124 Kebijakan formulasi hukum pidana dalam upaya penanggulangan delik
agama di Indonesia memerlukan kajian perbandingan dengan negara-negara yang memiliki kebijakan dalam upaya penanggulangan delik agama, baik
melalui kebijakan kebijakan penal maupun non penal. Kajian perbandingan ini dapat menjadi acuan atau pertimbangan dan memberikan masukan, seperti
bagaimana perumusan tindak pidananya, sistem pertanggungjawaban, jenis sanksi pidana dan lain sebagainya. Selain itu juga untuk dapat mengetahui
perkembangan kejahatan yang bersaranakan teknologi informasi yang terus berkembang. Meskipun demikian, para legislator harus tetap menyesuaikan
dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat Indonesia, karena hukum merupakan kebutuhan masyarakat dan akan diterapkan kepada masyarakat.
Berikut ini pembahasan kajian perbandingan yang meliputi 3 tiga negara, yaitu Latvia, Fiji dan Kanada
a. Latvia
175
Di Latvia tidak ada bab khusus tentang delik agama. Delik agama yang berhubungan dengan agama tersebar dalam beberapa pasal dalam
Chapter XIV: Criminal Offences Against Fundamental Rights and Freedoms of a Person, yang meliputi:
Section 150
Violation of Equality Rights of Persons on the Basis of their Attitudes Towards Religion pelanggaran terhadap kesamaan hak orang
yang berlandaskan sikap-sikapnya terhadap agama
175
Barda Nawawi Arief, Delik Agama …, op.cit. hal. 84
125 For a person who commits direct or indirect restriction of the rights of
persons or creation of whatsoevers preferences for persons, on the basis of the attitudes of such persons towards religion, excepting activities in the
institutions of a religious denomination, or commits violation of religious sensibilities of persons or incitement of hatred in connection with the
attitudes of such persons towards religion or atheism, the applicable sentence is deprivation of liberty for a term not exceeding two years, or
community service, or a fine not exceeding forty times the minimum monthly wage.
Setiap orang yang secara langsung atau tidak langsung membatasi hak seseorang atau pilihan seseorang berdasarkan pada landasan sikap
agama,keculai aktivitas di dalam lembaga-lembaga sektegolongan agama, atau melakukan pelanggaran terhadap rasa keagamaan seseorang atau
menghasut kebencian dalam hubungannya dengan sikap orang terhadap agama atau terhadap paham atheis.
Section 151
Interference with Religious Rituals menggangu upacara keagamaan;
For a person who commits intentional interference with religious rituals, if such are not in violation of law and are not associated with violation of
personal rights, the applicable sentence is community service, or a fine not exceeding ten times the minimum monyhly wage
setiap orang yang melakukan dengan sengaja mengganggu campur tangan terhadap ritual keagamaan, apabila tidak melawan hukum dan
tidak berkaitan dengan pelanggaran hak-hak personal.
b. Finlandia