Mekanisme Pencelupan Percampuran Warna dan Tandingan Warna

158 4. Peralatan produksi yang tersedia dan 5. Biaya Lihat tabel 8-1 menggambarkan pemakaian zat warna untuk pencelupan dan pencapan bahan tekstil.

9.4 Mekanisme Pencelupan

Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil ke dalam larutan tersebut, sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan ini terjadi karena reaksi eksotermik mengeluarkan panas dan keseimbangan. Jadi pada pencelupan terjadi tiga peristiwa penting, yaitu : 1. Melarutkan zat warna dan mengusahakan agar larutan zat warna bergerak menempel pada bahan. Peristiwa ini disebut migrasi. 2. Mendorong larutan zat warna agar dapat terserap menempel pada bahan. Peristiwa ini disebut adsorpsi. 3. Penyerapan zat warna dari permukaan bahan ke dalam bahan. Peristiwa ini disebut difusi, kemudian terjadi fiksasi. 4. Pada tahap ini diperlukan bantuan luar, seperti : menaikkan suhu, menambah zat pembantu lain seperti garam dapur, asam dan lain-lain. Baik tidaknya hasil pencelupan sangat ditentukan oleh ketiga tingkatan pencelupan tersebut. Apabila zat warna terlalu cepat terfiksasi maka kemungkinan diperoleh celupan yang tidak rata. Sebaliknya, apabila zat warna memerlukan waktu yang cukup lama untuk fiksasinya, agar diperoleh waktu yang sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan peningkatan suhu atau penambahan zat-zat pembantu lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam pencelupan faktor-faktor pendorong seperti suhu, penambahan zat pembantu dan lamanya pencelupan perlu mendapatkan perhatian yang sempurna. Zat warna dapat terserap ke dalam bahan sehingga mempunyai sifat tahan cuci.

9.5 Percampuran Warna dan Tandingan Warna

Warna merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari- hari. Di dalam penyempurnaan tekstil, warna merupakan masalah penting yang harus dipahami. Untuk memperoleh suatu warna tertentu, kadang-kadang harus dilakukan percampuran warna colour mixing. Dengan demikian maka untuk memperoleh warna tersebut, perlu dilakukan tandingan warna colour matching yang diperoleh dengan jalan mengukur- mengetahui komponen warna yang ada dalam warna yang harus dicari tersebut, dan kemungkinannya penggunaan beberapa warna dari suatu zat warna. Di unduh dari : Bukupaket.com 159 Oleh karena itu percampuran warna dan tandingan warna dalam dunia tekstil merupakan suatu seni tersendiri yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan percampuran warna dalam seni lukis, fotografi, dekorasi rumah dan lain-lain. Untuk memahami percampuran warna dan tandingan warna, maka perlu dipahami pengetahuan tentang warna dengan berbagai aspek yang ditimbulkannya berikut zat warnanya. Tabel 9 – 1 Pencelupan Berbagai Serat Tekstil dengan Berjenis-jenis Zat Warna No. Jenis Serat Zat Warna Se rat Se lu lo sa Se rat Pro tein Se rat Ase tat Se rat Poli ami da Serat Polia krilat Se rat Poli es ter 1 Asam + + + 2 Basa + + + + 3 Direk + + + 4 Mordan + 5 Kompleks Logam + + + 6 Naftol + + + + 7 Reaktif + + + 8 Belerang + + 9 Bejana + + + 10 Bejana Larut + + 11 Oksidasi + 12 Dispersi + + + + 13 Pigmen + + + + + +

9.5.1 Teori Warna

Warna dapat dibahas dari beberapa segi ilmu pengetahuan, antara lain dari segi fisika, fisiologi dan psikologi. Pembahasan mengenai masalah warna menyangkut beberapa hal yang meliputi : 1. Cahaya matahari Matahari sebagai sumber cahaya, menghasilkan cahaya tampak, yaitu yang dapat ditangkap oleh mata dan cahaya tidak tampak, yaitu cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata. Cahaya tampak, terdiri dari cahaya dengan panjang gelombang tertentu, 400 sampai 700 mm, dengan frekuensi dan suhu yang berbeda-beda, sehingga memberikan kesan warna yang berbeda-beda. Di unduh dari : Bukupaket.com 160 2. Cahaya berwarna yang berasal dari lampu berwarna. 3. Warna yang berupa pigmen seperti zat warna, cat, tinta dan sebagainya. 4. Sifat fisik yang berbeda antara cahaya dengan pigmen berwarna. Mencampur cahaya yang berwarna, akan mendapatkan hasil yang berbeda dengan apabila mencampur pigmen yang berwarna. 5. Pengaruh cahaya terhadap pigmen berwarna. Pengetahuan ini digunakan sebagai dasar untuk mempelajari pemberian warna pada bahan tekstil, agar tetap terlihat menarik pada siang maupun malam hari. 6. Mata, yang merupakan salah satu perangsang untuk dapat melihat warna. 7. Pengaruh warna terhadap susunan optik, misalnya warna yang gelap akan memberi kesan sempit, sedang warna terang memberi kesan luas. 8. Pengaruh psikologi warna Warna biru misalnya dapat menimbulkan kesan tenang, sedang warna merah memberi kesan menggelisahkan. Warna-warna tertentu memberi kesan antik dan warna lain memberi kesan modern.

9.5.2 Besaran Warna

Untuk menyatakan suatu warna diperlukan tiga besaran pokok, yaitu : 1. Corak warna atau hue, misalnya merah, biru, kuning. 2. Kecerahan atau value, yaitu besaran yang menyatakan tua mudanya warna, misalnya : merah muda, merah tua. 3. Kejenuhan atau chroma, adalah derajat kemurnian suatu warna, misalnya merah anggur, merah hati, merah darah dan sebagainya

9.5.3 Tujuan Percampuran Warna dan Tandingan Warna

Di dalam bidang penyempurnaan tekstil, warna dapat diperoleh dengan jalan pencelupan atau pencapan, menggunakan warna tunggal atau warna campuran dari suatu zat warna. Penggunaan warna tunggal tentunya akan sangat menguntungkan karena dapat diperoleh dalam waktu yang relatif cepat. Akan tetapi karena keterbatasan corak warna dari warna-warna tunggal, maka seringkali dilakukan percampuran warna. Demikian halnya apabila harus meniru sesuatu corak warna tertentu, maka diperlukan kemampuan pengamat untuk menduga komposisi dari corak warna tersebut berikut jenis zat warna yang harus digunakan. Selain itu dengan percampuran warna akan dapat dihemat pemakaian zat warnanya.

9.5.4 Dasar-dasar Percampuran Warna

Dasar-dasar percampuran warna dapat digambarkan sebagai berikut : Di unduh dari : Bukupaket.com 161 Gambar 9 – 1 Lingkaran Warna Keterangan : M - Merah O - Jingga K - Kuning H - Hijau B - Biru V - Ungu MA - Merah Abu-Abu KA - Kuning Abu-Abu BA - Biru Abu-Abu A - Abu-Abu Warna primer Warna primer terdiri dari warna merah, biru dan kuning. Warna-warna tersebut tidak dapat dibuat dengan cara percampuran beberapa warna Percampuran dari warna-warna primer akan menghasilkan warna abu-abu pekat atau hitam. Warna sekunder Warna sekunder terdiri dari warna oranye jingga, ungu dan hijau, diperoleh dengan cara mencampur dua warna primer yang sama kuat. M merah + K kuning = O jingga M merah + B biru = U ungu B biru + K kuning = H hijau Warna tersier M merah + O jingga = MO merah jingga K kuning + O jingga = KO kuning jingga H hijau + B biru = HB hijau biru B biru + U ungu = BU biru ungu U ungu + M merah = UM ungu merah M A KA MA BA B K H Di unduh dari : Bukupaket.com 162 Warna komplemen Warna komplemen adalah warna yang terletak berhadapan di dalam lingkaran warna. Percampurannya akan menghasilkan warna abu-abu atau hitam. B biru + O jingga = A abu-abu M merah + H hijau = A abu-abu U ungu + K kuning = A abu-abu U+O =B+M+M+K ` = M+M+K+B = MA U+H =B+M+B+K = B+M+K+B = BA

9.6. Pencelupan dengan Zat Warna Direk