Perkembangan Program Keluarga Berencana dan Penggunaan Alat

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasangan Usia Subur PUS

Pasangan Usia Subur PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid datang bulan Kurniawati, 2014. PUS yang menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang suamiistrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi modern pada tahun pelaksanaan pendataan keluarga. BKKBN, 2011

2.2 Perkembangan Program Keluarga Berencana dan Penggunaan Alat

Kontrasepsi Program Keluarga Berencana KB merupakan salah satu program pemerintah yang diselenggarakan untuk membatasi kelahiran guna mengurangi pertumbuhan penduduk dan menurunkan laju penduduk. Program KB diatur berdasarkan UU No 10 Tahun 1992 dan disempurnakan lagi dengan terbitnya UU No 52 Tahun 2009. Program KB merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas UU No 52, 2009. Tujuan dari program KB pada dasarnya yaitu pengaturan kelahiran guna membangun keluarga sejahtera Sulistyaningsih, 2013. Awalnya pada tahun 1957, terbentuklah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI yang merupakan organisasi sosial yang bergerak dalam bidang KB. Namun setelah adanya perkembangan, program KB diambil oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN sebagai tindak lanjut dari UU No. 52 Tahun 2009 Rismawati, 2015 Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI, angkakelahiran total Total Fertility RateTFR secara nasional cenderung menurun dari 2,4 SDKI 20022003 setelah revisi menjadi sekitar 2,3 anak per perempuan usia reproduksi SDKI 2007 setelah direvisi. Penurunan TFR antara lain didorong oleh meningkatnya usia kawin pertama perempuan dari sekitar 19,2 tahun pada tahun 2003, menjadi 19,8 tahun SDKI,2007. Selain itu juga disebabkan karena penurunan angka kelahiran menurut umur 15-19 tahun dari 35 menjadi 30 per 1000 perempuan.Dari aspek kualitas penduduk, program Keluarga Berencana Nasional juga telah membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga Indonesia karena dengan dua atau tiga anak, setiap keluarga lebih dapat memenuhi hak-hak dasar anak-anaknya BKKBN, 2011 Prevalensi pemakaian kontrasepsi Contraceptive Prevalence rateCPR masih rendah dan bervariasi antar provinsi, status ekonomi, tingkat pendidikan, dan desa- kota. Bila dilihat hasil SDKI 2002-2003 dan 2007, CPR tidak memperlihatkan peningkatan yang berarti, yaitu masing-masing dari 56,7 menjadi 57,4 cara modern dan dari 60 menjadi 61,4semua cara. CPR terendah terdapat di Maluku sekitar 33,9 persen dan tertinggi di Bengkulu sekitar 73,9 persenBKKBN, 2011. Di Indonesia penggunaan alat kontrasepsi cara modern berdasarkan survey SDKI 2007 dan 2012 tidak meningkat secara signifikan, yaitu dari sebesar 56,7 pada tahun 2002 menjadi sebesar 57,4 pada tahun 2007, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 57,9. Penggunaan alat dan obat Metode Kontrasepsi Jangka Pendek non MKJP terus meningkat dari 46,5 menjadi 47,3, sementara Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP cenderung menurun, dari 10,9 menjadi 10,6. Rendahnya kesertaan KB Pria, yaitu sebesar 2,0 persen BKKBN, 2015.

2.3 Kebutuhan Ber-KB