Termohon Pihak- Pihak Yang Bersengketa

176

2. Termohon

Termohon adalah lembaga negara yang dianggap telah mengambil, mengurangi, menghalangi, mengabaikan, dan atau merugikan pemohon. 440 Di dalam Pasal 2 ayat 1 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 08 PMK 2006 tentang Pedoman Beracara dalam Sengketa Kewenangan Konstitusional Lembaga Negara diatur, bahwa lembaga negara yang dapat menjadi termohon dalam perkara sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara adalah : a. Dewan Perwakilan Rakyat DPR; b. Dewan Perwakilan Daerah DPD; c. Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR; d. Presiden; e. Badan Pemeriksa Keuangan BPK; f. Pemerintahan Daerah Pemda; atau g. Lembaga negara lain yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945. Adanya rumusan hukum tentang pengertian ‘lembaga negara lain’ menunjukkan, bahwa kemungkinan termohon lain di luar yang telah disebutkan di atas masih terbuka atau ada, tergantung pada hakim. Komisi Pemilihan Umum KPU Pusat misalnya, dapat saja menjadi termohon dalam perkara SKLN, tergantung pada bagaimana hakim menafsirkannya. Dalam pemeriksaan perkara, pemohon dan termohon memiliki kedudukan yang sama equal. Keduanya memiliki kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengajukan hal-hal yang dianggapnya benar menurut hukum. Keduanya juga memiliki hak dan kebebasan yang sama untuk mengajukan pembelaan dan bukti-bukti yang dianggap perlu. Dengan demikian kedudukan pemohon dan termohon berkaitan dengan pemeriksaan perkaranya bersifat accusatoir. 441 Pemohon dan atau termohon dapat didampingi atau diwakili oleh kuasa hukumnya berdasarkan surat kuasa khusus untuk itu. 442 Dalam hal pemohon dan atau termohon didampingi oleh selain kuasanya, pemohon dan atau termohon harus membuat surat keterangan yang 440 Pasal 3 ayat 3 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 08 PMK 2006. 441 Lawan dari sistem pemeriksaan perkara accusatoir adalah inquisatoir. Dalam lapangan hukum pidana pada masa dulu, sistem penuntutan terhadap tertuduh menggunakan cara inquisatoir. Cara atau sistem ini sangat berat sebelah, dimana kedudukan tertuduh dan yang menuduh tidak sama dan tidak seimbang. Akibat buruk dari sistem ini adalah banyaknya penganiayaan-penganiayaan dan siksaan yang dilakukan para penyidik terhadap tertuduh serta perlakuan-perlakuan yang tidak adil. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Bagi Penegak Hukum, Bogor: Politea, 1979, hal. 11-12. 442 Karena yang bersengketa lembaga negara, maka yang mewakili dalam persidangan adalah pejabat yang secara hukum dapat bertindak untuk dan atas nama lembaga tersebut. 177 khusus untuk itu. Surat kuasa khusus dan surat keterangan khusus tersebut harus ditunjukkan dan diserahkan kepada majelis Hakim dalam persidangan. 443

3. Kemungkinan Ma Sebagai Pihak Dalam Perkara SKLN