49 Pergunakanlah alat pengaman sesuai dengan fungsinya,
misalnya kaca pengaman pada mesin gerindra, penutuptudung pada mesin gergaji bundar bermeja. Letak bahaya yang utama bila
menggunakan mesin – mesin harus tertutupterlindung.
d. Keamanan
Kemanan yang dimaksudkan disini adalah aman dari kehilangan
alatbahan akibat
pencurian atau
kelalaian pemakaipetugas, baik itu salah satu buah atau lebih, maupun
sebagai komponen alat yang mengakibatkan tidak dapat difungsikan alat tersebut.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori dapat dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi dasar dalam
penelitian ini, yaitu: 1.
Apakah luas ruang bengkel untuk mata pelajaran praktik Konstruksi Batu di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Klaten sudah
memenuhi standar untuk mendukung kinerja dan proses belajar mengajar?
2. Apakah jenis dan jumlah peralatan di ruang bengkel untuk mata pelajaran
praktik konstruksi batu di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Klaten sudah memenuhi standar untuk mendukung kinerja dan
proses pembelajaran yang optimal?
50 3.
Apakah layoutpenataan peralatan di ruang bengkel untuk mata pelajaran praktik konstruksi batu di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton SMK
Negeri 2 Klaten sudah sesuai dengan proses kerja praktik yang sistematis?
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Penelitian oleh Martanti Eka Martanti 2009 dengan judul “Kajian Besaran
Ruang dan Penataan Peralatan Ruang Bengkel Pembelajaran di SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Bangunan”. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif secara asosiatif yaitu dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain dan
dengan teknik analisis data secara kualitatif rasionalistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besaran ruang bengkel bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta belum mencapai luas standar ruang bengkel. Dimensi ruang bengkel kayu yaitu 93,6 m
2
lebih kecil dari ukuran standar 201,6 m
2
; dimensi ruang bengkel plambing yaitu 150,8 m
2
lebih kecil dari ukuran standar 158,7 m
2
; dimensi ruang bengkel batu yaitu 166,4 m
2
lebih kecil dari ukuran standar 158,7 m
2
; dimensi ruang bengkel uji bahan yaitu 109,2 m
2
lebih kecil dari ukuran standar 115,8 m
2
. Untuk penataan peralatan di ruang bengkel kayu, bengkel plambing, bengkel batu, dan
bengkel uji bahan belum memenuhi standar: alur kerja, penataan, dan
jumlah alat.
2.
Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Annisa Lailis Tiastiningrum dan Agus Santoso 2014 dengan judul “Analisis Sarana
Praktik Bengkel Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2
51 Yogyakarta”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
yakni menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Dan dengan pendekatan kuantitatif, yakni menghimpun data
menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan checklist yang
digunakan pada saat observasi dan pedoman untuk wawancara. Data sarana yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar dalam
PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan
SMKMAK dan instrumen verifikasi dari BSNP No. 1049-P2-1011 Tahun 20102011 tentang penyelenggaraan ujian praktik kejuruan. Hasil
penelitian tentang tingkat pemenuhan sarana praktik bengkel bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta tergolong kategori sangat layak 88,13;
sedangkan hasil analisis nilai praktik siswa tergolong dalam kategori sangat tinggi dengan perolehan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
85,42.
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bengkel batu beton Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Klaten yang terletak di Senden, Ngawen,
Klaten, Jawa Tengah. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan menggunakan metode deskripsi secara evaluatif. Di mana
pengertian deksriptif menurut menurut Mardalis 1989 yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang dengan
mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya ada upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan mengintrepretasikan kondisi
– kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Pengertian lain dari penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best dalam Sukardi,
2003. Menurut Sukardi 2003:157 penelitian ini juga sering disebut non eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan
memanipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generaisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal West dalam Sukardi, 2003. Di samping itu, penelitian