t adp 0706707 chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode sangat penting dalam suatu penelitian karena akan membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moris dalam Saraswati (2009) yang mengatakan bahwa metode adalah “Prosedur atau urutan fikiran yang sistematis, yang dituangkan ke dalam suatu rencana untuk mengerjakan sesuatu hal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasar pada pengertian tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ini adalah metode deskriptif dengan studi eksplanatori yang berusaha mengungkapkan dan menapsirkan seberapa besar hubungan dan sumbangan dari masing-masing variabel yang diteliti. Metode ini digunakan karena berorientasi pada masalah yang terjadi pada masa sekarang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kuantitatif sangat relevan dengan sifat, struktur, dan karakteristik variabel mengenai lingkungan kerja dan kebijakan kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Sejalan dengan hal tersebut, Ibnu Hajar dalam Saraswati (2009) menyatakan bahwa “untuk menetapkan kesamaan dan keeratan hubungan memerlukan data kuantitatif yaitu data yang berkaitan dengan angka-angka”.


(2)

B. Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian pendidikan ini tidak terlepas dari lokasi sekolah. Kaitannya dengan otonomi daerah maka ditetapkan lokasi penelitian ini yakni seluruh SMP Negeri di Kabupaten Sumedang. Lokasi lebih luas mencakup satu kabupaten, agar hasil penelitian ini kelak dapat menjadi landasan kajian dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan dasar, khususnya jenjang pendidikan SMP.

Gambar 3.1: Peta Kabupaten Sumedang

Gambar: 3.1

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek dari suatu penelitian yang akan dijadikan sumber data dalam penelitian yang dilakukan. Populasi dapat berupa barang atau manusia. Sudjana (1992 : 6) mengungkapkan bahwa :


(3)

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Berdasar pada masalah penelitian di atas, populasi penelitian ini adalah semua guru dari 61 SMP Negeri se-Kabupaten Sumedang yang berjumlah 1300 orang, seperti table 3.1 sampai 3.4 di bawah ini. Adapun pertimbangan pemilihan populasi ini adalah karena semua guru berada di kabupaten yang sama sehingga mengurangi keragaman populasi. Keadaan demikian memungkinkan untuk dijadikan obyek penelitian.

Tabel 3.1

Data Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kabupaten Sumedang Tahun 2009

No Tempat Tugas Akreditasi Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 GPNS

1 SMP N 1 Cimanggung A 1 5 5 20 2 33

2 SMP N 1 Cisitu B 2 8 10

3 SMP N 1 Conggeang B 4 3 10 17 34

4 SMP N 1 Jatinunggal A 1 6 7

5 SMP N 1 Paseh A 5 2 4 20 31

6 SMP N 1 Sukasari A 4 1 2 13 20

7 SMP N 1 Surian B 11 1 12

8 SMP N 1 Tanjungkerta B 3 6 16 25

9 SMP N 2 Cimanggung B 10 1 11

10 SMP N 2 Cisitu B 9 9

11 SMP N 2 Conggeang B 3 1 5 10 19

12 SMP N 2 Jatinunggal A 11 1 9 1 22

13 SMP N 2 Rancakalong B 5 5

14 SMP N 2 Tomo B 1 9 10

15 SMP N 3 Cisitu A 1 2 9 12

16 SMP N 3 Rancakalong B 1 10 11

17 SMP N 3 Situraja B 2 1 6 12 21

18 SMP N 4 Situraja B 1 3 13 17


(4)

20 SMPN1 Buahdua B 2 1 5 17 25

21 SMPN 1 Cibugel B 3 14 1 18

22 SMPN 1 Cimalaka A 3 5 29 1 38

23 SMPN 1 Darmaraja A 1 15 1 17

24 SMPN 1 Ganeas B 1 1 4 10 1 17

25 SMPN 1 Jatigede B 1 1 2 4

26 SMPN 1 Jatinangor A 4 3 9 30 1 47

27 SMPN 1 Pamulihan A 7 19 26

28 SMPN 1 Rancakalong B 2 3 6 12 23

29 SMPN 1 Situraja A 3 3

30 SMPN 1 Sumedang A 10 29 39

31 SMPN 1 Tanjungmedar B 3 15 18

32 SMPN 1 Tanjungsari A 9 8 30 2 49

33 SMPN 1 Tomo A 1 6 15 1 23

34 SMPN 1 Ujungjaya B 3 17 1 21

35 SMPN 1 Wado B 1 3 13 1 18

36 SMPN 10 Sumedang B 1 12 1 14

37 SMPN 2 Buahdua B 4 1 3 11 19

38 SMPN 2 Cimalaka B 1 1 1 3

39 SMPN 2 Darmaraja B 3 1 7 16 27

40 SMPN 2 Ganeas B 1 6 1 8

41 SMPN 2 Jatigede B 2 2

42 SMPN 2 jatinangor B 1 34 1 36

43 SMPN 2 Paseh B 3 1 1 23 28

44 SMPN 2 Situraja B 2 1 1 4

45 SMPN 2 Sumedang A 4 2 4 30 1 41

46 SMPN 2 Tanjungkerta B 2 4 20 1 27

47 SMPN 2 Tanjungsari B 3 2 7 25 37

48 SMPN 2 Ujungjaya B 13 1 14

49 SMPN 2 Wado B 12 12

50 SMPN 3 Cimalaka B 3 6 9

51 SMPN 3 Jatigede B 2 2

52 SMPN 3 Jatinangor B 2 14 2 18

53 SMPN 3 Sumedang A 5 9 31 45

54 SMPN 3 Tanjungsari B 1 13 14

55 SMPN 3 Wado B 5 17 2 24

56 SMPN 4 Sumedang A 2 1 3 30 1 37

57 SMPN 5 Sumedang A 6 4 30 40

58 SMPN 6 Sumedang A 3 3 6 15 27

59 SMPN 7 Sumedang A 3 1 4 19 1 28

60 SMPN 8 Sumedang A 2 1 12 24 39

61 SMPN 9 Sumedang A 12 13 25


(5)

Tabel 3.2

Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang

No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS

1 SMPN 1 Cimanggung 1 5 5 20 2 33

2 SMPN 1 Jatinunggal 1 6 7

3 SMPN 1 Paseh 5 2 4 20 31

4 SMPN 1 Sukasari 4 1 2 13 20

5 SMPN 2 Jatinunggal 11 1 9 1 22

6 SMPN 3 Cisitu 1 2 9 12

7 SMPN 1 Cimalaka 3 5 29 1 38

8 SMPN 1 Darmaraja 1 15 1 17

9 SMPN 1 Jatinangor 4 3 9 30 1 47

10 SMPN 1 Pamulihan 7 19 26

11 SMPN 1 Situraja 3 3

12 SMPN 1 Sumedang 10 29 39

13 SMPN 1 Tanjungsari 9 8 30 2 49

14 SMPN 1 Tomo 1 6 15 1 23

15 SMPN 2 Sumedang 4 2 4 30 1 41

16 SMPN 3 Sumedang 5 9 31 45

17 SMPN 4 Sumedang 2 1 3 30 1 37

18 SMPN 5 Sumedang 6 4 30 40

19 SMPN 6 Sumedang 3 3 6 15 27

20 SMPN 7 Sumedang 3 1 4 19 1 28

21 SMPN 8 Sumedang 2 1 12 24 39

22 SMPN 9 Sumedang 12 13 25

Jumlah 62 23 113 439 12 649

Tabel 3.3

Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang

No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS

1 SMPN 1 Cisitu 2 8 10

2 SMPN 1 Conggeang 4 3 10 17 34

3 SMPN 1 Surian 11 1 12

4 SMPN 1 Tanjungkerta 3 6 16 25

5 SMPN 2 Cimanggung 10 1 11

6 SMPN 2 Cisitu 9 9

7 SMPN 2 Conggeang 3 1 5 10 19

8 SMPN 2 Rancakalong 5 5

9 SMPN 2 Tomo 1 9 10


(6)

11 SMPN 3 Situraja 2 1 6 12 21

12 SMPN 4 Situraja 1 3 13 17

13 SMPN 1 Cisarua 2 7 15 1 25

14 SMPN 1 Buahdua 2 1 5 17 25

15 SMPN 1 Cibugel 3 14 1 18

16 SMPN 1 Ganeas 1 1 4 10 1 17

17 SMPN 1 Jatigede 1 1 2 4

18 SMPN 1 Rancakalong 2 3 6 12 23

19 SMPN 1 Tanjungmedar 3 15 18

20 SMPN 1 Ujungjaya 3 17 1 21

21 SMPN 1 Wado 1 3 13 1 18

22 SMPN 10 Sumedang 1 12 1 14

23 SMPN 2 Buahdua 4 1 3 11 19

24 SMPN 2 Cimalaka 1 1 1 3

25 SMPN 2 Darmaraja 3 1 7 16 27

26 SMPN 2 Ganeas 1 6 1 8

27 SMPN 2 Jatigede 2 2

28 SMPN 2 jatinangor 1 34 1 36

29 SMPN 2 Paseh 3 1 1 23 28

30 SMPN 2 Situraja 2 1 1 4

31 SMPN 2 Tanjungkerta 2 4 20 1 27

32 SMPN 2 Tanjungsari 3 2 7 25 37

33 SMPN 2 Ujungjaya 13 1 14

34 SMPN 2 Wado 12 12

35 SMPN 3 Cimalaka 3 6 9

36 SMPN 3 Jatigede 2 2

37 SMPN 3 Jatinangor 2 14 2 18

38 SMPN 3 Tanjungsari 1 13 14

39 SMPN 3 Wado 5 17 2 24

Jumlah 40 23 99 472 17 651

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Akreditasi dan Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Nilai

Akreditasi Jumlah SMPN Jumlah Guru PNS

1 A 22 649

2 B 39 651


(7)

2. Sampel penelitian

Pada penelitian ini menggunakan stratified random sample. Sesuai pendapat Nazir (1983: 346), bahwa: “stratified random sample adalah sampel yang yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum”.

Sedangkan menurut Donald Ary dalam Nazir (1983:332), bahwa:”sample berlapis secara proporsional (proportional stratified sampling) artinya di dalam sample, lapisan tersebut diwakili sesuai dengan perbandingan (proporsi) frekuensinya di dalam populasi keseluruhahan”. Selanjutnya bahwa:”… penarikan sample berlapis akan dapat menghasilkan sampel yang lebih representatif dari pada sampel acak sederhana (simple random sampling)”.

Penentuan sampel berlapis, berstrata, atau berpetala menurut Sudjana (1975: 173), menggunakan rumus sebagai sebagai berikut:

ni = Ni x n N Keterangan: N

=

Jumlah populasi

Ni = Jumlah populasi suatu strata

n

= Jumlah sampel, dimana n = N x 15 % ni = Jumlah sampel suatu strata

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka besarnya sample guru PNS SMPN se-Kabupaten Sumedang sebesar 195. Sehingga stratum A (guru SMP Negeri yang nilai akreditasinya A) sampelnya 97 guru PNS, sedangkan stratum B sampelnya 98 guru PNS. Langkah pengambilan 97 sampel


(8)

dari 649 populasi dilakukan secara acak, begitu pula dengan sampel 98 dari 651 populasi, seperti tabel 3.5.

Tabel 3.5

Sampel Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Nilai Akreditasi Sampel Guru PNS Jumlah Sampel SMPN

1 A 97 3

2 B 98 6

Jumlah sampel 195 9

Selanjutnya penarikan sampel secara acak, sesuai pendapat Donald Ary dalam Furchan (1995: 192), bahwa: ”prosedur penarikan sample yang paling banyak dikenal orang adalah penarikan sample acak (random sampling). Ciri dasar penarikan sample acak ialah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukan ke dalam sample. Artinya, bagi setiap pasangan unsure X dan Y, peluang X untuk dipilih sebagai sample sama dengan peluang Y, dan pemilihan X sama sekali tidak mempengaruhi peluang pemilihan Y”. Hasil penarikan sampel secara acak baik SMPN maupun guru PNS, seperti tabel 3.6 dan 3.7.

Tabel 3.6

Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS


(9)

2 SMPN 4 Sumedang 33

3 SMPN 1 Cimalaka 32

Jumlah sampel 97

Tabel 3.7

Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS

1 SMPN 1 Cibugel 16

2 SMPN 2 Tanjungsari 16

3 SMPN 1 Ganeas 16

4 SMPN 2 Tanjungkerta 17

5 SMPN 4 Situraja 16

6 SMPN 1 Ujungjaya 17

Jumlah sampel 98

D. Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah

1) Kinerja mengajar guru SMP Negeri se- Kabupaten Sumedang (Y) sebagai variabel independen

Kinerja mengajar guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Langkah berikutnya adalah membuat tabel spesifikasi, yang pada umumnya disajikan dalam tabel yang berisi komponen yang mengidentifikasi adanya prestasi kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.6 (kisi-kisi instrumen kinerja mengajar guru SMPN se-Kabupaten Sumedang) di bawah ini:


(10)

Tabel: 3.8

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Mengajar Guru

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO

BUTIR

1 2 3 4 5

1 Perencana-an

1. Penguasaan materi pelajaran

2. Kemampuan merencanakan

.

1.Saya berupaya meng identifikasi materi pel ajaran yang akan diajar kan kepada siswa.

2.Saya berupaya mengu asai materi pelajaran untuk mendukung pem belajaran

3.Saya memahami admi nistrasi pembelajaran seperti pencatatan, penilaian, dan pelapor an hasil belajar siswa. 4.Saya memilih pende

-katan pembelajaran ter lebih dahulu, sebelum merencanakan pembel ajaran.

5.Saya memilih pendekat- an pembelajaran yang se suai dengan kebiasaan dan meringankan imple mentasinya

6.Saya memahami prin sip-prinsip perencana an pembelajaran 7.Saya berupaya meren

canakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre) 8.Saya berupaya meru

muskan tujuan pembel ajaran

9.Saya merumuskan indi kator pembelajaran ber

1

2

3

4

5

6

7

8 9


(11)

dasarkan Standar Kom petensi dan Kompeten si Dasar.

10.Saya berupaya memi lih metode pembelajar an yang tepat

11. Saya berupaya memi lih media pembelajar -an y-ang tepat

12. Saya merefleksikan RPP bersama teman, untuk memperbaiki dan menyesuaikannya dengan pelaksanaan pembelajaran.

13. Saya berupaya me rencanakan pembel ajaran remedial

10

11

12

13

2

Implemen tasi pembel ajaran

1. Pra pembelajaran

2. Membuka pembel j aran

1. Saya berupaya melak sanakan program pem belajaran. sebagai pe gangan dalam melak sanakan pembelajaran. 2. Saya berupaya melaku

kan pre test diawal pembelajaran.

3. Saya berupaya meme riksa pekrjaan rumah siswa pada awal pem belajaran.

4. Saya berupaya mema hami kemampuan awal anak didik

5. Saya berupaya mem buka pembelajaran de ngan ucapan salam ke agaman

6. Saya berupaya meme riksa kehadiran siswa setelah membuka pem belajaran

7.Saya memahami bagai mana cara siswa bel

14

15 16

17

18

19


(12)

3. Kegiatan inti

ajar

8. Saya berupaya memo tivasi siswa dan meng arahkannya ke dalam situasi belajar

9. Saya berupaya menge lola kelas, dengan men ciptakan suasana kon dusif bagi berlang sungnya proses belajar mengajar.

10. Saya memahami pro ses pembelajaran yang berpusat pada siswa 11. Saya berupaya meng

ubah strategi pembel ajaran berdasarkan kon disi siswa pada saat itu 12. Saya berupaya meng gunakan media / sum ber pembelajaran, da lam upaya transfor masi pengetahuan dan internalisasi nilai kepa da peserta didik. 13. Saya berupaya agar

siswa dapat melaksa nakan diskusi, eksplo rasi, dan kolaburasi da lam pembelajaran 14. Saya berupaya me

ngembangkan materi pelajaran

15.Saya berupaya meres pon siswa yang tampak akan melarikan diri dari belajar

16. Saya memahami cara menyimpulkan materi pelajaran

17. Saya berupaya meng gunakan instrumen pe nilaian yang telah ter uji validitas dan relia

21

22

23

24

25

26

27

28

29


(13)

4. Kegiatan penutup

bilitasnya.

18. Saya memahami cara pemberian tugas ru mah (PR)

19. Saya memahami langkah-langkah eva luasi pembel ajaran 20. Saya berupaya me

nilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran

21. Saya memahami langkah-langkah ana lisis evaluasi pembel ajaran

22. Saya memahami langkah-langkah pem belajaran remedial

31

32

33

34

35

2) Iklim Sekolah (X1) sebagai variabel dependen

Pengertian iklim sekolah (school climate) adalah situasi dan kondisi sekolah bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif. Sedangkan iklim sekolah yang kondusif adalah situasi dan kondisi sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan yang menjadi prasyarat bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif (Pakpahan, 2007), dimana kisi-kisi instrumen variabel Iklim sekolah, seperti tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel: 3.9

Kisi-kisi Instrumen Variabel Iklim Sekolah

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN BUTIR NO

1 2 3 4 5

1. Keamanan 1. Tak terjadi kehi langan barang atau


(14)

uang

2. Tak terjadi keri butan antar ko munitas sekolah

3. Terbebas dari rasa was-was dan rasa takut.

4. Terbebas dari rasa curiga dan rasa iri hati

5. Adanya kepastian hukum

agar semua war ga sekolah sa ling menjaga a gar tidak terja di kehilangan u ang atau ba -rang disekolah 2. Saya berupaya

agar semua war ga sekolah ti dak membawa barang berharga ke sekolah 3. Saya berupaya

agar semua war ga sekolah sa ling menghar gai dan saling menghormati, sehingga tak ter jadi keributan antar komuni tas sekolah. 4. Saya berupaya

agar kondisi se- kolah dalam kea daan aman, se hingga terbebas dari rasa was-was dan takut. 5. Saya berupaya

transparan da lam setiap akti vitas sekolah, sehingga terbe bas dari rasa cu riga dan iri hati 6. Saya berupaya

melaksanakan tugas sebaik-baiknya, karena setiap aktivitas berjalan sesuai aturan dan ada nya kepastian

2

3

4

5


(15)

6. Terbebas dari sen timen bersifat sara

7. Terbebas dari pe ngaruh narkoba

8. Terbebas dari tawu ran siswa

9. Terbebas dari tin dak pemerasan dan intimidasi

10. Terbebas dari pele cehan seksual

11. Sekolah memiliki pagar pengaman

hukum

7. Saya berupaya menumbuhkan rasa saling hor mat menghor mati dan harga menghargai an tar pemeluk aga ma.

8. Saya berupaya agar sekolah me nerapkan sanksi yang tegas ter hadap pecan du/pengguna narkoba

9. Saya berupaya agar semua war ga sekolah me mahami bahaya dan menghinda ri narkoba. 10. Saya berupa

ya agar semua war ga sekolah memahami dam pak negatif dari tawuran.

11. Saya berupa ya agar semua warga sekolah memahami bah wa tindakan pe merasan dan in timidasi meru pakan perbuat an tidak terpuji dan melanggar hukum

12. Saya berupa ya agar semua warga sekolah memahami bah wa pelecehan seksual meru

7

8

9

10

11


(16)

12. Sekolah memiliki petugas keamanan yang dapat diandal kan

pakan perbua tan asusila yang melanggar ajar an agama dan hukum.

13. Saya berupa ya agar sekolah memiliki dan memelihara pa gar pengaman 14. Saya berupa

ya agar semua warga sekolah memahami pen tingnya petugas keamanan yang handal.

13

14

2. Kenyamanan

1. Hubungan antar orang (inter per sonal) komunitas se kolah, yang ter buka, saling meng hargai dalam sua sana kekeluargaan

2. Komunikasi antar kepala sekolah, gu ru, siswa, karya wan, dan komite sekolah terbuka dan lancar.

3. Adanya suasana ke keluargaan yang ikhlas dan saling mengasihi.

15. Saya mema hami penting nya hubungan interpersonal komunitas seko lah. 16. Saya merasa

kan hubungan inter personal komu nitas seko lah yang saling

menghargai

da- lam

suasana ke keluargaan 17. Saya merasa

kan terjadi ko munikasi yang terbuka dan lan car, baik antar kepala sekolah, guru, siswa, kar yawan, serta

ko mite

sekolah. 18. Saya mema

15

16


(17)

4. Adanya rasa me miliki sekolah dari seluruh warga se kolah.

5. Adanya pride (ke banggaan), diquity (martabat), dan iden tity (identitas) dari semua warga seko lah terhadap seko lahnya.

6. Adanya kepemim pinan sekolah yang dirasakan menga yomi, tidak bossy dan otoriter.

7. Suasana belajar di kelas sejuk, tenang,

hami penting nya suasana ke keluargaan yang ikhlas dan saling mengasi hi 19. Saya merasa

kan adanya sua sana kekeluar gaan yang ikh las dan saling mengasihi. 20. Saya berupa

ya untuk mem bantu dan me ngasihi semua warga sekolah

21. Saya mema hami penting nya rasa memi liki dari seluruh warga sekolah. 22. Sebagai war

ga saya

merasa

memilki seko- lah ini.

23. Saya mema hami penting nya rasa kebang gaan sebagai warga sekolah 24. Saya merasa

bangga

sebagai warga sekolah

karena hasil kar ya dan prestasi

warganya 25. Saya merasa

18 19 20 21 22 23 24


(18)

bersih, dan rapi. bangga

sebagai warga sekolah, sehingga digu nakan sebagai identitas diri. 26. Saya merasa

kan bahwa ke pemimpinan

ke pala

sekolah me ngayomi, tidak bossy, dan tidak otoriter.

27. Saya mema hami penting nya suasana bel ajar di kelas yang sejuk, te nang, bersih dan rapi

28. Saya berupa

ya agar

suasana

belajar di kelas sejuk, tenang, bersih, dan rapi.

25

26

27

28

3.

Menyenangkan

1. Siswa merasa ter tarik datang ke se kolah karena seko lah menyajikan hal-hal yang menarik bagi siswa.

2. Ada suasana rukun, damai, dan saling sayang di sekolah.

3. Siswa diberi kesem patan bereaksi, ber

29. Saya berupaya menyajikan hal hal yang mena rik per hatian siswa dalam

pembelajaran.

30. Saya merasa kan adanya suasana rukun, damai, dan saling me nya yangi di se kolah ini. 31. Saya berupaya

29


(19)

improvisasi, berino vasi, dan berpikir kritis di sekolah.

4. Ada kegiatan seko lah untuk menyalur kan hobby dan ba kat siswa, antara lain kegiatan seni, olah raga, dan dis kusi.

5. Siswa tidak merasa tertekan karena ada materi pelajaran yang tidak bisa dikuasainya.

6. Siswa merasa ada nya kebersamaan pelajaran yang di pelajarinya

7. Guru dan karyawan merasa dijamin ke sejahteraannya.

memberi kesem patan kepada sis wa untuk berak tivitas, berimpro visasi, berinovasi, dan berpikir kritis di sekolah.

32. Sekolah beru paya menyedia kan sarana dan prasarana untuk menyalurkan ho bby dan bakat siswa

33. Saya berupaya menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan menyenang kan sehingga sis wa tidak merasa tertekan

34. Saya berupaya memberikan ke sempatan yang sama, dan mem bimbing siswa untuk mempel ajari suatu mata pelajaran

35. Saya merasa kan bahwa selu ruh guru dan kar yawan terjamin kesejahteraanya.

31

32

33

34

35

3) Kemampuan manajerial kepala sekolah (X2) sebagai variabel dependen

Kemampuan manajerial kepala sekolah adalah segala daya dan upaya kepala sekolah dalam mengelola iklim sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dengan menggunakan perangkat manajemen dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan sekolah dengan menggunakan perangkat manajemen dan sumber


(20)

daya manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.8 (kisi-kisi instrumen Kebijakan Kepala Sekolah) di bawah ini:

Tabel: 3.10

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN BUTIR NO

1 2 3 4 5

1

Kreatifitas dan flexibelitas bu daya (cultural flexi bility cre at ivity)

1. Kesadaran budaya

2. Kepekaan budaya

3. Menghargai nilai ke beragaman kultur

1. Kepala seko- lah ikut serta dalam kegiat-an warga seko lah.

2. Kepala seko- lah ikut serta dalam melesta rikan budaya sekolah. 3. Kepala seko-

lah ikut serta dalam kegiat an peningkat an mutu. 4. Kepala seko-

lah ikut serta dalam kegiat an keagaman 5. Kepala seko- lah menghar gai nilai kebe ragaman kul tur warganya. 6. Kepala seko-

lah menghar gai nilai kea gamaan.

1

2

3

4

5

6

2

Kemapuan ber komunikasi (communicati on skills)

1. Komunikasi lisan 2. Komunikasi tulis - an

7. Kepala seko- lah memaha mi komunika si lisan. 8. Kepala seko


(21)

lah mampu menggunakan Bahasa Indo nesia yang ba ik dan benar 9. Kepala seko-

lah mampu berkomunika si lisan. 10. Kepala seko

lah memaha mi komunika si tulisan. 11. Kepala se

-kolah mampu berkomunika si dengan tulis an. 8 9 10 11 3 Pengembangan sumber daya manusia

(human resour ces develop ment skills)

1. Pengembangan ik- lim pembelajaran (learning climate)

2. Mendesain program pelatihan

3. Pengembangan infor masi dan pengala man kerja

12. Kepala seko- lah memaha mi iklim pem belajaran yang kondu sif.

13. Kepala seko- lah mengem bangkan iklim sekolah yang kondusif 14. Kepala seko-

lah memaha mi desain program pela tihan

15. Kepala seko- lah berupaya mendesain program pela tihan.

16. Kepala seko- lah memaha mi pengem bangan infor masi. 12 13 14 15 16


(22)

4. Penilaian kinerja

5. Penyediaan konse ling karier

6. Menciptakan peru bahan organisasi

17. Kepala seko- lah menginfor masikan pe-ngalaman ker janya.

18. Kepala seko- lah memaha mi penilaian kinerja menga jar guru. 19. Kepala seko-

lah berupaya melaksana kan penilaian ki nerja me-ngajar guru secara obyek tif.

20. Kepala seko- lah berupaya menunjukan kinerjanya yang baik 21. Kepala seko

-lah melaksana kan periodisa si, dan regene rasi jabatan karier

22. Kepala seko- lah memaha mi konseling karier. 23. Kepala seko-

lah berupaya melaksanakan konseling ka rier.

24. Kepala seko- lah berupaya menciptakan perubahan or ganisasi yang lebih baik.

17

18

19

20

21

22

23


(23)

7. Penyesuaian bahan-bahan pembelajaran.

25. Kepala seko lah memperha tikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan kompeten si dalam peru bahan organi sasi sekolah 26. Kepala seko

lah mengha -rapkan agar menggunakan bahan pelajar an yang bera sal dari lokal matrial 27. Kepala seko-

lah berupaya menyediakan bahan pelajar an yang sesu- ai.

25

26

27

4 Kreativitas (creativity)

1. Pengembangan kreativitas dirinya

2. Menciptakan iklim kreativitas

23. Kepala seko- lah memaha mi pengem bangan krea tivitas. 24. Kepala seko- lah berinisia tif melaksana kan seminar, dan pelatihan peningkatan kinerja me ngajar guru bekerja sama dengan in - stansi terkait 25. Kepala seko lah memberi

28

29


(24)

kesempatan kepada war ga sekolah untuk kreatif 26. Kepala seko- lah memberi kan reward atas kreati – vitas warga nya

31

5

Manajemen pembelajaran pribadi (self management of lear ning)

1. Kebutuhan akan belajar yang ber kesinambungan

2. Kebutuhan akan mendapatkan

berbagai pengeta huan dan keteram pilan baru

27. Kepala seko- lah mema hami kebu- tuhan akan kesinam – bung bela -jar.

28. Kepala seko- lah memberi kesempatan kepada war ganya untuk melanjut pendidikan. 29. Kepala seko-

lah mema hami kebu tuhan akan berbagai pe ngetahuan dan keteram pilan baru. 30. Kepala seko-

lah berupaya mengikut sertakan war ganya dalam berbagai ke giatan ilmi ah, dan pela tihan

32

33

34


(25)

E. Teknik Pengumpulan Data

Semua bahan yang dikumpulkan dalam suatu penelitian berupa tau informasi. Data atau informasi sangat diperlukan sebagai bahan pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Untuk itu dibutuhkan suatu cara atau teknik pengumpulan data yang tepat sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. Semua data atau informasi yang dikumpulkan dievaluasi kebenarannya. Hal ini untuk mengumpulkan data atau informasi yang faktual. Dengan teknik penilaian yang tepat, dapat dihasilkan data faktual yang akurat, sehingga dapat tercapainya tujuan penelitian yang direncanakan.

Berpijak dari prediksi di atas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket. “Angket merupakan suatu alat untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan memberikan dengan memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis tehadap responden” (Kartono, 1980 : 140 ). Penelitian teknik angket ini didasarkan pada keuntungannya, yaitu mendapatkan data yang cukup, dan tersebar merata, sebagaimana dijelaskan bahwa “daftar kuesioner dapat juga dijawab secara tertulis oleh informan atau disebut angket. Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

Kuesioner atau angket terdiri dari 2 (dua) bentuk, seperti yang dikemukakan Winarno Surakhmad (1990:182) bahwa “Pada umumnya ada dua bentuk angket: 1) Angket Berstruktur; 2) Angket yang Tidak Berstruktur”.

Untuk mengukur Variabel X1 (iklim sekolah), X2 (kemampuan majaerial kepala sekolah), dan Y (kinerja mengajar guru) menggunakan bentuk angket berstruktur atau angket tertutup.


(26)

Angket berstruktur atau tertutup berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia.

Keuntungan dalam penggunaan angket berstruktur atau tertutup ini, Suharsimi Arikunto (1998:125) mengemukakan sebagai berikut :

“Keuntungan kuesioner tertutup, yaitu : a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama”.

Selanjutnya Suharsimi Arikunto (1998), hal yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan angket adalah:

a.Angket lebih praktis digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang dijadikan sampel.

b.Memudahkan responden dalam memilih jawaban karena alternatif jawaban telah disediakan.

c.Peneliti memperoleh data yang seragam, sehingga memudahkan dalam pengolahannya.

d.Angket relatif lebih efisien, baik ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.

Untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data yaitu instrumen berbentuk angket, langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

a. Menentukan aspek-aspek dan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan ditetapkan berdasarkan teori yang dijadikan acuan.


(27)

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang sudah dibuat.

e. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item alternatif jawaban dengan mempergunakan skala Likert dengan pernyataan positif (Ridwan, 2008: 86) seperti tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Kriteria Skor Variabel X1, X2 dan Variabel Y

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

f. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda check list ( √ ) pada jawaban yang diminatinya.

Berdasar pendapat di atas, maka untuk kepentingan penelitian ini, penulis menggunakan bentuk angket sebagai alat pengumpul data. Bentuk angket yang digunakan adalah dalam bentuk angket tertutup, yaitu angket yang alternatif jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dianggap cocok atau sesuai dengan keadaan data.

Penggunaan angket tertutup ini didasarkan pada alasan, pertama responden adalah orang dewasa yang perlu waktu dalam menentukan jawaban tanpa adanya


(28)

penekanan dan bersipat rahasia. Kedua karena keterbatasan waktu baik waktu yang disediakan oleh pihak institusi, maupun waktu yang dimiliki responden itu sendiri. Ketika untuk memberikan arahan data yang akurat dengan menghindari variatif yang tidak sesuai dengan rumusan penelitian.

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka ada kriteria pokok yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian agar dapat dinyatakan memiliki kualitas baik. Sehingga perlu diadakan pengujian sebagai berikut:

1. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik, (Sururi dan Nugraha Suharto, 2007: 51). Hasil uji validitas instrumen penelitian, seperti tabel: 3.12.

2. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian, seperti tabel: 3.13 , 314, dan 3.15 .

Uji coba instrumen dilakukan terhadap responden yakni guru Sekolah Menengah Pertama Negeri sebanyak 10 orang, namun responden itu berlainan dengan responden yang akan dijadikan penelitian kelak. Sedangkan data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan SPSS 12 for Window, sesuai pendapat Sururi (2007: 1) bahwa: ”...pengolahan angka yang digunakan untuk memudahkan analisis data. Salah satu program program yang banyak diminati oleh peneliti adalah program SPSS for Windows”.


(29)

Tabel 3.12

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel man Split Half Korelasi Gut

-(

r

hitung)

r

tabel Kategori Kesimpulan Kinerja

Mengajar Guru

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Iklim Sekolah

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Kemampuan

Manajerial Kepala Sekolah

0,334 0,334 Sangat

Kuat Reliabel

Tabel 3.13

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru

Item No r hitung r tabel Kesimpulan (95 %)(10)

1 0.965 0,632 Valid

2 0.976 0,632 Valid

3 0.976 0,632 Valid

4 0.965 0,632 Valid

5 0.401 0,632 Tidak Valid

6 0.887 0,632 Valid

7 0.965 0,632 Valid

8 0.976 0,632 Valid

9 0.192 0,632 Tidak Valid

10 0.887 0,632 Valid

11 0.965 0,632 Valid

12 0.976 0,632 Valid

13 0.965 0,632 Valid

14 0.976 0,632 Valid

15 -0.853 0,632 Tidak Valid

16 0.279 0,632 Tidak Valid


(30)

18 0.965 0,632 Valid

19 0.976 0,632 Valid

20 0.965 0,632 Valid

21 0.976 0,632 Valid

22 0.976 0,632 Valid

23 0.965 0,632 Valid

24 0.887 0,632 Valid

25 0.976 0,632 Valid

26 0.965 0,632 Valid

27 0.976 0,632 Valid

28 0.976 0,632 Valid

29 0.965 0,632 Valid

30 -0.509 0,632 Tidak Valid

31 0.976 0,632 Valid

32 0.976 0,632 Valid

33 0.965 0,632 Valid

34 0.976 0,632 Valid

35 0.887 0,632 Valid

Jumlah Valid 30

Tidak Valid 5

Tabel 3.14

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan (95 %)(10)

1 0.961

0,632 Valid

2 0.615

0,632 Tidak Valid

3 0.608

0,632 Valid

4 0.842

0,632 Valid

5 0.72

0,632 Valid

6 0.93

0,632 Valid

7 0.961

0,632 Valid

8 0.615

0,632 Tidak Valid

9 0.892


(31)

10 0.861

0,632 Valid

11 0.963

0,632 Valid

12 0.892

0,632 Valid

13 0.798

0,632 Valid

14 0.961

0,632 Valid

15 0.93

0,632 Valid

16 0.861

0,632 Valid

17 0.893

0,632 Valid

18 0.93

0,632 Valid

19 0.861

0,632 Valid

20 0.484

0,632 Tidak Valid

21 0.93

0,632 Valid

22 0.93

0,632 Valid

23 0.961

0,632 Valid

24 0.615

0,632 Tidak Valid

25 0.892

0,632 Valid

26 0.861

0,632 Valid

27 0.963

0,632 Valid

28 0.892

0,632 Valid

29 0.93

0,632 Valid

30 0.961

0,632 Valid

31 0.892

0,632 Valid

32 0.798

0,632 Valid

33 0.615

0,632 Tidak Valid

34 0.93

0,632 Valid

35 0.861

0,632 Valid

Jumlah Valid 30

Tidak Valid 5

Tabel 3.15

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan


(32)

2 0.744 0,632 Valid

3 0.683 0,632 Valid

4 0.683 0,632 Valid

5 0.683 0,632 Valid

6 0.717 0,632 Valid

7 0.851 0,632 Valid

8 0.484 0,632 Tidak Valid

9 0.683 0,632 Valid

10 0.851 0,632 Valid

11 0.676 0,632 Valid

12 0.878 0,632 Valid

13 0.759 0,632 Valid

14 0.717 0,632 Valid

15 0.676 0,632 Valid

16 0.851 0,632 Valid

17 0.744 0,632 Valid

18 0.676 0,632 Valid

19 0.744 0,632 Valid

20 0.505 0,632 Tidak Valid

21 0.472 0,632 Tidak Valid

22 0.676 0,632 Valid

23 0.683 0,632 Valid

24 0.683 0,632 Valid

25

0.297 0,632 Tidak Valid 26

0.484 0,632 Tidak Valid

27 0.759 0,632 Valid

28 0.851 0,632 Valid

29 0.717 0,632 Valid

30 0.683 0,632 Valid

31 0.676 0,632 Valid

32 0.88 0,632 Valid

33 0.851 0,632 Valid

34 0.683 0,632 Valid

35 0.851 0,632 Valid

Jumlah

Valid 30


(33)

F. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi, yaitu untuk mengungkapkan hubungan dan keterkaitan antara variabel lingkungan kerja, kebijakan kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Uji korelasi memungkinkan pembuatan prakiraan bagaimanakah hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel mempunyai hubungan yang sangat erat, maka koefisien korelasi akan diperoleh hampir 1,00. Jika dua variabel hampir tidak mempunyai hubungan, akan diperoleh koefisien 0,00. Makin erat hubungan antara dua variabel, prakiraan yang dibuat berdasarkan hubungan tersebut semakin tepat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi tersebut, peneliti mengacu kepada ketentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990: 71) sebagai berikut:

♦ Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

♦ Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

♦ Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

♦ Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

♦ Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Data yang sudah terkumpul diolah menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS 12 for Windows. Data yang dikumpulkan berupa data interval sebagai hasil penskoran pada setiap jawaban responden. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menunjukan akan bahwa data berdistribusi normal atau tidak, penyebaran data digambarkan dalam sebuah grafik. Jika model regresi memenuhi asumsi normalitas, maka data layak digunakan dan dianalisis dalam


(34)

penelitian ini menggunakan statistika parametrik, atau sebaliknya melalui SPSS 12 for Window.

2. Uji Korelasi

Selanjutnya keterhubungan antar variable penelitian X dan Y, dilakukan pengujian korelasi melalui SPSS 12 for Window atau rumus statistic di bawah ini.

{

2 2

}{

2 2

}

) Y ( Y n ) X ( X n

) Y )( X ( XY n r

Σ − Σ Σ

− Σ

Σ Σ − Σ =

3. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi untuk menunjukan adanya konstribusi kedua variabel bebas (independent) yakni variabel iklim sekolah (X1) dan kemampuan manajerial kepala sekolah (X2), terhadap variabel terikat (dependent) yakni variabel kinerja mengajar guru (Y), dengan cara menentukan nilai F untuk menunjukan tingkat signifikansi konstribusi tersebut terikat melalui SPSS 12 for Window.


(1)

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel man Split Half Korelasi Gut

-(

r

hitung)

r

tabel Kategori Kesimpulan Kinerja

Mengajar Guru

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Iklim Sekolah

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Kemampuan

Manajerial Kepala Sekolah

0,334 0,334 Sangat

Kuat Reliabel

Tabel 3.13

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru

Item No r hitung r tabel Kesimpulan

(95 %)(10)

1 0.965 0,632 Valid

2 0.976 0,632 Valid

3 0.976 0,632 Valid

4 0.965 0,632 Valid

5 0.401 0,632 Tidak Valid

6 0.887 0,632 Valid

7 0.965 0,632 Valid

8 0.976 0,632 Valid

9 0.192 0,632 Tidak Valid

10 0.887 0,632 Valid

11 0.965 0,632 Valid

12 0.976 0,632 Valid

13 0.965 0,632 Valid

14 0.976 0,632 Valid

15 -0.853 0,632 Tidak Valid

16 0.279 0,632 Tidak Valid


(2)

18 0.965 0,632 Valid

19 0.976 0,632 Valid

20 0.965 0,632 Valid

21 0.976 0,632 Valid

22 0.976 0,632 Valid

23 0.965 0,632 Valid

24 0.887 0,632 Valid

25 0.976 0,632 Valid

26 0.965 0,632 Valid

27 0.976 0,632 Valid

28 0.976 0,632 Valid

29 0.965 0,632 Valid

30 -0.509 0,632 Tidak Valid

31 0.976 0,632 Valid

32 0.976 0,632 Valid

33 0.965 0,632 Valid

34 0.976 0,632 Valid

35 0.887 0,632 Valid

Jumlah Valid 30

Tidak Valid 5

Tabel 3.14

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan (95 %)(10)

1 0.961

0,632 Valid

2 0.615

0,632 Tidak Valid

3 0.608

0,632 Valid

4 0.842

0,632 Valid

5 0.72

0,632 Valid

6 0.93

0,632 Valid

7 0.961

0,632 Valid

8 0.615

0,632 Tidak Valid

9 0.892


(3)

11 0.963

0,632 Valid

12 0.892

0,632 Valid

13 0.798

0,632 Valid

14 0.961

0,632 Valid

15 0.93

0,632 Valid

16 0.861

0,632 Valid

17 0.893

0,632 Valid

18 0.93

0,632 Valid

19 0.861

0,632 Valid

20 0.484

0,632 Tidak Valid

21 0.93

0,632 Valid

22 0.93

0,632 Valid

23 0.961

0,632 Valid

24 0.615

0,632 Tidak Valid

25 0.892

0,632 Valid

26 0.861

0,632 Valid

27 0.963

0,632 Valid

28 0.892

0,632 Valid

29 0.93

0,632 Valid

30 0.961

0,632 Valid

31 0.892

0,632 Valid

32 0.798

0,632 Valid

33 0.615

0,632 Tidak Valid

34 0.93

0,632 Valid

35 0.861

0,632 Valid

Jumlah Valid 30

Tidak Valid 5

Tabel 3.15

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan


(4)

2 0.744 0,632 Valid

3 0.683 0,632 Valid

4 0.683 0,632 Valid

5 0.683 0,632 Valid

6 0.717 0,632 Valid

7 0.851 0,632 Valid

8 0.484 0,632 Tidak Valid

9 0.683 0,632 Valid

10 0.851 0,632 Valid

11 0.676 0,632 Valid

12 0.878 0,632 Valid

13 0.759 0,632 Valid

14 0.717 0,632 Valid

15 0.676 0,632 Valid

16 0.851 0,632 Valid

17 0.744 0,632 Valid

18 0.676 0,632 Valid

19 0.744 0,632 Valid

20 0.505 0,632 Tidak Valid

21 0.472 0,632 Tidak Valid

22 0.676 0,632 Valid

23 0.683 0,632 Valid

24 0.683 0,632 Valid

25

0.297 0,632 Tidak Valid

26

0.484 0,632 Tidak Valid

27 0.759 0,632 Valid

28 0.851 0,632 Valid

29 0.717 0,632 Valid

30 0.683 0,632 Valid

31 0.676 0,632 Valid

32 0.88 0,632 Valid

33 0.851 0,632 Valid

34 0.683 0,632 Valid

35 0.851 0,632 Valid

Jumlah

Valid 30


(5)

Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi, yaitu untuk mengungkapkan hubungan dan keterkaitan antara variabel lingkungan kerja, kebijakan kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Uji korelasi memungkinkan pembuatan prakiraan bagaimanakah hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel mempunyai hubungan yang sangat erat, maka koefisien korelasi akan diperoleh hampir 1,00. Jika dua variabel hampir tidak mempunyai hubungan, akan diperoleh koefisien 0,00. Makin erat hubungan antara dua variabel, prakiraan yang dibuat berdasarkan hubungan tersebut semakin tepat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi tersebut, peneliti mengacu kepada ketentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990: 71) sebagai berikut:

♦ Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

♦ Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

♦ Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

♦ Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

♦ Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Data yang sudah terkumpul diolah menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS 12 for Windows. Data yang dikumpulkan berupa data interval sebagai hasil penskoran pada setiap jawaban responden. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menunjukan akan bahwa data berdistribusi normal atau tidak, penyebaran data digambarkan dalam sebuah grafik. Jika model regresi memenuhi asumsi normalitas, maka data layak digunakan dan dianalisis dalam


(6)

penelitian ini menggunakan statistika parametrik, atau sebaliknya melalui SPSS 12

for Window.

2. Uji Korelasi

Selanjutnya keterhubungan antar variable penelitian X dan Y, dilakukan pengujian korelasi melalui SPSS 12 for Window atau rumus statistic di bawah ini.

{

2 2

}{

2 2

}

) Y ( Y n ) X ( X n

) Y )( X ( XY n r

Σ − Σ Σ

− Σ

Σ Σ − Σ =

3. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi untuk menunjukan adanya konstribusi kedua variabel bebas (independent) yakni variabel iklim sekolah (X1) dan kemampuan manajerial

kepala sekolah (X2), terhadap variabel terikat (dependent) yakni variabel kinerja

mengajar guru (Y), dengan cara menentukan nilai F untuk menunjukan tingkat signifikansi konstribusi tersebut terikat melalui SPSS 12 for Window.