meningkatkan prestasinya, yang akan dinilai atasan, sehingga karyawan akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja atau prestasinya, dan karyawan akan
mendapatkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakannya. Dengan adanya peningkatan kinerja karyawan akan dapat memantau perusahaan mencapai
tujuan dan memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat secara efektif dan efisien.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Perusahaan dalam hal ini akan berbeda-beda dalam memandang faktor-faktor kinerja karyawan, tapi pada dasarnya mereka sama bersandarkan pada teori-teori
atau pendapat para ahli, walaupun dari teori ini ada yang menggunakannya atau sebaliknya.
Faktor yang menjadi sandaran dalam kinerja adalah yang dikemukakan oleh Mangkunegara, 2000: 67 yaitu:
1. Kualitas kerja, yaitu menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi ketepatan, ketelitian dan kerapihan.
2. Kuantitas kerja, yaitu menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi keluaran atau hasil tugas-tugas rutinitas dan kecepatan dalam
menyelesaikan tugas tersebut. 3. Kerjasama, yaitu menyatakan kemampuan karyawan dalam berpartisipasi
dan bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Review Hasil Penelitian
Tabel 2.1 menjelaskan peneitian yang dilakukan Raharjo, 2008 dengan judul “Analsis Pelaksanaan Pelatihan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan
Bagian Penjualan Pada PT. X Jakarta menghasilkan bahwa pelaksanaan program pelatihan karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pada tahun 2001-2005
terjadi peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,635. Peningkatan tersebut disebabkan mutu pelatihan yang semakin baik, dimana metode pelatihan
yang digunakan sudah sesuai dengan kegiatan perusahaan, pelatih ataupun instrukturnya sudah berpengalaman dan benar-benar menguasai materi serta fasilitas
pelatihan sudah tersedia dengan baik. Penelitian kedua oleh Antonella Cifalino dan Stifano Baraldi 2009 dengan
judul “Training Program and Performance Measurement, evidence from healthcare organization”. Penelitian ini menyajikan dua jenis vara mengevaluasi pelatihan
secara operasional dan pendekatan strategis untuk menjawab pertanyaan apakan kedua pendekatan itu benar-benar layak untuk mengukur kinerja pelatihan. Hasilnya
menunjukkan bahwa pendekatan tersebut mampu digunakan untuk mengukur efektivitas pelatihan.
Dari kedua penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pelatihan jika dilakukan secara benar akan dapat meningkatkan kinerja sumber daya
manusia dan setiap kegiatan pelatihan yang telah dilakukan oleh perusahaan harus melalui tahap evaluasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelatihan yang telah
dilaksanakan tersebut dalam mendorong peningkatan kinerja SDM.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Review Hasil Penelitian