Tabel 4.3 Hasil distribusi responden mengenai sikap ibu hamil tentang
senam hamil di Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga
Kategori Jumlah n
Persentase Baik
48 96
Cukup 2
4 Kurang
Total 50
100 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa sikap
ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga sebanyak 48 orang 96 memiliki sikap baik terhadap senam hamil, 2 orang
4 memiliki sikap cukup.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Senam Hamil di
Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga memiliki
pengetahuan yang baik mengenai senam hamil. Hal ini karena pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas Sidorejo Lor, para petugas di ruangan KIA telah memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang senam
hamil. Informasi yang diberikan pada ibu hamil yaitu tujuan senam hamil, manfaat senam hamil, kontraindikasi senam hamil dan
berapa kali senam hamil dilakukan.
Pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas Sidorejo Lor dapat mendorong ibu hamil melakukan senam hamil di
rumah atau mendorong ibu hamil mencari video tentang senam hamil. Notoatmodjo 2003 juga menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau
meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan kesehatan
merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar. Belajar yaitu suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru
dalam tingkah laku seperti pengetahuan. Hasil penelitian Yuliasari 2010 juga menjelaskan bahwa pengetahuan
di wilayah Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan sebanyak 40 responden
72,7 mempunyai pengetahuan baik karena diberikan informasi seputar senam hamil melalui promosi kesehatan dari pihak
puskesmas atau penjelasan dari petugas kesehatan di Puskesmas. Ibu hamil di wilayah Puskesmas Sidorejo Lor memperoleh
informasi tentang senam hamil juga dari media sosial seperti radio, iklan di televisi, dan surat kabar tentang pentingnya latihan selama
kehamilan Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo 2007 menjelaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru, pembentukan opini, kepercayan orang dan
memberikan landasan
kognitif baru
bagi terbentuknya
pengetahuan .
Pengetahuan ibu hamil terbanyak perada pada tingkat pengetahuan domain kognitif yang hanya sebatas tahu. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil pengisian kuisioner, ibu hamil hanya mengisi jawaban atas pernyataan tertutup yang tersedia
dengan jawaban benar atau salah. Kuisioner yang peneliti buat hanya menggunakan pernyataan tertutup dengan pilihan jawaban
benar atau salah, alasannya karena sebagian besar pendidikan ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga adalah SMA
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SMA dengan jumlah 28 orang dan S1
sebanyak 10 orang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo 2007 menjelaskan bahwa Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Hasil penelitian Salamah 2012
juga menjelaskan bahwa tingkat pendidikan berkaitan dengan pola pikir,
pengetahuan dan wawasan yang di miliki ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih terbuka terhadap hal-hal baru sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya.
Hasil penelitian Ganie 2009 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang didapatkan.
Hasil penelitian dari Handayani 2008 juga menjelaskan
bahwa tingkat pendidikan SMA sederajat dari responden menunjukkan kemampuan dalam berfikir, memahami
dan dalam mengambil keputusan sesuai dengan apa yang dikehendaki serta sesuai dengan realita pengalaman pengetahuan
yang diperoleh. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar
usia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Lor berusia 30 sampai 39 tahun yaitu sebanyak 28 orang 56. Usia sangat mendukung
pada proses peningkatan pengetahuan. Semakin tinggi usia ibu hamil semakin besar pula pengetahuan yang mereka dapatkan. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Nototmodjo 2007 menjelaskan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Suwarti 2014 juga menjelaskan bahwa semakin cukup
umur seseorang semakin matang juga dalam berpikir, sehingga sebagai responden yang berusia lebih dewasa akan lebih matang
dalam berpikir dan mengambil keputusan karena pengalaman hidup yang pernah dialaminya.
4.2.2 Gambaran Sikap