40 tidak terkait dengan kesalahan Pemasok Barang
atau kelalaian Pemasok Barang dan tidak diperkirakan sebelumnya. Kejadian ini dapat
termasuk, walau tidak terbatas kepada, tindakan Pemberi Kerja dalam kewenangannya, perang atau
revolusi, kebakaran, banjir, wabah, pembatasan karena karantina dan embargo pengangkutan
25.3 Apabila terjadi keadaan Force Majeure, Pemasok Barang harus segera memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Kerja tentang keadaan tersebut dan penyebabnya. Kecuali apabila
diarahkan lain secara tertulis oleh Pemberi Kerja, sedapat
mungkin Pemasok
Barang harus
melanjutkan pelaksanaan
kewajibannya berdasarkan Kontrak dan harus mengusahakan
cara pelaksanaan lain yang wajar yang tidak terhalang oleh kejadian Force Majeure tersebut.
26. Pemutusan karena Pailit
26.1 Sewaktu-waktu Pemberi Kerja dapat memutus Kontrak dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Pemasok Barang, apabila Pemasok Barang menjadi bangkrut atau diputuskan pailit tidak
mampu
membayar hutang.Dalam
hal ini
pemutusan kontrak dilakukan tanpa kompensasi kepada Pemasok Barang, dengan ketentuan bahwa
pemutusan tersebut tidak akan mengurangi atau mempengaruhi hak Pemberi Kerja untuk bertindak
atau megusahakan perbaikan yang telah atau akan menjadi hak Pemberi Kerja.
27. Pemutusan karena kehendak
Pemberi Kerja.
27.1 Dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Pemasok Barang, Pemberi Kerja dapat
memutuskan kontrak baik secara keseluruhan maupun sebagian pada setiap waktu sesuai
kehendaknya. Pemberitahuan harus menjelaskan bahwa pemutusan tersebut adalah untuk
kemudahan Pemberi
Kerja, oleh karenanya pelaksanaan kontraknya dihentikan pula dan
efektif mulai tanggal pemutusan tersebut. 27.2 Barang-barang yang telah lengkap dan siap
dikapalkan dalam waktu 30 tiga puluh hari setelah Pemasok Barang menerima pemberitahuan
pemutusan, harus diterima oleh Pemberi Kerja sesuai dengan ketentuan dan harga Kontrak.
Untuk sisa barang-barang, Pemberi Kerja dapat memilih untuk:
41 a memperoleh bagian yang sudah dipenuhi dan
dikirimkan sesuai dengan ketentuan dan harga kontrak, danatau
b Membatalkan sisa dan membayar kepada Pemasok Barang sejumlah uang yang
disetujui untuk sebagian Barang dan Jasa dan material atau bagiannya yang telah
dibeli sebelumnya oleh Pemasok Barang.
28. Penyelesaian Perselisihan
28.1 Pemberi Kerja dan Pemasok Barang akan mengusahakan penyelesaian secara musyawarah
melalui negosiasi secara langsung tentang hal- hal yang dipersengketakan, yang timbul dari atau yang
berkaitan dengan pelaksanaan Kontrak.
28.2 Apabila dalam waktu 30 tiga puluh hari dari dimulainya musyawarah, tetapi Pemberi Kerja dan
Pemasok Barang tidak mencapai penyelesaian perselisihan Kontrak, maka salah satu pihak dapat
meminta agar perselisihan tersebut diselesaikan melalui pengadilan negeri di Indonesia.
29. Bahasa yang
Berlaku
29.1 Kontrak harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Menurut SUK Pasal 30, bentuk Kontrak yang berlaku adalah dalam bahasa Indonesia. Semua
surat-menyurat
dan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan Kontrak antara kedua pihak
harus menggunakan bahasa yang sama.
30. Hukum yang