HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui karakteristik masing-masing sampel. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Pendahuluan
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 16 Nomor 1, Juli 2013 (Volume 16, Number 1, July, 2013) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center)
Limbah kemudian diolah dengan biosorben Sargassum dan arang sekam padi. Biosorben Sargassum dibuat dengan mengaktivasi Sargassum kering dengan HCL 0,1 N. Aktivasi ini dilaporkan aktif menyerap logam uranium [13]. Sedangkan arang sekam padi diaktivasi dengan NaOH 0,5 M pada suhu 92 O . Aktifasi ini dilaporkan paling efektif untuk meningkatkan luas permukaan dan daya adsorbsi arang [12]. Dari hasil orientasi kombinasi biosorben, didapatkan hasil yang tidak berbeda signifikan mengenai pengaruh kombinasi terhadap daya reduksi warna sehingga peneliti menetapkan kombinasi biosorben yang digunakan adalah 1:1.
Hasil analisis intensitas warna menunjukan hasil intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas awal. Hal ini disebabkan karena Sargassum memiliki pigmen fukosantin yang dapat memberikan warna oranye pada larutan [14].
Gambar 2. Perubahan warna setelah perlakuan
Tabel 2. Hasil Analisis Absorbansi Warna Limbah
Haikal Sofyan Arif, dkk: Kombinasi Biosorben Sargassum dan Arang Sekam Padi untuk Limbah Cair Industri Batik: Efisiensi
Penggunaan Air pada Industri Batik dengan Strategi Regenerasi Air Limbah
Absorbansi pada sampel dengan perlakuan biosorben tunggal arang sekam padi memberikan hasil yang lebih rendah. Karbon dapat menjerap substansi terlarut ke dalam porinya. Karbon adalah adsorban pilihan yang tepat untuk pengolahan air karena dapat menghilangkan range yang luas zat pencemar [15]. Karbon aktif mempunyai banyak kapiler dalam partikel karbon dan permukaannya tersedia untuk adsorpsi termasuk permukaan dari pori-pori di dalam penambahan permukaan luar.
Hasil analisis COD menunjukan penurunan yang tinggi pada sampel limbah batik C dengan penurunan sebesar 88,1% sedangkan nilai COD sampel limbah batik A dan B berturut- turut adalah 0,306%, 1,468%. Hasil penurunan nilai COD yang berbeda menunjukan bahwa karakteristik sampel yang bervariasi mengenai kandungan cemaran senyawa organik dan anorganik. Belum diketahui pasti apakah biosorben yang digunakan pada penelitian ini efektif menjerap senyawa organik atau anorganik atau keduanya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai komponen senyawa organik dan anorganik pada limbah batik C yang efektif dijerap oleh kombinasi biomasorben Sargassum dan arang sekam padi.
Tabel 3. Hasil Analisis COD Limbah Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan banyaknya oksigen (mg O 2 ) yang dibutuhkan untuk meengoksidasi zat-zat organik 1 liter sampel. Nilai COD merupakan ukuran pencemaran air oleh zat-zat organik dan anorganik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air [16].
Nilai COD yang tinggi juga berpengaruh pada cemaran logam suatu perairan. Pada daerah yang kekurangan oksigen karena kontaminasi bahan organik, logam berat akan mudah mengendap. Hasil analisis penurunan kadar logam menunjukan bahwa kombinasi biosorben Sargassum dan arang sekam padi dapat menurunkan kadar logam Pb sebesar 65,12% (batik B) dan 73,68% (batik C) serta logam Cu sebesar 98,46% (batik B).
Gambar 3. Diagram Penurunan Logam Cu
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 16 Nomor 1, Juli 2013 (Volume 16, Number 1, July, 2013) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center)
Gambar 4. Diagram Penurunan Logam Pb
Tabel 4. Hasil Analisis Cemaran Logam Timbal
Tabel 5. Hasil Analisis Cemaran Logam Tembaga
Sargassum dapat menyerap senyawa logam karena mengandung senyawa alginat yang merupakan polisakarida [17]. Polisakarida pada biomassa dapat menjerap logam dengan mekanisme ion-exchange. Biosorsbsi ini dilaporkan dapat mencapai 40% dari berat kering biosorben yang digunakan [18].
Hasil penurunan konsentrasi logam oleh biosorbsi Sargassum juga telah dilaporkan dari beberapa penelitian. Sargassum terbukti dapat menurunkan kandungan Cu [17, 18], Cr [9], dan Fe dan Cd [19].