NAMA, LAMBANG, TEMPAT KEDUDUKAN HUKUM, MODAL PDAM

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 4. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah Kota Padang ; 5. Modal adalah modal pokok yang diserahkan kepada PDAM untuk memulai usaha; 6. Modal dasar adalah kesuluruhan nilai permodalan PDAM; 7. Modal ditempatkan adalah kesanggupan Pemerintah Daerah dalam menanamkan modalnya pada PDAM; 8. Modal yang disetor adalah jumlah modal riil yang telah disetor Pemerintah Daerah pada PDAM; 9. Laba ditahan adalah laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan suatu bisnis setelah laba bersih dibayarkan; 10. Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi 11. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PDAM Kota Padang; 12. Direksi adalah Direksi PDAM Kota Padang; 13. Pegawai adalah pegawai PDAM Kota Padang; 14. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Padang; 15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Padang; 16. Rencana Kerja dan Anggaran PDAM Kota Padang selanjutnya disingkat RKA PDAM Kota Padang adalah Rencana Kerja dan Anggaran PDAM Kota Padang; 17. Jasa produksi adalah bagian dari laba bersih yang diperuntukkan untuk kesejahteraan dewan pengawas, direksi dan pegawai; 18. Pelanggan adalah perorangan atau badan yang memanfaatkan air minum dari PDAM Kota Padang dan terdaftar sebagai pelanggan; 19. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif; 20. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem phisik teknik dan non phisik dari prasarana dan sarana air minum; 21. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan atau mengevaluasi sistem phisik teknik dan non phisik penyediaan air minum;

BAB II NAMA, LAMBANG, TEMPAT KEDUDUKAN HUKUM,

DAN LAPANGAN USAHA Bagian Kesatu 4 Nama dan Lambang Pasal 2 1 PDAM bernama Perusahaan Daerah Air Minum Kota Padang. 2 Lambang PDAM tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Tempat Kedudukan Hukum Pasal 3 1 PDAM berkedudukan di Kota Padang. 2 PDAM dapat mendirikan cabang di daerah lain menurut ketentuan peraturan perundang­undangan. Bagian Ketiga Lapangan Usaha Pasal 4 1 Lapangan Usaha PDAM adalah penyediaan air minum untuk kebutuhan masyarakat dan usaha lainnya dalam bidang perairminuman. 2 Penyediaan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan danatau bukan jaringan perpipaan. 3 Sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan. 4 Sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air dan bentuk lainnya yang memungkinkan.

BAB III MODAL PDAM

Pasal 5 1 Modal PDAM terdiri dari : a. modal dasar; b. modal ditempatkan c. modal yang disetor; d. laba ditahan; e. penyusutan; f. bantuan dari Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Pemerintah Pusat, BadanLembaga NasionalInternasional melalui proses dan prosedur yang berlaku; dan atau g. pinjaman dari pihak ketiga; 2 Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a ditetapkan sebesar Rp.150.000.000.000,00 seratus lima puluh milyar rupiah. 5 3 Modal ditempatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar Rp.75.000.000.000,­ tujuh puluh lima milyar rupiah. 4 Modal yang disetor pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan adalah sebesar Rp.12.445.688.228,43 dua belas miliar empat ratus empat puluh lima juta enam ratus delapan puluh delapan ribu dua ratus dua puluh delapan koma empat puluh tiga sen. 5 Penambahan modal yang diperoleh melalui pinjaman dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf g, harus dengan persetujuan Walikota.

BAB IV PENETAPAN DAN PENGGUNAAN HASIL USAHA