Teknik Dasar Permainan Softball
g. Tindakan Cepat Melepas Bola (Relaese)
Pada lemparan cepat (REL), bola harus berada di anterior badan, atau hanya di pinggul depan pada sisi lemparan. Lengan harus melewati posisi vertikal. Sebelum melempar, lengan lemparan harus berada pada posisi putaran sejajar dan putaran melengkung, dimana telapak tangan dan bola menghadap ke samping (menghapdap marka 3 untuk R handed).
secara maksimal untuk putaran bahu tengah. Posisi cocked dari lengan lemparan sangat penting dalam memperbolehkan memutar pada arah berlawanan selama melepas bola. Selama pelepasan, lengan bawah harus pronating dan putaran bahu tengah meningkatkan kecepatan melepas bola. Saat pelepasan, lengan harus berada di tengah pronation (berada diantara supination dan pronation) dan putaran tengah, jadi pronation dan putaran tengah terjadi pada saat kecepatan tercepat. Dilihat dari sisi samping, tangan bagian belakang harus terlihat saat melempar untuk menunjukkan putaran yang terjadi, karena tangan berpindah dari posisi telapak tangan menghadap ke atas sebelum melepas ke posisi telapak tangan menghadap ke bawah yang diikuti pelepasan karena perputaran lengan (Gambar 19).
(Barrentine 1999). Gerakan ini dilakukan dengan siku dilipat dengan cepat dan pergelangan
tangan digerakkan untuk memaksimalkan panjang gerakan lengan untuk perputaran ini dari poros bola. Poros putaran bahu tengah yang melewati poros panjang dari lengan atas; dan poros pronation terjadi melalui poros panjang dari lengan bawah. Kelenturkan siku dan pergerakan pergelangan tangan akan membantu meningkatkan gerakan lengan untuk menghentikan bola.
lengan lemparan selama pelepasan- gerakan ini meningkatkan gerakan lengan untuk kedua putaran tulang belakang dan putaran sekitar pinggul kiri. Poros putaran pinggul kiri melewati tulang belakang, sehingga pergerakan ringan lengan disekitar sendi bahu akan meningkatkan jarak. Poros perputaran pada pinggul kiri melewati paha kiri, dan condong ke samping dari poros ini akan meningkatkan lengan gerakan untuk putaran disekitar poros.
Gambar 20: badan condong ke lengan lemparan adalah nampak pada keempat pelempar
h. Pengurangan Bagian Proximal
Kecepatan sudut dari bagian badan harus dikurangi, dari proximal ke distal jadi setiap bagian dapat memberi kontribusi maksimal ke kecepatan bola. Pertama Kecepatan sudut dari bagian badan harus dikurangi, dari proximal ke distal jadi setiap bagian dapat memberi kontribusi maksimal ke kecepatan bola. Pertama
Gambar 21 : Dilihat dari samping seorang pelempar dalam latihan pengembangan untuk sebuah kemenangan. Sebelum melepas ( gambar tengah ), telapak tangan menghadap ke atas, dalam pertengahan gerakan ini dari awal posisi melengkung ke akhir posisi pronate.
Beberapa pelempar windmill yang ahli akan menyentuh bagian samping paha mereka pada saat melepas, di mana hal itu akan menghentikan atau melambatkan langkah maju dari tulang kaki depan. Sentuhan dengan paha ini mungkin membantu meningkatkan ketepatan dengan menghasilkan point pelepasan yang umum untuk setiap lemparan dan meningkatkan ketetapan pelepasan. Gerakan ini juga akan menurunkan beban pada otot pemutar dalam perlambatan kecepatan putaran tengah dan triceps dalam perlambatan flexion dari tulang kaki depan. “Penelitian telah menunjukkan sedikit aktivitas memutar dari pelempar yang menyentuh paha mereka dengan tulang kaki depan saat pelepasan ” (Werner, guido et al.2005). Hal ini Beberapa pelempar windmill yang ahli akan menyentuh bagian samping paha mereka pada saat melepas, di mana hal itu akan menghentikan atau melambatkan langkah maju dari tulang kaki depan. Sentuhan dengan paha ini mungkin membantu meningkatkan ketepatan dengan menghasilkan point pelepasan yang umum untuk setiap lemparan dan meningkatkan ketetapan pelepasan. Gerakan ini juga akan menurunkan beban pada otot pemutar dalam perlambatan kecepatan putaran tengah dan triceps dalam perlambatan flexion dari tulang kaki depan. “Penelitian telah menunjukkan sedikit aktivitas memutar dari pelempar yang menyentuh paha mereka dengan tulang kaki depan saat pelepasan ” (Werner, guido et al.2005). Hal ini
(girdle tulang pinggul) seharusnya mengarah ke depan, dan badan tegak lurus dan tidak terlalu sering dilenturkan ke depan. Banyak pelempar modern menggunakan gaya lemparan dimana pinggul tidak berputar ke depan selama pelemparan, tetapi pinggul tetap menghadap ke samping sementara girdle bahu diputar ke depan untuk menghadap pemukul. Hal ini mungkin mengurangi kontribusi dari perputaran pinggang (perputaran tulang pinggang) tetapi mungkin juga menghasilkan kekuatan yang besar dari perputaran tubuh dengan menyediakan marka yang kuat dimana pemutar tubuh dapat menarik selama penyampaian (gambar 22). Sebaiknya ini mungkin membantu pelempar untuk menyembunyikan bola dari pemukul yang lebih lama selama penyampaian.
Gambar 22 : kedua pelempar dari tim nasional tidak memutar pinggul mereka secara penuh sebelum melempar bola. Posisi ini mengakibatka pelempar menahan sisi kanannya dan menggunakan pemutar badan mereka untuk menarik tubuh bagian atas untuk menghadap marka awal.
Tujuan dari gerak lanjutan adalah untuk memperlambat lengan lemparan atas kemungkinan waktu dan jarak, untuk mengurangi tekanan di setiap unit waktu dan untuk mengurangi potensi cidera. Semua berat badan harus di pindahkan ke kaki depan, dan kaki belakang harus bergeser ke depan ke posisi di belakang kaki depan. Seharusnya tidak ada tumpuan yang tertinggal di kaki belakang selama gerak lanjutan. (gambar 23)
Gambar 23: kaki belakang tidak menahan beban selama gerak lanjutan agar pinggul melanjutkan putaran.
Lemparan lengan seharusnya melakukan gerak lanjutan menyilang badan dan ke atas, dan berakhiri pada posisi yang mencapai setidaknya setinggi bahu. Lengan lemparan juga akan melanjutkan perputaran pada arah pronation dan perputaran tengah, untuk memperlambat kecepatan pronation pada kemungkinan terbesar yaitu waktu dan jarak. “Otot teres minor harus melakukan aktivitas otot tertinggi saat fase ini, gerakan yang berkelanjutan untuk mencegah penarikan yang berlebihan selama pelapasan ” (Souza 2005). Banyak pelempar windmill berpengalaman dalam perputaran posisi yang ekstrim pada lengan lemparan selama gerak lanjutan, yang bertujuan untuk memperlambat perputaran lengan pada kemungkinan terbesar waktu dan jarak. Karena gerak lanjutan telah selesai, beban bertumpu pada kaki depan, kaki belakang bergerak ke atas menuju posisi sejajar ke kaki depan, dan lengan sejajar Lemparan lengan seharusnya melakukan gerak lanjutan menyilang badan dan ke atas, dan berakhiri pada posisi yang mencapai setidaknya setinggi bahu. Lengan lemparan juga akan melanjutkan perputaran pada arah pronation dan perputaran tengah, untuk memperlambat kecepatan pronation pada kemungkinan terbesar yaitu waktu dan jarak. “Otot teres minor harus melakukan aktivitas otot tertinggi saat fase ini, gerakan yang berkelanjutan untuk mencegah penarikan yang berlebihan selama pelapasan ” (Souza 2005). Banyak pelempar windmill berpengalaman dalam perputaran posisi yang ekstrim pada lengan lemparan selama gerak lanjutan, yang bertujuan untuk memperlambat perputaran lengan pada kemungkinan terbesar waktu dan jarak. Karena gerak lanjutan telah selesai, beban bertumpu pada kaki depan, kaki belakang bergerak ke atas menuju posisi sejajar ke kaki depan, dan lengan sejajar
Kaki harus berada di posisi yang siap dengan kaki setidaknya merenggang setara bahu dan lutut melentur untuk menangkap sebuah pukulan yang mungkin dikembalikan ke pelempar.(Gambar 24).
Gambar 24 : Pelempar siap dilapangan dengan bola sebelum gerak lanjutannya Gambar 24 : Pelempar siap dilapangan dengan bola sebelum gerak lanjutannya
Power merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam berbagai cabang olahraga untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan. Power juga diartikan sebegai eksplosif power atau muscular power . Menurut M. Sajoto (1995:8) “daya ledak atau muscular power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya”. Menurut Suahrno HP (1993:5) mengemukakan “eksplosif power ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan atau kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Sedangkan Harsono (1998:200) “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”.
Secara umum yang dimaksud dengan power otot adalah kemampuan otot ataus ekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan suatu aktivitas. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa power otot lengan merupakan kemampuan otot atau sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjaklankan suatu aktiuvitas.
Begitu juga pada seorang pitcher softball memerlukan adanya kemampuan yang besar pada otot . peranan power otot terhadap kecepatan maksimal merupakan factor pendukung dalam meraih prestasi, menuruit Suharno HP (1993:39-40) faktor pendukung tersebut antara lain:
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung
dari proses hypertrophy otot).
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, semakin banyak
fibril otot yang bekerja kekuatan bertambah besar.
3) Tergantung besar-kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar
kekuatan.
4) Intervensi otot baik pusat maupun poriter
5) Keadaaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP)
6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot
tersebut pada saat bekerja makin besar.
7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekutan otot 7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekutan otot
Supaya latihan yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai yang diharapkan, maka latihan yang dilakukan harus disusundengan program latihan yang tepat.
b. Jenis – jenis Power
Power merupakan komponen fisik yang sangat mendasar. Sebagian unsur yang mendasari kemampuan fisik secara keseluruhan, unsur power ini harus dimiliki terlebih dahulu. Power yang dibutuhkan oleh setiap orang dalam menjalankan aktivitas tidaklah sama, tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Menurut Suharso HP (1993:40) power dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yitu:
1) Kekutan maksimal adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan beban yang maksimal pula. Pada perlombaan angkat besi, kekutan maksimal sangat diperlukan bagi lifter.
2) Eksplosif power adalah kemampuan sebuah otot atau sekumpulan otot atau sekumpulan otot untuk mengatasi suatu tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh.
3) Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban dengan intensitas tinggi.
Perbedaan jenis power tersebut didasarkan jenis power tersebut didasarkan pada beban yang harus diatasi dan dihadapai. Jenis power yang yang diperlukan seseorang untuk melakukan aktivitas sangat tergantung pada beban yang harus diatasi dan Perbedaan jenis power tersebut didasarkan jenis power tersebut didasarkan pada beban yang harus diatasi dan dihadapai. Jenis power yang yang diperlukan seseorang untuk melakukan aktivitas sangat tergantung pada beban yang harus diatasi dan
perbedaan gerak yang dilakukan. Menurut Bompa (1990:285) power dibagi menjadi
2 macam yaitu “Power asiklik dan power siklik”.
a. Power Siklik
Power siklik sering kali digunakan pada suatu kegiatan dimana dalam kegiatan olahraga tersebut dalam pelaksanaanya didasarkan pada kegiatan motorik yang dilakukan secara berulang-ulang dimana frekuensi amplitudo merupakan produk siklik. Power siklik merupakan istilah yang sering melekat pada atributif gerak fisik yang diulang-ulang dalam waktu yang sangat lama dan bersifat terus-menerus (continue). Gerakan ini identik dengan gerakan majunya tubuh seseorang dalam perpindahan tempatnya. Sehingga dalam pergerakan tersebut tidak hanya dilaksanakan sekali bahkan berkali-kali dan dalam pelaksanaanya dilaksanakan secara utuh dan dilaksankan dalam bentuk yang sama mulai dari bentuk gerakan awal sampai gerakan akhir. Contoh dalam kegiatan olahraga tersebut berupa lari, renang, jalan, dan lain sebagainya.
b. Power Asiklik
Power asiklik merupakan istilah yang sering melekat pada stributif gerak fisik yang dilihat dari struktur dan fungsi keterampilan gerak dalam olahraga serta memiliki tiga struktur fase. Dalam power asiklik terdapat fase persiapan, fase utama dan fase akhir itulah yang membedakan dengan gerakan power siklik. Dalam power asiklik ini merupakan kebalikan dari pada power siklik dimana dalam pelaksanaanya dilkasanakan secara berubah tanpa adanya kemiripan antara gerakan awal sampai gerakan akhir serta ditandai oleh kecepatan kontraksi otot secara maksimal dan gerakanya dilakukan secara eksplosif . contoh dalam olahraga yang membutuhkan
Misalkan dalam hal ini pada keterampilan tolak peluru ada bagian-bagianya mulai dari awalan, saat memutar, dan pada waktu melaksanakan tolakan. Hal ini yang mendasari gerakan asiklik yang pada gerakan awal sampai akhir tidak sama bentuk gerakanya.