Penambahan Minyak Cengkeh Syzygium Aromaticum Dalam Pakan Untuk Memperbaiki Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus Carpio

PENAMBAHAN MINYAK CENGKEH Syzygium
aromaticum DALAM PAKAN UNTUK MEMPERBAIKI
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio

TIRA SILVIANTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penambahan Minyak
Cengkeh Syzygium aromaticum dalam Pakan untuk Memperbaiki Kinerja
Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015

Tira Silvianti
NIM C151130481

RINGKASAN
TIRA SILVIANTI. Penambahan Minyak Cengkeh Syzygium aromaticum dalam
Pakan untuk Memperbaiki Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio.
Dibimbing oleh DEDI JUSADI dan SRI NURYATI.

Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar yang dominan dibudidayakan di
Jawa Barat. Pengembangan budidaya ikan mas di Jawa Barat masih dihadapkan
pada kendala makin menurunnya mutu lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan
pakan yang diharapkan dapat meningkatkan respons fisiologis ikan, sehingga
pada akhirnya ikan dapat memanfaatkan pakan lebih efisien. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan feed additive berupa minyak
cengkeh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan
minyak cengkeh dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan mas.
Sebuah percobaan dengan tiga ulangan dilakukan dengan menggunakan

ikan mas dengan bobot awal 3,9 ± 1,08 g/ekor. Ikan ditebar ke dalam akuarium
berukuran 50x40x35 cm3 dengan volume air 150 L pada kepadatan ikan 25
ekor/akuarium. Setiap akuarium dilengkapi dengan top filter dan thermostat.
Selama periode pemeliharaan, ikan diberi makan dengan pakan yang mengandung
minyak cengkeh sebanyak 0, 5, 10, 15, dan 100 mg/100 g pakan. Penelitian ini
terdiri dari dua tahap percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui
kinerja pertumbuhan ikan (56 hari), berikutnya percobaan kedua bertujuan untuk
menguji kecernaan pakan (10 hari). Ikan diberi pakan tiga kali dalam sehari secara
at satiation, yaitu pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh penambahan minyak cengkeh. Pemberian pakan yang
mengandung minyak cengkeh meningkatkan retensi lemak dan tingkat
kelangsungan hidup ikan mas. Namun hanya kelompok ikan yang diberi pakan
dengan penambahan minyak cengkeh pada dosis 100 mg/100 g pakan
menghasilkan bobot akhir, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, panjang vili
usus dan nilai hemoglobin yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Pemberian pakan yang mengandung minyak cengkeh memberi efek yang
sama seperti pada perlakuan kontrol terhadap kecernaan protein, retensi protein,
indek hepatosomatik (IHS), nilai rasio panjang usus per panjang tubuh, total
eritrosit dan nilai hematokrit. Kelimpahan total bakteri di usus ikan mas tertinggi

adalah perlakuan 100 mg minyak cengkeh/100 g pakan, yaitu 3,6 x 107 CFU/g
dengan jenis bakteri dominan Acinetobacter, Chromobacterium lividium,
Pseudomonas, Bacillus dan Kurthia. Sebagai kesimpulan bahwa penambahan
minyak cengkeh dengan dosis 100 mg/100 g pakan dapat meningkatkan kinerja
pertumbuhan ikan mas.

Kata kunci: minyak cengkeh, Cyprinus carpio, kinerja pertumbuhan

SUMMARY
TIRA SILVIANTI. The supplementation of clove oil Syzygium aromaticum in the
diet to improve the growth performance of common carp Cyprinus carpio.
Supervised by DEDI JUSADI and SRI NURYATI.

Common carp is one of freshwater fish species which dominantly farmed
in West Java. The farming activities constrained with the decreasing of
environment quality. Hence it is needed diet that expected to increase the fish
physiological response, in order that fish can utilize diet more efficiently. One of
the efforts is the supplementation of feed additive from clove oil. The aim of this
research was to determine the effect of the diet supplemented with clove oil on the
growth performance of common carp Cyprinus carpio.

A triplicate experiment was conducted using common carp with an initial
body weight of 3.9±1.08 g/fish. Fishes were stocked in 50×40×35 cm3 aquaria
with 150 L water volume at density of 25 fishes/aquaria. Each aquarium was
equipped with top filter and thermostat. During rearing period, fishes were fed on
the diet contained clove oil either of 0, 5, 10, 15, and 100 mg/100 g diet,
respectively. The research consisted of two experiments. First experiment aimed
to determine fish growth performance (56 days), the second experiment that
aimed to tested fish digestibility given treatment diets (10 days). The fishes were
fed on the diet three times a day at satiation ie 08.00 am, 12.00 am and 16.00 pm.
Results showed that the fish growth performance were affected by clove
oil supplemented diet. The survival rate and lipid retention were increased in the
groups of fish fed on the diet supplemented with clove oil. Fish fed on the diet
supplemented with clove oil at dose of 100 mg/100 g diet showed highest value of
final body weight, daily growth rate, feed efficiency, the length of intestinal villi
and hemoglobin compared with other treatments. However, the protein
digestibility, protein retention, hepatosomatic index (HSI) and ratio of intestinal
length to total body length, total erythrocytes and hematocrit were insignificantly
affected by clove oil supplemented diets. The total number of bacteria in the fish
intestine was highest in 100 mg clove oil per 100 g diet group with mostly
dominant bacteria were Acinetobacter, Chromobacterium lividium, Pseudomonas,

Bacillus and Kurthia. It can be conclude that the supplementation of clove oil at
dose of 100 mg/100 g diet improve common carp growth performance.

Keywords: Syzygium aromaticum oil, Cyprinus carpio, growth performance

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENAMBAHAN MINYAK CENGKEH Syzygium
aromaticum DALAM PAKAN UNTUK MEMPERBAIKI
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio

TIRA SILVIANTI


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Akhir Tesis: Dr Eddy Supriyono, MSc

Judul Tesis : Penambahan Minyak Cengkeh Syzygium aromaticum dalam Pakan
untuk Memperbaiki Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus
carpio
Nama
: Tira Silvianti
NIM

: C151130481

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Dedi Jusadi, MSc
Ketua

Dr Sri Nuryati, SPi MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Akuakultur

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Widanarni, MSi


Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:
20 November 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah feed additive, dengan judul Penambahan
Minyak Cengkeh Syzygium aromaticum dalam Pakan untuk Memperbaiki Kinerja
Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Dedi Jusadi, MSc dan Ibu
Dr Ir Sri Nuryati, MSi selaku komisi pembimbing atas waktu dan bimbingannya.
Di samping itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr
Eddy Supriyono, MSc selaku dosen penguji luar komisi dan Ibu Dr Ir Widanarni,
MSi sebagai komisi program studi.
Terima kasih disampaikan pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
(DIKTI) atas penyediaan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri

(BPPDN) atas dana bantuan pendidikan yang diberikan kepada penulis. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda Salim Akil, ibunda Juairiyah,
kakak dan adik atas segala doa dan kasih sayangnya.
Terima kasih kepada pak Wasjan, mbak Retno, pak Ranta, kang Yosi, pak
Aam, kang Depi atas bantuannya selama penelitian. Kepada A. Tiara EDP dan
Nurina Pratiwi selaku teman seperjuangan yang telah bekerjasama dan membantu
penulis selama penelitian hingga proses penulisan tesis, serta teman-teman
khususnya M. Rijalul Fikri, Dendi, kak Wiwik, kak Ibha, kak Aisyah, kak Puji,
Ika,Yacha, Rudi, kak Ega, Windu, Asep, Fahmi, Didi, Bayu dan teman-teman
Ilmu Akuakutur 2013 atas bantuan, semangat dan persahabatannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015
Tira Silvianti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis

1
1
2
2
2

2

2 METODE
Rancangan Percobaan
Prosedur Penelitian
Parameter Uji
Analisis Data

3
3
3
6
6

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

7
7
10

4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

14
14
14

DAFTAR PUSTAKA

14

LAMPIRAN

17

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1 Formulasi pakan uji
2 Hasil proksimat pakan perlakuan
3 Kinerja pertumbuhan dan kecernaan protein ikan mas pada penambahan
minyak cengkeh dalam pakan dengan dosis berbeda
4 Indek hepatosomatik (IHS), rasio panjang usus per panjang tubuh (RPU),
panjang vili (PV) ikan mas pada penambahan minyak cengkeh dalam
pakan dengan dosis berbeda
5 Kelimpahan total dan jenis bakteri dominan di usus ikan mas pada
penambahan minyak cengkeh dalam pakan dengan dosis berbeda
6 Parameter gambaran darah ikan mas pada penambahan minyak cengkeh
dalam pakan dengan dosis berbeda
7 Karakterisasi jenis bakteri dominan di usus ikan mas pada penambahan
minyak cengkeh dalam pakan dengan dosis berbeda

4
4
8

8
9
10
31

DAFTAR GAMBAR
1 Bobot rata-rata ikan mas yang diberi pakan perlakuan minyak cengkeh
dengan dosis berbeda
2 Panjang villi pada histologi melintang usus ikan mas

7
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Kondisi Gaskromatografi untuk analisis bahan aktif minyak cengkeh
Prosedur analisis proksimat
Prosedur uji kecernaan
Prosedur perhitungan parameter pertumbuhan
Prosedur perhitungan parameter kecernaan
Prosedur perhitungan parameter kesehatan
Hasil uji statistik
Karakterisasi jenis bakteri dominan di usus ikan mas pada penambahan
minyak cengkeh dalam pakan dengan dosis berbeda

17
17
20
20
22
22
24
31

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar yang dominan dibudidayakan di
Jawa Barat. Sentra produksi ikan mas Jawa Barat adalah Waduk Cirata dan
Waduk Jatiluhur. Adapun jumlah capaian produksi ikan mas pada tahun 2014
yaitu sebesar 484.110 ton (DJPB 2014). Pengembangan budidaya ikan mas Jawa
Barat masih dihadapkan pada kendala makin menurunnya mutu lingkungan.
Waduk Cirata terkenal dengan kualitas airnya yang buruk, dicirikan dengan sering
terjadinya upwelling. Menurut petani ikan pada Tahun 2014, upwelling pada
Waduk Cirata terjadi hampir setiap bulan dibandingkan di Waduk Jatiluhur hanya
terjadi satu kali dalam setahun yaitu antara bulan Desember hingga Januari. Nilai
efisiensi pakan untuk ikan mas di Waduk Cirata juga lebih rendah yaitu kurang
dari 60% dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur, dimana nilai efisiensi pakannya
antara 65-68 %. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi
pakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan feed
additive berupa minyak cengkeh.
Hasil penelitian Gaber (2000) menunjukkan, penambahan minyak cengkeh
pada pakan ikan nila sebanyak 8 mg/100 g pakan dapat meningkatkan bobot tubuh
sebesar 261,2 % dibanding yang tidak diberi minyak cengkeh peningkatan bobot
tubuhnya hanya 128,2%, menekan feed conversion ratio (FCR) dari 3,6 pada
perlakuan kontrol menjadi 2,2, efisiensi pakan yang tidak diberi minyak cengkeh
30,2% sedangkan yang diberi minyak cengkeh adalah 49%. Selain itu, parameter
imun non spesifik berupa gambaran darah yaitu total eritrosit, total leukosit,
hemoglobin dan hematokrit juga meningkat.
Kelebihan penggunaan minyak cengkeh adalah bahan alami yang mudah
tersedia secara massal, sehingga aplikasinya mudah dilakukan. Minyak cengkeh
menurut Goni et al. (2009) kandungan terbesarnya terdiri dari 82 % eugenol, 10
% β karyophilene, 2,9 % α humelene, 0,5 % eugenol asetat dan 0,4 % δ-kadinene.
Menurut Ogata et al. (2000) tanaman cengkeh mengandung beberapa komponen
fenol yaitu eugenol, asetil eugenol, α dan β karyophilene, eugenia, vanillin dan
asam galotanin. Senyawa fenol dapat berfungsi sebagai antioksidan karena
mampu menghentikan reaksi radikal bebas pada oksidasi lipid. Eugenol dalam
minyak cengkeh memiliki aktivitas antioksidan yang efeknya sama dengan α
tokoferol dalam menghambat peroksidase lipid.
Hasil penelitian Mu’nisa (2009) memperlihatkan bahwa ekstrak daun
cengkeh memiliki peran sebagai senyawa antioksidan dan antihiperkolesterolemia
(menekan kadar kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan penumpukan
lipid dalam darah) pada kelinci. Minyak cengkeh juga dapat menyebabkan
perubahan permeabilitas sel bakteri. Oleh karena itu minyak cengkeh dapat
menghambat sejumlah besar bakteri Gram negatif maupun positif dan beberapa
jenis kapang (Nunez & Aquino 2012), sehingga penggunaan minyak cengkeh
pada dosis tertentu diduga dapat mengganggu aktivitas mikloflora dalam usus
ikan dan berpeluang menghambat kecernaan dan pertumbuhan.
Di sisi lain, penelitian Mukhtar (2011) memperlihatkan pemberian minyak
cengkeh dengan dosis hingga 600 mg/kg pakan pada anak ayam broiler berusia 7

2

hari yang dipelihara selama 38 hari tidak memberikan hasil pertumbuhan yang
berbeda secara signifikan dengan perlakuan tanpa penambahan minyak cengkeh.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan minyak cengkeh dalam pakan
hingga dosis 600 mg/kg masih dalam dosis yang aman dan tidak menekan
pertumbuhan. Penggunaan minyak cengkeh telah diakui aman oleh The United
States Food and Drug Administration (USFDA) bila tidak melebihi dosis 1500
ppm di semua kategori makanan (Gulcin et al. 2012). Berdasarkan uraian di atas,
penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penambahan minyak cengkeh dalam
pakan untuk memperbaiki kinerja pertumbuhan ikan mas.

Perumusan Masalah
Efisiensi pemanfaatan pakan dalam budidaya ikan mas cenderung
menurun dari waktu ke waktu, diduga akibat menurunnya mutu lingkungan. Oleh
karena itu dibutuhkan pakan yang diharapkan dapat meningkatkan respons
fisiologis ikan yang pada akhirnya dapat memanfaatkan pakan lebih efisien.
Alternatif yang dapat dilakukan yaitu penambahan minyak cengkeh dalam pakan.
Selain mudah tersedia secara masal, minyak cengkeh merupakan bahan alami
yang memiliki banyak fungsi, diantaranya dapat digunakan sebagai stimulasi
untuk pertumbuhan. Penggunaan minyak cengkeh dalam pakan perlu diteliti lebih
lanjut untuk memperbaiki kinerja pertumbuhan ikan mas.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek penambahan minyak
cengkeh dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan mas.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi
potensi minyak cengkeh sebagai feed additive dalam pakan untuk memperbaiki
efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan mas.

Hipotesis
Penambahan minyak cengkeh dalam pakan pada dosis tertentu dapat
memperbaiki kinerja pertumbuhan ikan mas.

3

2 METODE
Rancangan Percobaan
Desain perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan.
Penelitian dibagi dalam dua tahap, yakni pemeliharaan ikan untuk uji
pertumbuhan dan pemeliharaan ikan untuk uji kecernaan. Perlakuan yang
digunakan adalah penambahan minyak cengkeh ke dalam pakan pada dosis 0, 5,
10, 15, dan 100 mg/100 g pakan.

Prosedur Penelitian
Pakan Uji
Minyak cengkeh yang digunakan diperoleh dari penyedia minyak atsiri di
kota Bogor yang diproduksi pada tahun 2014. Minyak cengkeh dianalisis
kandungan bahan aktifnya di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITRO), Cimanggu, Bogor dengan Gaskromatografi Agilent N890. Kondisi
Gaskromatografi (GC) untuk analisis bahan aktif minyak cengkeh disajikan pada
Lampiran 1. Komposisi bahan aktif minyak cengkeh yaitu eugenol 58,27%, ßcarophylen 31,29% dan metil eugenol 0,41%. Penelitian ini terbagi menjadi dua
tahap yaitu uji pertumbuhan dan uji kecernaan pakan. Pakan untuk uji kecernaan
dan uji pertumbuhan menggunakan formula yang sama, namun pada uji kecernaan
pakan ditambahkan kromium (Cr2O3) sebanyak 0,5% sebagai indikator (NRC
1993).
Pembuatan pakan uji yaitu dengan cara bahan baku pakan yang berupa
tepung pada Tabel 1, masing-masing ditimbang dan dicampur secara merata
berurutan dari yang jumlahnya paling sedikit hingga jumlah yang paling besar.
Minyak ikan dan minyak jagung ditambah dengan telur ayam sebanyak 20 g/kg
pakan diaduk hingga membentuk emulsi. Emulsi yang terbentuk ditambah dengan
minyak cengkeh sesuai perlakuan dan diaduk kembali. Larutan tersebut
ditambahkan dengan air hingga 25 % lalu dihomogenkan. Selanjutnya, larutan
dimasukkan pada campuran bahan baku yang telah disiapkan sebelumnya dan
diaduk merata hingga membentuk adonan. Adonan tersebut dicetak dengan mesin
pencetak pelet berdiameter 1-2 mm dan dikeringkan menggunakan oven dengan
suhu 40 oC selama 24 jam. Hasil proksimat pakan perlakuan pada penelitian ini
disajikan pada Tabel 2.

4

Tabel 1 Formulasi pakan uji
Perlakuan minyak cengkeh dalam pakan (mg/100 g pakan)

Bahan baku
Tepung ikan (%)
Tepung tulang dan daging (%)
Tepung kedelai (%)
Minyak ikan (%)
Pollard (%)
Metionin (%)
Lisin (%)
Vitamin & mineral (%)
Minyak jagung (%)
NaCl (%)
Tapioka (%)
Minyak cengkeh (%)

0
15
10
25
2
39,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
0

5
15
10
25
2
39,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
0,005

10
15
10
25
2
39,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
0,01

15
15
10
25
2
39,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
0,015

100
15
10
25
2
39,75
0,25
0,5
3
1
0,5
3
0,1

Tabel 2 Hasil proksimat pakan perlakuan
Parameter
Lemak (%)
Protein (%)
Serat kasar (%)
Kadar abu (%)
BETN (%)
GE (kkal/100g)

Perlakuan minyak cengkeh dalam pakan (mg/100 g pakan)
0
5
10
15
100
8,09
7,90
8,44
8,36
7,93
29,14
30,67
29,43
29,30
31,20
4,67
5,36
4,25
4,07
4,64
10,79
12,74
10,74
11,47
12,02
44,17
39,92
43,77
43,31
41,29
420,327
409,684
423,601
420,235
418,551

Keterangan :
BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
GE = Gross Energy (Watanabe, 1988)
1 g protein = 5,6 kkal GE
1 g karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE
1 g lemak = 9,4 kkal GE

Pemeliharaan Ikan untuk Uji Pertumbuhan dan Uji Kecernaan
Penelitian ini dilakukan di Teaching Farm, Kolam Percobaan Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Wadah budidaya ikan yang digunakan adalah akuarium berukuran 100 x
50 x 40 cm sebanyak 15 buah dengan volume air masing-masing akuarium 150 L.
Setiap akuarium dilengkapi dengan aerator untuk menjaga kelarutan oksigen,
thermostat sebagai pengatur suhu dan top filter untuk mengurangi kekeruhan
akibat bahan organik di dalam akuarium. Ikan yang digunakan adalah ikan mas
strain Majalaya yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Sebelum diberi perlakuan, ikan diadaptasikan
selama sepuluh hari. Lima ekor ikan dibius dengan ocean free special arowana
stabilizer dengan dosis 0,5 ml ke dalam 1 L air (0,5 ppt), lalu disimpan ke dalam
freezer untuk keperluan analisa proksimat ikan awal.
Pemeliharaan ikan untuk uji pertumbuhan dilakukan selama 56 hari. Ikan
yang digunakan sebanyak 25 ekor/akuarium dengan bobot rata-rata 3,91±1,08 g.
Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dengan metode at satiation (sampai ikan
kenyang) dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00,

5

dan 16.00 WIB. Penimbangan bobot ikan dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-57.
Sebelum ditimbang, ikan dibius dengan ocean free special arowana stabilizer
dengan dosis 0,5 ppt. Kondisi kualitas air dijaga dengan penyiponan dan
dilakukan pergantian air sebanyak 25% setiap 2-3 hari sekali. Selama masa
pemeliharaan, dilakukan pengukuran kualitas air pada awal serta pertengahan
masa pemeliharaan ikan (hari ke-25), sedangkan pengukuran suhu air dilakukan
setiap hari. Nilai kualitas air yang diperoleh meliputi suhu air berkisar 28-31ºC,
pH 7,29-7,55, oksigen terlarut (DO) 4,6-6,2 mg/L, alkalinitas 80-168 mg/L
CaCO3 dan total ammonia nitrogen (TAN) 0,08-0,34 mg/L.
Pada akhir masa pemeliharaan, ikan dipuasakan selama 1 hari kemudian
ditimbang bobotnya. Tiga ekor ikan dari setiap akuarium diambil dan dijadikan
satu untuk dilakukan analisis gambaran darah dan proksimat tubuh. Tiga ekor ikan
dari setiap akuarium diambil untuk diukur panjang usus, bobot hati dan dilakukan
histologi usus, selanjutnya dua ekor ikan setiap akuarium untuk uji kelimpahan
total dan jenis bakteri di usus.
Perlakuan uji kecernaan pakan dimulai pada hari ke-57 hingga hari ke-67.
Ikan yang digunakan yaitu sebanyak 13 ekor dengan bobot rata-rata 9,87±0,97 g
dari sisa uji pertumbuhan. Ikan diberi pakan mengandung kromium dengan
frekuensi pemberian tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB.
Feses ikan mulai dikumpulkan pada hari ke-60 (ditandai dengan feses berwarna
hijau) hingga jumlahnya mencukupi untuk keperluan analisis. Pengumpulan feses
dilakukan dua kali sehari (siang dan sore hari) satu jam setelah pemberian pakan.
Feses yang terkumpul dimasukkan dalam botol film dan disimpan dalam freezer
guna menjaga kesegarannya, untuk kemudian dianalisis kandungan kromiumnya.

Analisis Kimia
Analisis proksimat dilakukan terhadap bahan baku, pakan dan ikan uji.
Sedangkan analisis uji kecernaan (kromium) dilakukan terhadap pakan dan feses.
Analisis proksimat dan kecernaan dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Analisis proksimat untuk kadar air menggunakan metode
pemanasan dalam oven bersuhu 105-110 0C. Serat kasar menggunakan metode
pelarutan sampel dengan asam kuat, basa kuat dan pemanasan. Protein kasar
menggunakan metode Kjeldahl, lemak kering dengan menggunakan metode
Soxchlet, sedangkan lemak basah dengan menggunakan metode Folch. Kadar abu
dianalisis dengan metode pemanasan dalam tanur bersuhu 600 0C (Watanabe
1988). Prosedur analisis proksimat disajikan pada Lampiran 2. Prosedur analisis
uji kecernaan disajikan pada Lampiran 3.

6

Parameter Uji
Parameter Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu peningkatan bobot rata-rata,
jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian (Huisman 1987), retensi protein,
retensi lemak dan efisiensi pakan sesuai dengan Takeuchi (1988), serta tingkat
kelangsungan hidup. Parameter pendukung pertumbuhan lainnya antara lain indek
hepatosomatik (Yang et al. 2002), rasio panjang usus per panjang tubuh (Murtini
2015) dan panjang vili usus (Nasir 2002). Pengamatan panjang vili usus dilakukan
dengan melakukan histologi usus terlebih dahulu sesuai prosedur Hossain et al.
(2007). Prosedur lengkapnya disajikan pada Lampiran 4.

Parameter Kecernaan
Parameter kecernaan yang diamati yaitu kecernaan protein yang dilakukan
sesuai dengan prosedur Takeuchi (1988). Perhitungan parameter kecernaan
disajikan pada Lampiran 5.

Parameter Kesehatan
Parameter kesehatan ikan diamati melalui parameter kelimpahan total
bakteri mengikuti metode Balaji et al. (2012) dan jenis bakteri di usus disesuaikan
dengan identifikasi bakteri gram positif dan negatif pada tabel Cowan (1974).
Parameter kesehatan ikan juga diamati berdasarkan profil gambaran darah berupa
sel darah merah yang dilakukan sesuai dengan prosedur Blaxhall & Daisley
(1973), sel darah putih (Blaxhall & Daisley 1973), hematokrit (Goldenfarb et al.
1971) dan hemoglobin (Collier 1944). Prosedur lengkapnya disajikan pada
Lampiran 6.

Analisis Data
Semua data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2010
dan dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) pada parameter bobot rata-rata
awal, bobot rata-rata akhir, jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian,
kecernaan protein, retensi protein, retensi lemak, efisiensi pakan, tingkat
kelangsungan hidup, indek hepatosomatik, rasio panjang usus per panjang tubuh
dan panjang vili ikan mas dengan taraf kepercayaan 95% menggunakan prosedur
SPSS 17.0. Jika berbeda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut Tukey
(Lampiran 7). Parameter kelimpahan total dan jenis bakteri di usus ikan mas
dilakukan analisis deskriptif, sedangkan parameter gambaran darah ikan mas
dilakukan analisis deskriptif komparatif.

7

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pemberian pakan yang ditambah minyak cengkeh dengan dosis 0 mg/100
g pakan, 5 mg/100 g pakan hingga 100 mg/100 g pakan selama 56 hari,
menghasilkan pertumbuhan ikan mas. Hal ini ditandai dengan peningkatan bobot
rata-rata ikan mas pada setiap perlakuan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1. Pemberian minyak cengkeh sebesar 100 mg/100 g pakan menghasilkan
bobot rata-rata akhir yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya,
yaitu sebesar 11,42±0,46 g.
14,00
11,42

Bobot rata-rata (g)

12,00
10,00

9,60
8,85

9,40

10,10

8,00

awal pemeliharaan

6,00
4,00
2,00

3,90

a xy

3,91

a x

3,92

a xy

3,92

a y

3,90

akhir pemeliharaan

a z

0,00

0
5
10
15
100
Minyak cengkeh dalam pakan (mg/100 g pakan)

Keterangan: Huruf yang berbeda pada masing-masing fase pemeliharaan menunjukkan pengaruh yang
berbeda nyata (p