PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI)

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTERACTIVE CONCEPTUAL
INSTRUCTION (ICI)

Oleh
Anjar Septiani
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

Anjar Septiani


ABSTRAK
PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTERACTIVE CONCEPTUAL
INSTRUCTION (ICI)
Oleh
Anjar Septiani

Setiap peserta didik memiliki minat yang berbeda- beda, ada yang memiliki minat
yang tinggi, sedang, dan rendah. Demikian pula dengan cara belajar, setiap peserta
didik juga memiliki cara belajar yang berbeda- beda. Minat dan cara belajar yang
berbeda mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui (1) pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui pembelajaran
interactive conceptual instruction (2) pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar
melalui pembelajaran interactive conceptual instruction. Hasil belajar siswa pada
penelitian ini yaitu aspek kognitif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bukit
Kemuning Lampung Utara, menggunakan satu kelas eksperimen (kelas VIII C)
dengan jumlah sampel 32 siswa. Proses pembelajaran menggunakan pembelajaran
interactive conceptual instruction. Demikian halnya hasil belajar diperoleh dari

hasil tes. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0, yaitu uji
linearitas dan uji regresi linear. Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan

Anjar Septiani

bahwa: (1) ada pengaruh minat terhadap hasil belajar dengan pembelajaran
interactive conceptual instruction sebesar 22% dan persamaan regresinya yaitu
Y = 42.15 + 0,40 X (2) ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui
pembelajaran interactive conceptual instruction sebesar 12% dan persamaan
regresinya yaitu Y = 53,54 + 0,29 X.
Kata kunci: minat, cara belajar, dan hasil belajar

Juilul Skripsi

PENGARIIH MINAT I}AN CARA BATAJAR
TERIIADAP IIASIL BELAJAR MELALTII
MODEL PE}IBELAJARAN INTEXACTIYE
CONCE PTUAL INSTRUCTION $CI)

Nama Mahasiswa


A(Fn $eptioti

Nomor Pokok Mahasiswa

0913022027

Program Studi

Pendidikan Fisika

Jurusan

Pendidikan MIPA

Fakultas

Keguruan dan IImu Pendidikan

MENYETUJtn


l.

KomisiPembimbing

Ilr. Agus Suyatna, M.Si.
NIP 19600821 198503 I 004

2.

Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

,I
Dr. Cawita, M.Si
NIP 19671004 199303 1 004

MENGESATIKAN

l. Tim Penguji
Ketua


: Dr. Undang

Sekretaris

: Dr, Agus Suyatna,

Penguji
Bukan Pembimbing

: Drs, Ekc Suyanto, ilf.Pd,

Rosidin, M.Pd.

M,Si"

Kegunran dan llrnu Pendidikan

hmnn, M"Si.
5 198503 I 003


Tanggal Lulus Ltjian Skripsi : 24 JuIi 2013

5.&

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tan gan di bawah

ini adalah:

Nama

Anjar Septiani

NPM

09t3022027

Fakultas/Jurusan


FKIP/P MIPA

Program Studi

Pendidikan Fisika

AIamat

Jln. Gotong Rotong No. 205 Kec. Kotabumi Selatan Kab.
Lampung Utara

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapatkarya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.


Bandar Lampung,2{

METERAI
TEMPEL
TGL

Yarrg Ntieiryatakan,

2A

74D1,{C8F569968777

Anjar Septiani
\Tnf, r nn r an
.' 1\t .' I
1\ r tvl. r,v t )\t ^^n^-

.Iuli

2013


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1.
2.
3.
4.


Minat ...................................................................................................
Cara Belajar ........................................................................................
Hasil Belajar .......................................................................................
Interactive Conceptual Instruction (ICI) .............................................

6
9
12
15

B.

Kerangka Pemikiran ................................................................................ 19

C.

Anggapan Dasar ....................................................................................... 22

D.


Hipotesis................................................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian ................................................................................... 24
B. Sampel Penelitian .................................................................................... 24
C. Desain Penelitian ..................................................................................... 24
xii

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 25
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 25
F. Analisis Instrumen
1. Uji Validitas ...................................................................................... 26
2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 26
G. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.
2.
3.
4.

Data Penelitian ..................................................................................
Teknik Pengumpulan Data.................................................................
Teknik Pengambilan Data Hasil Belajar ............................................
Teknik Pengujian Data dan Hipotesis ................................................

28
28
30
31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 36
B. Penyajian Data
1. Data Minat (X1) .................................................................................. 37
2. Data Cara Belajar (X2)........................................................................ 37
3. Data Hasil Belajar (Y) ........................................................................ 38
C. Pengujian Asumsi Data
1. Uji Normalitas .................................................................................... 39
2. Uji Linearitas ...................................................................................... 40
D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Minat Siswa dengan Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction ............................................................................................ 40
2. Pengaruh Cara Belajar dengan Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction ............................................................................................ 42
E. Pembahasan
1. Pengaruh Minat Siswa dengan Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction ............................................................................................ 43
2. Pengaruh Cara Belajar dengan Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction ............................................................................................ 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
xiii

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun
menyangkut nilai dan sikap. Belajar akan lebih baik apabila subjek belajar
mengalami atau melakukannya sendiri dengan kata lain tidak hanya verbalistik.
Selain itu, keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar sangat
mempengaruhi pembelajaran yang dialami. Keinginan inilah yang disebut juga
sebagai minat. Semakin besar minat seseorang untuk belajar maka cenderung
akan memberikan perhatian lebih terhadap objek belajar sehingga seseorang
tersebut akan terus berusaha untuk mencapai tujuan belajar yang dicitacitakannya. Dengan kata lain minat merupakan penggerak untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, tanpa minat tujuan tidak akan tercapai. Selain minat, agar
seseorang dapat berhasil dalam belajar harus memperhatikan cara belajarnya.
Cara belajar seseorang turut mempengaruhi kegiatan belajar, cara belajar yang

2

tepat dan terarah atau disebut juga cara belajar yang efektif akan mendukung
seseorang untuk meguasai suatu konsep dalam belajarnya.

Proses belajar mengajar di sekolah lebih dikonsentrasikan pada pemberian
informasi sebanyak-banyaknya pada siswa (teacher centered) di bandingkan
student centered. Pemberian informasi hanya salah satu tujuan , tujuan lainnya
ialah pengembangan pemahaman, aplikasi konsep, meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Salah satu pendekatan yang didesain dengan fokus pada
penanaman konsep yang baik adalah pembelajaran konseptual interaktif
(Interactive Conceptual Instruction, ICI). Berdasarkan analisis konstruk yang
telah dilakukan, materi getaran dan gelombang merupakan salah satu materi yang
memiliki bagian konsep lebih dominan dibandingkan dengan fakta, prinsip
ataupun prosedurnya. Sehingga materi ini dapat digunakan dalam model
pembelajaran konseptual interaktif.

Berdasarkan pembagian angket minat belajar fisika diperoleh data bahwa ratarata minat belajar siswa kelas VIIIC SMPN 2 Bukit Kemuning, yaitu 2,41 dapat
dilihat bahwa siswa kelas VIIIC memiliki minat yang sedang dalam pelajaran
fisika dan berdasarkan observasi, sebagian siswa kelas VIIIC kurang tertarik jika
guru meminta mereka mengerjakan soal-soal, sebagian kurang tertarik membaca
buku-buku pelajaran atau sumber lain yang menunjang materi yang disampaikan,
ada pula yang kurang tertarik mencatat materi atau membuat rangkuman.

3

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut telah dilakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Minat dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Melalui
Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang dapat diambil antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui model
pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)?
2. Apakah terdapat pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui model
pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran
Interactive Conceptual Instruction (ICI)
2. Pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran
Interactive Conceptual Instruction (ICI)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah dapat:
a. Digunakan sebagai masukan bagi para guru fisika dalam melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas untuk menggunakan berbagai model
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran sehingga
dapat menarik minat dan cara belajar siswa serta meningkatkan hasil
belajar siswa.
b. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan pertimbangan dalam
rangka peningkatan hasil belajar siswa di SMPN 2 Bukit Kemuning
dengan memperhatikan minat dan cara belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. Minat adalah kecenderungan seseorang akan ketertarikan dan
memperhatikan beberapa kegiatan sehingga diperoleh objek khusus.
Objek minat yang diamati adalah ketertarikan, kesadaran, perhatian, dan
rasa ingin tahu.
2. Cara belajar siswa dalam penelitian ini mempunyai lima indikator, antara
lain: membuat jadwal kegiatan dan pelaksanaannya, membaca dan
membuat catatan, memanfaatkan sumber-sumber bacaan lain, konsentrasi
terhadap suatu hal yang dipelajari dan mengerjakan tugas.

5

3. Pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah
pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI). Pembelajaran ini
menuntut siswa berinteraksi secara aktif terhadap konteks dan konten
pembelajaran.
4. Media simulasi virtual dalam penelitian ini digunakan sebagai faktor
pendukung dalam pembelajaran yang akan membantu siswa dalam
mengamati suatu percobaan.
5. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang akan
dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama
jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti
adalah hasil belajar aspek kognitif.
6. Materi pokok dalam penelitian ini adalah getaran dan gelombang
7. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIC SMP N 2 Bukit
Kemuning semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan materi
pokok getaran dan gelombang.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Minat

Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar
mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan
ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri arti atau semantara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena
itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya
sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan
seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa
ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Hal tersebut didukung
oleh pendapat Slameto (2003: 180)

7
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan untuk
mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa
seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam
diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan
belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, tanpa minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi
motor penggerak dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha
menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu
memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan
dilakukan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2003: 176) “Guru
harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan
kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran
dalam situasi belajar.”

Cara untuk membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada, membentuk minat-minat
baru, ataupun menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita

8
sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Hal tersebut didukung
oleh pendapat Tanner & Tanner dalam Slameto (2003: 181)
Disarankan para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru
pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi
pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu,
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Menurut Purwanto dalam Zanikhan (2010: 120)
Minat itu timbul dengan menyatakan diri dalam kecenderungan umum
untuk menyelidiki dan menggunakan lingkungan dari pengalaman, anak
bisa berkembang ke arah berminat atau tidak berminat kepada sesuatu.
Untuk itu ada dua hal yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan
yakni:
a. minat pembawaan, minat muncul dengan tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat
semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada.
b. minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat
seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar, seperti:
lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.

Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa , dapat ditemukan beberapa
faktor yang mempengaruhi minat siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya
faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa
yang belajar, faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor
teknik atau pendekatan belajar, Soeryabrata dalam (Kusumah: 2010)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu:
a. faktor-faktor yang berasaldari luar diri pelajar dan ini masih dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor non sosial dan faktor
sosial.
b. faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis.

9
2. Cara Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seorang siswa. Dengan belajar seoarang siswa dapat mengembangkan potensipotensi yang dibawa sejak lahir. Tuntutan untuk belajar secara
berkesinambungan hendaknya harus dipenuhi sepanjang yang bersangkutan
ingin mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh terhadap sebuah subtansi
ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Belajar pada hakekatnya adalah suatu
proses perubahan tingkah laku. Ada banyak pengertian belajar yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
a. Djamarah (2002: 11) mengemukakan:
belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan,
artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau individu. Hasil dari kegiatan pembelajaran
ini tercermin dalam perubahan prilaku baik secara material, subtansial,
struktural-fungsional, maupun behavior.
b. Slameto (2003: 5) secara psikologis berpendapat:
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c. Hudojo, 2003: 83 (dalam Mahabbah, 2007: 8) menyatakan
“belajar adalah suatu proses aktif dalam memperoleh
pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah
laku”.

10
Berdasarkan pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa belajar merupakan
proses yang disengaja yang didalamnya terdapat interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.

Belajar menurut Sardiman, dalam Mariam, (2009: 8) memiliki tujuan-tujuan,
yaitu (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan
pengetahuan serta (3) pembentukan sikap. Agar tujuan tersebut dapat tercapai
dengan baik, maka diperlukan suatu cara atau strategi yang diterapkan siswa
dalam belajarnya yang disebut dengan cara belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gie dalam Mariam (2009: 8) “cara belajar adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Senada dengan Gie, menurut
Hamalik (2004: 38) “cara belajar adalah kegiatan-kagiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti
pelajaran menghadapi ulangan/ujian dan sebagainya”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa cara belajar
merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan siswa yang merupakan
pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.

Cara belajar seseorang siswa mempunyai peranan yang besar dalam
keberhasilan menguasai suatu konsep. Seorang siswa perlu mengetahui cara
yang tepat untuk menguasai suatu konsep, tidak hanya hal-hal yang

11
membantu dia sukses tetapi juga hal-hal yang sering membuat dia gagal.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 73)
Banyak siswa atau mahasiswa gagal atau tiadak mendapat hasil yang baik
dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang
efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal saja.

Menurut Fransiska (2007: 22) “cara belajar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu cara belajar efektif dan cara belajar tidak efektif”. Seorang siswa yang
mempunyai cara belajar yang efektif, memungkinkan dirinya mencapai
prestasi yang lebih tinggi dari siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak
efektif. Menurut Hakim dalam Fransiska (2007: 22) “cara belajar efektif
adalah metode atau cara belajar yang memungkinkan seorang siswa
menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas
tenaga dan pikiran yang dikeluarkan”. Selanjutnya Gie dalam Fransiska
(2007: 22) berpendapat bahwa “cara belajar yang efektif adalah rangkaian
aktivitas belajar yang memberikan perbandingan terbaik antara usaha yang
dilakukannya dengan hasil yang didapatkannya”. Definisi cara belajar lainnya
dikemukakan oleh Hamalik (2004: 39), yaitu “cara belajar yang tepat, praktis,
ekonomis, terarah, sesuai dengan situasi dan tuntutan-tuntutan yang ada guna
mencapai tujuan belajar”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat didefinisikan bahwa cara belajar yang
efektif adalah metode atau cara yang digunakan dalam belajar berupa

12
rangkaian aktivitas yang tepat, praktis dan terarah guna mencapai tujuan
belajar.

3.

Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu
hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa
yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2004: 155), hasil belajar tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati
dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Munawar (2009), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan
saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (2004: 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti.

13
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan
ukuran atau criteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat
tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan.
Menurut Bloom, dalam Dimyati (2002: 26):
Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan
kemampuan internal akibat belajar yaitu:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah Afekif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi,
penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola
hidup.
3. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan,
dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Kriteria hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan kriteria dari
Arikunto seperti pada tabel 2.1.

14

Tabel 2.1 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Nilai Siswa

Kualifikasi Nilai

80 – 100

Baik sekali

66 – 79

Baik

56 – 65

Cukup

40 – 55

Kurang

30 - 39

Gagal
(Arikunto, 2010: 245)

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri
orang yang belajar maupun dari luar dirinya. Berdasarkan pendapat Slameto
(2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern
1) Faktor jasmaniah
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan,pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik
yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor
psikologis. Faktor-faktor itu meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

15
2. Faktor ekstern
Faktor eksternyang berpengaruh terhadap belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga faktor , yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor lingkungan keluarga
Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian
orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan
anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di
sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah,
tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan
konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar
diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal,
seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan
lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkakan
hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab
terhambatnya pembelajaran.

4. Interactive Conceptual Instruction (ICI)

Pembelajaran konseptual interaktif atau Interactive Conceptual Instuction
merupakan landasan pembelajaran keterampilan berfikir. Pembelajaran
Interactive Conceptual Instruction yaitu pendekatan belajar untuk
membentuk konsep atau pengertian berdasarkan kemampuan berfikir. Dalam
pendekatan belajar ini siswa diharapkan mampu membuat pengertian sesuatu
setelah melihat data , fakta realitas untuk menghubungkan satu dengan
lainnya sehingga menjadi suatu konsep. Model pembelajaran ini adalah salah

16
satu alternatif model pembelajaran perubahan konseptual yang berbasis
konstruktivisme. Santyasa (2004) dalam Utomo (2010) berpendapat bahwa:
Interactive Conceptual Instruction atau ICI yang dikembangkan oleh
Savinainen dan Scott (2002) sangat mendukung perkembangan
keterampilan berfikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep
yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi peluang
mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada
penanaman konsep yang baik di kalangan siswa adalah pendekatan
pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
Berdasarkan pendapat Savinen dan Scott (2001: 53) dalam Sinaga (2010),
pendekatan konseptual, mengutamakan interaksi kelas, menggunakan
bahan ajar berbasis penelitian, dan menggunakan teks.

Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction terdiri atas empat
tahapan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu 1) Conceptual focus,
2)classroom interaction, 3) Use of texts, 4) Classroom based assessment.
Hal tersebut berdasarkan pendapat Utomo (2010) yang menjelaskan
bahwa:
1. Conceptual focus
merupakan pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada
pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi
matematik. Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan
pendemonstrasian fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pokok
bahasan yang akan dipelajari.
2. Classroom interaction
Pada tahapan ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk
menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari
premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas

17
kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam
interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
3. Use of texts
Penggunaan buku, LKS atau hand out dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar
dengan menggunakan buku teks, LKS atau hand out dapat melibatkan
siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir, keterampilan
berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan
menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan
pengetahuan yang didapat pada buku, LKS atau hand out.
4. Classroom based assessment
Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi yang telah
dipelajari atau belum diperlukan penilaian atau assessment. Penilaian
merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar untuk
menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang
guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya. Dalam
hal ini, penilaian yang dilakukan lebih berfokus pada penilaian
berbasis kelas (classroom based assessment).
Classroom based assessment atau penilaian berbasis kelas merupakan
proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan oleh pendidik untuk menetapkan tingkat pencapaian
dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian belajar. Berdasarkan pendapat Thohari (2012):
Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan
harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian
berbasis kelas antara lain : tes tulis, tes perbuatan, pemberian tugas,
penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik,
penilaian sikap dan penilaian portofolio.

Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas peserta didik
memberilkan jawaban atas pertanyaan maupun tanggapan atas yang
diberikan. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan

18
ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda,
menjodohkan, benar salah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes perbuatan
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang
memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap
perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pemberian tugas dilakukan bisa dilakukan mulai awal kelas sesuai dengan
akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta
didik. Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal sebagai
berikut; (a) Banyaknya tugas mata pelajaran diusahakan tidak
memberatkan peserta didik. Karena mereka memerlukan waktu bermain,
bersosialisasi dengan teman dan lain-lain. (b) Jenis dan pemberian tugas
harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta
didik menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan
memperkaya wawasan pengetahuannya. (c) Diupayakan pemberian tugas
dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta
kemandirian.
Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang
harus disesuaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan
mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga
penyajian data. Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik
terhadap penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu
produk dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik tertentu. Misalnya :

19
Siswa diberi tugas untuk membuat kliping Koran tentang bencana alam di
Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengomentarinya dan
solusi untuk meringankan beban mereka.Penilaian Sikap merupakan
penilaian berbasis kelas. Terhadap suatu konsep psikologi yang komplek.
Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat
dilakukan berkaiatan dengan berbagai obyek sikap antara lain, a) Sikap
terhadap mata pelajaran, b) Sikap terhadap guru mata pelajaran, c) Sikap
terhadap proses mata pelajaran, d) Sikap terhadap materi pembagian.
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara observasi
perilaku, pertanyan langsung, laporan pribadi, penggunaan skala sikap.
Penilaian Portofolio. Penilaian ini merupakan penilaian berbasis kelas
terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis
dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau
perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu. semua obyek portofolio atau avidence di bedakan
menjadi empat macam yaitu (a) Hasil karya peserta didik (arti facts),
yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas. (b) Reproduksi
(reproduction) yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar
kelas. (c) Pengesahan (affes tations) yaitu pernyataan dan hasil

20
pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta
didik. (d) Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang
dipersiapkan khusus untuk portofolio.

Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction tidak lepas dari empat tahapan, yaitu pengembangan konsep
pada diri siswa dan diharapakan siswa dapat memiliki ide-ide baru,
interaksi kelas juga turut mempengaruhi dimana para siswa dibuat aktif
oleh pembelajaran tersebut, kemudian penggunaan buku , LKS dan hand
out yang digunakan sebagai sumber belajar diharapkan dapat mendukung
pemahaman siswa akan konsep, yang terakhir adalah penilaian, semua
pembelajaran tidak lepas dari penilaian. Hal itu diperlukan karena untuk
mengetahui penguasaan konsep yang telah diberikan guru dan berhasil
tidakkah pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian berbasis kelas yang
dapat diterapkan dalam model pembelajaran ini antara lain: tes tertulis, tes
tertulis dapat berupa posttest atau ulangan harian untuk mengetahui sejauh
mana konsep yang telah diberikkan guru diterima oleh siswa. Kemudian
tes perbuatan, tes ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
yang memungkinkan terjadinya praktek yang mana dalam pembelajaran
ICI salah satunya adalah menggunakan bahan ajar berbasis penelitian.
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana siswa melakukan
praktek untuk memahami sebuh konsep. Selanjutnya adalah penilaian

21
portofolio, yaitu penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu,
digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam pelajaran.
Termasuk untuk mengetahui seberapa jauh konsep yang telah dipahami
siswa.

B. Kerangka Pikir

Setiap siswa memiliki minat dan cara belajar yang berbeda-beda. Perbedaan
itu juga yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. Ketertariakan atau
minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran berbeda-beda, siswa yang
memiliki minat tinggi cenderung akan memberi perhatian lebih pada mata
pelajaran. Cara belajar siswa juga turut mempengaruhi hasil belajar, cara
belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar
secara maksimal namun cara belajar yang kurang efektif dapat menghambat
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut agar
dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai, guru perlu
memperhatiakan kemenarikan pembelajaran yang dilakukan untuk
meningkatkan minat siswa serta memperhatiakan proses pembelajaran
sehingga siswa dapat aktif dan memiliki cara belajar yang baik, hal tersebut
dilakukan agar peningkatan hasil belajar siswa dapat terwujud.

22

Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada
penanaman konsep yang baik dikalangan siswa adalah pendekatan
pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
Dalam pendekatan belajar ini siswa diharapkan mampu membuat pengartian
sesuatu setelah melihat data, fakta realitas untuk menghubungkan satu dengan
yang lainnya sehingga menjadi suatu konsep. Pada pembelajaran ini siswa
dituntut berperan aktif untuk menemukan ide-ide tentang suatu konsep,
diharapkan pula siswa dapat memiliki cara belajar yang lebih efektif dari
sebelumnya.

Kemenarikan juga menjadi hal penting dalam pembelajaran. Guru dituntut
untuk menggunakan media-media pembelajaran secara maksimal agar
pembelajaran menjadi lebih menarik dan minat siswa untuk memperhatikan
pelajaran lebih besar. Selain itu siswa dapat memahami suatu fenomena yang
sulit atau tidak dapat diamati secara langsung dalam suatu demonstrasi.
Berdasarkan uraian di atas , faktor minat dan cara belajar siswa diharapkan
memiliki hubungan dengan hasil belajar fisika yang diperoleh siswa. Dengan
minat yang tinggi diharapkan siswa memiliki keinginan untuk memperoleh
hasil pembelajaran yang memuaskan. Dengan adanya cara belajar yang
efektif, siswa diharapkan akan mendapat hasil belajar yang optimal.

Pelaksanaan pembelajaran akan dilakukan dengan pembelajaran interactive
conceptual instruction, siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil yang

23
masing-masing kelompok memiliki 4-5 anggota dengan minat dan cara
belajar yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang
menggunakan satu kelas. Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah minat siswa (X1), dan cara belajar siswa (X2) sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil belajar (Y1). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat
dijelaskan dengan kerangka pikir seperti sebagai berikut ini:

X1

r

Y

X2

r

Gambar 2.1 kerangka pemikiran
Keterangan:
X1
X2
Y
r

= minat
= cara belajar
= hasil belajar
= pengaruh minat dan cara belajar terhadap hasil belajar

24
C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir
adalah:
1. Setiap sampel memperoleh materi yang sama.
2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan
D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar melalui
pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)
2. Terdapat pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui
pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
seluruh siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Bukit Kemuning pada semester genap
tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tiga kelas, yaitu VIIIA sampai dengan
VIIIC dengan jumlah 92 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Dari populasi yang diambil satu kelas sampel yang memiliki
kemampuan berbeda-beda, yaitu kelas VIIC dengan jumlah 32 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk True Experimental
Design dengan tipe Posttest– Only Control Design. Pada desain ini, terdapat
posttest yang diberikan setelah diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

25

O1
Gambar 3.1 Desain eksperimen Posttest– Only Control Design
Keterangan :
O1 : nilai postest
X : perlakuan
(Sugiono, 2009: 110 – 111)
D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu minat dan cara belajar,
variabel terikat yaitu hasil belajar siswa, dan variabel moderator yaitu
pembelajaran interactive conceptual instruction.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket minat dan cara belajar yang diberikan sebelum perlakuan melalui
model pembelajaran interactive conceptual instruction untuk mengetahui minat
dan cara belajar siswa.
2. Hasil belajar menggunakan instrumen berbentuk essay. Tes ini digunakan pada
saat tes akhir (posttest) dengan 15 soal essay.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih
dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

26
1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment
yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir
dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut
signifikan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total)
serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat
adalah kalau r = 0,3.
(Masrun dalam Sugiyono, 2009: 188).
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar
dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas
Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat
Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas
dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

27

Di mana:
r11
Σσi2
σt2

=
=
=

reliabilitas yang dicari
jumlah varians skor tiap-tiap item
varians total
(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan model
Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika
mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang
diinterprestasikan sebagai berikut pada table 3.1:
Tabel 3.1 Nilai Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach’s

Kualifikasi Nilai

0,00- 0,20

Kurang reliabel

0,21- 0,40

Agak reliabel

0,41- 0,60

Cukup reliabel

0,61- 0,80

Reliabel

0,81- 1,00

Sangat reliabel

28
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang
sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap
nomor soal.

G. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1.

Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data minat dan cara belajar siswa yang berasal
dari pengisian angket dan analisis minat dan cara belajar siswa, hasil belajar ranah
kognitif yang berasal dari rubrik nilai hasil pengamatan selama proses
pembelajaran dan setelah mengikuti (post test) pembelajaran interactive
conceptual instruction.
2.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapat dari penelitian ini berupa data minat dan cara belajar siswa
serta nilai ranah kognitif siswa. Metode yang digunakan dalam pengambilan data
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Data minat siswa diambil melalui pemberian angket berisi 15 butir pernyataan
sesuai dengan indicator, dapat di lihat pada lampiran halaman 98. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya minat siswa, metode yang digunakan adalah
persentase, yaitu perbandingan menurut Arikunto (2008). Penilaian terhadap
minat siswa dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat dengan
rentangan 1-4.

29
Selanjutnya dalam menentukan tinggi rendahnya minat siswa, metode yang
digunakan adalah rata-rata nilai menurut Arikunto (2008: 78) yaitu cara
membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria berikut: (1) Jika nilai
siswa antara 76-100: minat tinggi; (2) Jika nilai siswa antara 56-76: sedang;
(3) Jika nilai siswa kurang dari 56: rendah.
2) Data cara belajar siswa didapat dari pengisian angket cara belajar yang
diberikan kepada siswa. Sama seperti data minat, cara belajar diambil melalui
pemberian angket berupa 20 butir pernyataan sesuai indikator. Angket cara
belajar dapat dilihat di lampiran halaman 103. Untuk mengetahui tinggi
rendahnya cara belajar siswa, metode yang digunakan adalah persentase.
Penilaian terhadap cara belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan skala
bertingkat dengan rentangan 1-4.
Cara membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan kriteria yaitu, ratarata nilai ≤ 2,7 maka tidak efektif sedangkan rata-rata nilai 2,8-3,6 maka
efektif.
Sebelumnya digunakan kepada kelas eksperimen angket diuji cobakan kepada
kelas non eksperimental. Uji coba angket bertujuan untuk menguji reliabilitas
dan validitas dari angket tersebut. Reliabilitas angket dihitung dengan
menggunakan rumus Alpha. Angket tersebut diberikan setelah pembelajaran
selesai dilaksanakan.

r11

n
n 1

Keterangan:

2
i
2

1
i

30

r11

= Koefisien reliabilitas yang dicari
2
i

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

2
i

= Varians total
= banyaknya item angket

N

Dimana:

Xi

2
i

2

Xi

2

/N

N

Keterangan:

Xi
Xi
N

2

= Kuadrat skor total
= Skor total
= Banyaknya responden

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas,
dengan kriteria sebagai berikut pada table 3.2:

Tabel 3.2 Kriteria Indeks Reliabilitas
Kriteria indeks reliabilitas

Klasifikasi Nilai

0,800- 1,000

Sangat tinggi

0,600- 0,800

Tinggi

0,400- 0,600

Sedang

0,200- 0,400
0.00-0,200

Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2008: 75)

3.

Teknik pengambilan data hasil belajar siswa.

Data hasil belajar siswa berupa soal tes kemampuan hasil belajar fisika siswa yang
berbentuk soal uraian pada aspek kongnitif yang diperoleh dari skor posttest. Kisikisi soal hasil belajar dapat dilihat di lampiran pada halaman 93.

31
4.

Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

1.

Analisis Data

Proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a) Skor yang diperoleh dari masing- masing siswa adalah jumlah skor dari setiap
soal.
b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
% Pencapaian Hasil Belajar

X 100%

c) Nilai hasil belajar siswa adalah:
Nilai hasil belajar siswa per tes = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya).
Nilai rata – rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus :
Rata – rata hasil belajar siswa
d) Ketuntasan tergantung tempat penelitian.
Untuk kategori nilai rata – rata hasil belajar menggunakan
Arikunto (2008: 245) yaitu :
Bila nilai siswa > 66, maka dikategorikan baik.
Bila 55 < nilai siswa > 66, maka dikategorikan cukup baik.
Bila nilai siswa < 55, maka dikategorikan kurang baik.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan menggunakan empat metode analisis
dalam SPSS 17.0 yaitu:

32
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat
dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Dasar dari
pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program komputer
dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau
nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau terdistribusi
normal jika pada Kolmogorov-Smirnov nilai sig. > 0.05 sebaliknya data yang tidak
terdistribusi normal memiliki nilai sig.< 0.05. Data yang diuji kenormalitasannya
adalah data hasil belajar siswa dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar
siswa.

2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode
Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kuarang dari 0,05.
(Priyanto, 2010: 73)
3. Uji Korelasi
Jika data berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji
Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini.

33

(Sugiono, 2009 : 255)
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan