Permasalahan Keluarga Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Bajera - Kecamatan Selemadeg - Kabupaten Tajera.

7 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh Bapak Nyoman Sutrisna Yanta dimana masalah-masalah tersebut akan dikelompokkan. Sehingga akan diperoleh permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah prioritas dan akan dicarikan solusi permasalahnnya

2.1 Permasalahan Keluarga

Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah Bapak Nyoman Sutrisna Yanta sebagai keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan keluarga dampingan, yaitu pendapatan yang tidak cukup dan tak menentu sehingga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta perbulannya pun dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatan secara rinci yang terhitung Rp.3.600.000bulan bersifat tidak menentu dan kenyataan di lapangan pendapatan keluarga tidak pernah mencapai jumlah tersebut. Hal tersebut karena pendapatan yang diperoleh tersebut tidak setiap hari diperoleh oleh Bapak Nyoman Sutrisna Yanta beserta istri, melainkan bersifat musiman. Sebagai lulusan SLTP dan tinggal di daerah yang dapat dikatakan belum berkembang, keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan seperti layaknya warga desa yang bertempat tinggal dekat dengan pasar dan kebanyakan dari mereka bermata pencaharian sebagai pedagang. Dalam hal kesehatan dan kebersihan, fasilitas Mandi Cuci Kakus MCK yang dimiliki keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta dapat dikatakan sangat kurang memadai. Hal ini karena keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta belum memiliki fasilitas MCK yang permanen atau semipermanen seperti jamban sehat, sehingga untuk keperluan kakus, keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta harus pergi ke sungai. Aktivitas kakus yang masih menggunakan sungai sangatlah berbahaya apalagi saat musim hujan lebat, dimana sebagian besar air sungai akan meluap dan aliran airnya juga akan sangat deras. Selain berbahaya, aktivitas kakus 8 yang masih menggunakan sungai sebagai jamban dapat menimbulkan berbagai penyakit. Kamar mandi yang dimiliki oleh Bapak Nyoman Sutrisna Yanta berlantai semen seadanya tanpa atap dengan dinding terbuat dari kayu-kayu kecil yang diposisikan berdiri agar mampu menutupi bagian dinding kamar mandi. Bangunan dapur dan fasilitasnya juga kurang sehat, karena perabotan yang terdapat di dapur terlihat kotor dan kurang tertata. Hal ini disebabkan karena ruangan dapurnya sangat sempit, dengan lantai tanah dan dinding yang terbuat dari kayu seadanya. Rumah yang dimiliki oleh keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta terdiri dari 2 kamar. 1 kamar di tempati oleh Bapak Nyoman Sutrisna Yanta dengan istri beserta anaknya. 1 kamar yang lain ditempati oleh ibunya yaitu Ni Nyoman Rimpen sekaligus sebagai gudang untuk menempatkan sarana upacara. Rumah keluarga ini berlantai semen, berdinding tembok serta beratap genteng seadanya dan sangat sederhana. Semua kamar yang ada di rumah keluarga ini terlihat kurang tertata karena kondisi kamar yang sangat sempit, sehingga barang-barang yang ada di kamar terlihat berantakan dan kotor. 2.2 Masalah Prioritas Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Bapak Nyoman Sutrisna Yanta ditemukan masalah yang menjadi prioritas beliau. Bapak Nyoman Sutrisna Yanta termasuk dalam salah satu KK yang kurang mampu di Banjar Dinas Bajera Kaja, Desa Bajera. KK ini termasuk kurang mampu karena jika dilihat dari tingkat kesejahteraan ekonomi KK ini masih berada di bawah garis kesejahteraan. Dapat dilihat pada perhitungan pengeluaran kebutuhan sehari-hari Bapak Nyoman Sutrisna Yanta, selisih pengeluaran dengan penghasilan yang tidak menentu, apalagi jika kebutuhan yang tidak terduga muncul dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keadaan ekonomikeluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta dari tahun ke tahun semakin sulit seiring dengan meningkatnya harga bahan-bahan pokok, sedangkan penghasilan yang diperoleh tiap bulannya selain tidak menentu juga masih belum cukup untuk biaya-biaya pokok, ditambah dengan biaya tidak terduga yang tentunya tidak memiliki uang untuk ditabung sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, masalah ekonomi semakin dipersulit dengan adanya 9 hutang yang harus di bayar di sebuah Bank dan instansi lainnya. Dana yang dipinjam di Bank digunakan untuk membangun rumah yang ditinggali sekarang, karena lahan tersebut dulunya hanya berupa lahan kosong. Fasilitas MCK yang kurang juga menjadi masalah prioritas keluarga ini karena terkait dengan masalah kesehatan keluarga. Selain itu, bangunan rumah dan dapur yang kurang diperbaiki juga menjadi masalah prioritas dalam keluarga ini. Pada tahun sebelumnya, aparat desa telah mendata keadaan keluarga ini dan mencanangkan program bedah rumah. Namun, sampai sekarang program bedah rumah tersebut belum terealisasikan, bahkan dikatakan oleh Ni Nyoman Rimpen bahwa terdapat keluarga mampu di kawasannya yang malah mendapatkan program bedah rumah tersebut. Keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta sangat berharap program bedah rumah tersebut segera terealisasikan agar keluarganya bisa tinggal di rumah yang lebih nyaman dan bersih. Anak dari Bapak Nyoman Sutrisna Yanta yaitu I Putu Agus Darma Artaguna perlu motivasi dan pengajaran di luar jam sekolah agar kedepannya mampu memperoleh prestasi yang lebih baik dan memudahkan perolehan beasiswa untuk siswa kurang mampu namun berprestasi guna memudahkan tahap pendidikan kedepannya. Hal ini karena Putu adalah generasi muda keluarga ini yang tentunya diharapkan dapat membawa perubahan untuk keluarga ke arah yang lebih baik. 10 BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH Pada bab ini akan dipaparkan mengenai saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan yaitu keluarga Bapak Nyoman Sutrisna Yanta dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam keluarga dampingan tersebut.

3.1 Program