26
2.3. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya mengenai masalah yang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Suatu hipotesis diterima apabila telah melalui analisis data empiris yang menunjukkan
bahwa hipotesis tersebut benar dan begitu pula sebaliknya suatu hipotesis akan ditolak apabila analisis data empiris menunjukan bahwa hipotesis tersebut salah.
2.3.1. Hubungan Surplus Arus Kas Bebas dengan Manajemen Laba
Jensen 1986 menyatakan bahwa jika arus kas bebas dalam perusahaan tidak digunakan atau diinvestasikan untuk memaksimalkan atau menyeimbangkan
bunga pemegang saham, maka hal ini akan memunculkan masalah keagenan. Manajer akan memilih untuk berinvestasi pada proyek yang tidak menguntungkan
berkaitan dengan kemakmuran diri mereka sendiri. Hasilnya, perusahaan akan berada pada posisi pertumbuhan yang rendah. Tidak adanya pengawasan atau
tindakan kedisiplinan yang efektif oleh pemegang saham independen lain, maka manajer dapat mengaburkan informasi yang dilakukan dengan memberikan
pengungkapan yang minimal atau memanipulasi sejumlah akuntansi. Investor sebagai kelompok pemegang saham kurang memiliki akses terhadap informasi
tersebut. Manajer mungkin tidak memberikan pengungkapan yang cukup kepada investor atas investasi arus kas atau asumsi yang mendasari pemilihan atau
pelaksanaan proyek tersebut. Dengan informasi yang minimal tersebut, investor tidak mengetahui prospek dan keuntungan atau kerugian dari proyek tersebut bagi
kemakmuran mereka Chung, et.al, 2005.
27 Manajer tidak memberikan arus kas yang terproyeksi secara internal untuk
beberapa investasi. Sebagai hasil dari keuntungan pribadi, manajer akan menyiapkan perkiraan arus kas dan laba yang diproyeksikan. Pilihan untuk
membuat investasi yang lemah akan mengurangi laba masa depan.
Freund, Prezas dan Vasudevan dalam Negrea,et.al, 2009 menunjukkan adanya kinerja keuangan yang lebih rendah di masa depan pada perusahaan dengan arus kas
bebas yang tinggi. Menurut Nwaeze, Yang dan Yin dalam Negrea,et.al, 2009 juga menemukan bahwa arus kas bebas dalam jumlah yang besar juga dapat memfasilitasi
manajer atas manajemen investasi diskresioner, hutang dan dividen yang dibayarkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama penelitian ini adalah :
H1 : Arus kas bebas berpengaruh negative terhadap manajemen laba
2.3.2. Hubungan komite audit dengan manajemen laba
Seorang komite audit memainkan peran yang penting dalam mengawasi proses pelaporan laporan keuangan perusahaan. Komite audit melakukan
pertemuan rutin dengan auditor eksternal dan manajer keuangan internal untuk me-review laporan keuangan, proses audit dan kontrol akuntansi internal
perusahaan Klein, 2002. Menon dan William dalam Bukit dan Iskandar 2009, menggunakan teori
keagenan dalam menjelaskan mengenai kecenderungan bahwa perusahaan yang memiliki biaya keagenan yang tinggi akan mengurangi biaya tersebut dengan
melakukan peningkatan aktivitas pengawasan melalui komite audit. Proporsi yang lebih besar dari direktur non eksekutif sebagai anggota komite audit tersebut
diharapkan dapat meningkatkan independensi komite audit dalam meningkatkan
28 kemampuan komite untuk menangani masalah keagenan. Komite audit
independen akan lebih efektif dalam mengontrol manajer karena mereka akan sangat kecil untuk dapat dimanipulasi oleh manejer dibanding komite audit non
independen Fama dan Jensen dalam Bukit dan Iskandar, 2009. Komite audit memiliki lebih banyak pengawasan langsung atas
manajemen laba Xie, et.al, 2003. Fungsi dari komite audit adalah untuk mengawasi kinerja keuangan perusahaan dan pelaporan laporan keuangannya.
Fungsi komite audit diharapkan dapat mereduksi biaya keagenan dan memecahkan masalah yang muncul dari asimetri informasi.
Keberadaan komite audit akan dapat melindungi investasi pemegang saham. Fungsi pengawasan yang dimilikinya dapat mengurangi manajemen laba,
yang selanjutnya dapat menurunkan masalah keagenan Bedard dalam Bukit dan Iskandar, 2009. Klein menemukan bahwa komite audit independen memiliki
hubungan negative dengan manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa komite audit dapat secara efektif mengontrol praktik manajemen laba. Dengan demikian
hipotesis kedua penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 : Komite audit berpengaruh negative terhadap manajemen laba.
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
a. Variabel dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba earning managemenent. Manajemen laba yang
diatur dengan proxy discretionary accruals, dikarenakan dengan discretionary accruals saat ini telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis manajemen
laba. Berdasarkan perpektif manajerial, accruals menunjukkan instrumen
yang mendukung adanya manajemen laba, sedangkan accruals secara teoritis lebih menarik sebab accruals merupakan kumpulan sejumlah dampak bersih
atas kebijakan akuntansi yang merupakan penentu pendapatan. Penggunaan discretionary accruals sebagai mekanisme manajemen
laba dapat dihitung dengan ; 1
Menggunakan Modified Jones Model TAC = N
it
– CFO
it
………………………………………………………………………………
1 2
Nilai total accrual TA yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut :
TAC
it
= β
1
1A
it-1
+ β
2
∆Rev
t
A
it-1
- ∆Rec
t
A
it-1
+ β
3
PPE
t
A
it-1
2