Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

4 Buku Guru Kelas VIII 1.4 Bersyukur pada Allah sebagai wujud penghayatan akan makna sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. 1.5 Percaya akan Roh Kudus sebagai daya hidup Gereja. 1.6 Bersyukur atas kehadiran Gereja sebagai Paguyuban umat beriman. 1.7 Bersyukur atas aneka pelayanan Gereja. 1.8 Bersyukur atas kehadiran Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang. 1.9 Bersyukur atas sakramen inisiasi dalam hidup menggereja. 1.10 Bersyukur atas sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan sesama. 1.11 Bersyukur atas sakramen pengurapan orang sakit sebagai wujud pendampingan Gereja terhadap orang yang menderita sakit. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2.1 Peduli pada sesama agar kehadirannya dapat dirasakan sebagai wujud Allah yang menjelma menjadi manusia. 2.2 Bertanggung jawab mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui kata-kata dan perbuatan. 2.3 Bertanggung jawab dalam me- nanggapi panggilan dan perutusan Yesus Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah. 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 2.4 Peduli pada sesama untuk me- wujudkan makna sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaanNya. 2.5 Santun dalam kehidupan menggereja sebagai wujud karya Roh Kudus. 2.6 Peduli terhadap kegiatan Gereja sebagai paguyuban umat beriman. 2.7 Bertanggung jawab untuk terlibat dalam aneka pelayanan Gereja. 2.8 Peduli mewujudkan Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang. 2.9 Bertanggung jawab atas panggilan dan perutusan anggota Gereja sebagai konsekuensi menerima sakramen inisiasi. 2.10 Disiplin merayakan sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan sesama. 2.11 Peduli pada orang yang sakit. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.1 Memahami ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. 3.2 Memahami tugas Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda dan tindakan. 3.3 Memahami panggilan dan perutusan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya pada zaman sekarang demi mewujudkan Kerajaan Allah. 6 Buku Guru Kelas VIII 3.4 Memahami makna peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaan-Nya. 3.5 Memahami peran Roh Kudus pada Gereja Perdana dan Gereja masa kini. 3.6 Memahami makna Gereja sebagai paguyuban umat beriman. 3.7 Memahami aneka pelayanan Gereja. 3.8 Memahami bahwa Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang. 3.9 Memahami ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi sakramen inisiasi dalam hidup menggereja. 3.10 Memahami makna sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara dirinya dengan Allah dan sesama. 3.11 Memahami makna sakramen pengurapan orang sakit sebagai sarana gereja untuk mendampingi orang yang sakit. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 4.1 Melakukan aktivitas misalnya menceritakan kembalimenyusun doapuisi yang berkaitan dengan peristiwa Allah yang menjelma menjadi manusia. 7 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 4.2 Melakukan aktivitas misalnya menceritakan pengalaman releksilaporan pengalaman yang berkaitan dengan keterlibatan dalam mewartakan Kerajaan Allah melalui kata-kata dan perbuatan. 4.3 Melakukan aktivitas misalnya membuat releksimembuat laporan yang berkaitan dengan pengalaman meksanakan panggilan dan perutusan Yesus Kristus demi mewujudkan Kerajaan Allah. 4.4 Melakukan aktivitas misalnya membuat releksimenyusun doapuisiibadat yang berkaitan dengan makna peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaanNya. 4.5 Melakukan aktivitas misalnya menyusun doapuisimembuat releksiibadat yang berkaitan dengan peran Roh Kudus pada Gereja Perdana dan Gereja masa kini. 4.6 Melakukan aktivitas misalnya membuat releksimenyusun doa puisimelakukan wawancara berkaitan dengan makna Gereja sebagai paguyuban umat beriman. 4.7 Melakukan aktivitas misalnya aksi sosialmengikuti kegiatan lingkunganmenyumbang dana menyusun doawawancara yang berkaitan dengan aneka pelayanan Gereja. 8 Buku Guru Kelas VIII 4.8 Melakukan aktivitas misalnya aksi sosialmengikuti kegiatan lingkunganmenyumbang dana menyusun doa untuk mewujudkan Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang. 4.9 Melakukan aktivitas misalnya mempraktikkan mendramatisasikanmembuat produk yang berkaitan dengan tata cara penerimaan sakramen inisiasi. 4.10 Melakukan aktivitas misalnya mempraktikkanmendrama- tisasikan yang berkaitan dengan tata cara pengakuan dosa. 4.11 Melakukan aktivitas misalnya mengunjungimendoakan menyusun doa untuk orang yang sakit. 9 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Bab I Pribadi Yesus Kristus Kebersamaan para murid selama kurang lebih tiga tahun hidup bersama dengan Yesus, seakan-akan mereka telah mengenal secara mendalam tentang Pribadi Yesus. Namun, peristiwa penyaliban di Bukit Golgota yang diawali pengkhianatan Yudas Iskariot salah satu murid-Nya, ternyata telah menggoyahkan iman mereka. Bahkan Petrus yang telah ditetapkan oleh Yesus sendiri sebagai pemimpin para Rasul-Nya telah tega menyangkal Gurunya sendiri. Mereka rupanya kurang percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan telah dinubuatkan oleh para Nabi sejak lama. Bahkan setelah Yesus bangkitpun mereka belum mampu menghayati siapa sebenarnya Yesus. Oleh karena itu Yesus berkata kepada Mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi Luk 24:25-27. Baru setelah beberapa kali penampakkan Yesus, iman mereka tumbuh kembali. Mereka sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus yang pernah hidup bersama mereka adalah Mesias yang telah dijanjikan Allah. Mereka percaya Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia. Dalam bab ini kita akan mempelajari: A. Yesus Pemenuhan Janji Allah. B. Kemanusiaan dan Ke-Allahan Yesus. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli tole-ransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, meng-gambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 10 Buku Guru Kelas VIII

A. Yesus Pemenuhan Janji Allah

Kompetensi Dasar 1.1.Beriman akan Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. 2.1.Peduli pada sesama agar kehadirannya dapat dirasakan sebagai wujud Allah yang menjelma menjadi manusia. 3.1.Memahami ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. 4.1.Melakukan aktivitas misalnya menceritakan kembalimenyusun doapuisi yang berkaitan dengan peristiwa Allah yang menjelma menjadi manusia. Indikator 1. Menjelaskan arti dan makna janji. 2. Menjelaskan bahwa sejak awal Allah menjanjikan Juru Selamat seperti yang diungkapkan dalam Kej 3:8-15 dan Yes 7:10-14. 3. Menjelaskan Yesus Kristus adalah pemenuhan janji Allah. 4. Membuat releksi tertulis sebagai tanggapan atas janji Allah. Bahan Kajian 1. Arti dan makna sebuah janji. 2. Janji Allah tentang Juru Selamat bertolak dari Kej 3:15 dan Yes 7:10-14. 3. Yesus Kristus adalah pemenuhan janji Allah, bertolak dari Ibr 1:1-4. Sumber Belajar 1. Pengalaman siswa dan guru. 2. Lembaga Alkitab Indonesia. 1987. Alkitab. Jakarta: Obor. 3. KWI. 1996. Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komisi Kateketik KWI. 2011. Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII. Yogyakarta: Kanisius. 5. Komisi Kateketik KWI. 2007. Persekutuan Murid-murid Yesus, Pendidikan Katolik untuk SMP, Buku Guru 2. Yogyakarta, Kanisius. 6. Dr. C. Groenen, OFM. 1988. Peristiwa Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 1988. Pendekatan Kateketis, Saintiik. Metode Pengamatan, Berbagi Pengalaman, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan. Waktu 3 Jam Pelajaran. 11 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pemikiran Dasar Dalam hidup bersama dengan orang lain, manusia mengenal istilah janji. Ada berbagai alasan yang mendorong orang membuat janji, misalnya karena rasa cinta, rasa tanggung jawab, ingin membahagiakan orang lain, dan ingin mewujudkan suatu cita-cita. Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang berjanji dan maupun orang yang mengetahuinya. Oleh karena itu, janji harus ditepati dan dijalankan dengan setia. Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang ditepati akan mendatangkan kebahagiaan serta rasa syukur, memperbesar kepercayaan dan menumbuhkan ikatan persaudaraan yang lebih erat lagi. Untuk mewujudkan sebuah janji memang dibutuhkan perjuangan bahkan pengorbanan. Allah juga pernah mengungkapkan janji-Nya kepada manusia. Janji Allah itu muncul karena keprihatinan Allah terhadap situasi dosa yang melanda manusia Kej 3:1-15. Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya, sejak awal mula menginginkan hidup manusia bahagia. Ia bermaksud membuka jalan menuju kesela- matan di surga. Setelah mereka jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan penebusan, Ia mengangkat mereka untuk mengharapkan keselamatan lih. Kej 3:15. Tiada putus- putusnya Ia memelihara umat manusia, untuk mengurniakan hidup kekal kepada semua orang, yang mencari keselamatan dan bertekun melakukan apa yang baik lih. Rom 2:6-7. Meskipun manusia sering bertindak mengikuti kehendaknya sendiri, Allah tetap setia dengan janji-Nya. Berkali-kali manusia mengingkari dirinya sebagai ciptaan dan menjauh dari Allah; jatuh ke dalam dosa. Akibatnya manusia menderita, hubungan dengan Allah terputus dan rusaknya hubungan dengan sesama. Sekalipun manusia menjauhi-Nya, dengan kebesaran kasih-Nya Allah mengundang manusia untuk kembali kepada-Nya dan tidak ingin melihat hidup manusia dalam kehancuran. Peristiwa keselamatan yang dialami Nuh memperlihatkan bahwa Allah tidak akan membiarkan hidup manusia hancur karena dosa. Allah tetap melangsungkan rencana keselamatan-Nya bagi manusia dan alam semesta. Hal ini dilukiskan dalam perjanjian antara Allah dan Nuh Kej 9: 8-11. Demikian pula pada saat yang ditentukan Ia memanggil Abraham untuk menjadikannya bangsa yang besar lih. Kej 12:2. Sesudah para Bapa bangsa, Ia membina bangsa itu dengan perantaraan Musa serta para Nabi, supaya mereka mengakui Diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang hidup dan benar, Bapa Penyelenggara dan hakim yang adil, dan supaya mereka mendambakan Penebus yang dijanjikan. Dengan demikian berabad-abad lamanya Ia menyiapkan jalan bagi Mesias. Gambaran konkret mengenai Mesias dinubuatkan oleh Nabi Yesaya demikian: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” Yesaya7:14. Nubuat Nabi Yesaya tentang seorang perempuan tersebut di atas terpenuhi ketika Malaikat Gabriel mengunjungi Maria dan berkata: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya” Luk 1:31-32. Setelah berulang kali dan dengan berbagai cara Allah bersabda dengan perantaraan para Nabi, “akhirnya pada zaman sekarang Ia bersabda kepada kita dalam Putera”