ANALISIS PENGARUH FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan

yang kuat dihantam ombak

dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat

untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanya sekali.

Ingatlah hanya pada Alloh apapun

dan dimanapun kita berada


(10)

(11)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

Ayah dan Mama tercinta,

yang senantiasa mencurahkan doa, cinta dan kasih sayang.

Kakak-kakak ku tersayang dan Keponakanku,

yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi.

Sahabat-sahabat terbaik,

serta


(12)

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Juli 1990, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ayah Drs. H. M. Rusli, M.M dan Mama Hj. Nawang Ningsih

Dengan rahmat Alloh SWT penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 (Teladan) Rawa Laut pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2005 dan Sekolah Menegah Atas Negeri 5 Bandar Lampung tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Lampung. Pada tahun 2011, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Kota Metro


(14)

SANWACANA

Bismillahirohmannirrohim.

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Terima kasih atas semua

bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A dan Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt. selaku pembimbing utama dan pendamping, yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan, masukan, saran, kritik, semangat serta dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(15)

4. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. selaku penguji utama. Terima kasih atas kritik dan saran yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Fitra Dharma S.E., M.Si selaku pembimbing akademik yang telah

membantu dalam perihal akademik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Terima kasih untuk semua ilmu, wawasan, serta pelajaran yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terutama jurusan Akuntansi; Pak Sobari, Mbak Sri, Mbak May, Mas Leman dan Mas Yana. Terima kasih atas semua bantuannya.

8. Ayahku Drs. H. M. Rusli, M.M dan Mamaku Hj. Nawang Ningsih tercinta yang selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, memberikan dorongan, semangat serta memberikan segala fasilitas yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

9. Kakak-kakak ku tercinta: Abang Rifya Rehmani, S.E beserta Istri Abang Mbak Merni, Kak Firda Fiandra, S.T dan keponakanku yang tercinta Kiana Askaletha Nararya yang telah memberikan semangat serta dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat baikku Santi Wahyu Widiyaningrum, Rima Pentasari, Ayu

Indreswari, Irene Gerikta, Radela Primadona, Annesya Novrika, dan Yuliana Purnama Sari. Terima kasih atas segala dukungan dan bantuan kalian. Terima kasih atas arti pertemanan selama ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Akuntansi 2008: Meipasari, Agnes, Fatimah, Rina, Dwi, Erni, Vilta, Yunita, Eren, Winda, Paulina, Alma, Siti, Kiki, Nelly, Eva,


(16)

Ncy, Emma, Endah, Icha, Mumus, Karina, Feri, Wendra, Febi, Andi, Didik, Febri, Deni, Umar. Bagi yang sedang menyusun skripsi, semangat!! Jangan ditunda-tunda ya!

12. Kakak tingkat angkatan 07 Mbak Suci, Mbak Revi, Mbak Lensi, Mbak Fitri, Mbak Lili, Mbak Riska, Mbak Indri, Kak Dorman, Kak Agung terimakasih atas semangat dan sarannya selama pembuatan skripsi ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 09 Betty, Winda, Danepo, Intan, Ayu, Ones, Lady Ayu rekan sesama menunggu dosen dan semangat untuk skripsinya.

14. Teman-Teman KKN Karangrejo 2011, Cici, Vely, Maya, Enjep, Riyan, Kiki, Nasir, Sony, Nadia, Nyoman, Nindri, Edi dan Huda terima kasih untuk 40 hari yang sangat ‘bermakna’.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga keberadaan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya ilmiah berikutnya.

Bandar Lampung,29 April 2013 Penulis,


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat menunjang perkembangan ekonomi dan keuangan dalam suatu negara. Oleh karena itu, pasar modal juga merupakan indikator kemajuan perekonomian negara tersebut. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi pemindahan dana. Bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternatif investasi yang lebih variatif sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Bagi pihak emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain untuk melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. Modal yang diperjual belikan dalam pasar modal terbagi menjadi dua yaitu, modal hutang dan modal ekuitas.

Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah-panjang yang dapat

dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok


(18)

2

hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan surat tanda utang dari emiten yang menerbitkan obligasi tersebut, yang mengakui bahwa emiten berhutang kepada pembeli atau pemilik obligasi tersebut.

Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Jadi, obligasi pada dasarnya merupakan surat hutang yang ditawarkan kepada publik.

Calon investor yang ingin berinvestasi dalam obligasi, harus memperhatikan peringkat obligasi. Peringkat obligasi memberikan informasi dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan (default).

Berdasarkan peringkatnya obligasi dibagi menjadi dua kategori yaitu investment grade dan non-investment grade atau lebih dikenal dengan junk bond. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman.

Investor dapat menggunakan jasa credit rating agency yang memberikan jasa penilaian terhadap obligasi yang beredar untuk mendapatkan informasi tentang peringkat obligasi. Pemeringkat obligasi dilakukan oleh lembaga pemeringkat obligasi yang independen. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkat skala risiko, dimana salah satunya adalah skuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu


(19)

3

obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman (Almilia dan Devi, 2007 dalam Yuliana, 2011).

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) mewajibkan setiap obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia diperingkat oleh lembaga pemeringkat. Obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat obligasi (bond rating), yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa depan (Adel, 2004 dalam Ginting 2011: 4).

Di Indonesia, lembaga pemeringkat obligasi antara lain PT. PEFINDO

(Pemeringkat Efek Indonesia), PT. Kasnic Credit Rating Indonesia dan PT. Fitch Rating Indonesia. Penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT. PEFINDO karena jumlah perusahaan yang menggunakan jasa

pemeringkat ini jauh lebih banyak dibandingkan lembaga pemeringkat lainnya. Selain itu perusahaan yang terdaftar di Indonesia sebagian besar menggunakan jasa PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan peringkat secara independen terhadap obligasi yang diterbitkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan peeringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO.

Menurut Ginting (2011: 4) beberapa literatur menyatakan pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh agen pemeringkat obligasi tidak selalu akurat. Sebagai contoh, agen pemeringkat telah kecolongan oleh penurunan Enron secara drastis. Enron mengumumkan kepailitannya pada hari Minggu di bulan Desember 2001,


(20)

4

dan hari Jumat sebelumnya obligasi Enron masih memiliki peringkat layak investasi, contoh lainnya adalah WorldCom yang menjual obligasi dengan peringkat investasi senilai $11,8 miliar, setahun kemudian WorldCom

mengajukan pailit dan seluruh pemegang obligasinya merugi lebih dari 80% atas investasi mereka.

Banyak penelitian yang sudah menguji mengenai peringkat obligasi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2008) memberikan bukti rasio leverage dan solvabilitas mampu digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi, sedangkan rasio likuiditas dan profitabilitas tidak mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi. Penelitian Raharja dan Sari (2008) mengatakan rasio leverage, likuiditas, solvabilitas, dan profitabiliitas mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi. Menurut Susilowati dan Sumarto (2010) memberikan hasil bahwa likuiditas berpengeruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa variabel likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat

obligasi. Menurut Rinaningsih (2009) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage dan ROA tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi. Menurut penelitian Yuliana (2011) memberikan hasil faktor akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan (size), leverage, profitability, activity, dan market value ratio serta faktor non akuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi.


(21)

5

Berdasarkan beragamnya hasil penelitian dan ketidakkonsistensian hasil penelitian diatas, maka hal tersebut menjadi latar belakang penulis untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap peringkat obligasi, namun ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu periode penelitian dan variabel yang digunakan. Periode penelitian ini tahun 2007-2011, sedangkan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor akuntansi dan non akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian terdiri dari profitabilitas, likuiditas dan leverage. Faktor non akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure). Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih terdapat perbedaan hasil penelitian, sehingga penulis

menggunakan variabel-variabel tersebut di dalam penelitian ini.

Sampel di dalam penelitian ini menggunakan perusahaan yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan menggunakan perusahaan yang terdaftar di BEI dikarenakan perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI merupakan perusahaan besar dan sahamnya dimiliki oleh berbagai kalangan, baik pemerintah, instansi swasta maupun masyarakat. Sehingga perusahaan tersebut harus mampu memberikan nilai lebih bagi pemegang sahamnya, yaitu dengan meningkatnya keuntungan (profit) dan rendahnya hutang (solvabilitas). PT. PEFINDO menilai tinggi rendahnya peringkat obligasi perusahaan di Indonesia. Semakin tinggi peringkat obligasi perusahaan, maka semakin rendah risiko perusahaan tersebut tidak mampu melunasi kewajibannya. Sebaliknya, semakin rendah peringkat


(22)

6

obligasi suatu perusahaan, maka semakin tinggi risiko perusahaan tersebut tidak mampu melunasi kewajibannya. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Peringkat Obligasi”.

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor akuntansi dan non akuntansi yang diproksikan dengan profitabilitas, likuiditas dan time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.2.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus pada topik yang dipilih, maka penulis memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah seluruh perusahaan yang menggunakan jasa PT. PEFINDO dalam memberikan peringkat atas obligasi yang beredar di masyarakat.

2. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011 tanpa delisting.

3. Peringkat obligasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat yang dikeluarkan PT. Pefindo pada periode akhir tahun pada 31 Desember.


(23)

7

4. Faktor Akuntansi terdiri dari profitabilitas, likuiditas, dan time interest earned yang mana masing masing faktor tersebut di proksikan dengan Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR).

5. Faktor Non Akuntansi terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan jaminan.

6. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2007-2011.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi yang mana diproksikan oleh profitabilitas, likuiditas, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini penulis mempunyai harapan akan diperolehnya manfaat sebagai berikut:

1. Bagi investor obligasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bahkan panduan untuk berinvestasi di instrumen obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI.

2. Bagi perusahaan penerbit obligasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi


(24)

8

mempengaruhi peringkat obligasi yang dijual oleh perusahaan di pasar modal.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya, dapat menjadi referensi dan memberikan landasan penelitian selanjutnya.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Teori Sinyal

Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja dan Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajemen selaku pihak interen perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lain.

Informasi sangat dibutuhkan bagi pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan. Asimetri informasi menyebabkan pihak eksternal perusahaan sangat sulit untuk membedakan antara perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan rendah. Sebelum memutuskan untuk berinvesrasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak eksternal perusahaan seperti calon investor tentu sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi perusahaan tersebut.

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar. Salah satunya berupa informasi keuangan


(26)

10

yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa informasi yang

menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain dan informasi lainnya.

2.1.2 Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu entintas dalam rangka mendapatkan dana yang dimiliki suatu jangka waktu tertentu dan menawarkan bunga sebagai pengembalian atas dana yang disetorkan. Obligasi adalah surat berharga tanda hutang dari pihak yang menerbitkannya (issuer) kepada investor sebagai pembeli yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli obligasi tersebut.

(Raharja dan Sari, 2008:215).

Obligasi dapat disebut sebagai sekuritas jangka panjang, dimana pihak yang mengeluarkan obligasi perusahaan akan membayar bunga kepada pemegang obligasi pada waktu yang ditentukan dan akan melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo.


(27)

11

Jenis Obligasi:

PT. Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) menyatakan obligasi memiliki jenis yang berbeda, jenis obligasi tersebut antara lain:

1. Dilihat dari sisi penerbit; a) Corporate Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik yang berbentuk badan usaha milik negara atau badan usaha swasta, b) Government Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, dan c) Municipal Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik.

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga; a) Zero Coupon Bond yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo, b) Coupon Bond yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya, c) Fixed Coupon Bond yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran dipasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik, d) Floating Coupon Bond yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut

berdasarkan acuan (benchmark) tertentu seperti Average Time Deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito baik dari pemerintah ataupun swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran atau opsi; a) Convertible Bond yaitu obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya, b) Exchangeable Bond


(28)

12

yaitu obligasi yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya, c) Callable Bond yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut, d) Putable Bond yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya; a) Secured Bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau pihak ketiga, dan b) Unsecured Bond yaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

2.2 Peringkat Obligasi

Dalam melakukan investasi diperlukan pertimbangan dan penilaian atas investasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu pilihan dalam melakukan investasi sebelum calon investor memutuskan akan melakukan investasi pada suatu perusahaan terlebih dahulu obligasi akan dinilai. Penilaian atas obligasi dapat dilakukan dengan peringkat obligasi. Terkadang suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada calon investor obligasi tersebut akan diperingkat terlebih dahulu oleh lembaga pemeringkat.

Menurut Amrullah (2007:12-13), dalam Marina (2011), peringkat obligasi (bond rating) atau yang biasa disebut dengan credit rating (peringkat kredit) merupakan salah satu alat ukur yang dapat menggambarkan kualitas dari obligasi yang


(29)

13

diterbitkan emiten berupa resiko dan return yang terdapat didalamnya dan sekaligus menjadi alat ukur akan kinerja dari emiten tersebut. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan obligasi bagi investor.

PT. PEFINDO merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang memberikan penilaian secara objektif, independen, terpercaya terhadap surat utang yang ditawarkan kepada masyarakat melalui peringkat risiko surat utang (Setiawan dan Shanti, 2009:77)

Tugas utama dari PT. Pefindo adalah menyediakan peringkat atas resiko kredit dengan objektif, independen dan dapat dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Peringkat obligasi (credit rating) merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi para investor.

Keamanan ini ditunujukkan dari kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman secara tepat waktu. Peringkat obligasi perusahaan (corporate bond rating) diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada investor tentang kualitas investasi yang mereka minati. Pemeringkat (rating) mencoba mengukur risiko default, yaitu keadaan dimana perusahaan atau peminjam dana tidak mampu memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi peringkat obligasi yang dimiliki perusahaan maka menunjukkan bahwa obligasi perusahaan tersebut terhindar dari risiko default.

Investor bisa menggunakan jasa bond rating agency yang memberikan penilaian terhadap obligasi yang beredar untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat


(30)

14

obligasi. Hasil dari pemeringkatan surat hutang didasarkan atas beberapa hal seperti:

1. Kemungkinan pelunasan pembayaran yaitu kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan perjanjian.

2. Struktur, karakteristik serta berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.

3. Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum lainnya yang mempengaruhi hak kreditur.

Ada enam fungsi pemeringkat utang menurut Foster (1986:501) dalam Raharja dan Sari (2008: 215) yaitu :

1. Sumber informasi superior atas kemampuan perusahaan, municipal atau pemerintah untuk membayar hutang dan bunga pinjaman. Superior dapat muncul dari kemampuan yang lebih besar untuk menganalisis informasi publik atau akses informasi konfidental.

2. Sumber informasi kredit berbiaya rendah antar perusahaan, municipal dan pemerintah.

3. Sumber asuransi legal bagi investment trustee. Dengan membatasi investasi terhadap sekuritas hutang hanya dalam kategori highest-rates (BBB), trustee dapat mengurangi pengungkapan kepada legal atas klaim karena kesalahan manajemen lainnya.

4. Sumber sertifikasi keuangan tambahan dan refresentasi manajemen lainnya. Jika perusahaan pemeringkat hutang menetapkan pemeringkatan, maka reputasi menjadi resikonya. Perusahaan yang diperingkat mempunyai dorongan untuk


(31)

15

mengikuti perusahaan yang memeringkat sekuritas hutangnya sesuai dengan kelengkapan dan ketepatan waktu dari laporan keuangan dan data lain yang digunakan sebagai dasar untuk memeringkat. Dalam konteks ini, perusahaan pemeringkat berjasa sebagai sertifikat informasi yang diberikan oleh pihak yang diperingkat sekuritas hutangnya.

5. Memonitor tindakan manajemen yaitu muncul karena adanya konflik antara pihak manajemen dengan pihak lain.

6. Memfasilitasi kebijakan publik yang membatasi investasi spekulatif oleh institusi, seperti bank, perusahaan asuransi dan pensiun. Implemntasi kebijakan publik ini digunakan untuk memeringkat hutang sehingga mampu membedakan investasi spekulasi atau tidak.

Tabel dibawah ini merupakan peringkat obligasi dimana bond ratings menurut PEFINDO.

Definisi Peringkat Obligasi PT. PEFINDO

SIMBOL KETERANGAN

AAA Sekuritas utang dengan peringkat id AAA merupakan sekuritas utang dengan peringkat tertinggi dari PEFINDO yang didukung oleh

kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

AA Sekuritas utang dengan peringkat id AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya.

A Sekuritas utang dengan peringkat id A merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun cukup peka terhadap

perubahan yang merugi.

BBB Sekuritas utang dengan peringkat id BBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang


(32)

16

diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang merugikan.

BB Sekuritas utang dengan peringkat id BB menunjukkan ukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

B Sekuritas utang dengan peringkat id B menunjukkan parameter keuangan perusahaan yang relatif lemah dibanding obligor Indonesia liannya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

CCC Sekuritas utang dengan peringkat id CCC menunjukkan sekuritas utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan bisnis dan keuangan.

SD Sekuritas utang dengan peringkat id SD merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang gagal membayar satu atau lebih kewajiban finansialnya yang jatuh tempo tetapi terus berusaha memenuhi kewajiban lainnya secara tepat waktu.

D Sekuritas utang dengan peringkat id D merupakan peringkat hutang yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.

Sumber : www.pefindo.com

Catatan : Hasil peringkat dari id AA sampai id B dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau

relatif kemampuannya dalam suatu kategori peringkat.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian utang dan risiko default obligasi. Risiko tersebut berupa ketidakmampuan emiten dalam membayar dan melunasi kewajiban selama umur obligasi.

Menurut Raharja dan Sari (2008: 2217) analisis pemeringkatan efek dilakukan berdasarkan:

1. Laporan keuangan tiga sampai lima tahun sebelumnya. 2. Analisis sektoral dan industri


(33)

17

3. Proyeksi keuangan

4. Perkiraan kinerja dimasa yang akan datang oleh manajemen emiten.

Sedangkan menurut PT. Pefindo metodelogi penilaian peringkat obligasi dibedakan menjadi empat sektor umum yaitu sektor korporasi (non-financial), sektor lembaga keuangan, sektor kik-EBA, dan sektor reksa dana

(www.pefindo.com). Penilaian peringkat untuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pada sektor yang berbeda menggunakan metode yang berbeda pula. Metodelogi penilaian sektor korporasi (non-financial) dibagi menjadi dua yaitu:

1. Penilaian resiko industri, yaitu meliputi:

 Pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability), yang terkait dengan kondisi permintaan dan penawaran, prospek, peluang pasar,

tahapan industri (awal, pengembangan, matang, atau penurunan), dan jenis produk.

 Penghasilan & struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures), yang mencakup pemeriksaan komposisi aliran pendapatan, kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan/para pengguna akhir), tenaga kerja & bahan baku, struktur biaya dan komposisi, komposisi biaya tetap vs biaya variabel, dan pengadaan bahan baku industri.

 Hambatan masuk dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition within the industry), yang mencakup penilaian terhadap karakteristik industri (padat modal, padat karya, terfragmentasi, menyebar, diatur ketat, dan sebagainya) untuk menentukan tingkat kesulitan masuk


(34)

18

bagi para pemain baru. Penilaian juga mencakup analisis jumlah pemain dalam industri, pesaing terdekat, potensi perang harga, dan lain-lain untuk mengetahui tingkat kompetisi yang ada dan yang akan datang.

 Peraturan dan de-regulasi industri (regulation and de-regulation),

pembatasan jumlah pemain, lisensi, kebijakan pajak (ekspor, impor, kuota, tarif, bea, cukai, dll), kebijakan harga pemerintah (peraturan pemerintah Indonesia mengatur harga di beberapa sektor seperti listrik, jalan tol, dan telepon) dan persyaratan lingkungan (khususnya untuk sektor

pertambangan) dan lain-lain.

 Profil Keuangan (financial profile) industri umumnya dikaji dengan analisis beberapa tolak ukur keuangan yang diambil dari beberapa perusahaan besar dalam industri yang sebagian besar dapat mewakili industri masing-masing. Analisis Kinerja Keuangan Industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas.

2. Penilaian resiko keuangan untuk peringkat korporasi meliputi:

 Kebijakan keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen, strategi dan kebijakan atas risiko keuangan (historis, sekarang dan proyeksi ke depan). Selain itu, pemeriksaan atas target keuangan manajemen (pertumbuhan, leverage, struktur utang, kebijakan dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai (hedging), dan

kebijakan-kebijakan lain dalam upaya mengurangi risiko keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat


(35)

19

komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajiban secara tepat waktu.

 Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup pemeriksaan terhadap leverage perusahaan di masa lalu, saat ini dan proyeksi

kedepannya (total utang dan nilai bersih utang dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan komposisinya. Cara pengelolaan kewajiban juga dikaji secara mendalam.

 Perlindungan Arus Kas (Cash Flow Protection). Analisis meliputi kajian menyeluruh dari arus kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat

kemampuan membayar hutang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek juga dikaji secara mendalam.  Fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi

gabungan semua ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan keuangan perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi, klausula-klausula yang membatasi dalam perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang tercakup adalah evaluasi pilihan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak terduga (contingency plan) dan kemampuan serta


(36)

20

Dukungan pemegang saham dan komitmennya juga sangat dipertimbangkan.

Metodologi Pemeringkatan Pefindo untuk lembaga keuangan (Perbankan, Multifinance, Sekuritas & Asuransi) mencakup penilaian atas tiga risiko utama, yaitu risiko industri, risiko bisnis dan risiko finansial.

Penilaian risiko pada masing-masing jenis industri adalah sama, berdasarkan analisa mendalam lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri &

stabilitas (Growth & Stability), struktur pendapatan & struktur biaya (Revenue & Cost Structure), tingkat persaingan dalam industri (competition), regulasi

(regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile).

Penilaian risiko pada masing-masing profil keuangan perusahaan juga sama, berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas (profitability), struktur

permodalan (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility).

Adapun faktor-faktor yang digunakan pada penelitian ini yang mana dapat mempengaruhi peringkat obligasi adalah:


(37)

21

2.3.1 Faktor Akuntansi terdiri dari:

Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000) dalam Susilowati dan Sumarto (2010) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA).

Keuntungan yang diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik.

Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern dan pelunasan kewajiban. Menurut Sejati (2010) menyatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. Hal itu dikarenakan laba perusahaan dapat digunakan untuk melunasi kewajiban

perusahaan termasuk obligasi. Dengan demikian tingkat profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukur risiko default perusahaan.

Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas biasa dilakukan dengan pengukuran Current ratio dan Quick ratio. Menurut Arifin (2005 dalam Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang


(38)

22

dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung

berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Oleh karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh pada peringkat obligasi yang baik.

Time Interest Earned

Time interest earned didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga tersebut. Rasio ini berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hingga dapat menghindari kebangkrutan. Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tanpa kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka obligasi perusahaan tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment grade.

2.3.2 Faktor non akuntansi terdiri dari

Faktor non akuntansi yang turut dipertimbangkan adalah kepemillikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure).

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya


(39)

23

kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham (Faisal, 2005 dalam Prasetiyo 2010). Kepemilikan saham manajerial akan

membantu dalam penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian dari pengambilan keputusan yang tidak tepat. Kepemilikan manajerial menunjukkan manajer akan berkedudukan ganda tidak hanya sebagai manajer tetapi juga sebagai pemegang saham.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Menurut Gideon (2005) dalam Prasetiyo (2010) persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tarjo (2002) dalam Prasetiyo (2010) mengemukakan bahwa kepemilikan institusional yang dilandasi praktik good corporate governance berarti adanya jaminan bagi investor atas investasi yang telah ditanamkan, adanya jaminan keamanan berarti mengurangi risiko.

Kepemilikan saham institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang

memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 50%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan saham institusional maka semakin efisien


(40)

24

institusional bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.

Jaminan (secure)

Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalamYuliana (2011) menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan lain yaitu dengan menjaminkan asset yang dimiliki perusahaan untuk obligasi berarti perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menunjukkan hasil yang berbeda. Almilia & Devi (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel

profitabilitas, likuiditas, firm size, growth, jaminan, umur obligasi, dan reputasi auditor. Sampel yang diambil sebanyak 119 perusahaan manufaktur tahun 2001-2005. Dengan menggunakan regresi logit didapatkan hasil penelitian bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio likuiditas (CR).


(41)

25

Purwaningsih (2008) melakukan penelitian mengenai rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Rasio keuangan yang digunakan adalah leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan produktivitas. Hasil penelitian didapatkan bahwa rasio leverage, solvabilitas dan produkdivitas yang dapat digunakan dalam memprediksi pringkat obligasi, sedangkan likuiditas dan profitabilitas tidak mampu digunakan sebagai prediksi pringkat obligasi.

Raharja & Sari (2008) meneliti variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan produktivitas. Sampel yang diambil adalah perusahaan

manufaktur tahun 2004-2005. Metode analisis yang dipakai analisis diskriminan dan regresi logistik. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat empat variabel rasio keuangan yang dapat membentuk model prediksi yaitu leverage, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dengan memiliki keakuratan 96,2%, artinya model dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi peringkat obligasi.

Rinaningsih (2009) memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial, leverage, dan size perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sedangkan kepemilikan institusional dan

profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Susilowati dan Sumarto (2010) menguji variabel profitabilitas, likuiditas, size dan umur obligasi untuk mendapatkan hasil tentang faktor yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan


(42)

26

manufaktur 2002-2006. Hasil penelitian tersebut adalah hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

Sejati (2010) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan variabel independen auditor, likuiditas, growth, ROA, dan size. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur pada periode 2003-2008. Pengukuran auditor dilakukan dengan variabel dummy, yaitu kategori 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh big 4 dan kategori 0 untuk perusahaan yang diaudit selain big 4. Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya growth yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Yuliana (2011) memberikan bukti bahwa faktor akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, frofitability, activity, dan market value ratio serta faktor non akuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta reputasi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan Yuliana menggunakan periode dua tahun yaitu tahun 2009-2010.


(43)

27

2.5 Model Penelitian

Model penelitian ini disusun berdasrkan variabel-variabel penelitian, yaitu:

(+) (+)

2.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Rasio Profitabilitas dengan Peringkat Obligasi

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba rugi modal sendiri. Profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

Peringkat Oblligasi Profitabilitas Likuiditas Time Interest Earned Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Jaminan (Secure) (+) (+) (+) (+)


(44)

28

2.6.2 Rasio Likuiditas dengan Peringkat Obligasi

Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat rasio likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi posisi likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas dapat menjadi faktor penting dalam peringkat obligasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susilowati dan Sumarto (2010) menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

2.6.3 Time Interest Earned dengan Peringkat Obligasi

Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tanpa kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka obligasi perusahaan tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment grade.

H3: Time interest earned berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

2.6.4 Kepemilikan Manajerial dengan Peringkat Obligasi

Kepemilikan manajerial merupakan saham yang diberikan pihak perusahaan kepada manajer, tujuan pemberian saham ini agar pihak manajemen dapat menanggung apabila perusahaan mengalami kebangkrutan dan dapat menikmati hasil apabila perusahaan mendapatkan profit. Suranta dan Machfoedz (2003) dalam blog Ericklatumeten (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih


(45)

29

tinggi ketika direktur memiliki bagian saham yang lebih besar. Dengan adanya kepemilikan manajerial nilai perusahaan akan baik dan peringkat perusahaan akan tinggi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap peringkat

obligasi.

2.6.5 Kepemilikan Institusional dengan Peringkat Obligasi

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Dengan adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen atau segera melakukan tindakan perbaikan manajemen yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat surat hutang tinggi (Rinaningsih, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H5: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap peringkat

obligasi.

2.6.6 Jaminan (secure) dengan Peringkat Obligasi

Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalam Yuliana (2011) menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila dijamin dengan aset yang bernilai tinggi maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan menjaminkan aset yang dimiliki perusahaan untuk obligasi agar perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima perusahaan. Membuktikan


(46)

30

bahwa perusahaan dapat memenuhi bunga periodik dan dapat melunasi pokok pinjaman dengan baik melalui aset yang dijaminkan tersebut. Sehingga obligasi dikategorikan aman untuk diinvestasikan dan dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo pada periode 2007 – 2011. Data diperoleh dari website Indonesian Stock

Exchange (www.idx.co.id), PT. Pemeringkat Efek Indonesia (www.pefindo.com), dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen atau literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data dapat diperoleh dari media cetak dan elektronik.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:


(48)

32

1. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.

2. Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO)

3. Peringkat obligasi yang digunakan adalah peringkat obligasi yang di keluarkan PT. Pefindo pada 31 Desember.

4. Perusahaan go public yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun 2007 – 2011.

5. Perusahaan go public yang tidak mengalami delisting pada periode tahun 2007 – 2011.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan titik fokus sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan enam variabel

independen.

3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Peringkat Obligasi

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia). Peringkat obligasi merupakan pendapat mengenai kelayakan dari obligor mengenai sekuritas utang tertentu. Dari peringkat obligasi tersebut diharapkan dapat memberikan pentunjuk dan masukan bagi calon investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati.


(49)

33

Dalam mengumumkan peringkat obligasi yang di keluarkan Pefindo dapat dilakukan setiap bulan. Dalam penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan PT. Pefindo di akhir tahun yaitu pada 31 Desember.

Penggunaan peringkat pada 31 Desember adalah karena pada saat tersebut merupakan periode akhir tahun yang mana dapat terlihat perusahaan yang masih di peringkat dan keluar dari pemeringkatan Pefindo selama tahun tersebut. Sehingga dapat membantu penulis dalam pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Peringkat obligasi akan dibagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan

penelitian yang dilakukan Styaningrum (2005). Menurut Styaningrum peringkat obligasi akan dibagi menjadi tujuh klasifikasi dimana peringkat akan diberi angka satu sampai dengan tujuh. Peringkat obligasi dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu speculative yaitu obligasi yang mempunyai peringkat 1-3 yang relatif lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dengan resiko gagal bayar (default risk) yang cukup besar, dan kategori investment yaitu obligasi yang mempunyai peringkat 4-7 yang relatif tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian dan risiko gagal bayar (default risk) relatif kecil. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(50)

34

Tabel 3.1

Peringkat Obligasi Pefindo

Peringkat Pefindo Peringkat Kategori

AAA 8 Investment

AA 7 Investment

A 6 Investment

BBB 5 Investment

BB 4 Speculative

B 3 Speculative

CCC 2 Speculative

SD 1 Speculative

D 0 Speculative

Sumber: www.pefindo.com

3.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:

1. Rasio Profitabilitas (X1)

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko tidak mampu membayar (default) semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas diproksikan dengan Return on Asset (ROA) yang mana dirumuskan sebagai berikut:

2. Rasio Likuiditas (X2)

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang jangka pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik


(51)

35

peringkat perusahaan tersebut. Rasio likuiditas ini diproksikan dengan Current Ratio (CR) yang mana dirumuskan sebagai berikut:

3. Rasio Time Interest Earned (X3)

Rasio Time interest earned adalah rasio untuk mengukur seberapa besar

perusahaan mampu memenuhi kewajiban atas pembayaran beban bunga. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Time Interest Earned (TIE) yang dirumuskan sebagai berikut:

4. Kepemilikan Manajerial (X4)

Jumlah kepemilikan manajerial sebagian besar kurang dari 1%, sehingga variasi jumlah kepemilikan manjerial tidak banyak, sehingga variabel ini menggunakan dummy, yaitu 1 jika terdapat kepemilikan manjerial, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan manjerial.

5. Kepemilikan Institusional (X5)

Kepemilikan institusi merupakan besarnya saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan total saham beredar. Pengukuran kepemilikan institusinal didasarkan pada penelitian yang dilakukan Rinaningsih (2009), dimana saham yang dimiliki oleh investor institusional dirumuskan sebagai berikut:


(52)

36

6. Jaminan (Secure)

Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy. Dimana 1 menunjukkan obligasi dengan jaminan dan 0 untuk obligasi tanpa jaminan.

3.5 Alat Analisis

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi untuk

menggambarkan variabel return on assets, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure).

3.5.2 Regresi Logistik Ordinal

Pada penelitian ini pengujian model dan hipotesis dilakukan dengan

menggunakan regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression). Model ini digunakan ketika akan menguji apakah probabilitas terjadinya variabel dependen berbentuk non metrik/kategorikal dapat diprediksi dengan variabel

independennya, dimana variabel independennya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non metrik/kategorikal. Selain itu model ini digunakan karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel kualitatif yang mempunyai urutan (ordered), sehingga tidak dapat digunakan model probabilitas linear seperti


(53)

37

multinominal logit (Yamin, 2009:119). Teknik analisis ini tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:261).

3.5.3 Menilai Model Fit

Statistik yang dilakukan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data

(Ghozali, 2006: 268). Penurunan nilai Log Likelhood menunjukkan model regresi yang semakin baik.

3.5.4 Koefisien Determinasi

Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengukuran variabel indpenden (prediktor) terhadap perubahan variabel

dependen. Dari pengukuran koefisien determinasi akan diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Nilai yang mendekati satu artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen.

3.5.5 Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari


(54)

38

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (signifikansi).

Dalam mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % atau signifikasi 5% (α = 0.05).

b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value.

- Jika nilai signifikansi < 0,05 Ha Diterima - Jika nilai signifikansi > 0,05 Ha Ditolak

Penelitian ini menguji pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap peringkat obligasi. Secara matematis model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

RATING = Menunjukkan peringkat obligasi perusahaan yang diterbitkan oleh PT. Pefindo

ROA = Return On Asset CR = Current Ratio

TIE = Time Interest Earned

KM = Kepemilikan Manjarial (variabel dummy kategori 1 terdapat kepemilikan manjerial, dan 0 tidak terdapat kepemilikan manjerial) KI = Kepemilikan Institusional


(55)

39

Secure = Jaminan (variabel dummy dengan kategori 1 obligasi dijamin, dan 0 obligasi tidak dijamin)

b0...6 = Koefisien Regresi e = error


(56)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap peringkat obligasi. Faktor akuntansi terdiri dari rasio profitabilias yang di proksikan dengan return on assets, rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio dan time interest earned. Sedangkan untuk faktor non akuntansi terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dan jaminan.

Penelitian ini menggunakan sampel obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public yang listing di BEI dan obligasinya diperingkat oleh PT. Pefindo selama periode 2007 sampai dengan 2011.

Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan hasil pengujian seluruh hipotesis:

1. Variabel profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA) yaitu dengan membagi laba bersih dengan total aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik H1 terdukung. Hal ini berarti tinggi rendahnya peringkat obligasi dipengaruhi oleh profitabilitas. Semakin tinggi ROA maka akan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko


(57)

55

ketidakmampuan membayar obligasi perusahaan. Sehingga, peringkat yang diterima perusahaan tersebut semakin baik.

2. Variabel likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR) yaitu dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik H2 tidak terdukung. Current ratio diukur dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar ini mengukur suatu kondisi yang statis yang mana rasio ini tidak mencerminkan usaha yang berkesinambungan. Oleh karena itu tinggi rendah current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

3. Pengujian terhadap variabel time interest earned menunjukkan bahwa secara statistik tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik H3 tidak terdukung. Namun, hasil pengolahan data menunjukkan pengaruh time interest earned terhadap peringkat obligasi sesuai dengan arah yang ditetapkan pada hipotesis, yang mana time interest earned menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil risiko perusahaan tersebut mengalami default dan peringkat obligasi yang yang diterima perusahaan tersebut akan tinggi.

4. Ada atau tidaknya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Kepemilikan manajerial memiliki arah hubungan yang negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan secara statistik H4 tidak terdukung. Dari penelitian


(58)

56

signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan karena persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajerial relatif sedikit. Dari data diperoleh rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 24%. Belum banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel) memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan.

5. Pengujian variabel kepemilikan institusional memberikan hasil yang positif dan signifikan. Secara statistik H5 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa proporsi kepemilikan saham oleh institusional mempengaruhi probablitias peringkat obligasi. Ini mengindikasikan bahwa adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen dan dapat melakukan tindakan perbaikan manajemen. Dengan adanya kepemilikan institusional dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat obligasi menjadi tinggi.

6. Secara statistik, Jaminan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada atau tidaknya jaminan atas obligasi mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik H6 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa kenaikan jaminan mempengaruhi probabilitas kenaikan peringkat obligasi perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa obligasi yang dijamin dengan aset khusus maupun obligasi yang tidak dijamin dengan aset khusus


(59)

57

5.2Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dihadapi antara lain penelitian ini hanya menggunakan data laporan keuangan auditan akhir tahun dimana lembaga

pemeringkat obligasi menggunakan laporan keuangan terbaru seperti laporan keuangan triwulan sebagi dasar penilaian peringkat obligasi. Variabel keuangan yang digunakan hanya tiga variabel keuangan saja yaitu profitabilitas, likuiditas, dan time interest earned. Sedangkan untuk faktor non akuntansi menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi peringkat obligasi.

5.3Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di tas, maka penulis dapat memberikan saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan

menggunkan variabel lain atau menambah variabel lain sebagai variabel independen. Mengingat masih terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi

2. Penelitian selanjutnya hendaknya mengunakan data peringkat obligasi dari agen pemeringkat lain selain PT. Pefindo sehingga variasi data peringkat obligasi yang diperoleh lebih banyak.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Padang: Seminar Nasional Manajemen SMART.

Bursa Efek Indonesia. “Mengenal Obligasi”.

www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisBond/tabid/89/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx

Endri. 2011. “Corporate Governance terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di Indonesia”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 2 Mei 2011, hlm. 178-190

Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa. 2012. “Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”. Bajnarmasin: Simposium Nasional Akuntansi XV.

Foster, George. 1986. “Financial Statement Analysis”. New Jersy: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Ghozali, Imam. 2006. “Analisis Multivariate Lanjutan dan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Ginting, Markoni Hartanta. 2011. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Latumeten, Erick. 2010. “Pengertian Kepemilikan”. www.ericklatumeten.wordpress.com

Magreta dan Popy Nurmayanti. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol 11, No 3, Desember 2009, Hlm. 143-154.

Marina. 2011. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Industri Keuanganyang diperingkat oleh PT. PEFINDO)”. Skripsi. Universitas Lampung.


(61)

Nurmayanti, Poppy dan Eka Setiawati. 2012. “Bond Rating dan Pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan”. Pekbis Jurnal, Vol 4, No. 2, Juli 2012: 95-106

Prasetiyo, Adhi. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi. Universitas Diponogoro.

Purwaningsih, Anna. 2008. “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”. KINERJA. Volume 12, No.1, Hlm 85-99. Raharja dan Sari, Maylia Pramono. 2008. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi (PT KASNIC Credit Rating). Jurnal Maksi, Vol 8 No.2

Rinaningsih. 2009. “Pengaruh Praktek Corporate Governance Terhadap Resiko Kredit, Yield Surat Hutang (Obligasi)”. Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi XI.

Sari, Maylia Pramono. 2009. “Pemeringkatan Obligasi: Riset Gap Faktor Penentu Rating Obligasi”. Fokus Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Sejati, Grace Putri. 2010. “ Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.

Setiawan, Edi Budiono dan Shanti. 2009. “Reaksi Pasar Saham Terhadap

Pengumuman Perubahan Peringkat Obligasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Modus, Volume 21 Nomor 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Styaningrum, Dyah. 2005.”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Susilowati, Lucky dan Sumarto. 2010. “Memprediksi Tingkat Obligasi

Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI”. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. “ SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS”. Jakarta: Salemba Infotek. Yuliana, Rika dan Agus Budiatmanto. 2011. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Aceh: Simposium Nasional Akuntansi XIV.


(62)

_______. 2008. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung”. Bandar Lampung: Universitas Lampung


(1)

55

ketidakmampuan membayar obligasi perusahaan. Sehingga, peringkat yang diterima perusahaan tersebut semakin baik.

2. Variabel likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR) yaitu dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik H2 tidak terdukung. Current ratio diukur dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar ini mengukur suatu kondisi yang statis yang mana rasio ini tidak mencerminkan usaha yang berkesinambungan. Oleh karena itu tinggi rendah current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

3. Pengujian terhadap variabel time interest earned menunjukkan bahwa secara statistik tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik H3 tidak terdukung. Namun, hasil pengolahan data menunjukkan pengaruh time interest earned terhadap peringkat obligasi sesuai dengan arah yang ditetapkan pada hipotesis, yang mana time interest earned menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil risiko perusahaan tersebut mengalami default dan peringkat obligasi yang yang diterima perusahaan tersebut akan tinggi.

4. Ada atau tidaknya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Kepemilikan manajerial memiliki arah hubungan yang negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan secara statistik H4 tidak terdukung. Dari penelitian


(2)

56

signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan karena persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajerial relatif sedikit. Dari data diperoleh rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 24%. Belum banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel) memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan.

5. Pengujian variabel kepemilikan institusional memberikan hasil yang positif dan signifikan. Secara statistik H5 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa proporsi kepemilikan saham oleh institusional mempengaruhi probablitias peringkat obligasi. Ini mengindikasikan bahwa adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen dan dapat melakukan tindakan perbaikan manajemen. Dengan adanya kepemilikan institusional dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat obligasi menjadi tinggi.

6. Secara statistik, Jaminan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada atau tidaknya jaminan atas obligasi mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik H6 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa kenaikan jaminan mempengaruhi probabilitas kenaikan peringkat obligasi perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa obligasi yang dijamin dengan aset khusus maupun obligasi yang tidak dijamin dengan aset khusus


(3)

57

5.2Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dihadapi antara lain penelitian ini hanya menggunakan data laporan keuangan auditan akhir tahun dimana lembaga

pemeringkat obligasi menggunakan laporan keuangan terbaru seperti laporan keuangan triwulan sebagi dasar penilaian peringkat obligasi. Variabel keuangan yang digunakan hanya tiga variabel keuangan saja yaitu profitabilitas, likuiditas, dan time interest earned. Sedangkan untuk faktor non akuntansi menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi peringkat obligasi.

5.3Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di tas, maka penulis dapat memberikan saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan

menggunkan variabel lain atau menambah variabel lain sebagai variabel independen. Mengingat masih terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi

2. Penelitian selanjutnya hendaknya mengunakan data peringkat obligasi dari agen pemeringkat lain selain PT. Pefindo sehingga variasi data peringkat obligasi yang diperoleh lebih banyak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Padang: Seminar Nasional Manajemen SMART.

Bursa Efek Indonesia. “Mengenal Obligasi”.

www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisBond/tabid/89/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx

Endri. 2011. “Corporate Governance terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di Indonesia”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 2 Mei 2011, hlm. 178-190

Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa. 2012. “Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”. Bajnarmasin: Simposium Nasional Akuntansi XV.

Foster, George. 1986. “Financial Statement Analysis”. New Jersy: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Ghozali, Imam. 2006. “Analisis Multivariate Lanjutan dan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Ginting, Markoni Hartanta. 2011. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Latumeten, Erick. 2010. “Pengertian Kepemilikan”. www.ericklatumeten.wordpress.com

Magreta dan Popy Nurmayanti. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol 11, No 3, Desember 2009, Hlm. 143-154.

Marina. 2011. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Industri Keuanganyang diperingkat oleh PT. PEFINDO)”. Skripsi. Universitas Lampung.


(5)

Nurmayanti, Poppy dan Eka Setiawati. 2012. “Bond Rating dan Pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan”. Pekbis Jurnal, Vol 4, No. 2, Juli 2012: 95-106

Prasetiyo, Adhi. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi. Universitas Diponogoro.

Purwaningsih, Anna. 2008. “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”. KINERJA. Volume 12, No.1, Hlm 85-99. Raharja dan Sari, Maylia Pramono. 2008. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi (PT KASNIC Credit Rating). Jurnal Maksi, Vol 8 No.2

Rinaningsih. 2009. “Pengaruh Praktek Corporate Governance Terhadap Resiko

Kredit, Yield Surat Hutang (Obligasi)”. Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi XI.

Sari, Maylia Pramono. 2009. “Pemeringkatan Obligasi: Riset Gap Faktor Penentu Rating Obligasi”. Fokus Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Sejati, Grace Putri. 2010. “ Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.

Setiawan, Edi Budiono dan Shanti. 2009. “Reaksi Pasar Saham Terhadap

Pengumuman Perubahan Peringkat Obligasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Modus, Volume 21 Nomor 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Styaningrum, Dyah. 2005.”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Susilowati, Lucky dan Sumarto. 2010. “Memprediksi Tingkat Obligasi

Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI”. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. “ SPSS Complete Teknik Analisis

Statistik Terlengkap dengan Software SPSS”. Jakarta: Salemba Infotek. Yuliana, Rika dan Agus Budiatmanto. 2011. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Aceh: Simposium Nasional Akuntansi XIV.


(6)

_______. 2008. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung”. Bandar Lampung: Universitas Lampung