Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Putu Adnyana Putra adalah seorang ayah berusia 42 tahun yang juga menjadi salah satu warga Desa Baktiseraga. Beliau memiliki istri dan dua orang anak perempuan yang saat ini masih menempuh jenjang pendidikan. Bapak Adnyana tinggal di Jalan Sri Amerta Gang VI Dusun Tista sejak dua tahun belakangan. Beliau tinggal di sebuah rumah sederhana milik kakak iparnya dan bersifat bebas sewa. Keadaan rumah Bapak Adnyana dapat dikatakan sangat sederhana dan tidak layak huni dikarenakan kondisi rumah tersebut tidak masuk dalam kriteria rumah tinggal. Dalam bangunan rumah yang berukuran 36m 2 tersebut hanya terdapat dua kamar tidur dan satu ruangan terbuka yang difungsikan sebagai dapur sekaligus tempat menerima tamu. Bapak Adnyana tidak memiliki kamar mandi, yang notabene merupakan ruangan terpenting yang harus dimiliki dalam suatu rumah tinggal. Beliau menggunakan sebagian dari halaman belakang rumahnya untuk dijadikan kamar mandi darurat, itu pun tidak memiliki jamban dan tidak beratap. Sementara itu ruang terbuka serta kamar yang ada di rumah bapak Adnyana hanya beralaskan plester semen dan berdinding batako. Keluarga ini menurut saya merupakan salah satu keluarga memperihatinkan yang pernah saya temui. Keluarga ini tidak memiliki lisrik dan air sendiri dalam rumahnya. Kesehariannya, keluarga ini “meminta” listrik ke tetangga sebelah rumahnya dan membayar Rp. 50.000 setiap bulannya. Sementara itu dalam kaitannya dengan penyediaan air minum, keluarga ini juga meminta air ke tetangga dan syukurnya bapak Adnyana memiliki tetangga yang baik sehingga keluarga bapak Adnyana mendapatkan air secara gratis untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Beliau menggunakan air sekitar empat jerigen setiap harinya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya, bapak Adyana bekerja sebagai buruh tembakao di Desa Baktiseraga, begitu pula dengan istrinya. Pekerjaan ini telah dijalani sejak lama dan dirasa telah cukup untuk mengidupi keluarga.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pekerjaan sebagai buruh tembakao di Desa Baktiseraga merupakan sumber penghasilan utama keluarga bapak Adnyana. Beliau dan istrinya menjalani pekerjaan tersebut semenjak mereka tinggal di Baktiseraga. Beliau dan istri berangkat kerja jam 8 pagi dan berakhir pada sore hari. Itulah yang menyebabkan keluarga ini baru bisa ditemui pada sore hari, di atas jam 5 sore. Pemasukan yang diperoleh keluarga ini dari hasil kerja sebagai buruh tembakao bersama istrnya yaitu sekitar Rp 2.000.000,- per bulannya. Keluarga ini tidak memiliki jenis pekerjaan lainnya selain sebagai buruh harian. Ini dikarenakan jam kerja yang dirasa sudah padat serta tenaga yang tidak banyak lagi menyebabkan pasangan suami istri ini hanya berprofesi sebagai buruh tembakao saja.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Tabel Data Pengeluaran KK Dampingan No Jenis Kebutuhan Rincian Biaya Keterangan 1 Kebutuhan sehari-hari Rp. 60.000,-hari Kebutuhan pokok 2 Biaya kesehatan - Keluarga bapak Adnyana telah memiliki Kartu Indonesia Sehat KIS sehingga biaya kesehatan ditanggung pemerintah. 3 Biaya sosial kegiata banjar Rp. 300.000,-tahun Membayar iuran odalan di desa setiap tahunnya. 4 Biaya pendidikan Rp. 15.000,-hari Sebagai bekal sekolah, sedangkan untuk biaya sekolah sudah dtanggung pemerintah melalui beasiswa yang diperoleh anak-anak Pak Adnyana. Dari tabel di atas telah diketahui bahwa pengeluaran keluarga bapak Adnyana setiap bulannya sebagian besar digunakan untuk biaya kebutuhan sehari-hari yaitu untuk makan, dan lain-lain. sementara untuk keperluan kesehatan dan pendidikan telah dibiayai oleh pemerintah.