17
Tabel 2.5 Shading Coeficient untuk Elemen Arsitektur
Sumber: Concept in the Thermal Comfort, M. David Egan.
3. Menggunakan elemen lansekap
a. Vegetasi
Di samping elemen arsitektur, elemen lansekap seperti pohon dan vegetasi juga dapat digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari. Keberadaan pohon
secara langsungtidak langsung akan menurunkan suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari akan diserap oleh daun untuk proses fotosintesa dan penguapan.
Efek bayangan oleh vegetasi akan menghalangi pemanasan permukaan bangunan dan tanah di bawahnya.
Pohon berjarak 1,5 m Pohon berjarak 3 m
Pohon berjarak 9 m dari Bangunan
dari Bangunan dari Bangunan
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 2.7 Jarak Pohon terhadap Bangunan dan Pengaruhnya terhadap Ventilasi
Alami
b. Unsur Air
Untuk memodifikasi udara luar yang terlalu panas masuk ke dalam bangunan dapat dilakukan dengan membuat air mancur di dalam bangunan. Keberadaan air
akan menurunkan suhu udara di sekitarnya karena terjadi penyerapan panas pada proses penguapan air. Selain menurunkan suhu udara, proses penguapan akan
menaikkan kelembaban. Untuk daerah iklim tropis basah seperti di Indonesia yang memiliki kelembaban yang tinggi maka peningkatan kelembaban harus
dihindarkan. Oleh sebab itu penggunaan unsur air harus mempertimbangkan adanya gerakan udara angin sehingga tidak terjadi peningkatan kelembaban.
4. MaterialBahan Bangunan
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi lewat dinding, atap, jendela kaca dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendelakaca.
Radiasi matahari memancarkan sinar ultra violet 6, cahaya tampak 48 dan sinar infra merah yang memberikan efek panas sangat besar 46. Hasil
Universitas Sumatera Utara
19
penelitian menunjukkan bahwa radiasi matahari adalah penyumbang jumlah panas terbesar yang masuk ke dalam bangunan. Besar radiasi matahari yang
ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan keseluruhan wall to wall
ratio, serta jenis dan tebal kaca yang digunakan. Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan dipantulkan kembali dan
sebagian diserap. Panas yang terserap akan dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi yang dingin sisi dalam bangunan. Masing-masing bahan bangunan
mempunyai angka koefisien serapan kalor seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin besar serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke ruangan.
Tabel 2.6 Radiasi Matahari dan Serapan Kalor
Sumber: Pengantar Fisika Bangunan, Mangunwijaya, hal. 117
Warna juga berpengaruh terhadap angka serapan kalor. Warna-warna muda memiliki angka serapan kalor yang lebih sedikit dari pada warna tua. Warna
putih memiliki angka serapan kalor paling sedikit 10-15, sebaliknya warna hitam dengan permukaan tekstur kasar dapat menyerap kalor sampai 95.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini mengukur temperatur dan
kelembaban udara yang menghasilkan data terukur. Menurut Sukaria2011, metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti suatu sampel atau populasi dengan cara pengumpulan data dan analisis yang bersifat kuantitatif.
Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari orientasi bangunan terhadap kenyamanan termal, maka dilakukan penelitian pada dua
bangunan rumah tinggal yang memiliki orientasi berbeda. Setelah data penelitian dari kedua bangunan terkumpul, maka akan dilakukan perbandingan dengan
menyajikannya dalam grafik. Menurut Sukaria2011, metode penelitian komparatif adalah penelitian untuk mendapatkan jawaban tentang perbedaan dari
satu atau lebih populasi yang berbeda dalam waktu yang sama, populasi yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan variabel tertentu dari sampel yang diambil dari kedua populasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Sekaran.U2003, variabel adalah segala sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda dan bervariasi. Nilai tersebut dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Temperatur udara dan kelembaban udara adalah variabel kuantitatif. Variabel terbagi menjadi lima tipe yaitu variabel dependen, variabel independen,
variabel moderator, variabel intervening dan variabel kontrol. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh
nilai variabel lain. Variable dependen merupakan variabel utama. Untuk penelitian ini, kenyamanan termal adalah variabel dependen.
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi nilai dari variabel dependen. Yang berarti jika variabel independen ada maka variabel dependen juga
ada atau jika nilai variabel indenpenden berubah maka nilai variabel dependen juga ikut berubah. Suhu udara dan kelembaban udara adalah variabel independen.
Variabel kontrol adalah variabel indenpenden yang dikendalikan dengan tujuan mengetahui pengaruh dari variabel independen lain terhadap variabel dependen.
Rumah dengan orientasi berbeda adalah variabel kontrol pada penelitian ini. VARIABEL
INDIKATOR METODE
Kenyaman Termal Temperatur udara
Pengukuran memakai alat ukur
Kelembaban udara
Tabel 3.1 variabel penelitian
Universitas Sumatera Utara
22
3.3 PopulasiSampel