30 terjadi jika kinerja masing-masing individu dinilai
dan hasilnya dikembalikan kepada kelompok dan individu. Elemen ketiga adalah interaksi promotif
tatap-muka face-to-face promotive interaction. Interaksi ini terjadi jika masing-masing individu
mendukung
kesuksesan individu
lain dengan
membantu, mendukung, memberikan semangat, dan menghargai usaha individu lain untuk mencapai
tujuan grup. Elemen keempat adalah keahlian sosial, yaitu kesuksesan dalam kooperatif memerlukan
keahlian intrapersonal dan grup kecil. Elemen terakhir adalah pemrosesan grup. Pemrosesan grup
akan
ada jika
anggota grup
mendiskusikan bagaimana anggota-anggota grup akan mencapai
tujuannya dan menjaga hubungan kerja yang efektif. Muslimin 2000:6 menyatakan ada empat
ciri pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 anak didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya; 2 kelompok dibentuk dari anak didik yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah; 3 bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan
jenis
kelamin yang
berbeda-beda; dan
4 penghargaan lebih berorientasi kelompok dibanding
individu. Menurut Shimazoe dan Aldrich 2010
terdapat beberapa manfaat pembelajaran kooperatif baik bagi anak didik maupun pendidik. Bagi anak
didik manfaat tersebut antara lain: meningkatkan pembelajaran secara lebih mendalam, membantu
mendapatkan nilai yang lebih tinggi, mengajarkan keahlian-keahlian
sosial dan
nilai-nilai kemasyarakatan,
mengajarkan tingkat
keahlian berpikir yang lebih tinggi, dan mengembangkan sikap
positif menuju pembelajaran otonom. Sedangkan bagi pendidik manfaat pembelajaran kooperatif
antara lain: memberikan kesempatan lebih untuk melakukan refleksi terhadap bagaimana siswa belajar
dan menurunkan beban dalam memberikan penilaian.
Slavin 2010 membedakan dua kategori metode pembelajaran kooperatif. Kategori pertama
adalah pembelajaran tim terstruktur structured team learning yakni penghargaan kepada tim berdasarkan
kemajuan pembelajaran dari anggota-anggota tim. Kategori
kedua adalah
metode pembelajaran
kelompok informal informal group learning
methods yang lebih menekankan kepada dinamika sosial, proyek, dan diskusi dibanding penguasaan
kepada isi materi tertentu. Pembelajaran tim terstruktur dibedakan lagi menjadi: pembelajaran tim
anak didik student team learning, divisi tim anak didik
berprestasi student
teams-achievement divisions,
tim-bermain-turnamen teams-games-
tournaments, komposisi dan membaca terintegrasi kooperatif cooperative integrated reading and
composition, tim individual berbantu team-assisted individualization, strategi pembelajaran dibantu
rekan sejawat peer-assisted learning strategis, dan IMPROVE. Selanjutnya pembelajaran kelompok
informal dibedakan lagi menjadi: gergaji silang jigsaw, belajar bersama learning together, dan
investigasi kelompok group investigation. Salah satu bagian dari model pembelajaran
kooperatif jenis informal adalah model belajar bersama
learning together.
Pada model
pembelajaran belajar bersama, anggota bersifat heterogen dan menyelesaikan sebuah masalah secara
bersama, dan bila berhasil akan memperoleh penghargaan positif secara kelompok. Kelompok ini
beranggota empat atau lima orang yang bersifat heterogen Slavin, 2010.
Model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dapat diterapkan secara berulang-ulang
dengan syarat anak didik harus memilki kesempatan yang sama dalam kelompoknya, sehingga setiap anak
didik dapat memberikan kontribusi yang sama secara maksimal pada kelompoknya. Ada beberapa faktor
yang memengaruhi kerja anak didik dalam kelompok yaitu: taraf kecerdasan anggota kelompok, hubungan
antara anggota kelompok, pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya,
motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas, besarnya anggota kelompok, kemampuan
pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya, dan keterampilan dan keaktifan anggota kelompok
dalam memecahkan masalah.
Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan model-model
pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan utama di kalangan pendidik
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang menggunakan TI saat ini masih dilakukan secara
konvensional off-line, dosen memberikan tugas melalui attachment email atau posting di blog-nya,
atau berbagi sharing berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang
optimal dalam pembelajaran, yaitu pendidik belum mampu
mengontrol semua
proses kegiatan
pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak diketahui siapa mahasiswa yang
bekerja dan siapa yang tidak secara real time. Pengaplikasian media pembelajaran Google
Drive dipadukan dengan pembelajaran kooperatif diharapkan
akan dapat
menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses
pembelajaran, di samping meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan
teknologi informasi TI dalam rangka inovasi pembelajaran.
Johnson dan
Johnson 2014b
berpendapat bahwa adalah hal yang sangat mungkin penggunakan teknologi dapat ”merevolusionerkan”
pembelajaran kooperatif pada abad ke-21. Berdasarkan latar belakang di atas, serta
memperhatikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama,
maka melalui penelitian ingin diketahui perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama
Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive
31 learning together yang dipadukan aplikasi Google
Drive sebagai media pembelajaran dan tanpa media Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset
Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model analisis variansi satu arah efek tetap. Perlakuan treatment
diberikan kepada
kelompok mahasiswa
yang mendapatkan metode pembelajaran kooperatif tipe
belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive, sedangkan kontrol adalah kelompok
mahasiswa yang
mendapatkan pembelajaran
kooperatif tipe belajar bersama tanpa Google Drive. Penelitian
ini dilakukan
di Jurusan
Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu
dibuat lebih interaktif dan inovatif agar mahasiswa lebih
termotivasi untuk
belajar. Pelaksanaan
penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan
berupa model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive
dilakukan selama empat bulan.
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari pemberian perlakuan dan kemudian dilaksanakan tes.
Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi untuk mata kuliah Teknik Riset Pemasaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google
Drive yang akan diujikan. Setelah pemberian materi mahasiswa diberikan tes. Variabel dalam penelitian
ini adalah variable bebas: skor hasil belajar mahasiswa dalam mengerjakan tes. Hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut penerapan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama
dengan media pembelajaran Google Drive berbeda secara signifikan dengan hasil belajar mahasiswa
tanpa Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dosen pengampu
mata kuliah Teknik Riset
Pemasaran, mengelompokkan mahasiswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4
—5 orang mahasiswa pada tiap kelompok. Anggota pada masing-masing
kelompok bersifat heterogen dalam hal tingkat, jenis kelamin, ras, maupun kemampuan akademiknya.
Mahasiswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama, dan penghargaan
yang diberikan berorientasi pada penghargaan kelompok. Model pembelajaran ini menekankan pada
kegiatan-kegiatan pembinaan kerja sama tim, sebelum mahasiswa mulai bekerja sama dan
melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mahasiswa berhasil dalam
bekerja sama.
Materi ajar Bab I sampai Bab IV disampaikan
kepada mahasiswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Divisi tim Anak didik Berprestasi Student Teams- Achievement Divisions. Setelah pemberian materi
dilakukan, seluruh kelompok enam kelompok diberikan
tes. Pemberian
perlakuan berupa
pengerjaan tugas
kelompok dengan
model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dalam
penelitian ini diterapkan sebanyak dua kali, yaitu kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas pertama
yaitu tugas membuat proposal riset pemasaran, dan tugas kedua yaitu perancangan kuesioner riset
pemasaran.
Pelaksanaan pemberian
perlakuan dilaksanakan pada semester ganjil 20142015,
dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober
2014. Pelaksanaan
tindakan berupa
pemberian tugas kelompok kepada mahasiswa. Tugas pertama yang diberikan adalah tugas pembuatan
proposal riset pemasaran. Metode pelaksaanaan pengerjaan tugas kelompok adalah: mahasiswa dibagi
menjadi enam kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang mahasiswa, dari enam kelompok
tersebut tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif belajar bersama dengan
memanfaatkan aplikasi Google Drive dan tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan
kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok
diberikan selama satu minggu, dan dikumpulkan pada pertemuan kuliah minggu berikutnya. Proposal riset
yang dibuat memuat latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode
pengumpulan data, serta beberapa metode analisis.
Pada kegiatan ini dosen pengampu bersama- sama dengan mahasiswa melakukan diskusi terhadap
hasil tugas pertama yang telah dikerjakan, diskusi meliputi latar belakang masalah, jenis riset, jenis
responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, dan analisis. Diskusi juga dilakukan berkenaan
dengan metode kerja kelompok yang diterapkan dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive versus
dengan kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive.
Pemberian tugas kelompok yang kedua, yaitu perancangan kuesioner. Teori perancangan
kuesioner mengacu pada teori yang ada pada Bab IV bahan ajar Teknik Riset Pemasaran dan Lembar
Kerja Mahasiswa.
Metode pengerjaan
tugas kelompok, sama dengan tugas metode pelaksanaan
pada tugas
pertama, yaitu
tiga kelompok
mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif belajar bersama dengan memanfaatkan
32 aplikasi
Google Drive
dan tiga
kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif
belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama
dua minggu.
Pengumpulan tugas kelompok yang kedua, pembahasan hasil kerja kelompok dan diskusi.
Diskusi dilakukan berkenaan dengan substansi materi yang menjadi tugas kelompok meliputi: desain
pertanyaan dan
kuesioner, proses
merancang kuesioner, desain skala, perluasan skala dalam riset
pemasaran, dan teknik penskalaan. Berkenaan dengan metode kerja kelompok yang diterapkan dengan
memanfaatkan aplikasi Google Drive versus dengan kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi
Google Drive, juga dilakukan diskusi mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing metode
menurut
pendapat mahasiswa.
Dalam model
pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama ini, penghargaan terhadap kerja kelompok berorientasi
pada kelompok, bukan individu. Pada kerja kelompok dengan bertatap muka
yang diterapkan pada tiga kelompok, waktu kerja kelompok sebagian besar mengambil waktu pada
siang hari. Jika mahasiswa dalam kondisi jadwal kuliah penuh, maka kerja kelompok dengan
berkumpul bersama dilakukan setelah perkuliahan selesai. Dalam kondisi jadwal kuliah penuh dan
banyak tugas dari masing-masing mata kuliah yang diambil, maka hal ini akan menyulitkan bagi
mahasiswa untuk bertatap muka untuk mengerjakan tugas bersama.
Gambar 1. Dokumentasi Aktivitas Kerja Kelompok Tanpa Bantuan Aplikasi
Google Drive
Kerja kelompok dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive, saat diskusi berlangsung,
proses pembuatan dokumen proposal riset pemasaran dikerjakan secara online dan direvisi secara online
juga bersama-sama anggota kelompoknya seperti disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan diskusi 3 orang mahasiswa dan edit dokumen dengan memanfaatkan
aplikasi Google Drive. Pengerjaan tugas kelompok dikerjakan malam hari dan dilakukan dari rumah
masing-masing tanpa harus bertatap muka dan tanpa dibatasi oleh kendala waktu.
Gambar 2. Edit dokumen dengan Aplikasi Google Drive
3.2 Hasil Pembelajaran Cooperative Learning
Together dengan Aplikasi Google Drive Versus Tanpa Google Drive
Faktor-faktor yang
memengaruhi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive berdasarkan hasil observasi adalah masalah
koneksi internet.
Beberapa mahasiswa
mengungkapkan bahwa jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi Google
Drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi
internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan
tugas kelompok akan berjalan lambat.
Secara teori,
beberapa faktor
yang memengaruhi kerja anak didik dalam kelompok
yaitu: taraf kecerdasan anggota kelompok; hubungan antara anggota kelompok; pengalaman anggota
kelompok mengenai masalah yang dihadapinya; motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan
tugas; besarnya anggota kelompok; kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya;
dan keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah.
Implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama yang dipadukan
dengan pemanfaatan media pembelajaran Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran,
diharapkan mahasiswa
dapat meningkatkan
penalarannya dan terjadinya komunikasi di antara