Jatinunggal 11 1 9 1 22 6 SMPN 3 Cisitu 1 2 9 12 7 SMPN 1 Cimalaka 3 5 29 1 38 8 SMPN 1 Darmaraja 1 15 1 17 9 SMPN 1 Jatinangor 4 3 9 30 1 47 10 SMPN 1 Pamulihan 7 19 26 11 SMPN 1 Situraja 3 3 12 SMPN 1 Sumedang 10 29 39 13 SMPN 1 Tanjungsari 9 8 30 2 49 14 SMPN 1 Tomo 1 6 15 1 23 15 SMPN 2 Sumedang 4 2 4 30 1 41 16 SMPN 3 Sumedang 5 9 31 45 17 SMPN 4 Sumedang 2 1 3 30 1 37 18 SMPN 5 Sumedang 6 4 30 40 19 SMPN 6 Sumedang 3 3 6 15 27 20 SMPN 7 Sumedang 3 1 4 19 1 28 21 SMPN 8 Sumedang 2 1 12 24 39 22 SMPN 9 Sumedang 12 13 25 Jumlah 62 23 113 439 12 649 Tabel 3.3 Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS 1 SMPN 1 Cisitu 2 8 10 2 SMPN 1 Conggeang 4 3 10 17 34 3 SMPN 1 Surian 11 1 12 4 SMPN 1 Tanjungkerta 3 6 16 25 5 SMPN 2 Cimanggung 10 1 11 6 SMPN 2 Cisitu 9 9 7 SMPN 2 Conggeang 3 1 5 10 19 8 SMPN 2 Rancakalong 5 5 9 SMPN 2 Tomo 1 9 10 10 SMPN 3 Rancakalong 1 10 11 90 11 SMPN 3 Situraja 2 1 6 12 21 12 SMPN 4 Situraja 1 3 13 17 13 SMPN 1 Cisarua 2 7 15 1 25 14 SMPN 1 Buahdua 2 1 5 17 25 15 SMPN 1 Cibugel 3 14 1 18 16 SMPN 1 Ganeas 1 1 4 10 1 17 17 SMPN 1 Jatigede 1 1 2 4 18 SMPN 1 Rancakalong 2 3 6 12 23 19 SMPN 1 Tanjungmedar 3 15 18 20 SMPN 1 Ujungjaya 3 17 1 21 21 SMPN 1 Wado 1 3 13 1 18 22 SMPN 10 Sumedang 1 12 1 14 23 SMPN 2 Buahdua 4 1 3 11 19 24 SMPN 2 Cimalaka 1 1 1 3 25 SMPN 2 Darmaraja 3 1 7 16 27 26 SMPN 2 Ganeas 1 6 1 8 27 SMPN 2 Jatigede 2 2 28 SMPN 2 jatinangor 1 34 1 36 29 SMPN 2 Paseh 3 1 1 23 28 30 SMPN 2 Situraja 2 1 1 4 31 SMPN 2 Tanjungkerta 2 4 20 1 27 32 SMPN 2 Tanjungsari 3 2 7 25 37 33 SMPN 2 Ujungjaya 13 1 14 34 SMPN 2 Wado 12 12 35 SMPN 3 Cimalaka 3 6 9 36 SMPN 3 Jatigede 2 2 37 SMPN 3 Jatinangor 2 14 2 18 38 SMPN 3 Tanjungsari 1 13 14 39 SMPN 3 Wado 5 17 2 24 Jumlah 40 23 99 472 17 651 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Akreditasi dan Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang Nomor Nilai Akreditasi Jumlah SMPN Jumlah Guru PNS 1 A 22 649 2 B 39 651 Jumlah 61 1300 91

2. Sampel penelitian

Pada penelitian ini menggunakan stratified random sample. Sesuai pendapat Nazir 1983: 346, bahwa: “stratified random sample adalah sampel yang yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok- kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum”. Sedangkan menurut Donald Ary dalam Nazir 1983:332, bahwa:”sample berlapis secara proporsional proportional stratified sampling artinya di dalam sample, lapisan tersebut diwakili sesuai dengan perbandingan proporsi frekuensinya di dalam populasi keseluruhahan”. Selanjutnya bahwa:”… penarikan sample berlapis akan dapat menghasilkan sampel yang lebih representatif dari pada sampel acak sederhana simple random sampling”. Penentuan sampel berlapis, berstrata, atau berpetala menurut Sudjana 1975: 173, menggunakan rumus sebagai sebagai berikut: n i = N i x n N Keterangan: N = Jumlah populasi N i = Jumlah populasi suatu strata n = Jumlah sampel, dimana n = N x 15 n i = Jumlah sampel suatu strata Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka besarnya sample guru PNS SMPN se-Kabupaten Sumedang sebesar 195. Sehingga stratum A guru SMP Negeri yang nilai akreditasinya A sampelnya 97 guru PNS, sedangkan stratum B sampelnya 98 guru PNS. Langkah pengambilan 97 sampel 92 dari 649 populasi dilakukan secara acak, begitu pula dengan sampel 98 dari 651 populasi, seperti tabel 3.5. Tabel 3.5 Sampel Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang Nomor Nilai Akreditasi Sampel Guru PNS Jumlah Sampel SMPN 1 A 97 3 2 B 98 6 Jumlah sampel 195 9 Selanjutnya penarikan sampel secara acak, sesuai pendapat Donald Ary dalam Furchan 1995: 192, bahwa: ”prosedur penarikan sample yang paling banyak dikenal orang adalah penarikan sample acak random sampling. Ciri dasar penarikan sample acak ialah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukan ke dalam sample. Artinya, bagi setiap pasangan unsure X dan Y, peluang X untuk dipilih sebagai sample sama dengan peluang Y, dan pemilihan X sama sekali tidak mempengaruhi peluang pemilihan Y”. Hasil penarikan sampel secara acak baik SMPN maupun guru PNS, seperti tabel 3.6 dan 3.7. Tabel 3.6 Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS 1 SMPN 1 Tanjungsari 32 93 2 SMPN 4 Sumedang 33 3 SMPN 1 Cimalaka 32 Jumlah sampel 97 Tabel 3.7 Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS 1 SMPN 1 Cibugel 16 2 SMPN 2 Tanjungsari 16 3 SMPN 1 Ganeas 16 4 SMPN 2 Tanjungkerta 17 5 SMPN 4 Situraja 16 6 SMPN 1 Ujungjaya 17 Jumlah sampel 98

D. Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah 1 Kinerja mengajar guru SMP Negeri se- Kabupaten Sumedang Y sebagai variabel independen Kinerja mengajar guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Langkah berikutnya adalah membuat tabel spesifikasi, yang pada umumnya disajikan dalam tabel yang berisi komponen yang mengidentifikasi adanya prestasi kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.6 kisi-kisi instrumen kinerja mengajar guru SMPN se-Kabupaten Sumedang di bawah ini: 94 Tabel: 3.8 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Mengajar Guru NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO BUTIR 1 2 3 4 5 1 Perencana- an 1. Penguasaan materi pelajaran 2. Kemampuan merencanakan . 1. Saya berupaya meng identifikasi materi pel ajaran yang akan diajar kan kepada siswa. 2. Saya berupaya mengu asai materi pelajaran untuk mendukung pem belajaran 3. Saya memahami admi nistrasi pembelajaran seperti pencatatan, penilaian, dan pelapor an hasil belajar siswa. 4. Saya memilih pende - katan pembelajaran ter lebih dahulu, sebelum merencanakan pembel ajaran . 5. Saya memilih pendekat- an pembelajaran yang se suai dengan kebiasaan dan meringankan imple mentasinya 6. Saya memahami prin sip-prinsip perencana an pembelajaran 7. Saya berupaya meren canakan pembelajaran yang berpusat pada siswa student centre 8. Saya berupaya meru muskan tujuan pembel ajaran 9. Saya merumuskan indi kator pembelajaran ber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 95 dasarkan Standar Kom petensi dan Kompeten si Dasar. 10. Saya berupaya memi lih metode pembelajar an yang tepat 11. Saya berupaya memi lih media pembelajar - an yang tepat 12. Saya merefleksikan RPP bersama teman, untuk memperbaiki dan menyesuaikannya dengan pelaksanaan pembelajaran. 13. Saya berupaya me rencanakan pembel ajaran remedial 10 11 12 13 2 Implemen tasi pembel ajaran 1. Pra pembelajaran 2. Membuka pembel j aran 1. Saya berupaya melak sanakan program pem belajaran. sebagai pe gangan dalam melak sanakan pembelajaran. 2. Saya berupaya melaku kan pre test diawal pembelajaran. 3. Saya berupaya meme riksa pekrjaan rumah siswa pada awal pem belajaran. 4. Saya berupaya mema hami kemampuan awal anak didik 5. Saya berupaya mem buka pembelajaran de ngan ucapan salam ke agaman 6. Saya berupaya meme riksa kehadiran siswa setelah membuka pem belajaran 7. Saya memahami bagai mana cara siswa bel 14 15 16 17 18 19 20 96 3. Kegiatan inti ajar 8. Saya berupaya memo tivasi siswa dan meng arahkannya ke dalam situasi belajar 9. Saya berupaya menge lola kelas, dengan men ciptakan suasana kon dusif bagi berlang sungnya proses belajar mengajar. 10. Saya memahami pro ses pembelajaran yang berpusat pada siswa 11. Saya berupaya meng ubah strategi pembel ajaran berdasarkan kon disi siswa pada saat itu 12. Saya berupaya meng gunakan media sum ber pembelajaran, da lam upaya transfor masi pengetahuan dan internalisasi nilai kepa da peserta didik. 13. Saya berupaya agar siswa dapat melaksa nakan diskusi, eksplo rasi, dan kolaburasi da lam pembelajaran 14. Saya berupaya me ngembangkan materi pelajaran 15. Saya berupaya meres pon siswa yang tampak akan melarikan diri dari belajar 16. Saya memahami cara menyimpulkan materi pelajaran 17. Saya berupaya meng gunakan instrumen pe nilaian yang telah ter uji validitas dan relia 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 97 4. Kegiatan penutup bilitasnya. 18. Saya memahami cara pemberian tugas ru mah PR 19. Saya memahami langkah-langkah eva luasi pembel ajaran 20. Saya berupaya me nilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran 21. Saya memahami langkah-langkah ana lisis evaluasi pembel ajaran 22. Saya memahami langkah-langkah pem belajaran remedial 31 32 33 34 35 2 Iklim Sekolah X 1 sebagai variabel dependen Pengertian iklim sekolah school climate adalah situasi dan kondisi sekolah bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif. Sedangkan iklim sekolah yang kondusif adalah situasi dan kondisi sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan yang menjadi prasyarat bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif Pakpahan, 2007, dimana kisi-kisi instrumen variabel Iklim sekolah, seperti tabel 3.7 di bawah ini. Tabel: 3.9 Kisi-kisi Instrumen Variabel Iklim Sekolah NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO BUTIR 1 2 3 4 5 1. Keamanan 1. Tak terjadi kehi langan barang atau 1. Saya berupaya 1 98 uang 2. Tak terjadi keri butan antar ko munitas sekolah 3. Terbebas dari rasa was-was dan rasa takut. 4. Terbebas dari rasa curiga dan rasa iri hati 5. Adanya kepastian hukum agar semua war ga sekolah sa ling menjaga a gar tidak terja di kehilangan u ang atau ba - rang disekolah 2. Saya berupaya agar semua war ga sekolah ti dak membawa barang berharga ke sekolah 3. Saya berupaya agar semua war ga sekolah sa ling menghar gai dan saling menghormati, sehingga tak ter jadi keributan antar komuni tas sekolah. 4. Saya berupaya agar kondisi se- kolah dalam kea daan aman, se hingga terbebas dari rasa was- was dan takut. 5. Saya berupaya transparan da lam setiap akti vitas sekolah, sehingga terbe bas dari rasa cu riga dan iri hati 6. Saya berupaya melaksanakan tugas sebaik- baiknya, karena setiap aktivitas berjalan sesuai aturan dan ada nya kepastian 2 3 4 5 6 99 6. Terbebas dari sen timen bersifat sara 7. Terbebas dari pe ngaruh narkoba 8. Terbebas dari tawu ran siswa 9. Terbebas dari tin dak pemerasan dan intimidasi 10. Terbebas dari pele cehan seksual 11. Sekolah memiliki pagar pengaman hukum 7. Saya berupaya menumbuhkan rasa saling hor mat menghor mati dan harga menghargai an tar pemeluk aga ma. 8. Saya berupaya agar sekolah me nerapkan sanksi yang tegas ter hadap pecan dupengguna narkoba 9. Saya berupaya agar semua war ga sekolah me mahami bahaya dan menghinda ri narkoba. 10. Saya berupa ya agar semua war ga sekolah memahami dam pak negatif dari tawuran. 11. Saya berupa ya agar semua warga sekolah memahami bah wa tindakan pe merasan dan in timidasi meru pakan perbuat an tidak terpuji dan melanggar hukum 12. Saya berupa ya agar semua warga sekolah memahami bah wa pelecehan seksual meru 7 8 9 10 11 12 100 12. Sekolah memiliki petugas keamanan yang dapat diandal kan pakan perbua tan asusila yang melanggar ajar an agama dan hukum. 13. Saya berupa ya agar sekolah memiliki dan memelihara pa gar pengaman 14. Saya berupa ya agar semua warga sekolah memahami pen tingnya petugas keamanan yang handal. 13 14 2. Kenyamanan 1. Hubungan antar orang inter per sonal komunitas se kolah, yang ter buka, saling meng hargai dalam sua sana kekeluargaan 2. Komunikasi antar kepala sekolah, gu ru, siswa, karya wan, dan komite sekolah terbuka dan lancar. 3. Adanya suasana ke keluargaan yang ikhlas dan saling mengasihi. 15. Saya mema hami penting nya hubungan interpersonal komunitas seko lah. 16. Saya merasa kan hubungan inter personal komu nitas seko lah yang saling menghargai da- lam suasana ke keluargaan 17. Saya merasa kan terjadi ko munikasi yang terbuka dan lan car, baik antar kepala sekolah, guru, siswa, kar yawan, serta ko mite sekolah. 18. Saya mema 15 16 17 101 4. Adanya rasa me miliki sekolah dari seluruh warga se kolah. 5. Adanya pride ke banggaan, diquity martabat, dan iden tity identitas dari semua warga seko lah terhadap seko lahnya. 6. Adanya kepemim pinan sekolah yang dirasakan menga yomi, tidak bossy dan otoriter. 7. Suasana belajar di kelas sejuk, tenang, hami penting nya suasana ke keluargaan yang ikhlas dan saling mengasi hi 19. Saya merasa kan adanya sua sana kekeluar gaan yang ikh las dan saling mengasihi. 20. Saya berupa ya untuk mem bantu dan me ngasihi semua warga sekolah 21. Saya mema hami penting nya rasa memi liki dari seluruh warga sekolah. 22. Sebagai war ga saya merasa memilki seko- lah ini. 23. Saya mema hami penting nya rasa kebang gaan sebagai warga sekolah 24. Saya merasa bangga sebagai warga sekolah karena hasil kar ya dan prestasi warganya 25. Saya merasa 18 19 20 21 22 23 24 102 bersih, dan rapi. bangga sebagai warga sekolah, sehingga digu nakan sebagai identitas diri. 26. Saya merasa kan bahwa ke pemimpinan ke pala sekolah me ngayomi, tidak bossy, dan tidak otoriter. 27. Saya mema hami penting nya suasana bel ajar di kelas yang sejuk, te nang, bersih dan rapi 28. Saya berupa ya agar suasana belajar di kelas sejuk, tenang, bersih, dan rapi. 25 26 27 28 3. Menyenangkan 1. Siswa merasa ter tarik datang ke se kolah karena seko lah menyajikan hal- hal yang menarik bagi siswa. 2. Ada suasana rukun, damai, dan saling sayang di sekolah. 3. Siswa diberi kesem patan bereaksi, ber 29. Saya berupaya menyajikan hal hal yang mena rik per hatian siswa dalam pembelajaran. 30. Saya merasa kan adanya suasana rukun, damai, dan saling me nya yangi di se kolah ini. 31. Saya berupaya 29 30 103 improvisasi, berino vasi, dan berpikir kritis di sekolah. 4. Ada kegiatan seko lah untuk menyalur kan hobby dan ba kat siswa, antara lain kegiatan seni, olah raga, dan dis kusi. 5. Siswa tidak merasa tertekan karena ada materi pelajaran yang tidak bisa dikuasainya. 6. Siswa merasa ada nya kebersamaan pelajaran yang di pelajarinya 7. Guru dan karyawan merasa dijamin ke sejahteraannya. memberi kesem patan kepada sis wa untuk berak tivitas, berimpro visasi, berinovasi, dan berpikir kritis di sekolah. 32. Sekolah beru paya menyedia kan sarana dan prasarana untuk menyalurkan ho bby dan bakat siswa 33. Saya berupaya menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan menyenang kan sehingga sis wa tidak merasa tertekan 34. Saya berupaya memberikan ke sempatan yang sama, dan mem bimbing siswa untuk mempel ajari suatu mata pelajaran 35. Saya merasa kan bahwa selu ruh guru dan kar yawan terjamin kesejahteraanya. 31 32 33 34 35 3 Kemampuan manajerial kepala sekolah X 2 sebagai variabel dependen Kemampuan manajerial kepala sekolah adalah segala daya dan upaya kepala sekolah dalam mengelola iklim sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dengan menggunakan perangkat manajemen dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan sekolah dengan menggunakan perangkat manajemen dan sumber 104 daya manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.8 kisi-kisi instrumen Kebijakan Kepala Sekolah di bawah ini: Tabel: 3.10 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO BUTIR 1 2 3 4 5 1 Kreatifitas dan flexibelitas bu daya cultural flexi bility cre at ivity 1. Kesadaran budaya 2. Kepekaan budaya 3. Menghargai nilai ke beragaman kultur 1. Kepala seko- lah ikut serta dalam kegiat- an warga seko lah. 2. Kepala seko- lah ikut serta dalam melesta rikan budaya sekolah. 3. Kepala seko- lah ikut serta dalam kegiat an peningkat an mutu. 4. Kepala seko- lah ikut serta dalam kegiat an keagaman 5. Kepala seko- lah menghar gai nilai kebe ragaman kul tur warganya. 6. Kepala seko- lah menghar gai nilai kea gamaan. 1 2 3 4 5 6 2 Kemapuan ber komunikasi communicati on skills 1. Komunikasi lisan 2. Komunikasi tulis - an 7. Kepala seko- lah memaha mi komunika si lisan. 8. Kepala seko 7 105 lah mampu menggunakan Bahasa Indo nesia yang ba ik dan benar 9. Kepala seko- lah mampu berkomunika si lisan. 10. Kepala seko lah memaha mi komunika si tulisan. 11. Kepala se - kolah mampu berkomunika si dengan tulis an. 8 9 10 11 3 Pengembangan sumber daya manusia human resour ces develop ment skills 1. Pengembangan ik- lim pembelajaran learning climate 2. Mendesain program pelatihan 3. Pengembangan infor masi dan pengala man kerja 12. Kepala seko- lah memaha mi iklim pem belajaran yang kondu sif. 13. Kepala seko- lah mengem bangkan iklim sekolah yang kondusif 14. Kepala seko- lah memaha mi desain program pela tihan 15. Kepala seko- lah berupaya mendesain program pela tihan. 16. Kepala seko- lah memaha mi pengem bangan infor masi. 12 13 14 15 16 106 4. Penilaian kinerja 5. Penyediaan konse ling karier 6. Menciptakan peru bahan organisasi 17. Kepala seko- lah menginfor masikan pe- ngalaman ker janya. 18. Kepala seko- lah memaha mi penilaian kinerja menga jar guru. 19. Kepala seko- lah berupaya melaksana kan penilaian ki nerja me- ngajar guru secara obyek tif. 20. Kepala seko- lah berupaya menunjukan kinerjanya yang baik 21. Kepala seko - lah melaksana kan periodisa si, dan regene rasi jabatan karier 22. Kepala seko- lah memaha mi konseling karier. 23. Kepala seko- lah berupaya melaksanakan konseling ka rier. 24. Kepala seko- lah berupaya menciptakan perubahan or ganisasi yang lebih baik. 17 18 19 20 21 22 23 24 107 7. Penyesuaian bahan- bahan pembelajaran. 25. Kepala seko lah memperha tikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan kompeten si dalam peru bahan organi sasi sekolah 26. Kepala seko lah mengha - rapkan agar menggunakan bahan pelajar an yang bera sal dari lokal matrial 27. Kepala seko- lah berupaya menyediakan bahan pelajar an yang sesu- ai. 25 26 27 4 Kreativitas creativity 1. Pengembangan kreativitas dirinya 2. Menciptakan iklim kreativitas 23. Kepala seko- lah memaha mi pengem bangan krea tivitas. 24. Kepala seko- lah berinisia tif melaksana kan seminar, dan pelatihan peningkatan kinerja me ngajar guru bekerja sama dengan in - stansi terkait 25. Kepala seko lah memberi 28 29 30 108 kesempatan kepada war ga sekolah untuk kreatif 26. Kepala seko- lah memberi kan reward atas kreati – vitas warga nya 31 5 Manajemen pembelajaran pribadi self management of lear ning 1. Kebutuhan akan belajar yang ber kesinambungan 2. Kebutuhan akan mendapatkan berbagai pengeta huan dan keteram pilan baru 27. Kepala seko- lah mema hami kebu- tuhan akan kesinam – bung bela - jar. 28. Kepala seko- lah memberi kesempatan kepada war ganya untuk melanjut pendidikan. 29. Kepala seko- lah mema hami kebu tuhan akan berbagai pe ngetahuan dan keteram pilan baru. 30. Kepala seko- lah berupaya mengikut sertakan war ganya dalam berbagai ke giatan ilmi ah, dan pela tihan 32 33 34 35 109

E. Teknik Pengumpulan Data