68 Pada pertemuan kelima dilaksanakan posttest untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah peserta didik mengenai materi redoks. Dari hasil posttest kelas kontrol didapatkan rata-rata sebesar 76,57 dengan nilai terendah yaitu 70 sedangkan
nilai tertinggi yaitu 88,46. Ketuntasan nilai posttest untuk kelas kontrol sebesar 59,375.
2. Penerapan Metode Setengah Reaksi Termodifikasi pada Kelas
Eksperimen
Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen sebanyak 15 jam pelajaran dan dilakukan selama 5 kali pertemuan. Sama seperti kelas kontrol, pada
pertemuan pertama, peneliti memberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik terkait materi redoks. Soal pretest berupa soal essay untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah peserta didik sebelum menerima pembelajaran redoks.
Selanjutnya pada pertemuan kedua materi yang diajarkan sama dengan kelas eksperimen yaitu mengenai konsep redoks ditinjau dari transfer oksigen, transfer
elektron, bilangan oksidasi, mengenai konsep reduktor, oksidator, penentuan bilangan oksidasi atom, senyawa dan ion. Sama dengan kelas kontrol, peserta didik
kelas eksperimen telah menguasai konsep. Selama proses pembelajaran tidak terdapat kendala peserta didik dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom
dalam senyawa ion maupun senyawa bukan ion. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Akram et al. 2014 bahwa penentuan bilangan oksidasi
merupakan materi yang tidak susah.
69 Pertemuan ketiga materi yang diajarkan berupa penyetaraan menggunakan bilangan
oksidasi peserta didik sedikit kesulitan dibuktikan dengan banyak peserta didik yang bertanya untuk meminta penjelasan ulang. Pertemuan keempat materi yang
disampaikan mengenai penyetaraan reaksi redoks menggunakan metode setengah reaksi termodifikasi. Materi penyetaraan reaksi menggunakan metode setengah
reaksi termodifikasi dilaksanakan dengan alokasi waktu 3x45 menit. Penyetaraan reaksi redoks menggunakan metode setengah reaksi termodifikasi merupakan
penyetaraan yang tidak berpatokan pada suasana dalam reaksi redoks yang akan disetarakan. Pembelajaran penyetaraan reaksi menggunakan metode setengah
reaksi termodifikasi inilah yang membedakan pembelajaran kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Langkah yang menganggap reaksi dalam suasana basa diselesaikan seolah –
olah berlangsung dalam suasana asam mengindikasikan bahwa dalam proses penyetaraan reaksi tidak harus berpatokan bahwa dalam basa tidak dapat dihasilkan
H
+
dan dalam asam tidak dihasilkan OH
–
. Pengandaian ini memberikan jalan bahwa proses penyataraan dapat lepas dari aturan tersebut dan tujuan utamanya lebih pada
tercapainya reaksi setara Purtadi, 2006. Dari pengandaian tersebut, peserta didik tidak perlu membedakan penyetaraan reaksi dalam suasana asam maupun basa. Hal
itu memudahkan peserta didik dalam menyetarakan persamaan reaksi baik reaksi yang sederhana sampai reaksi yang sangat kompleks. Setelah diimplementasikan
metode setengah reaksi termodifikasi, terbukti bahwa langkah penyelesaian menggunakan metode setengah reaksi termodifikasi lebih mempermudah peserta
didik dalam menyelesaikan soal yang tergolong susah.
70 Soal sukar adalah soal yang berupa gabungan dua konsep aturan ataupun
algoritma atau lebih dalam satu soal Kean Middlecamp, 1985. Penyetaraan reaksi redoks merupakan salah satu soal yang sukar yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Soal penyetaraan menggabungkan konsep bilangan oksidasi dan penyetaraan reaksi itu sendiri. Untuk itu diperlukan metode yang tepat dalam
mengajarkan peserta didik cara menyetarakan reaksi yang mudah dan cepat karena masalah pembelajaran dalam redoks sendiri salah satunya adalah penyetaraan
persamaan reaksi redoks yang kompleks De Jong, 1995. Pada pertemuan kelima diadakan posttest karena peserta didik sebagian besar telah menguasai konsep redox
secara umum. Dari hasil posttest peserta didik didapatkan rata-rata sebesar 79,13 dengan nilai terendah sebesar 73,07 dan nilai tertinggi yaitu 89,23.
Materi redoks yang diajarkan untuk kelas kontrol dan eksperimen adalah sama. Perbedaan terletak pada pertemuan ketiga yaitu untuk kelas kontrol
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode setengah reaksi dan untuk kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran menggunakan metode setengah reaksi
termodifikasi.
3. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia Peserta Didik