Model Sinergitas Stakeholder Dalam Pengembangan Posyandu Plus Di Wilayah Tambang.

MODEL SINERGITAS STAKEHOLDER
DALAM PENGEMBANGAN POSYANDU PLUS
DI WILAYAH TAMBANG

TAUFIKURRAHMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Model Sinergitas
Stakeholder Dalam Pengembangan Posyandu Plus Di Wilayah Tambang
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor,

September 2015

Taufikurrahman
NRP I354120235

RINGKASAN
TAUFIKURRAHMAN.
Model
Sinergitas
Stakeholder
dalam
Pengembangan Posyandu Plus di Wilayah Tambang. Dibimbing oleh Dr
TITIK SUMARTI dan Dr RILUS A, KINSENG.
Partisipasi masyarakat berarti keterlibatan masyarakat atau

mengambil bagian, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi
program posyandu, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara. Tujuan
kajian adalah: tujuan utama adalah untuk merumuskan model sinergitas
stakeholder dalam pengembangan posyandu plus di wilayah tambang.
Tujuan spesifik sebagai berikut: 1) mengkaji senergitas kebijakan
pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa
Tenggara dalam pengembangan posyandu; 2) mengkaji partisipasi
masyarakat dalam program posyandu ; dan 3) merumuskan model
pengembangan posyandu plus di wilayah tambang.
Metode penelitian adalah metode kualitatif dengan 10 orang informan
yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, tokoh
perempuan, pemerintah dan swasta. Penelitian menunjukkan bahwa
sinergitas kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT.
Newmont Nusa Tenggara masih kurang dan tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan posyandu masih kurang (belum mencapai target pemerintah
daerah) sehingga diperlukan model pengembangan masyarakat berbasis
posyandu yang mengintegrasikan semua bidang atau disebut posyandu plus.
Kata kunci: Sinergitas, partisipasi, model posyandu plus


SUMMARY
Taufikurrahman. Synergy Model Stakeholders in Development of Integrated
Service Post in Mine Areas. Supervised by Dr. Titik Sumarti and Dr Rilus
A, Kinseng.
Community participation means the involvement of the community or take
part, both in the planning, implementation and evaluation of Posyandu
program, both implemented by the West Sumbawa regency administration
and PT. Newmont Nusa Tenggara. The purpose of the study is: the main
objective is to formulate a model of synergy between stakeholders in the
development of Posyandu plus in the mine area. The following specific
objectives: 1) assessing the policy senergitas West Sumbawa Regency
government and PT. Newmont Nusa Tenggara in the development of
neighborhood health center; 2) assess public participation in integrated
service post program; and 3) formulating development integrated service
post models in the mine area.
The research method is qualitative method with 10 informants consisting of
community leaders, religious leaders, academics, women leaders,
government and private. Research shows that the synergy of government
policies of West Sumbawa and PT. Newmont Nusa Tenggara regency is still
lacking and the level of community participation in integrated service post

activities are lacking (not yet reached the target of local government) so that
the necessary community-based development model that integrates all areas
of neighborhood health center or called integrated service post.
Keywords: Synergy, participation, integrated service post

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut
tidak
merugikan
kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apa pun tanpak izin IPB

MODEL SINERGITAS STAKEHOLDER

DALAM PENGEMBANGAN POSYANDU PLUS
DI WILAYAH TAMBANG

TAUFIKURRAHMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional Pengembangan Masyarakat
pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji luar pada saat Ujian Tesis: Dr Sarwititi S. Agung, MS

Judul Kajian :Model Sinergitas Stakeholder Dalam Pengembangan
Posyandu Plus Di Wilayah Tambang

Nama
: Taufikurrahman
NIM
: I354120235

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Rilus A. Kinseng MA
Anggota

Dr Ir Titik Sumarti MC, MS
Ketua

Diketahui oleh

Koordinator Program Studi
Pengembangan Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana


Dr Ir Lala M. Kolopaking, MS

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih dan penyayang atas segala Rahmat dan Nikmat-Nya sehingga
karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam kajian ini
adalah Model Sinergisitas Stakeholder Dalam Pengembangan Posyandu
Plus di Wilayah Tambang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Dr Titik Sumarti MC, MS dan Dr Rilus A, Kinseng, MA selaku
pembimbing dan Ir. Fredian Tonny, MSc yang telah banyak memberi
saran dan masukan demi kesempurnaan kajian ini.
2. Pengelola dan staf PS MPM SPs IPB, teman-teman mahasiswa MPM
Kabupaten Sumbawa Barat.
3. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada
Bapak M. Amin, AMa. Pd, Ibu Aisyah, istriku tercinta Fathol Asmi,
SPd. Sd dan anak-anakku tersayang Dzakiyyah dan Kaiyyisah atas

do‟a dan kasih sayangnya.
4. Manajemen PT. Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah Kabupaten
Sumbawa Barat.
5. Staf Lakmus atas dukungan dan do‟anya.
6. Informant yang telah memberikan banyak informasi demi terselasainya
kajian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

September 2015
Taufikurrahman

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Kajian
Ruang Kajian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Kerangka Pemikiran
METODE KAJIAN
Lokasi dan Waktu Kajian
Pendekatan Kajian
Perencanaan Strategis
PROFIL KOMUNITAS
Gambaran Umum Masyarakat Desa Goa
Gambaran Umum dan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat
Gambaran Umum dan Program PT. Newmont Nusa Tenggara
EVALUASI KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Kebijakan Pemerintah Bidang Kesehatan dan Program Posyandu
Kebijakan PT. Newmont Nusa Tenggara Melalui CSR Bidang
Kesehatan
Partisipasi Masyarakat Dalam Program Posyandu

ANALISIS DAN SINTESIS SINERGITAS STAKEHOLDER
DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan CSR PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam
Pengembangan Posyandu
Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu
PERANCANGAN AKSI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

1
2
9
10
10
10
13

13
22
25
25
25
27
29
29
36
37
39
39
42
48
51
51
54
63
75
83
83
83
85
87

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8

Piramida CSR Menurut Archie B. Carrol
Kerangka Pemikiran
Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan
Kesimpulan
Rata-rata Capaian Hasil Posyandu di Desa Goa
Jumlah Kasus Bayi Balita GB dan GK di Desa Goa
Tahapan Kebijakan Publik
Struktur Pengorganisasian Pokjanal Posyandu
Permendagri No 45 Tahun 2007
Konsep Sinergitas Lintas Program Berbasis
Posyandu atau disebut Posyandu Plus

17
23
26
46
47
51
53
71

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5

Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9

Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18

Data Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu, Angka
Kematian Balita dan Gizi Buruk di Kabupaten Sumbawa
Barat Tahun 2011-2013
Jumlah Anggaran Program PNPM GSC Bidang
Kesehatan di Kejamatan Jereweh Tahun 2010-2013
Jumlah Anggaran Program PNPM GSC Bidang
Kesehatan di Desa Goa Tahun 2010-2013
Data Hasil Pemantauan Gizi di Wilayah Puskesmas
Jereweh Tahun 2010-2012
Jumlah Posyandu di Wilayah Tambang PT. Newmont
Nusa Tenggara (Kecamatan Jereweh, Maluk dan
Sekongkang) Tahun 2013
Informant Menurut Satus Sosial di Masyarakat Desa Goa
Penggunaan Lahan/Tanah di Desa Goa Tahun 2012
Perkembangan Jumlah Komposisi Penduduk Menurut
Katagori Usia di Desa Goa Tahun 2011 dan 2012
Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk Laki-laki,
Jumlah Penduduk Perempuan, Total Penduduk dan
Jumlah Sex Ratio di Desa Goa Tahun 2011 dan 2012
Jumlah Penduduk Desa Goa Berdasarkan Mata
Pencaharian Tahun 2012
Luas Wilayah kabupaten Sumbawa Barat Menurut
Kecamatan Tahun 2008
Hasil Kegiatan Posyandu di Desa Goa Tahun 2010-2012
Data Hasil Kegiatan Pemantauan Gizi di Wilayah
Puskesmas Jereweh Tahun 2010-2012
Jumlah Anggaran Insentif Kader Posyandu di Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun 2012-2014
Realisasi Anggaran CSR PT. Newmont Nusa Tenggara
Tahun 2011-2013
Data Hasil Kegiatan Posyandu Wilayah Puskesmas di
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2011, 2012 dan 2013
Data Aktual D/S Hasil Kegiatan Posyandu di Kecamatan
Jereweh Tahun 2011-2013
Data Aktual D/S Hasil Kegiatan Posyandu di Desa Goa
Tahun 2011-2013

1
4
5
7

8
25
29
30

31
31
37
40
45
47
59
65
65
66

PENDAHULUAN
Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 adalah
„INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR „. Untuk
mewujudkan visi tersebut ditetapkan 8 (delapan) arah pembangunan jangka
panjang, yang salah satunya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya
saing.
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah yang
ditetapkan adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia,
yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Unsur-unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan, tingkat
pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi. Derajad kesehatan dan tingkat
pendidikan pada hakekatnya adalah investasi bagi terciptanya sumber daya
manusia berkualitas, yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam rangka mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, pembangunan kesehatan harus
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang.
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM
yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang
prima di sampingpenguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Di kabupaten
Sumbawa Barat, berdasarkan indikator derajat kesehatan, menunjukkan
bahwa derajat kesehatan sudah baik, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1.Data Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu, Angka
Kematian Balita dan Gizi Buruk di kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2011-2013.
No

Indikator

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

1

Angka Harapan Hidup

61,28

61,45

61,66

2

Angka Kematian Ibu

255/100.000

212/100.000

116/100.000

3

Angka Kematian Bayi

22/1000

13/1000

9/1000

4

Angka Gizi Buruk

14

5

6

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2013

Keberhasilan pembangunan nasional bukan semata-mata menjadi
tanggungjawab pemerintah saja, akan tetapi peran pihak lain sangat
dibutuhkan yaitu swasta dengan program pemberdayaannya dan masyarakat
sebagai subyek pembangunan untuk lebih aktif dan kreatif sehingga apapun
program pemerintahyang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat akan berkelanjutan.
Keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara tetap berkomitmen untuk
mendukung program pemerintah dengan program Community Development
diberbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan
pengembangan ekonomi masyarakat, sehingga model kerjasama dalam
berbagai program yang tujuannya adalah semata-mata untuk
mensejahterakan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat khususnya
masyarakat di wilayah operasional tambang.Dalam rangka menjaga
eksistensi suatu perusahaan, maka perusahaan itu harus dapat menjaga
keseimbangan hubungan baik dengan pihak lain yang dapat mempengaruhi
eksistensi perusahaan dan Good Bussiness. Keseimbangan dapat dijaga
dengan melakukan Corporate Social Responsibility (CSG).
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah. Pembangunan kesehatan harus diimbangin dengan intervensi
prilaku yang memungkinkan masyarakat lebih sadar,mau dan mampu
melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang
berkelanjutan(sustainable development).
Pembangunan kesehatan juga tidak lepas dari komitmen Indonesia
sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasi tercapainya
Millenium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehatan
dapat dikatakan sebagai unsur dominan, karena dari delapan agenda MDGs
lima diantaranya berkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga yang lain
berkaitan secara tidak langsung. Lima agenda yang berkaitan langsung
dengan kesehatan itu adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan
kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke5
(Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV dan AIDS,
Malaria, dan penyakit lainnya), seta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan
hidup).
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan
dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumber daya dibidang kesehatan. Namun disamping itu, setiap orang juga
tidak luput dari kewajiban-kewajiban dibidang kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik
Indonesia. Adapun tujuan utama dari pembangunan kesehatan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas), dan
Pengembangan keluarga sehat sejahtera.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan
pada memperhatikan kebijakan umum yang dikelompok sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Peningkatan Kerjasama Lintas Sektoral.
Peningkatan Prilaku,Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Peningkatan Upaya Kesehatannya.
Peningkatan Sumber Daya Kesehatan.
Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan, dan
Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan dilaksanakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan angka Kematian
Bayi.Posyandu merupakan sarana atau lembaga non formal sebagai tempat
berkumpulnya masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu, karena perempuan
lebih banyak berperan dalam aktifitas keluarga, salah satunya adalah
keterlibatan dalam kegiatan posyandu. Posyandu dapat dijadikan sebagai
tempat untuk memberikan informasi-informasi tentang program baik yang
dilakukan oleh pemerintah ataupun pihak swasta dan bidang-bidang lainnya
seperti : pertanian, ekonomi dan pendidikan, selain bidang kesehatan,
mengingat sasaran program baik program pemerintah ataupun swasta
sebagian besar adalah ibu-ibu dan menjadi sasaran program bidang lainnya.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar
keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak.Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling

memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di
posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya
tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Dalam pelaksanaan program kesehatan di masyarakat pada dasarnya
banyak pihak yang terlibat seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan
Jereweh. Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah mulai dari Kabupaten
sampai tingkat desa; Dinas Kesehatan dan PNPM GSC, swasta (PT
Newmont Nusa Tenggara), NGO pendamping dan masyarakat sebagai
subyek program.
Adapun program kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah melalui
Dinas Kesehatan yang pelaksanaan ditingkat kecamatan (Puskesmas)
mencakup : (1) Kesehatan Ibu dan Anak, (2) Perbaikan Gizi Masyarakat, (3)
Promosi Kesehatan, (4) Kesehatan Lingkungan, (5) Pengendalian Penyakit,
dan (6) Pengobatan Dasar (Pelayanan di Puskesmas).
Selain program yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan di kecamatan
Jereweh ada program Pemberdayaan Nasional Pembangunan Masyarakat
Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM GSC) yang dilaksanakan semenjak
tahun 2010 dan berlanjut sampai sekarang. Dalam penentuan program
dengan sistem partisipatif yaitu melakukan musyawarah mulai dari tingkat
RT sampai dengan desa yang melibatkan penerima manfaat program dan
mitra kerja, pelaksanaannya difasilitasi oleh fasilitator masing-masing desa.
Jumlah anggaran program PNPM GSC khususnya program kesehatan
di kecamatan Jereweh dari tahun 2010 – 2013 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2. Jumlah Anggaran Program PNPM GSC Bidang Kesehatan di
Kecamatan Jereweh Tahun 2010-2013
Jumlah Anggaran
NO
Tahun Anggaran
Capaian
(Rp)
1
2010
437.064.600
100 %
2
2011
646.507.900
100 %
3
2012
683.858.000
100 %
4
2013
404.776.600
100 %
Sumber : Laporan PNPMGSC Kecamatan Jereweh
Berdasarkan data di atas anggaran PNPM GSC dari Tahun 2010
mengalami peningkatan sampai Tahun 2012 hal ini disebabkan banyak
kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan yang harus
dipenuhi. Pada Tahun 2013 mengalami penurunan disebabkan oleh masih
ada sisa anggran tahun sebelumnya yang belum digunakan sehingga
menjadi anggran tahun berjalan.

Tabel 3.Jumlah Anggaran ProgramPNPM GSC Bidang Kesehatan di Desa
Goa Tahun 2010-2013
Jumlah Anggaran
NO
Tahun Anggaran
Capaian
(Rp)
1
2010
52.739.200
100 %
2
2011
153.685.800
100 %
3
2012
140.959.800
100 %
4
2013
72.461.600
100 %
Sumber : Laporan PNPM GSC Kecamatan Jereweh
Anggaran PNPN GSC dari Tahun 2010 mengalami peningkatan di
Tahun 2011 sebesar 291,4%. Peningkatan ini disebabkan adanya program
fisik yaitu rehap 1 unit posyandu beserta fasilitas bermain dan bantuan
bangku belajar untuk SDN Goa, tetapi mengalami penurunan pada Tahun
2012 dan Tahun 2013. Hal ini disebabkan masih adanya sisa anggaran
tahun sebelumnya yang harus dihabiskan karena pencairan anggaran tidak
pada awal tahun berjalan sehingga program asal-asalan yang penting
anggaran habis, hal ini sesuai dengan pernyataan informen yaitu :
“…akibat tidak pada awal tahun berjalan waktu pencairan dana
program menyebabkan anggaran tidak bisa habis terpakai pada
tahun berjalan sehingga harus dilanjutkan pada tahun berikutnya
dan kami harus menyusun program tambahan…”(Ibu Nr PL PNPM
GSC).
Kematian ibu, bayi dan balita menjadi fokus perhatian pemerintah
khususnya Dinas Kesehatan karena menjadi isu dalam MDGs.Untuk
menanggulangi kematian ibu, bayi dan balita serta gizi buruk dan kurang
adalah denganprogram POSGIAT (Pos Gizi Masayarakat) yang diprakarsai
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. POSGIAT adalah
metode penanganan kasus bayi balita gizi kurang dan buruk keluarga miskin
dengan memberikan pengetahuan tentang makanan sehat berbahan lokal
kepada orang tua yang didampingi oleh kader posyandu.(sumber rujukan:
Dinas Kesehatan Sumbawa Barat, 2013).
POSGIAT adalah salah satu bentuk program kerjasama antara
pemerintah dan PT Newmont Nusa Tenggara, pemerintah berperan sebagai
tenaga tekhnis yang memberikan pengetahuan kepada sasaran posyandu
tentang makanan sehat berbahan lokal dan PT Newmont Nusa Tenggara
berperan sebagai pemberi anggaran sedangkan kader posyandu sebagai
pengorganisir sasaran posyandu.
PT. Newmont Nusa Tenggara telah berkomitmen untuk melaksanakan
tanggungjawab sosialnya kepada masyarakat lingkar tambang khususnya
dan NTB pada umumnya. Berbagai program telah dilakukan oleh PT.
Newmont Nusa Tenggara sebagai bagian dari tanggungjawab sosial
perusahaan kepada masyarakat di daerah lingkar operasi tambang mencakup
tiga kecamatan (Jereweh, Maluk dan Sekongkang), adapun programprogram yang telah dilakukan di bidang meliputi :

a.
b.
c.
d.
e.

Bidang kesehatan,
Bidang pendidikan
Bidang pertanian
Bidang ekonomi dan
Bidang sosial budaya dan agama.

Untuk program kesehatan adalah programnya bersifat support
program yang telah direncanakan oleh dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa
Barat merupakan kebutuhan masyarakat, akan tetapi tidak dapat
dilaksanakan karena keterbatasan anggaran. Jadi program CSR PT.
Newmont Nusa Tenggara bukan program baru, sehingga ada pembagian
peran antara pemerintah dan PT Newmont Nusa Tenggara. Adapun tujuan
utama program CSR dibidang kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh
PT. Newmont Nusa Tenggara adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa jenis kegiatan
yang telah dilakukan oleh perusahaan antara lain :
1.

2.

3.

Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pemberian PMT penyuluhan di posyandu.
b. Pemberian PMT pemulihan bagi Bumil KEK di posyandu.
c. Pemberian PMT pemulihan bagi bayi balita KEP di posyandu.
d. Penyuluhan demo menu sehat di posyandu program POSGIAT
(Pos Gizi Masyarakat).
Penguatan kapasitas posyandu
a. Pelatihan kader posyandu.
b. Pemberian insentif kader posyandu.
Kesehatan lingkugan
a. Survey PHBS rumah tangga.
b. Penyuluhan PHBS (Prilaku Hidup Bersi dan Sehat).
c. Kunjungan rumah bagi masyarakat yang tidak ber PHBS.

Alur program pemberdayaan masyarakat PT. Newmont Nusa
Tenggara dibidang kesehatan adalah :
1.

Perencanaan dengan sistem PRA di masing-masing Desa di Kecamatan
Jereweh, Maluk dam Sekongkang sehingga melahirkan Rencana
Strategis.
2. Program yang dilaksanakan adalah program yang disesuaikan dengan
kondisi anggaran yang menjadi kebutuhan mendasar dengan skala
prioritas dalam program.
3. Pendampingan program oleh lembaga mitra yang bekerja sama dengan
instansi terkait dan pemerintah kecamatan dan desa.
(Sumber hasil PL2 evaluasi program PT. Newmont Nusa Tenggara).
Masih adanya masalah gizi bayi dan balita diwilayah sekitar operasi
tambang dan Kabupaten Sumbawa Barat, sehingga menjadi perhatian
khusus PT. Newmont Nusa Tenggara dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumbawa Barat. Berbagai upaya telah dilakukan antara lain pemberian

PMT pemulihan dengan bahan lokal dengan standar gizi yang telah
ditentukan oleh petugas gizi puskesmas.Dengan adanya program Comdev
PT. Newmont Nusa Tenggara yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
(Puskesmas Jereweh) dari Tahun 2011 dalam bentuk program POSGIAT
(Pos Gizi Masyarakat) di posyandu dapat menurunkan angka kasus gizi
kurang dan buruk di Desa Goa.
Tabel 4. Data Hasil Pemantauan Gizi dari Tahun 2011-2013
No
1
2

Uraian
Bayi Balita Gizi Kurang
Bayi Balita Gizi Buruk

2011 (%)
0,05
0,005

2012 (%)
0,03
0,004

2013 (%)
0,03
0,003

Sumber : Data Petugas Gizi Puskesmas Jereweh Desember tahun 2012
Berdasarkan data di atas angka gizi kurang dan gizi buruk dari Tahun
2011 terus mengalami penurunan hal ini disebabkan adanya program
Posgiat (Pos Gizi Masyarakat) menggunakan bahan lokal yang bergizi
tinggi yang diberikan setiap minggu selama 3 bulan yang dimonitor oleh
kader posyandu.Selain makanan berbahan lokal, juga diberikan suplemen
penambah nafsu makan dan pemeriksaan ke dokter spesialis anak untuk
memastikan bayi balita tidak terdapat penyakit yang tetap menyebabkan
perkembangan anak tidak normal.Program Posgiat adalah kerjasama antara
Puskesmas Jereweh sebagai tenaga tekhnis dan PT. Newmont Nusa
Tenggara menyiapkan anggaran.
Pelaksanaan posyandu di wilayah tambang dilaksanakan setiap bulan
dan terjadwal yang telah disusun oleh Puskesmas.Dalam pelaksanaannya
kader posyandu yang dibantu oleh pemerintah Desa yaitu RT dan Kepala
Dusun membantu memberikan informasi kepada sasaran posyandu melalui
media pengeras suara dan sistem undangan yang dibagikan oleh kader
posyandu.Masyarakat yang menjadi kader posyandu adalah penduduk asli
masing-masing desa sehingga mempermudah komunikasi dengan sasaran
posyandu.Untuk legalitas formal kader posyandu mendapat SK
pengangkatan dari Kepala Desa karena syarat sebuah posyandu untuk bisa
mendapat dukungan anggaran baik dari pemerintah ataupun swasta
posyandu dan kadernya harus legal.
Untuk dana Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan bagi bayi balita gizi
kurang dan buruk serta ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
posyandu. Dari Tahun 2001 sampai 2011 didukung oleh PT. Newmont Nusa
Tenggara dan pada Tahun 2012 sampai sekarang menjadi program PNPM
GSC. Posyandu di wilayahtambang PT. Newmont Nusa Tenggara terdapat
disetiap dusun bahkan ada dusun yang posyandunya lebih dari satu, dengan
tujuan untuk memaksimalkan pemberian pelayanan dasar kepada
masyarakat. Jumlah posyandu di wilayah tambang PT. Newmont Nusa
Tenggara dapat kita lihat di tabel di bawah ini :

Table 5.Jumalah Posyandu di Wilayah Tambang PT. Newmont Nusa
Tenggara Tahun 2013
No

Kecamatan

1

Jereweh

2

Maluk

3

Sekongkang

Total

Desa
Belo
Beru
Goa
Dasan
Benete
Maluk
Bukit Damai
Pasir Putih
Mantun
Sekongkang Atas
Sekongkang Bawah
Kemuning
Tongo
Ai Kangkung
Tatar
Lemar Lempo
Talonang

Jumlah Posyandu
6
6
3
3
4
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
1
1
50

Sumber : Puskesmas Kecamatan Jereweh, Maluk dan Sekongkang
Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat dalam hal kuantitas
maupun kualitas serta keragaman kegiatan dan pengelolaannya. Perihal
penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan
perundang-undangan dan keputusan menteri. Pelaksanaan CSR bagi
penanam modal diatur pemerintah melalui UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal Luar Negeri No. 67 TLN No. 4274.Undang-undang ini
disahkan padaTanggal 26 April 2007. Kewajiban CSR terdapat pada Pasal
15 dan Pasal 34 UU tersebut. PadaPasal 15 huruf b;Setiap penanam modal
berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; membuat laporan tentang
kegiatan penanaman modal dan menyampaikan kepada Badan Koordinasi
Penanaman Modal; menghormati tradisi masyarakat sekitar lokasi kegiatan
usaha penanaman modal; mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
Pelaksanaan CSR bagi Perseroan Terbatas (PT) diaturdalam UU No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang ini berlaku
sejak tanggal 16 Agustus 2007. Dalam pasal 74 ayat (1). Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya dibidang atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Penjelasan pasal 74 ayat (1) dijelaskan bahwa kewajiban CSR ini
bertujuan untuk menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang,
dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat
setempat. Di Kabupaten Sumbawa Barat kewajiban perusahaan untuk

melaksanakan kewajiban sosialnya terhadap masyarakat sekitar perusahaan
melalui program CSRnya diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat No 34 Tahun 2011.
Masalah kesehatan dimasyarakat mulai dari masalah penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan, kematian ibu dan anak, gizi kurang dan buruk
yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat, dan khususnya di wilayah tambang
PT. Newmont Nusa Tenggara. Dengan adanya sinergitaspemerintah, swasta,
NGO dan masyarakatantar program berbasis posyandu, maka akan
melahirkan suatu program yang efektif dan bermanfaat bagi
masyarakat.Sinergitasyang terjadi pada saat ini hanyak pada program
kesehatan,sedangkan dengan program lainnya masih bersifat ego sektoral,
sehingga menjadi daya tarik peneliti untuk mengkaji bagaimana model
sinergitas stakeholder dalam pengembangan posyandu plus di wilayah
tambang?
Perumusan Masalah
Kabupaten Sumbawa Barat merupakan kabupaten yang baru hasil
pemekaran dari Kabupaten induk Kabupaten Sumbawa, akan tetapi banyak
terobosan yang telah dilakukan oleh pemerintah diberbagai bidang,
khususnya dibidang kesehatan misalnya kebijakan pengobatan gratis bagi
seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, ambulan gratis, persalinan
gratis di petugas dan fasilitas kesehatan, bantuan biaya berobat lanjut kelas
tiga di fasilitas kesehatan pemerintah.Hal ini semua sebagai bentuk
perhatian dan tanggung jawab pemerintah untuk memberikan pelayanan
maksimal bagi masyarakat.
PT. Newmont Nusa Tenggara mulai beroperasi di Kabupaten
Sumbawa Barat semenjak Tahun 1986 dan mulai Tahun 1999 sudah mulai
melaksanakan kegiatan CSRnya dibidang kesehatan, pendidikan, pertanian
dan ekonomi masyarakat. Pelaksanaan program dibidang kesehatan telah
dilaksanakan oleh perusahaan semenjak Tahun 1999 dalam beberapa
kegiatan antara lain pendampingan posyandu, kesehatan ibu dan anak,
kesehatan lingkungan dan peningkatan kapasitas tenaga medis. Dengan
adanya program dibidang kesehatan ini, ada beberapa keuntungan
diantaranya pelaksanaan posyandu berjalan sesuai jadwal dan ada makanan
tambahan penyuluhan bagi sasaran posyandu yang sebelum adanya PT.
Newmont Nusa Tenggara tidak ada pemberian makanan tambahan bagi ibu
kekurangan energi kronis (KEK), serta bayi balita yang kekurangan energi
protein (KEP), demo menu sehat yang berbahan baku lokal serta insentif
kader posyandu, pendidikan dan penyuluhan PHBS (prilaku hidup bersih
dan sehat) dimasyarakat dan sekolah.
Dengan adanya kegiatan tersebut membawa dampak positif bagi
masyarakat khususnya masyarakat miskin yang ibu hamil KEK dan bayi
balita yang KEP serta dinas terkait yaitu puskesmas karena banyak program
puskesmas yang dapat terlaksana yang walaupun dananya dari pihak PT.
Newmont Nusa Tenggara, berdasarkan uraian di atas melahirkan pertanyaan
Sejauhmana sinergitas kebijakan pemerintah daerah Kabupaten

Sumbawa Barat dan CSR PT. Newmont Nusa Tenggara dalam
pengembangan posyandu di wilayah tambang ?
Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan atau program baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta. Dalam kegiatan posyandu keberhasilan
program diukur denganjumlah D/S (jumlah yang datang ke posyandu dibagi
sasaran posyandu). Sasaran posyandu memiliki karakteristik masyarakat
yang berbeda akan tetapi tingkat partisipasi masyarakat juga berbeda,
posyandu yang masyarakatnya ekonomi menengah, pendidikan tinggi tetapi
angka partisipasinya rendah, berbeda dengan posyandu yang masyarakatnya
ekonomi menengah kebawah dan pendidikan menengah tetapi tingkat
partisipasi masyarakatnya tinggi, dengan demikian penulis tertarik untuk
mengetahui sejauh manapartisipasi masyarakat dalam kegiatan
posyandu?
Tujuan Penelitian
Dalam menjawab semua permasalahan maka tujuan penelitian ini
bertujuan untuk :
1.

2.
3.

Mengkaji sinergitas kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa
Barat dan PT Mewmont Nusa Tenggara dalam pengembangan
posyandu.
Mengkaji partisipasi masyarakat dalam program posyandu.
Merumuskan model pengembangan posyandu plus di wilayah tambang.

Manfaat Kajian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.
2.
3.

4.

Bagi pemerintah yaitu sebagai bahan masukan dalam pembuatan dan
penerapan kebijakan dibidang kesehatan.
Bagi masyarakat sebagai pengetahuan tentang pentingnya partisipasi
dalam pemberdayaan masyarakat khususnya bidang kesehatan.
Bagi pihak swasta yaitu menjadi acuan dalam pelaksanaan
tanggungjawab sosialnya bagi masyarakat di wilayah operasi tambang.
dan
Bagi ilmu pengetahuan yaitu untuk memperkaya keilmuan tentang
pengembangan kesehatan masyarakat melalui posyandu dari perspektif
pengembangan masyarakat.
Ruang Kajian
Ruang lingkup kajian dari penelitian ini adalah :

1.
2.
3.

Melihat sejauhmana implementasi kebijakan pemerintah di bidang
kesehatan.
Implementasi kebijakan swasta dengan CSRnya dibidang kesehatan.
dan
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan masyarakat di
bidang kesehatan melalui pendekatan posyandu untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah tambang.

Hal ini dikaji disebabkan masih kurangnya dukungan pemerintah
untuk kegiatan posyandu dan keberadaan pihak swasta PT. Newmont Nusa
Tenggara yangmemiliki kepentingan dan kewajiban untuk menjalankan
tanggungjawab sosialnya untuk mencari legitimasi sosial dari masyarakat
sekitar tambang demi kelancaran produksi, selain itu dapat menjadi mitra
pemerintah dalam pengembangan masyarakat mengingat pemerintah
memiliki keterbatasan dana dan sumber daya manusia.

PENDEKATAN TEORITIS

Dalam bab ini akan memaparkan tinjauan pustaka dan kerangka
pemikiran. Tinjauan pustaka ini berisi tentang pengertian posyandu,
pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, Corporate Social
Rensponsibility (CSR), partisipasi, kemitraan tiga sektor (pemerintah,
swasta dan masyarakat) dan model sinergitas.
Tinjauan Pustaka
Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan dilaksanakan dari, oleh untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan angka Kematian
Bayi. (Kementrerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013)
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar
keluarga dalam aspek pemantau tumbuh kembang anak.Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling
memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di
posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya
tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan utama posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh
kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak, seperti imunisasi
mencakup pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB,
penyuluhan, dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan.
Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat
a. Pemberdayaan Masyarakat
Secara
konsepsual,
pemberdayaan
atau
pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan).
Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan. Kekuasaan sering kali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk
membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari
keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa
kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.
Pengertian ini
mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau
tidak dapat dirubah. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial
antar manusia, karena itu kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat
berubah.dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan sebagai
sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna.
Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat
tergantung pada dua hal :

1.
2.

Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah,
pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.
Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada
pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.

Definisi pemberdayaan banyak dikemukan oleh beberapa ahli ditinjau
dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan (Suharto, 2005 : 58-59) :
1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang
yang lemah atau tidak beruntung (ife, 1995).
2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga
yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa
orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lainyang menjadi perhatiannya (Parsons, et,al, 1994).
3. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasikan kembali
kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).
4. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi dan
komunitas diarahkan akan mampu menguasai (atau berkuasa atas)
kehidupannya (Rappaport, 1984).
Menurut Ife seperti dikutip dalam Suharto, (2005 : 59), pemberdayaan
memuat dua pengertian kunci, kekuasaan dan kelompok lemah. Kekusaaan
disini diartikan bukan hanyak menyangkut kekuasaan politik dalamarti
sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas :
1. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup :
kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya
hidup, tempat tinggal, pekerjaan.
2. Pendefinisian kebutuhan : kemampuan menentukan kebutuhan selaras
dengan aspirasi dan keinginannya.
3. Ide atau gagasan : kemampuan mengerkspresikan dan menyumbangkan
gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
4. Lembaga-lembaga : kemampuan menjangkau, menggunakan dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga
kesejahtraan sosial, pendidikan dan kesehatan.
5. Sumber-sumber : kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,
informal dan kemasyarakatan.
6. Aktivitas ekonomi : kemampuan memanfaatkan dan mengelola
mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.
7. Reproduksi : kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.
Dengan demikian, pemberdayaaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Sedangkan tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil
yang dicapai oleh sebuah perubahan sosial ; yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas dalam kehidupannya. Pengertian
pemberdayaan sebagai tujuan seringkali dijadikan indikator keberhasilan
pemberdayaan sebagai sebuah proses. (Suharto, 2005).
b. Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah suatu metode pekerjaan sosial yang
tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan
pada prinsip partisipasi sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial,
pemberdayaan masyarakat menunjuk pada interaksi aktif antara pekerja
sosial dan masyarakat dengan mana mereka terlibat dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi suatu program
pembangunan kesejahtraan sosial (PKS) atau usaha kesejahtraan sosial
(UKS), (Suharto, ed al 2005).
Kemudian dipaparkan oleh Suharto (2010), bahwa pengembangan
masyarakat (community development) mengekspresikan nilai-nilai keadilan,
kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan, partisipasi, kerjasama, dan
proses belajar yang berkelanjutan. Pendidikan, pendampingan dan
pemberdayaan adalah inti dari pengembangan masyarakat.Pengembangan
masyarakat berkenaan dengan bagaimana mempengaruhi struktur dan relasi
kekuasaan untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang mencegah orang
beradaptasi dalam kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Disebutkan pula oleh Suharto (2010), bahwa tujuan pengembangan
masyarakat adalah memberdayakan individu-individu dan kelompokkelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk kesadaran,
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk
mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka.Kapasitas tersebut
seringkali berkaitan dengan penguatan aspek ekonomi dan politik melalui
pembentukan kelompok-kelompok sosial besar yang bekerja berdasarkan
agenda bersama.
Semua pengembangan masyarakat seharusnya bertujuan membangun
masyarakat. pengembangan masyarakat melibatkan pengembangan modal
sosial, memperkuat interaksi sosial dalam masyarakat, menyatukan mereka,
dan membantu mereka untuk saling berkomunikasi dengan cara yang dapat
mengarah pada dialog yang sejati, pemahaman dan aksi sosial. Hilangnya
komunitas telah mengakibatkan perpecahan, isolasi dan individualisasi, dan
pengembangan masyarakat mencoba membalik efek-efek ini.
Pengembangan masyarakat sangat diperlukan jika pembentukan struktur dan
proses level masyarakat yang baik dan langgeng ingin dicapai (Putnam
dalamIfe, ed al. 2006).
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah
kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsipprinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Para pekerja kemasyarakatan
berupaya memfasilitasi warga dalam proses terciptanya keadilan sosial dan
saling menghargai melalui program-program pembangunan secara luas yang
menghubungkan seluruh komponen masyarakat.
Pengembangan

masyarakat
menerjemahkan
nilai-nilai
keterbukaan,
persamaan,
pertanggungjawaban,
kesempatan,
pilihan,
partisipasi,
saling
menguntungkan, saling timbal balik, dan pembelajaran terus menerus.Inti
dari pengembangan masyarakat adalah mendidik, membuat anggota
masyarakat mampu mengerjakan sesuatu dengan memberikan kekuatan atau
sarana yang diperlukan dan memberdayakan mereka (FCDL, dalam Zubaedi,
2013).
Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR merupakan konsep yang terus berkembang namum belum
memiliki sebuah defenisi standar maupun seperangkat kriteria spesifik yang
diakui secara penuh oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.Secara
konseptual, CSR juga bersinggungan dan bahkan sering dipertukarkan
dengan frasa lain, seperti corporate rensponsibility, corporate sustainability,
corporate accountabiity, corporate citizeship, dan corporate stewardship
(Suharto 2010).
Lebih lanjut Suharto (2010) memaparkan bahwa CSR diterapkan
pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam konteks ekonomi global,
nasional maupun lokal. Komitmen dan aktivitas CSR pada intinya merujuk
pada aspek-aspek perilaku perusahaan(firm’s behavior), termasuk kebijakan
dan program perusahaan yang menyangkut dua elemen kunci:
1. Good corporate governance : etika bisnis, manajemen sumber daya
manusia, jaminan soisal bagi pegawai negeri, serta kesehatan, dan
keselamatan kerja.
2. Good corporate responsibility : pelestarian lingkungan, pengembangan
masyarakat (community development), perlindungan hak azasi manusia,
perlindungan konsumen, relasi dengan pemasok, dan penghormatan
terhadap hak-hak pemangku kepentingan lainnya.
Salah satu komponen penting dalam CSR adalah pengelolaan relasi
dengan stakeholder, terutama masyarakat lokal.Saat ini CSR menjadi tolak
ukur yang menentukan citra perusahaan di mata public.Dengan demikian,
perilaku atau cara perusahaan memperhatikan dan melibatkan stakeholder,
pekerja, pelanggan, pemasok, pemerintah, LSM, lembaga internasional, dan
stakeholder lainnya merupakan konsep utama CSR. Kepatuhan perusahaan
terhadap hukum dan peraturan-peraturan yang menyangkut aspek ekonomi,
lingkungan, dan soisial bisa dijadikan indikator atau perangkat formal dalam
mengukur kinerja CSR suatu perusahaan.Namun, CSR sering kali dimaknai
sebagai komitmen dan kegiatan-kegiatan sektor swasta yang lebih dari
sekadar kepatuhan terhadap hukum.
Perkembangan konsep CSR berjalan seiring dengan perkembangan
konsep stakeholder.Adapun konsep stakeholder sendiri tidak dilepaskan
perkembangannya dari adopsi pendekatan sistem ke dalam teori manajemen.
Pengenalan terhadp konsep lingkungan organisasi perusahaan yang
berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan sistem dalam
manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori
manajemen terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu
organisasi perusahaan dapat mencapai tujuan secara efektif (Kartini 2009).

Menurut Carrol seperti dikutip dalam Alfitri (2011) dalam pengertian
terbatas, tanggungjawab sosial perusahaan dipahami sebagai upaya untuk
tunduk dan memenuhi hukum dan aturan main yang ada. Perusahaan
sebagai alat dari pemegang saham (pemilik perusahaan), maka apabila
perusahaan akan memberi sumbangan sosial, hal itu akan dilakukan oleh
individu pemilik.
Apabila program CSR dilaksanakan dengan baik maka tanggung
jawab sosial akan meningkatkan kepercayaan dan admosfir yang kondusif,
baik secara internal maupun eksternal dengan para stakeholder termasuk
bagi masyarakat disekitar perusahaan. Tanggungjawab sosial perusahaan
dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil
terbaik. Pandangan yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Carrol
dalam Alfitri (2011) yang mengemukakan teori piramida CSR, menurutnya
tanggungjawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat jenjang
(ekonomi, hukum, etik dan filantrofis) yang merupakan satu kesatuan.

Tanggung jawab
Filantrofi
Menjadi Warga
Yang Baik
Tanggung jawab Etik
Berprilaku Etis
Tanggung jawab Hukum
Memetuhi Hukum
Tanggung jawab Ekonomi Menghasil Laba
Gambar 1Piramida CSR menurut Archie B. Carrol
Konsep CSR telah mengalami perubahan. Konsep CSR lama
menyatakan bahwa perusahaan hanyak mempunyai tanggungjawab kepada
pemegang saham perusahaan saja. Konsep CSR yang baru menyatakan
bahwa perusahaan juga harus mempunyai tanggungjawab kepada pekerja,
pemasok, masyarakat dan lingkungan, dimana perusahaan itu menjalankan
kegiatannya.
Partisipasi

Pengembangan masyarakat harus selalu berupaya untuk
memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap orang dalam
masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan
masyarakat, serta utnuk menciptakan kembali masa depan masyarakat dan
individu. Dengan demikian, partispasi merupakan suatu bagian penting dari
pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang
menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin ideal
kepemilikian dan proses masyarakat serta proses-proses inklusif yang akan
diwujudkan ( Ife, et al 2008).
Pengertian partisipasi secara umum dapat ditangkap dari istilah
partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan. Definisi partisipasi banyak dikemukakan
oleh beberapa ahli seperti dikutip dalam (Mardikanto 2010) :
1. Menurut Bornby (1974), mengartikan partisipasi sebagai tindakan
untuk “mengambil bagian”.
Kegiatan atau pernyataan untuk
mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat.
2. Theodorson, (1969), partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang
dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegaiatan
masyarakatnya, diluar pekerjaan atau profesinya sendiri.
3. Raharjo (1983), keikutsertaan tersebut, dilakukan sebagai akibat dari
terjadinya interaksi sosial antara individu yang bersangkutan dengan
anggota masyarakat yang lain.
4. Beal (1964), partisipasi khususnya partisipasi yang tumbuh karena
pengaruh atau karena tumbuh adanya rangsangan dari luar, merupakan
gejala yang dapat diindikasikan sebagai proses perubahan sosial yang
eksogen.
5. Verhagen (1979), sebagai suatu kegiatan, partisipasi merupakan sesuatu
bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan
pembagian : kewenangan, tanggung jawab dan manfaat.
Telahan tentang pengertian partisipasi di atas dapat disimpulkan
bahwa partisipasi atau peran serta, pada dasarnya merupakan suatu bentuk
kerlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasanalasan dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Dalam
keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan, yang mencakup :
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
(pemantauan, evaluasi dan pengawasan), serta pemanfaatan hasil-hasil
kegiatan yang dicapai. Karena itu, Yadav (1980) dikutif dalam Totok dan
Poerwoko (2012) mengemukakan ada empat macam kegiatan yang
menunjukkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan, yaitu
partisipasi dalam :
1.

Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan
melalui dibuka forum yang memungkinkan masyarakat banyak
berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang
program-program pembangunan di wilayah setempat atau di tingkal
lokal.

2.

Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan harus dapat diartikan
sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja,
uang-tunai, dan atau berbagai bentuk korbanan lainnya yang sepadan
dengan manfaat yang akan diterima oleh masing-masing warga
masyarakat yang bersangkutan.
3. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek
pembangunan sangat dibutuhkan. Bujukan hanyak agar tujuannya
dapat tercapai seperti yang diharapkan, tetapi juga dibutuhkan untuk
memperoleh unpan balik dengan masalah-masalah dan kendala yang
muncul dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan.
4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan
Partisipasi masyarakat dalam pe