Survei. Survei dilakukan di Kecamatan Sanden, Kretek,
14
penting untuk mengetahui fluktuasi suhu pada suatu wilayah karena suhu memegang peran penting dalam perkembangan produksi tanaman.
Gardner et al. 1991 menyatakan bahwa kelembapan udara dan curah hujan sangat mempengaruhi proses evapotranspirasi, sehingga berperan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil survei menunjukkan bahwa kelembapan udara tertinggi 70
– 90 terjadi di Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, terendah terjadi di Kabupaten
Bantul berkisar 60 – 80, dan di Kecamatan Sukomoro Kabupaten
Nganjuk sebesar 65 – 80. Curah hujan di Kecamatan Larangan
Kabupaten Brebes mencapai 2.342 mmtahun, di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk 1.876 mmtahun, dan Kecamatan Sanden, Kretek,
dan di Srandakan Kabupaten Bantul mencapai 1.470-1.540 mmtahun. Menurut Sumarni Rosliani 1995, bawang merah dapat tumbuh
secara optimal di daerah dengan ketinggian 1 –250 m dpl. Untuk
menghasilkan umbi, suhu yang cocok berkisar 25 – 30°C, kelembapan
nisbi udara 80 –90, curah hujan 2.300 – 2.500 mm per tahun atau 100 –
200 mm per bulan. Dengan demikian, di antara ketiga daerah sentra produksi bawang merah yang disurvei, kondisi iklim di Brebes paling
sesuai untuk pertumbuhan bawang merah, sedangkan kondisi iklim di Bantul dan Nganjuk kurang sesuai untuk pertumbuhan bawang merah.
Kondisi lingkungan yang kurang sesuai untuk pertumbuhan bawang merah dapat menyebabkan produksi umbi lapis kurang maksimal,
karena proses fisiologis terganggu dan tanaman tidak mampu menahan
serangan patogen. Menurut Wisnubroto 1999, usaha pertanian perlu
disesuaikan dengan kondisi lingkungan suatu wilayah. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman mempunyai
keuntungan berupa biaya produksi yang biasanya rendah.
15
III. PENYAKIT MOLER PADA BAWANG MERAH