Pembuatan Madu Bubuk dengan Metode Pengeringan Semprot pada Komposisi Bahan Pengisi (Gum Arab dan Dekstrin) yang Berbeda

Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari. D04497005. 2001. Pembuatan Madu Bobuk
dengall Metode Pengeri~iganSemprot pada Komposisi Baiian Per~gisi(Gum A r a b
dan Dekstrin) yarlg Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, lnstitut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama

: Prof. drh. D.T.H Sihombing, M.Sc., Ph.D

Pembimbing Anggota

: Ir. Hotnida C.H Siregar

Madu merupakan bahan makanan yang sangat bermanfaat karena banyak
mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. Madu tidak hanya dijadikan
minuman saja tetapi juga digunakan sebagai obat-obatan. Sekarang ini madu banyak
digunakan dalan~industri pangan.
Meskipun begitu, konsumsi madu di Indonesia masih rendah (Febrinda, 19931,
yaitu kurang lebih 10 gram/kapita/tahun. Hal ini selain disebabkan harga madu yang
relatif mahal, juga bisa disebabkan karena kurangnya variasi dari madu. Selama ini
masyarakat hanya mengenal madu berbentuk cairan kental yang siap dikonsumsi. Oleh
karena itu perlu dilakukan diversifikasi terhadap n~adu,salah satunya dengan membuat

madu bubuk.
Madu di Indonesia cocok untuk dibuat bubuk karena kadar airnya yang tinggi
akan menyebabkan fermentasi sehingga kualitas madu turun. Salah satu alternatif untuk
menurunkan kadar air madu adalah dengan mengeringkan madu sehingga menjadi madu
bubuk.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pembuatan madu bubuk,
mengetahui perbandingan bahan pengisi yang tepat dalam proses pengeringan semprot
sehingga menghasilkan madu bubuk sesuai yang diinginkan, dan mengetahui tanggapan
masyarakat terhadap madu bubuk ini.
Penelitian ini dilakukan di Pilot Plmr/ dan Laboratorium Gizi Masyarakat Pusat
Studi Pangan dan Gizi IPB mulai tanggal 30 November 2000 sampai dengan 6 Maret
2001.
Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan suhu dan pengenceran yang
tepat untuk pengeringan semprot. Beberapa suhu yang diujikan (160, 170, 180°C)
menunjukkan bahwa suhu 180°C merupakan suhu optimal karena madu bubuk yallg
dihasilkan melniliki penan~pilanfisik terbaik dan rendemen terbanyak. Dari beberapa
pengenceran madu dibanding air (1:0,5; 1: 1; 1:1,5), diperoleh pengencerall 1:I sebagai
pengenceran yang optimal karena madu bubuk yang dihasilkan mei~liliki penan~pilan
fisik paling baik dan rendemen terbanyak.

Penelitian utama dilakukan untuk menentukan perbandinsan bahan pengisi
(gum arab dan dekstrin) yang optimal melalui analisis rendemen, kadar air, nilai
kalori (gross energy), kelarutan serta uji hedonik terhadap rasa, aroma, dan tekstur.

...

111