20
KUNCI JAWABAN SOAL TYPE B 1. A
2. B 3. B
4. C 5. B
6. E 7. D
8. A 9. B
10. C 11. C
12. C 13. D
14. D 15. C
16. C 17. C
18. B 19. E
20. A II. ESSAY
1. Besaran Pokok: h Panjang, kg, [L]
i Massa, kg, [M] j Waktu, s, [T]
k Suhu, kelvin, [Ө ] l Kuat arus, ampere, [I]
mJumlah zat, mol, [N] n Intensitas cahaya, candela, [J]
Besaran turunan: d Luas, m
2
, [L]
2
e Volume, m
3
, [L]
3
f Kecepatan, ms, [LT
-1
] 2. a. 4 ap
b.4 ap c.2 ap
d.3 ap e.1 ap
21
jadi, dimensi dari a adalah LT
-1
dan dimensi dari b adalah LT
-
3. x = at + bt
2
Suatu besaran dapat dioperasikan apabila mempunyai dimesi yang sama besarannya sama. maka
x = at + bt
2
• x = at
[L] = a [T] a = LT
-1
• x = bt
2
[L] = b [T
2
] b = LT
-2
22
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN
A. Notasi Ilmiah
Pengukuran fisika dimulai dari ukuran partikel yang paling
kecil seperti massa elektron sampai ukuran paling besar seperti massa bumi.
Massa elektron = 0,00000000000000000000000000000091 kg Massa bumi = 6000000000000000000000000 kg
Penulisan diatas memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam menuliskannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku pangkat 10. Penulisannya dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
a = 1 a 10 disebut bilangan penting = eksponen dan merupakan bilangan bulat, didebut orde besar
B. Angka Penting
Suatu hasil pengukuran disajikan dengan benar, yaitu dalam bentuk angka penting AP. Berikut disajikan aturan-aturan untuk menyatakan
banyaknya angka penting 1. Semua angka bukan nol adalah
angka penting Contoh:
3,14 detik = 3AP
98, 91 g = 4AP
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 305
m = 3AP
5,002 g
= 4AP 3. Untuk bilangan desimal, Angka nol yang terletak di sebelah kiri dan
di sebelah kanan desimal koma bukan merupakan angka penting
Contoh: 0,48 m
= 2AP
0,000251 g = 3AP
4. Untuk bilangan desimal, angka nol setelah angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 2,10
g = 3AP
0,0300 g = 3AP 5. Angka nol di sebelah kanan tanpa desimal bukan merupakan
angka penting, kecuali ada penjelasan lain. Contoh:
2500 kg = 2,5 x 10
3 kg = 2 AP
1500 kg = 2AP penjelasan lain
23
1500 kg = 3AP penjelasan lain 6. Dalam penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan angka-
angka penting, hasilnya boleh mempunyai satu angka taksiran angka paling kanan.
Contoh: 105,316
6 sebagai angka taksiran 23,52
2 sebagai angka taksiran 7,8
+ 8 sebagai angka taksiran
136,636 6
6 sebagai angka taksiran 7. Dalam perkalian atau pembagian pemangkatan atau penarikan akar
yang melibatkan angka-angka penting , hasilnya harus mempunyai angka penting sebanyak bilangan dengan angka penting yang paling sedikit dari
bilangan yang dimasukkan dalam operasi tersebut. Contoh:
32,45 mempunyai 4 AP
8,20 x mempunyai 3 AP 266,090
mempunyai 3 AP
Selain itu, terdapat aturan-aturan untuk membulatkan angka penting, yaitu sebagai berikut:
1 Angka-angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas. 2 Angka-anka yang lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah.
3 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan 5 dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh: 3,566 dibulatkan menjadi 3,57
3,563 dibulatkan menjadi 3,56 3,565 dibulatkan menjadi 3,56
3,575 dibulatkan menjadi 3,58
C. Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan antara besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai
patokan.
1. Alat Ukur Besaran Panjang
Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.
a. Mistar penggaris
Mistarpenggaris berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian
0,5 mm. Ketelitian pengukuran menggunakan
24
mistarpenggaris adalah setengah nilai skala terkecilnya. Dalam setiap
pengukuran dengan
menggunakan mistar, usahakan
kedudukan pengamat mata tegak lurus dengan skala yang akan diukur.
Hal ini
untuk menghindari
kesalahan penglihatan
paralaks. Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.
b. Rollmeter Meter Kelos
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung, dengan panjang 25 - 50 meter.
Meteran ini dipakai oleh tukang bangunan atau
pengukur lebar
jalan. Ketelitian
pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm. Meteran ini biasanya dibuat dari plastik atau
pelat besi tipis.
c. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter
dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada
rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Skala nonius
mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.
Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang
dihitung dari 0 sampai dengan garis skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama.
25
d. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon.
Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar nonius.
1 Skala tetap skala utama Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter mm. Skala
ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
2 Skala putar skala nonius Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat
berputar dan dapat bergeser ke
depan atau
ke belakang. Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau
bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.
2. Alat Ukur Besaran Massa
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca
Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.