6
presentase 81,60 dan siswa yang tidak tuntas mencapai 7 siswa dengan presentase 18,40. Siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM 70 ada 7 siswa, sedangkan 31 siswa lainnya memperoleh nilai 70 KKM. Analisis hasil belajar pada siklus I masih ada beberapa siswa
yang belum tuntas belajar, tetapi hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang pada kondisi awal mencapai nilai
rata-rata kelas hanya 61 maka pada siklus I telah mencapai 72 terjadi peningkatan yang cukup banyak. Sedangkan ketuntasan belajar siswa
dari kondisi awal hanya 55,30 dan pada siklus I mencapai 81,60 terjadi peningkatan. Namun karena masih ada beberapa siswa yang
tidak tuntas dalam belajar maka penulis melanjutkan ke siklus II dengan menerapkan media pembelajaran video
3. Kondisi Siklus II
Pada siklus II ini peneliti menyusun RPP dan menyiapkan media yang akan dilakukan pada siklus II. Selain itu peneliti juga menyiapkan
lembar observasi aktifitas guru beserta siswa yang akan digunakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Setelah proses pembelajaran
menggunakan media pembelajaran video pada siklus II, diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II.
Siklus kedua dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 12 September 2015 bertempat di MI Negeri Jambu. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada pelaksanakan proses pembelajaran di kelas dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan apersepsi dan pada kegiatan inti
guru memberikan materi kepada siswa melalui media pembelajaran video, setelah materi selesai guru melakukan proses tanya jawab
seputar materi yang telah dijelaskan dan dilanjutkan dengan tugas kelompok. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
masing-masing kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok saling bekerja sama untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dan setelah semua sudah menjawab pertanyaan, guru langsung menjelaskan jawabanya. Kelompok yang menjawab benar memberi
tanda centang pada jawabannya lalu kelompok yang menjawab salah memberikan tanda silang pada jawabannya dan kelompok yang
menjawab pertanyaan dengan benar akan berteriak horay atau yel-yel lainnya yang menandakan bahwa jawaban kelompok mereka benar,
setelah tugas kelompok selesai dikerjakan maka masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerjanya. Dan di akhir pertemuan
masing-masing kelompok diberikan tugas individu oleh guru, hasil dari tugas individu yang dikerjakan oleh siswa akan di analisa hasilnya
untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas berhasil atau tidak.
Hasil belajar siswa pada siklus II dengan materi menjaga kesehatan alat pencernaan siswa yang tuntas mencapai 33 siswa dengan
7
presentase 86,80 dan siswa yang tidak tuntas mencapai 5 siswa dengan presentase 13,20. Analisis hasil belajar pada siklus II masih
ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan
pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM.
Tabel. 1 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Nilai
Ketuntasan Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah Jumlah
Jumlah
1 70
Tidak Tuntas
17 44,7
7 18,4
5 13,2
2 70
Tuntas 21
55,3 31
81,6 33
86,8
Jumlah 38
100 38
100 38
100
Nilai Tertinggi 80
90 100
Nilai Terendah 40
30 50
Berdasarkan tabel 1 perbandingan hasil pembelajaran IPA dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 17 siswa 44,70 yang belum
tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM 70, sedangkan 21 siswa 55,30 telah tuntas belajar. Nilai tertinggi yang dicapai pada kondisi
awal hanya 80 dan nilai terendahnya 40. Karena terdapat 44,70 siswa yang belum tuntas, maka peneliti mengadakan perbaikan pada sistem
belajar dengan menggunakan media pembelajaran video.
Pada siklus I terlihat ada peningkatan hasil belajar dibandingkan pada kondisi awal, siswa kelas V MI Negeri Jambu telah mencapai hasil
belajar 81,60 karena dari 38 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM 70 sebanyak 31 siswa dan 7 siswa lainnya masih memperoleh
nilai di bawah KKM. Nilai tertingi pada siklus I ini 90 dan nilai terendah 30, karena masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM yaitu, 7 siswa 18,40 yang belum tuntas belajar maka peneliti melanjutkan ke siklus II
Kemudian tindakan dilanjutkan ke siklus II agar pembelajaran IPA bisa lebih meningkat lagi dari sebelumnya bahkan seluruh siswa bisa
mencapai KKM. Dalam siklus II ini nilai terendah yang diperoleh siswa 50 dan nilai tertinggi 100, ada 33 siswa yang telah tuntas belajar
86,80 dan 5 siswa 13,20 belum tuntas belajar. Hasil belajar pada mata pelajaran IPA secara umum sudah berhasil walaupun tidak
mencapai 100 dari jumlah siswa keseluruhan, namun siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang ditentukan meningkat dari
sebelumnya. Dapat digambarkan pada diagram berikut ini:
8
Gambar 4.4 Diagram hasil belajar pada pra siklus 4.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan melalui 2 siklus dan masing-masing siklus terdapat 4 tahap maka proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran video dan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA pada kelas V MI Negeri Jambu. Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi setelah menggunakan media pembelajaran video.
Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan siswa menjadi lebih aktif, siswa menjadi lebih meperhatikan pelajaran dan berani menanyakan
materi yang belum mereka ketahui.
Dengan menerapkan media pembelajaran video ke dalam proses pembelajaran, maka rasa percaya diri, keberanian dan keaktifan siswa
meningkat, yang ditunjukkan dari pelaksanaan pembelajaran selama siklus I dan siklus II.
5. Kesimpulan