Kemampuan Memecahkan Masalah problem solving.

menghormati perbedaan serta berinteraksi secara baik dengan sesama rekan kerja.

d. Kemampuan Memecahkan Masalah problem solving.

Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika, berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. Dimensi problem solving adalah memberikan solusi terhadap permasalahan, membuat keputusan secara tepat, mampu mengelola konflik serta mampu memberikan ide-ide untuk kemajuan perusahaan. 3. Sikap adalah kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif yang terdiri dari: a. Komponen Kognitif. Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Dimensi kognitif adalah kepercayaan terhadap prosedur kerja, kepercayaan bahwa peralatan kerja memberikan kemudahan dalam bekerja, kepercayaan terhadap rekan kerja serta mampu berfikir kritis. b. Komponen Afektif. Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara Universitas Sumatera Utara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Dimensi komponen afektif adalah menyenangi pekerjaan, tidak mudah tersinggung, sikap toleransi dan perasaan didukung serta dihargai. c. Komponen Konatif Perilaku. Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Dimensi komponen konatif perilaku adalah menaati peraturan, disiplin, tanggung jawab dan inisiatif dalam bekerja. 4.3.4.2 Indikator Masing-Masing Dimensi Indikator yang digunakan untuk mengukur nilai dari masing-masing dimensi dapat dilihat pada Tabel 4.2. Penilaian seluruh indikator menggunakan skala likert. Tabel 4.2 Indikator Masing-Masing Dimensi No. Variabel Dimensi Atribut 1. Pengetahuan X 1 1. Implicit a. Kemampuan memahami permasalahan b. Kemampuan menganalisis masalah c. Kemampuan mendeskripsikan pekerjaan d. Meyakini arahan dan segera melaksanakannya 2. Explicit a. Kemampuan memahami prosedur kerja b. Kemampuan memahami arahan c. Kemampuan mengingat arahan d. Kemampuan menerapkan pengetahuan Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan No. Variabel Dimensi Atribut 2. 3. Keterampilan X 2 Sikap X 3 1. Basic literacy skill 2. Technical skill 3. Interpersonal skill 4. Problem solving 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif Prilaku a. Kemampuan berkomunikasi. b. Kemampuan menyelesaikan tugas. c. Kemampuan mejelaskan peralatan kerja. d. Kemampuan menjelaskan produk. a. Kemampuan mengikuti prosedur kerja. b. Penggunaan peralatan kerjas. c. Mampu melaksanakan CILAR. d. Mampu melaksanakan OPL. a. Mampu memotivasi orang lain. b. Bekerja sama. c. Menghargai dan menghormati perbedaan. d. Berinteraksi dengan baik. a. Memberikan solusi. b. Mambuat keputusan secara tepat. c. Pengelolaan konflik. d. Mampu memberikan ide-ide untuk kemajuan perusahaan. a. Kepercayaan terhadap prosedur kerja. b. Yakin bahwa peralatan kerja memberikan kemudahan dalam bekerja. c. Kepercayaan terhadap rekan kerja. d. Yakin akan keputusan yang diambil atasan. a. Menyenangi pekerjaan. b. Tidak mudah tersinggung. c. Toleransi. d. Merasa dihargai. a. Menaati peraturan. b. Disiplin. c. Tanggung jawab. d. Memiliki inisiatif dalam bekerja. 4.3.5 Hipotesis Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini merupakan hipotesis asosiatif associative hypothesis yaitu pernyataan tentang ada atau tidaknya hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih Sinulingga, 2012: 120. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. H : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja SDM. H 1 : terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja SDM. 2. H : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja SDM. H 1 : terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja SDM. 3. H : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja SDM. H 1 : terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja SDM. 4. H : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap secara bersama-sama dengan kinerja SDM. H 1 : terdapat hubungan yang signifikan antara antara pengetahuan, keterampilan dan sikap secara bersama-sama dengan kinerja SDM. 4.3.6 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan pada karyawan bagian produksi PT. XYZ untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data cukup memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data. Menurut Azwar, 2004 instrumen dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Untuk mendapatkan Universitas Sumatera Utara instrumen yang valid dan reliabel perlu dilaksanakan uji coba instrumen. Uji coba tersebut meliputi uji validitas dan reabilitas. a. Validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan juga sebagai instrumen yang valid bilamana dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat atau dengan kata lain ada kecocokan diantara apa yang diukur dengan tujuan pengukuran. Suatu instrumen memiliki kesahihan yang tinggi apabila faktor- faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Instrumen yang diujicobakan tersebut dirancang berdasarkan konsep teoritis, sedangkan butir-butir pernyataan dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen tersebut. Adapun instrumen yang diuji validitasnya adalah prestasi individu dan kompetensi karyawan. Rumus dasar yang digunakan adalah sebagai berikut ini: { } 2 2 2 2 }{ Y Y N X X N Y X X XY N ............................4.2 Keterangan: r x.y r hitung = Korelasi product moment. N = Jumlah data. X = Jumlah Skor total X. Universitas Sumatera Utara Y = Jumlah Skor total Y. X 2 = Jumlah kuadrat skor X. Y 2 = Jumlah kuadrat Y. XY = Jumlah perkalian X dan Y. b. Reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen tersebut mempunyai ketepatan yang tinggi, sehingga mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diukur melalui koefisien berupa koefisien reliabilitas. Formula yang lazim disebut koefisien Alpha Cronbach, dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: = 2 2 11 1 1 t i k k r ..............................................4.3 Keterangan: r 11 = Koefisien reliabilitas instrumen. k = Banyak soal. 2 i = Jumlah varians skor setiap item. 2 t = Varians total. Sedangkan untuk mencari varians dari skor butir maupun varian total digunakan rumus: S 2 = 1 2 2 n n x x n ..............................................4.4 Universitas Sumatera Utara Keterangan: S i = Jumlah Varian Skor tiap butir. Xi = Jumlah Kuadrat skor tiap butir. X i = Kuadrat jumlah skor tiap subject tiap butir. n = Jumlah responden. 4.3.7 Pengumpulan Data Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer. Data Primer diperoleh langsung melalui wawancara interview dimana wawancara dilakukan terhadap manajer personalia PT. XYZ untuk mengetahui keadaan sistem pelatihan yang diterapkan perusahaan saat ini, jumlah karyawan dan masalah yang dihadapi perusahaan sehubungan dengan pelatihan. Selain itu pengumpulan data primer juga dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan questionaire secara tertutup kepada karyawan bagian produksi PT. XYZ dan metode sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Kuesioner tertutup berisikan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Skala pengukuran kuesioner yang digunakan adalah skala likert dari 1-5. Maksud dari skala pengukuran 1-5 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan rincian sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Skala Penelitian Nilai Skala 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Sumber: Sinulingga, 2012: 152 b. Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari PT. XYZ berupa dokumen-dokumen untuk dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pendukung pada masalah yang diteliti seperti data pelatihan terdahulu dan data biaya pelatihan. 4.3.8 Analisis Data Data yang telah dikumpulkan pada tahap 3.3.1 kemudian dilakukan analisis statistik dan deskriptif dengan tahapan berikut ini: 1. Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka analisis statistik non parametrik dapat digunakan. Sedangkan data yang berdistribusi normal, digunakan analisis statistik parametrik. Uji normalitas Universitas Sumatera Utara dilakukan terhadap seluruh data variabel. Uji normalitas yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 19. 2. Pengujian Korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi antara nol sampai ±1. Nilai positif atau negatif menunjukkan arah hubungan apakah searah atau berlawanan. Persamaan yang digunakan untuk melihat koefisien korelasi yaitu: Keterangan: = Koefisisen Korelasi. = Jumlah data. = Variabel Pertama. = Variabel kedua. Dalam memberikan penilaian kuat lemahnya korelasi antara variabel dapat digunakan pedoman pada Tabel 4.4. Pedoman tersebut dapat digunakan untuk menilai koefisien korelasi r. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi r Nilai Koefisien Korelasi r Tingkat Hubungan 1,00 0,900 – 0,999 Korelasi sempurna Korelasi sangat tinggi 0,700 – 0,899 Korelasi tinggi 0,400 – 0,699 Korelasi sedang 0,200 – 0,399 Korelasi rendah 0,000 – 0,199 Tidak ada korelasi Sumber: Guilford dalam Nawawi, 2005: 208 Nilai koefisien korelasi 1,00 menunjukkan hubungan yang sempurna antar variabel yang diuji. Koefisien korelasi sangat tinggi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel-variabel yang diuji. Sedangkan koefisien korelasi yang bernilai rendah ataupun tidak ada korelasi menunjukkan hubungan yang lemah dan dapat diabaikan dalam proses perancangan. Analisis korelasi pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 19. 3. Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan t-test dan f-test. T-test digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel yang ada secara parsial memiliki pengaruh terhadap kinerja SDM. Dengan taraf signifikan yang sama yaitu 5, jika nilai t-hitung berada di luar wilayah penerimaan t maka Ho ditolak sehingga variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t diperoleh dari tabel Universitas Sumatera Utara distribusi t yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Nilai t-hitung diperoleh dengan persamaan 4.7. Keterangan: t = nilai t-hitung. r = nilai korelasi variabel dependen dengan independen. n = jumlah data sampel. F-test digunakan untuk menguji apakah variabel yang ada secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja SDM. Dengan taraf signifikan 5, nilai f-hitung berada di luar daerah penerimaan f maka Ho ditolak sehingga semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Nilai f diperoleh dari tabel distribusi f yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Nilai koefisien korelasi simultan dan nilai f-hitung diperoleh dengan Persamaan 4.11 dan 4.12. Keterangan: f = Nilai f-hitung. R = Koefisien korelasi simultan. k = Jumlah variabel independen. Universitas Sumatera Utara n = Jumlah sampel. = Koefisien korelasi X n ,Y. Pengujian hipotesis secara parsial dan simultan dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 19. 4. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif adalah membuat deskripsi gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti di lapangan. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk angka kemudian dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi, nilai rata- rata, standar deviasi, median, dan modus. Teknik statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa kualitas dari setiap variabel penelitian. Distribusi frekuensi digunakan dalam menilai kualitas variabel pengetahuan X 1 , keterampilanX 2 , sikap X 3 dan kinerja SDM Y. 4.3.9 Tahap Perancangan Pelatihan Tujuan akhir dari suatu pelatihan yang harus diselenggarakan oleh perusahaan adalah peningkatan kompetensi bagi karyawan di dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan merancang program pelatihan dengan tujuan untuk menjembatani adanya kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki pekerja dan kompetensi yang diharapkan. Tahap perancangan yang dilakukan untuk merumuskan strategi peningkatan kinerja SDM. Hasil yang diperoleh pada tahap penelitian akan menjadi Universitas Sumatera Utara input pada tahap perancangan. Faktor yang memiliki pengaruh kuat peningkatan kinerja SDM akan dianalisis kriteria masing-masing faktor untuk merancang alternatif strategi masing-masing faktor. Untuk mengimplementasikan program pelatihan di perusahaan terdapat beberapa tahapan perancangan yang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Faktor yang Lemah Faktor yang Lemah Analisis Kebutuhan Pelatihan Analisis Sasaran Pelatihan yang Ingin Dicapai Tujuan dan Sasaran Pelatihan Menetapkan tujuan dan sasaran yang harus dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan perushaan Materi Program Mengembangkan sumber dan materi pelatihan. Menyajikan pengetahuan dan keahlian khusus yang dibutuhkan Implementasi Menyelenggarakan pelatihan dan melakukan feedback terhadap program dan metodenya Evaluation Kegiatan mendapatkan feedback dari trainee untuk meningkatkan mutu pelatihan Metode Pelatihan Memilih metode pelatihan yang dibutuhkan organisasi Gambar 4.3 Flowchart Tahap Perancangan Pelatihan Universitas Sumatera Utara

BAB 5 ANALISIS DATA DAN PERANCANGAN