Perancangan Loadcell untuk Monitor Pakan Hewan Berbasis mega 8535 dengan Output Suara
“PERANCANGAN LOADCELL UNTUK MONITOR
PAKAN HEWAN BERBASIS AT MEGA 8535, DENGAN
OUT PUT SUARA”
TUGAS AKHIR
Abdullah Nasution
112411022
PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
“PERANCANGAN LOADCELL UNTUK MONITOR
PAKAN HEWAN BERBASIS AT MEGA 8535, DENGAN
OUT PUT SUARA”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah AMD D3 Metrologi Dan Instrumentasi
PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(3)
PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Tugas Akhir menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir dari:
ABDULLAH NASUTION NIM:
112411022
Dengan judul:“PERANCANGAN LOADCELL UNTUK MONITOR PAKAN
HEWAN BERBASIS AT MEGA 8535, DENGAN OUT PUT
SUARA”
telah selesai diperiksa dan dinyatakan selesai, serta dapat diajukan dalam pengujian pertanggungjawaban laporan Tugas Akhir.
Diluluskan di Medan, Juli 2014
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing D3 Metrologi dan Instrumentasi Tugas Akhir
Drs. Diana A Barus M,Sc_
NIP. 19660729 199203 2 002 NIP.19570503 198303 1 003 Drs. Aditiawarman, M.si
(4)
PERNYATAAN
“PERANCANGAN LOADCELL UNTUK MONITOR PAKAN
HEWAN BERBASIS AT MEGA 8535, DENGAN OUT PUT
SUARA”
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
Abdullah Nasution
112411022
(5)
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan suri teladan bagi penulis serta Ayahanda dan Ibunda
beserta keluarga yang telah memberikan semangat, doa, nasihat dan kasih saying serta kepercayaan kepada penulis sehingga penulis selalu diberikan kemudahan disetiap kesusahan yang penulis dapatkan.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah
“PERANCANGAN SISTEM PERINGATAN DINI PADA ALAT
PEMBERI BBM PAKAN ATAU FEEDER MENHGGUNAKAN
LOADCELL DENGAN OUTPUT SUARA”
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis mengalami kesulitan namun berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU, dosen dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, hal tersebut dapat penulis atasi dengan baik, sehingga dengan keikhlasan dan kerendahan hati padakesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
(6)
2.
Drs. Aditiawarman, M.siselaku pembimbing yang telah banyak membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Seluruh Dosen Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa memberikan motivasimahasiswa untukmenjadi yang terbaik.
4. Teman-teman seperjuangan mahasiswa yang senantiasa membantu, memotivasi, mendukung serta mendoakan dalam penyelesaian tugas akhir ini, untuk seluruh mahasiswa D-3 Metrologi dan Instrumentasi USU.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Tugas Proyek ini.
Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal’alamin
Medan, Juli 2014 Hormat Kami,
(7)
DAFTAR ISI
Persetujuan ... i
Pernyataan ... ii
Penghargaan ... iii
Abstrak ... v
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Grafik ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat ... 2
BAB II LANDASAN TEORI ... 3
2.1Sensor Loadcell ... 3
2.2 Mikrokontroler ATMEGA8535 ... 4
2.2.1 Konfigurasi PIN Atmega8535 ... 6
2.3Liquid Crystal Display (LCD) ... 13
2.4 Buzzer sebagai Alarm ... 13
(8)
3.1 Spesifikasi Alat Sistem Pengukuran ... 15
3.2 Perancangan Blok Diagram sistem ... 15
3.3
Fungsi Tiap Blok ... 15
3.4
Rangkaian Power Supply ... 16
3.5
Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA8535 ... 17
3.6
Rangkaian Sensor Loadcell ... 18
3.7
Display LCD Character 2x16 ... 19
3.8
Rangkaian buzzer ... 20
3.9
Diagram Alir Program ... 21
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PROGRAM ... 22
4.1
Pengujian Rangkaian power Supply ... 22
4.2 Pengujian rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 ... 22
4.3 Pengujian dan Analisa Rangkaian Load Cell ... 23
4.4 Interfacing LCD 2x16 ... 25
4.5 Pengujian Buzzer ... 27
4.6 pengujian Alat Secara Keseluruhan ... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
5.1 Kesimpulan ... 29
5.2 Saran ... 29
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Aplikasi umum pada Pengukuran Tekanan ... 3
Gambar 2.2 Blok Diagram AtMega8535 ... 5
Gambar 2.3 Konfigurasi pin Atmega8535 ... 6
Gambar 2.4 Peta memori Program ... 10
Gambar 2.5 Peta Memori Data ... 11
Gambar 2.6 EFFROM dan Memory ... 12
Gambar 2.7 status Register AtMega8535 ... 12
Gambar 2.8 Komponen Buzzer ... 14
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem ... 15
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply ... 16
Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 8535 ... 17
Gambar 3.4 rangkaian Penempatan Strain Gauge... 18
Gambar 3.5 Peta memory LCD Character 2 x 16 ... 19
Gambar 3.6 Rangkaian Buzzer ... 20
Gambar 4.1 Informasi Signature Mikrokontroler ... 23
Gambar 4.2 rangkaian Penguat AD620 ... 23
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Pin-Pin Port B ... 8 Tabel 4.1 Data Sensor Loadcell ... 24 Tabel 4.2 Pengujian Alat Secara Keseluruhan ... 28
(11)
DAFTAR GRAFIK
(12)
BAB I
PENDAHUHLUAN
1.Latar belakang
Hewan peliharaan yang kita pelihara dalam aquariuam harus diperhatikan waktu
pemberian pakan agar ikan tersebut membutuhkan makanan teratur dan kontinyu.
Memelihara ikan adalah hobi banyak masyarakat yang menggemari dari dulu hingga
sekarang, karena kemudahan dalam pemeliharaan dan perawatannya. Hanya saja kesulitan
ketika kita harus berpergian hingga memakan waktu yang lama sampai berhari-hari, dan kita
akan berpikir bagaimana dengan ikan-ikan peliharaan kita. Bagaimana caranya kita bisa
memberi makan ikan-ikan tersebut dengan kontinyu atau terjadwal tanpa harus mengganggu
aktivitas kita sehari hari dan tanpa harus direpotkan dengan memikirkan harus menngece
secara berkala persediaan pakan hewan
Dalam dunia modern dewasa ini. Perkembangan teknologi telah mendesak kehidupan
manusia kepada hal yang bersifat otomatis. Otomatisasi disegala bidang tak bisa dihindari,
sehingga menggeser penggunaan manual kearah otomatisasi. Pengendali menggunakan
Mikrokontroler merupakan bentuk dari chip yang difungsikan untuk aplikasi khusus. Dengan
itulah maka alat ini menarik untuk diteliti atau dicoba pada Microkontroler
ATMega8535.Dengan alat ini diharapkan lebih efisien, sehingga tidak perlu intervensi
manusia (operator manual) untuk setiap kali pemberian pakan dan pengecekan pada ikan-ikan
pemeliharaanya di dalam akuarium
1.1.
RUMUSAN MASALAH
Berbagai uraian yang telah ada maka penelitian ini diarahkan pada permasalahan berikut:
a.
Rancangbangunalatweight feeder pada pemberi pakan otomatis
berbasismikrokontroler Atmega 8535
(13)
1.2.
BATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan waktu dan untuk menghindari topik yang tidak perlu maka penulis membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Adapun permasalahan ini adalah :
1. Sample yang di uji hanya pada pakan hewan ikan 2. Mikrokontroller yang dibahas hanya Atmega 8535
3. Mengetahui bagaimana bahasa pemograman menggunakan codevision avr 4. Sensor load cell maksimal 2-3 kg saja
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengembangkan fungsi sensor load cell dengan cara membuat alat untuk memonitoring isi pakan hewan dalam bidang instrumentasi.
2. Untuk menambah pengetahuan penulisan dalam membuat dan menganalisa suatu hasil praktek dengan teori ketika membuat alat instrumentasi
3. Untuk mempermudah pemilik hewan dalam memberi pakan pada hewan nya
1.4.
Manfaat
Adapun Manfaat pembahasan ini adalah :
(14)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2.1.1 Sensor Load Cell
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi
sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah
dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat
bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya seperti
terlihat pada gambar :
Gambar 2.3. Aplikasi Umum pada pengukuran tekanan
• Sensor perpindahan dapat digunakan untuk
– mengukur perpindahan linier atau angular
– terhubung (kontak) dan tanpa kontak
• Strain gauge
– digunakan untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan atau
peregangan
– memanfaatkan perubahan resistansi
Perangkat keras atau
hardware
merupakan perangkat keras dari sebuah sistem sehingga
dapat dilihat oleh mata. Hardware dalam sistem penjadwalan pakan ikan otomatis berbasis
mikrokontroler ATMega8535 dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bagian Mekanik dan
(15)
bagian Elektronik.
•
Bagian mekanik adalah bagian-bagian dari buka penutup alat pakan otomatis, misalnya
servo motor dan aquarium.
•
Bagian elektonik terbuat dari bagian komponen-komponen elektronika yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung kinerja sistem pakan ikan otomatis. Bagian
elektonis pada sistem pakan ikan otomatis ini yaitu : Pengendali Mikrokontroler
(ATMega 8535), Adaptor (power supply), dan LCD.
2.2.2.2. Mikrokontroler Atmega8535
Mikrokontroler sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau
pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih
dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh
lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya :
Tersedianya I/O
I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan
IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O yang dimaksud adalah PPI 8255.
(Syahrul.2012)
b. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus
ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC memori
eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya yang relatif murah
sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih ke mikrokontroler. Namun
demikian, meski memiliki berbagai kelemahan, mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai
pengendali suatu sistem.
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor
sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya
(16)
sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler
AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu
siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena
memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).(Dedi.2010)
Gambar 2. 4. Blok Diagram ATMega8535
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa Atmega8535 memiliki bagian sebagai
berikut :
1.
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.
2.
ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3.
Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4.
CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5.
Watchdog Timer dengan osilator internal.
6.
SRAM sebesar 512 byte.
7.
Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8.
Unit interupsi internal dan eksternal.
9.
Port antarmuka SPI.
(17)
11.
Antarmuka komparator analog.
12.
Port USART untuk komunikasi serial
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh
karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu Atmega8535. Selain
mudah didapatkan dan lebih murah Atmega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap.
Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya
hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM,
dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMega 8535. Memiliki teknologi
RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila
dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut
menjadikan Atmega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok
diagramnya sebagai berikut :
2.1.1.
Konfigurasi PIN Atmega8535
Gambar 2. 5 Konfigurasi Pin ATMega8535
Mikrokontroler Atmega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin
digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin
input/output
sesuai konfigurasi.
(18)
Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin.
Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supply tegangan, reset, serta
tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya, (Agus. 2005). konfigurasi pin
Atmega8535 dapat dilihat pada gambar 2.9.
Berikut ini adalah susunan pin-pin dari Atmega8535;
•
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya
•
GND merupakan pin
ground
•
Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC
•
Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI
•
Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
Komparator Analog, dan
Timer Oscilator
•
Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART
•
Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
•
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator
menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz).
2.1.1.1.
Port-Port Pada Atmega8535 Dan Fungsinya
2.1.1.1.1.
Port A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus
disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D
converter.
2.1.1.1.2.
Port B
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up
resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus
disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin
(19)
memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Fungsi Pin-pin Port B
2.1.1.1.3.
Port C
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus
disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator
untuk timer/counter 2.
2.1.1.1.4.
Port D
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus
disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
(20)
Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.3 Fungsi Pin-pin Port D
2.1.1.1.5.
RESET
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low
selama minimal 2
machine cycle
maka system akan di-reset.
2.1.1.1.6.
XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting
oscillator amplifier
dan input ke internal clock
operating circuit
2.1.1.1.7.
XTAL2
XTAL2 adalah output dari
inverting oscillator amplifier
.
2.1.1.1.8.
AVcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara
eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
2.1.1.1.9.
AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi
ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus diberikan ke kaki ini.
(21)
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board
memiliki analog ground yang terpisah
2.1.2.
Peta Memori ATMega8535
ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaituProgram Memory dan Data Memoryditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROMMemory untuk penyimpan data.(Wardhana.2006)
Program Memory
ATMega8535 memiliki
On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory
untuk
menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi dua
bagian, yaitu
Boot Flash Section
dan
Application Flash Section
.
Boot Flash Section
digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus
dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.
Application Flash Section
digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang
dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum menjalankan
program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat diprogram dari 128
word sampai 1024 word tergantung setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ.
Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada
Application Flash Section
juga sudah
aman.(Agus.2005)
(22)
Data Memory
.
Gambar 2. 7 Peta Memori Data
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat
608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register File dan
I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal data
SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register
terdiri dari 64 register
2.1.2.1.
EEPROM Data Memory
ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.
(23)
Gambar 2. 8 EEPROM Data Memory.
2.1.3.
Status Register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi
yangdilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti
CPUmikrokontroler.
Gambar 2. 9 Status Register ATMega 8535
• Bit 7 – I : Global Interrupt Enable
Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat dijalankan. Bit ini
akan clear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware, setelah program interrupt
dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali dengan instruksi SEI.
• Bit 6 – T : Bit Copy Storage
Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan
dalam operasi bit.
• Bit 4 – S : Sign Bit
Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s Complement
Overflow Flag V.
• Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag
Digunakan dalam operasi aritmatika
• Bit 2 – N : Negative Flag
Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.
• Bit 1 – Z : Zero Flag
Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.
• Bit 0 – C : Carry Flag
Jika suatu operasi menghasilkan Carry, maka bit ini akan set.
(24)
LCD mwerupakan salam satu komponen yang banyak dipilih untuk dipergunakan sebagai
tampilan karena kemudahannya dalam mengetur tampilan layar agar lebih menarik. Salah
satu contoh LCD yang banyak digunakan yaitu LCD M1632 (LCD 2x16)
LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD
sebagai media penampil informasi dalam bentuk karakter dua baris, masing masing baris
menampung 16 karakter
Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel
dibalik panel LCD, berfungsi mengatir tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD
M1632 menjadi sederhana, sistem lainya cukup mengirim kode0kode ASCII dari informasi
yang ditampilkan.
Spesifikasi LCD M1632, yaitu:
a.
Tampilan 16 karakter 2 baris
b.
RAM data tampilan dan RAM pembangkit dapat dibaca dari unit mikroprosesor
c.
Beberapa fungsi perintah anatara lain adalah penghapusan tampilan (display clear),
posisi kursor awal (cursor home), tampilan karakter kedip (display character blink),
penggeseran kursor (cursor shift) dan penggeseran tampilan (display shift)
d.
Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan
e.
Catu daya tunggal +5 volt
2.4.
Buzzer
sebagai alarm
Buzzer
adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik
ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma
secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer
biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan
pada sebuah alat (alarm). Oleh karena itu
buzzer
banyak digunakan sebagai alarm peringatan
karena suara yang di keluarkannya sangatlah terdengar bising ditelinga.
(25)
1.
Resonator sederhana yang disuplai sumber AC.
2.
Melibatkan transistor sebagai
micro-oscillator
yang membutuhkan sumber DC.
(26)
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1
Spesifikasi Alat Sistem Pengukuran
Catu daya : 12 V / 2 ASensor Load cell : 3 Kg
IC Mikrokontroller : ATMega 8535 Dan komponen pendukung lainnya
3.2
Perancangan Blok Diagram Sistim
Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem .Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum.
Adapun diagram blok dari system yang dirancang,seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1
SENSOR LOAD CELL A T M E G A 8 5 3 5 LCD buzzer Op-amp
(27)
3.3
Fungsi Tiap Blok
1. Blok Sensor : Sebagai input/ data
2. Blok op-amp : Untuk memperkuat sinyak masukan ke mikro dari load Cell
3. Blok mikrokontroller : Mengolah data dari sensor Load Cell 4. Blok lcd : Sebagai tampilan hasil/data pada system 5. Blok Buzzer : Sebagai output dalam bentuk suara
3.4. Rangkaian Power Supply
Gambar3. 1 Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian atau dengan kata lain menghidupkan seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke relay . Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.3 di atas. Trafo
(28)
Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.
3.5. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535 dapat dilihat pada gambar 3.2 di
bawah ini :
Gambar 3.2 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535
Dari gambar 3.2, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem
yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega8535.
(29)
Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai
dengan yang dikehendaki.
Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF.
XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam mengeksekusi
setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif rendah). Pulsa transisi
dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset,
Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang
akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke
komputer melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7,
8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka
pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa
merespon.
3.6. Rangkaian Sensor Load Cell
Di dalam alat load cell ini bisa kita lihat rangkaiannya yang terdiri dari jembatan wheatstone atau memakai dioda zener dan di lengkapi dengan penguat..
Gambar 3.5. Rangkaian Penempatan Strain gage
(30)
��=49,4 �Ω
�−1 .....(3.5)
Keterangan : RG = nilai Resistansi pada ic ad620(Ω) G = nilai penguatan
Dimana G adalah :
� =49,4 �Ω
�� + 1......(3.6)
– Faktor gauge
• metal incompressible Gf = 2
• piezoresistif Gf =30
• piezoresistif sensor digunakan pada IC sensor tekanan – Rangkaian dan penempatan
• disusun dalam rangkaian jembatan
• dua strain gauge digunakan berdekatan, satu untuk peregangan/perapatan , satu untuk kompensasi temperatur pada posisi yang tidak terpengahuh peregangan/perapatan
• respons frekuensi ditentukan masa tempat strain gauge ditempatkan
3.7. Display LCD Character 2x16
Display LCD 2x16 berfungsi sebagai penampil nilai temperatur motor dc (baris pertama) dan nilai kecepatan putat motor dc (baris kedua) yang terukur oleh alat. LCD yang digunakan
pada alat ini mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang didifinisikan sebagai berikut:
(31)
Gambar 3.4 LCD Character 2x16
Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini, dan modul LCD secara
berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.
Gambar 3.5 Peta Memory LCD character 2x16
Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru (00 s/d 0F dan 40 s/d 4F) adalah display yang tampak. jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Dengan demikian dapat dilihat karakter pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati alamat 00h dan
karakter kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h.
Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih dahulu diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h dengan demikian untuk menampilkan karakter, nilai
yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h.
Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “A” pada baris kedua pada posisi kolom ke sepuluh, maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita menampilkan huruf “A” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h + 4Ah = 0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan
(32)
menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke10
3.5. Rangkaian buzzer
Rangkaian buzzer yang digunakan adalah buzzer dengan spesifikasi 5 volt, oleh karena itu buzzer langsung dapat dihubungkan langsung ke port mikro tanpa perlu rangkaian tambahan lagi
(33)
3.8. Diagram Alir Program
START
INISIALIASASI PORT
Baca adc sensor
Tampilkan berat pakan pada LCD
Tidak`
SELESAI Berat pakan <
(34)
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA RANGKAIAN
4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply
Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak murni.Selain itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.
4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega 8535, program yang diberikan adalah sebagai berikut:
#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> while (1)
{
// Place your code here PORTC=0x00;
Delay_ms(1000); PORTC=0xFF; Delay_ms(1000);
(35)
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler
4.1
Pengujian dan Analisa Rangkaian Load Cell
Pada gambar 4.2,menunjukkan rangkaian penguat op-amp yang dipakai untuk menguatkan tegangan output dari load cell.
Gambar 4.2. Rangkaian penguat ad620
Pada gambar 4.1. menunjukkan salah satu rangkaian op-amp menggunakan ad620. Secara teori tegangan output load cell yang terukur dapat diketahui dengan melihat sensitivitas load cell yang terdapat pada datasheet Sekitar Output sensitivity : 2mV/V
(36)
Pada perancangan alat ini, tegangan eksitasi untuk load cell sebesar 5 VDC, maka pada beban maksimal (3 kg), output pada load cell adalah:
Output load cell pada beban maksimal = output sensitivity x tegangan eksitasi = 5 x 2 mV/V = 10 mV
Untuk menguatkan sinyal output pada load cell yang sangat kecil tersebut maka penguatan amplifier harus diatur sebesar:
G = 5000 mV/10 mV= 500 kali.
Untuk mendapatkan penguatan sebesar 500 kali pada perencanaan ini, digunakan paket IC AD620 yang dirangkai dengan sebuah resistor eksternal sebagai resistor gain untuk mendapatkan penguatan sebesar 500 kali.maka resistor yang dipakai adalah:
��=49,4 �Ω
� −1
��=49,4 �Ω
500−1 = 99 Ω
Dikarenakan nilai resistor 99 ohm sulit didapat dipasaran, maka penulis menggunakan resistor sebesar 100 ohm, sehingga penguatan yang didapat sebesar:
�=49,4 �Ω
�� + 1
�=49,4 �Ω
100 Ω + 1 = 495 kali
Tabel 4.2. Data Sensor Load Cell
Beban (Kg) Tegangan (Vout)
0 0
0,5 1
(37)
1,5 2,2
2 3,2
2,5 4
3 4,5
Dalam pembacaan / pengiriman data dari load cell ke mikro membutuhkan waktu 5 mS Dapat di simpulkan bahwa cara kerja sensor ini ketika di beri beban maka akan menimbulkan tegangan sebesar beban yang di berikan setelah data di dapat berbentuk analog selanjutnya di ubah ke digital (ADC) agar data tersebut dapat di baca oleh mikrokontroller selanjutnya data di kirim ke LCD
Data yang di peroleh setelah pengukuran sangat ideal selanjutnya dapat di lihat di grafik 4.4. sebagai berikut :
Gambar 4.2. Grafik Sensor Load Cell
4.2 Interfacing LCD 2 x16
LCD dot matriks 2 x 16 karekater dapat dihubungkan langsung dengan mikrokontroler ATMega, disini fungsi LCD adalah sebagai tampilah hasil pengukuran dan diberi beberapa keterangan. Pada penelitian ini LCD dihubungkan kemikrokontroler melalui Port.D yang berfungsi
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
te g an g an beban
grafik beban-Vs-tegangan
(38)
bus data. Adapaun data yang dikirimkan oleh mikrokontroler merupakan kode ASCII data dalam bentuk bilangan biner, dimana data tersebut dapat diterjemahkan oleh LCD ke bentuk karakter.
Pengiriman data yang dari mikrokontroler diatur oleh pin EN, RS dan RW, Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberi tahu LCD bahwa ada data yang sedang dikirimkan. Untuk mengirim data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat berlogika “low” dan set (high) pada dua jalur kontrol yang lain (RS dan RW). Jalur RW adalah jalur kontrol Read/write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus akan dituliskan pada LCD. Ketika RW berlogika high (1), maka program melakukan pembacaan memori dari LCD. Dalam penelitian ini umumnya pin RW selalu diberikan logika low(0)
Dengan mengikuti keterangan diatas kita dapat membuat program untuk menampilkan karakter pada LCD. Program yang diisikan ke mikrokontroler untuk menampilkan karakter pada LCD adalah sebagai berikut :
LCD:
#include <mega8535.h> #include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions #asm
equ __lcd_port=0x12 ;PORTD //Port D berfungsisebagai output ke LCD #endasm
#include <lcd.h>
lcd_init(16)
lcd_gotoxy(0,0); // kolom 0 bariske 0
lcd_putsf("MIKROKONTROLLER "); //16 karaktertermasukspasi lcd_gotoxy(0,1);
(39)
Program diatas akan menampilkan kata “FISIKA” di baris kedua dimulai dari kolom pertama pada LCD 2 x 16
Gambar 4.2. Rangkaian pengujian LCD
4.4. Pengujian buzzer
Buzzer yang digunakan adalah buzzer aktif high 5 v, jadi buzzer dapat langsung dihubungkan ke pin output mikrokontroller tanpa perlu ditambahkan rangkaian penguat lagi
untuk menguji apakah PORT pada mikrokontroller dapat menghidupkan buzzer, maka diberi program yang memberikan output pada PORTB.3 logika high,programnya adalah sebagai berikut:
#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> void main(void)
(40)
{
while (1)
// Place your code here PORTB=0x00;
DDRB=0xFF; {
PORTB.3=1; Delay_ms(1000); PORTB.3=0; Delay_ms(1000); }
}
Saat program di download ke mikrokontroller, maka pertama-tama buzzer akan hidup/aktif dengan mengeluarkan suara bunyi dan selang 1 detik kemudian, maka buzzer akan mati. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa rangkaian buzzer dapat berfungi dengan baik.
(41)
4.6. Pengujian alat secara kesuluruhan
Pengujian Sensor load cell terhadap kalibrasi alat dilakukan dengan menggunakan
timbangan sebagai pembanding.
NO Pengujian sensor(kg) Pengujian alat(kg) % ralat
1
0
00
2
0,7
0,520
3
1,2
120
4
1,5
1,50
5
2,3
215
6
2,6
2,54
7
3,3
310
Data hasil pengukuran. Pada data ini terdapat perbedaan antara data yang didapat dari nilai yang tertera dengan data yang dihasilkan oleh alat, dimana data yang dihasilkan oleh alat memiliki % deviasi = hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang diperoleh
% ralat/ =∣���� −��������������� −��������������
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem secara keseuruhan telah dapat bekerja dengan baik, Terhadap nilai timbangan telah dilakukan pengujian dan kalibrasi dengan tingkat persen ralat rata-rata sebesar 20 %.
2.
Tinggi maksimal yang dapat diukur oleh sensor load cell adalah 3 kg, sesuai
dengan penempatan sensor rata terhadap permukaan tanah
3.
Hubungan yang di dapat antara beban yang diberikan terhadap output
rangkaian pengkondisi sinyal ad620 adalah linear.
4. Sensor load cell mampu mengukur hingga berat maksimal 3 Kg dengan ketelitian 0.1 Kg atau 100 gram dikarenakan karakteristik sensor dan adanya pengaruh dari batasan inputan maksimal adc mikrokontroller sebesar 5 volt.
5.2
Saran
1. Alat ini masih menggunakan interface LCD di harapkan ke depan memakai wireless. 2. Diharapakan kedepannya program tampilan interfacing dibuat tampilan lebih
dinamis.
3. Sebaiknya menggunakan baterai yang bagus sehingga jika terjadi padam listrik alat masih dapat berjalan
(43)
Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535 . Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Fahmizal. 2010
(Diakses pada 4 Mei 2014)
Yasser, Fitrah. 2012. Perancangan inkubator telur otomatis memakai LM35 Berbaris Mikrontroler ATMega 16 secara software. Laporan Projek Akhir. Jurusan D-3 Fisika Instrumentasi Universitas Sumatera Utara
Husein, Saddam.2014. Aplikasi Kendali Proporsional Integral Pada Robot Auto Pilot.
Laporan Skripsi. Jurusan S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.
Agista Santi, Fitria. dkk. 2012. Laporan Tugas UTS Menggunakan Sensor Suhu Steel
Head (Thermistor) dengan Arduino Uno. Teknik Informatika Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
(1)
bus data. Adapaun data yang dikirimkan oleh mikrokontroler merupakan kode ASCII data dalam bentuk bilangan biner, dimana data tersebut dapat diterjemahkan oleh LCD ke bentuk karakter.
Pengiriman data yang dari mikrokontroler diatur oleh pin EN, RS dan RW, Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberi tahu LCD bahwa ada data yang sedang dikirimkan. Untuk mengirim data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat berlogika “low” dan set (high) pada dua jalur kontrol yang lain (RS dan RW). Jalur RW adalah jalur kontrol Read/write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus akan dituliskan pada LCD. Ketika RW berlogika high (1), maka program melakukan pembacaan memori dari LCD. Dalam penelitian ini umumnya pin RW selalu diberikan logika low(0)
Dengan mengikuti keterangan diatas kita dapat membuat program untuk menampilkan karakter pada LCD. Program yang diisikan ke mikrokontroler untuk menampilkan karakter pada LCD adalah sebagai berikut :
LCD:
#include <mega8535.h> #include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions #asm
equ __lcd_port=0x12 ;PORTD //Port D berfungsisebagai output ke LCD #endasm
#include <lcd.h>
lcd_init(16)
lcd_gotoxy(0,0); // kolom 0 bariske 0
lcd_putsf("MIKROKONTROLLER "); //16 karaktertermasukspasi lcd_gotoxy(0,1);
(2)
Program diatas akan menampilkan kata “FISIKA” di baris kedua dimulai dari kolom pertama pada LCD 2 x 16
Gambar 4.2. Rangkaian pengujian LCD
4.4. Pengujian buzzer
Buzzer yang digunakan adalah buzzer aktif high 5 v, jadi buzzer dapat langsung dihubungkan ke pin output mikrokontroller tanpa perlu ditambahkan rangkaian penguat lagi
untuk menguji apakah PORT pada mikrokontroller dapat menghidupkan buzzer, maka diberi program yang memberikan output pada PORTB.3 logika high,programnya adalah sebagai berikut:
#include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> void main(void)
(3)
{
while (1)
// Place your code here PORTB=0x00;
DDRB=0xFF; {
PORTB.3=1; Delay_ms(1000); PORTB.3=0; Delay_ms(1000); }
}
Saat program di download ke mikrokontroller, maka pertama-tama buzzer akan hidup/aktif dengan mengeluarkan suara bunyi dan selang 1 detik kemudian, maka buzzer akan mati. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa rangkaian buzzer dapat berfungi dengan baik.
(4)
4.6. Pengujian alat secara kesuluruhan
Pengujian Sensor load cell terhadap kalibrasi alat dilakukan dengan menggunakan
timbangan sebagai pembanding.
NO Pengujian sensor(kg) Pengujian alat(kg) % ralat
1
0
00
2
0,7
0,520
3
1,2
120
4
1,5
1,50
5
2,3
215
6
2,6
2,54
7
3,3
310
Data hasil pengukuran. Pada data ini terdapat perbedaan antara data yang didapat dari nilai yang tertera dengan data yang dihasilkan oleh alat, dimana data yang dihasilkan oleh alat memiliki % deviasi = hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang diperoleh
% ralat/ =∣���� −��������������� −��������������
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem secara keseuruhan telah dapat bekerja dengan baik, Terhadap nilai timbangan telah dilakukan pengujian dan kalibrasi dengan tingkat persen ralat rata-rata sebesar 20 %.
2.
Tinggi maksimal yang dapat diukur oleh sensor load cell adalah 3 kg, sesuai
dengan penempatan sensor rata terhadap permukaan tanah
3.
Hubungan yang di dapat antara beban yang diberikan terhadap output
rangkaian pengkondisi sinyal ad620 adalah linear.
4. Sensor load cell mampu mengukur hingga berat maksimal 3 Kg dengan ketelitian 0.1 Kg atau 100 gram dikarenakan karakteristik sensor dan adanya pengaruh dari batasan inputan maksimal adc mikrokontroller sebesar 5 volt.
5.2
Saran
1. Alat ini masih menggunakan interface LCD di harapkan ke depan memakai wireless. 2. Diharapakan kedepannya program tampilan interfacing dibuat tampilan lebih
dinamis.
3. Sebaiknya menggunakan baterai yang bagus sehingga jika terjadi padam listrik alat masih dapat berjalan
(6)
Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535 . Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Fahmizal. 2010
(Diakses pada 4 Mei 2014)
Yasser, Fitrah. 2012. Perancangan inkubator telur otomatis memakai LM35 Berbaris Mikrontroler ATMega 16 secara software. Laporan Projek Akhir. Jurusan D-3 Fisika Instrumentasi Universitas Sumatera Utara