Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi

(1)

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT

OBLIGASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rachmat Dwi Winardi NIM : 109082000093

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT

OBLIGASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rachmat Dwi Winardi NIM : 109082000093

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 19 Juni 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Rachmat Dwi Winardi

2. NIM : 109082000093

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul skripsi : Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rachmat Dwi Winardi

No. Induk Mahasiswa : 109082000093

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

1. Nama : Rachmat Dwi Winardi

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 September 1991

4. Agama : Islam

5. Alamat : Pd. Maharta blok C7 No.17-18, Pd. Kacang Timur, Pd. Aren, Tangerang Selatan

6. Telepon : 085697497074

7. E-mail : dwi_winardi@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Al Mubarak Tahun 1997-2003

2. SLTP Al Hasanah Tahun 2003-2006

3. SMAN 3 Tangerang Tahun 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013 III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Peserta seminar dan training “Empowering Nations in Achieving IFRS Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral Resource, and Financial Instrument”, Universitas Indonesia.

2. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market Student Studies International Conference, Seminar and Training”, Universitas Indonesia.

3. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas Indonesia.

4. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia.

5. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2. Lembaga Dakwah Kampus Tahun 2010


(7)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Sunerdi

Ibu : Wawah Wastinah


(8)

viii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACCOUNTING AND NON-ACCOUNTING FACTORS ON BOND RATING PREDICTION

This study is examine the influence of accounting and non-accounting factors to bond ratings prediction. Accounting factors in this study are size, leverage and profitability. Non-accounting factors are secure, maturity and auditor reputation.

The sample in this study were 144 bonds. They were issued by financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2010-2012 periods. They were rated by PT Pefindo. This study uses a model of ordinal regression analysis to examine the influence of accounting and non-accounting factors to bond ratings prediction.

The result of this study indicates that the size has a positive significant affect to bond rating prediction. While NPM and auditor reputation have a negative significant affect to bond rating prediction. This study fails to prove that leverage, ROA, secure and maturity significantly affecting to bond ratings prediction. Keywords: bond ratings, accounting factor, non-accounting factor


(9)

ABSTRAK

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Faktor non akuntansi terdiri dari jaminan obligasi, umur obligasi dan reputasi auditor.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 144 obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dan diperingkat oleh PT PEFINDO. Penelitian ini menggunakan model analisis ordinal regression untuk menguji pengaruh dari faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi sedangkan Net Profit Margin (NPM) dan reputasi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa leverage, Return on Asset (ROA), jaminan obligasi dan umur obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda E.Sunerdy dan Ibunda Wawah Wastinah tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan pengorbanan yang begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis.

2. Kakakku Teh Selis dan A’ Ashbah, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, serta keponakanku Arsyila Nada Fathiyya yang selalu menghibur dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Syarif Hidayatullah yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Dr. Rini, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(11)

7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat dan teman penulis, Putri, Ade dan Al Ghazali yang memberikan dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Hamdan, Dhika, Adi, Silvia, Puspo dan Nisa. Sukses untuk kita semua.

11. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis. Semoga hubungan persahabatan kita semua akan terus berjalan.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, support, dan kenangan lainnya.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Meskipun demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya.

Jakarta, 5 Mei 2013


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Lembar Pengesahan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre ...iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...v

Daftar Riwayat Hidup ...vi

Abstract ...viii

Abstrak ...ix

Kata Pengantar ...x

Daftar Isi ...xii

Daftar Tabel ...xv

Daftar Gambar ...xvi

Daftar Lampiran ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...10

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

A. Teori Sinyal ...13

B. Obligasi ...14

1. Pengertian Obligasi ...14

2. Karakteristik Obligasi ...15

3. Jenis-Jenis Obligasi ...17

4. Risiko Investasi Obligasi ...21

C. Peringkat Obligasi ...23

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi ...29

1. Rasio Keuangan ...29

2. Ukuran Perusahaan ...32


(13)

4. Umur Obligasi ...33

5. Reputasi Auditor ...33

E. Penelitian Sebelumnya ...35

F. Kerangka Berpikir ...39

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis...41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...44

A. Ruang Lingkup Penelitian ...44

B. Metode Penentuan Sampel ...44

C. Metode Pengambilan Data ...45

D. Metode Analisis Data ...46

1. Statistik Deskriptif ...46

2. Menguji Model Fitting Information ...47

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ...47

4. Pseudo R-Square ...48

5. Uji Parallel Lines ...48

6. Pengujian Hipotesis ...49

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...50

1. Variabel Dependen ...50

2. Variabel Independen ...51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...55

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...55

1. PT PEFINDO ...55

2. Deskripsi Objek Penelitian ...56

B. Analisis Data ...57

1. Statistik Deskriptif ...57

2. Pengujian Model Fitting Information ...61

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ...62

4. Pseudo R-Square ...63

5. Uji Parallel Lines ...64


(14)

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...76

A. Kesimpulan ...76

B. Implikasi ...77

C. Saran ...78


(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri ...4

2.1 Definisi Peringkat ...26

2.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ...37

3.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi ...50

3.2 Tabel Operasional Penelitian ...53

4.1 Proses Pemilihan Sampel ...56

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ...57

4.3 Statistik Deskriptif ...58

4.4 Model Fitting Information ...62

4.5 Goodness of Fit ...62

4.6 Pseudo R-Square ...63

4.7 Test of Parallel Lines ...64


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman 1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi ...3 2.1 Kerangka Pemikiran ...40


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Sampel Obligasi dan peringkatnya ...84 2. Data Perusahaan Sampel Penelitian...88 3. Hasil pengujian regresi ordinal ...89


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks menyebabkan perusahaan semakin membutuhkan modal atau dana. Modal atau dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan agar dapat terus bersaing dalam industri. Berdasarkan jenis sumbernya, dana atau modal dapat diperoleh dari lingkungan internal perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada lingkungan internal perusahaan dapat menggunakan laba ditahan yang merupakan hasil operasional periode sebelumnya, sedangkan pada lingkungan eksternal perusahaan dapat memperoleh dana melalui pasar modal (Semmler dan Mateane, 2012:1).

Sebuah perusahaan dapat menerbitkan instrumen keuangan di pasar modal dalam upaya memperoleh dana. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi dari pasar modal, yakni memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang surplus kepada pihak yang membutuhkan dana tersebut (Utami, 2010:18). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal salah satunya adalah obligasi.


(19)

Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Rika dkk., 2011:2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan dan menimbulkan kewajiban bagi penerbitnya untuk membayar pokok hutang dan bunga kepada pemegang obligasi yang jumlah dan waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Penerbitan obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi perusahaan (emiten) dan dari sisi investor.

Ditinjau dari sisi emiten, obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain seperti bank. Ditinjau dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan (Susilowati dan Sumarto, 2010:1).

Dengan adanya keunggulan dari penerbitan obligasi, baik dari sisi emiten maupun sisi investor, maka saat ini perkembangan obligasi di Indonesia menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai kapitalisasi pasar obligasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan


(20)

3 obligasi memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh di masa mendatang. Nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi yang beredar di pasar modal per Desember 2010 adalah sebesar Rp 115,347.66 Milyar. Pada Desember 2011 terjadi peningkatan pada nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi sebesar 22,6% menjadi Rp 141.411,9 Milyar. Selanjutnya nilai kapitalisasi pasar untuk obligasi korporasi per November 2012 meningkat lagi sebesar 21,7% menjadi Rp 172.161,40 Milyar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada obligasi korporasi selama tiga tahun terakhir, yakni sebesar Rp 56.813,74 Milyar atau 49%.

Gambar 1.1

Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi

Sumber : Bapepam-Lembaga Keuangan

Jika dilihat dari sektor industri, pasar obligasi di Indonesia didominasi oleh perusahaan di sektor industri keuangan. Banyak perusahaan di sektor industri tersebut yang menerbitkan obligasi di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan bagi kas perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai kapitalisasi obligasi korporasi sektor keuangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Nilai kapitalisasi pasar dari korporasi sektor industri keuangan

72979.44

88329.59

115347.66 141411.9

172161.4

0 50000 100000 150000 200000

2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Kapitalisasi Pasar


(21)

pada tahun 2010 mencapai Rp 69.079,05 Milyar atau 54,1 % dari nilai kapitalisasi pasar seluruh industri sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.1. Besarnya nilai kapitalisasi tersebut mendorong penulis untuk menggunakan perusahaan di sektor keuangan dalam penelitian ini.

Tabel 1.1

Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2010 No. Sektor Industri Kapitalisasi Pasar

(Rp Milyar) %

1. Keuangan 69,079.05 54,1

2. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi

37,811.10 29.6

3. Properti dan Real Eastate 4,138.48 3.2

4. Industri Barang Konsumsi 3,910.00 3.1

5. Indsutri Dasar dan Kimia 3,523.94 2.8

6. Pertambangan 3,165.00 2.5

7. Pertanian 2,500.00 2.0

8. Perdagangan, Jasa dan Investasi 2,257.00 1.8 9. Asset Baked Securities 1,133.61 0.9

10. Aneka Industri 270.40 0.2

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Obligasi yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia diwajibkan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diberi peringkat (Almilia dan Devi, 2007:1). Obligasi tersebut harus sudah memiliki peringkat saat dinyatakan dapat diterbitkan dan dijual di pasar modal. Menurut Kuljeet dan Rajinder (2011:1), peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi ini diterbitkan oleh lembaga pemeringkat obligasi.

Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya


(22)

5 adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011:2). Saat ini terdapat tiga lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bursa Efek Indonesia, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT ICRA Indonesia dan PT Fitch Ratings Indonesia. Dari ketiga lembaga pemeringkat tersebut, PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat yang menerbitkan peringkat obligasi terbanyak.

Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan dan menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Peringkat obligasi merupakan salah satu contoh informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan menilai kelayakan dan besarnya risiko gagal bayar atas pengembaliannya. Selain itu, peringkat obligasi yang diumumkan ke publik dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor (Zuhrohtun dan Baridwan, 2005:1).

Peringkat obligasi juga penting bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi. Peringkat obligasi dapat menjadi sarana promosi kepada publik. Jika obligasi yang diterbitkan perusahaan berperingkat non investment grade (tidak layak investasi), maka investor berpotensi untuk memilih obligasi lain yang memiliki peringkat lebih baik atau investment grade (layak investasi). Hal ini dikarenakan investor cenderung menginginkan obligasi yang memiliki peringkat yang tinggi (Manurung dkk., 2008:2).

Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan mengenai tingkat akurasi dari peringkat yang diberikan oleh lembaga


(23)

pemeringkat di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada peringkat obligasi Bank Global. Pada tahun 2003 PT Kasnic memberikan peringkat A- untuk obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank Global. Kemudian pada 14 Desember 2004 terdapat pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank Global dibekukan. Pengumuman tersebut membuat PT Kasnic untuk segera menurunkan peringkat obligasi menjadi D (default). Pada kasus ini PT Kasnic gagal mendeteksi situasi yang terjadi pada Bank Global hingga akhirnya Bank Indonesia membekukan izin Bank Global.

Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pemeringkatan obligasi dengan menggunakan faktor akuntansi dan faktor non-akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah size, leverage, dan profitability. Sedangkan untuk faktor non-akuntansi yang digunakan adalah secure, maturity dan reputasi auditor. Pemilihan variabel-variabel tersebut mengacu pada beberapa hasil penelitian sebelumnya.

Variabel akuntansi yang pertama dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size). Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012:3). Ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) disimpulkan bahwa ukuran (size) perusahaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang


(24)

7 dilakukan oleh Irma dkk. (2012:7), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi.

Variabel akuntansi selanjutnya adalah rasio leverage. Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio-rasio leverage mengukur sejauh mana total aset dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh kreditur (Weston dan Copeland, 1995:252). Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya, seperti kewajiban berupa bunga obligasi dan pokok utangnya. Penelitian Anna (2010:14) menyimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Burton et al. (2000:27) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang berbeda didapat pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) yang menunjukkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Selanjutnya variabel akuntansi yang terakhir adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R. Agus Sartono, 2002:120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Penelitian Luky dan Sumarto (2010:12) menemukan bahwa


(25)

profitabilitas yang diwakili dengan return on asset (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan penelitian Rika dkk. (2011:17) menunjukkan hal sebaliknya, yaitu ROA memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Selanjutnya penelitian Kors et al. (2012:13) menggunakan proksi yang berbeda untuk profitabilitas, yakni net profit margin (NPM) dan hasilnya adalah NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi.

Untuk variabel non-akuntansi yang pertama adalah jaminan obligasi. Berdasarkan jaminan, utang obligasi dapat berupa obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah obligasi dipengaruhi oleh adanya jaminan yang menyertai suatu obligasi. Penelitian mengenai jaminan obligasi telah dilakukan oleh Rika dkk. (2011:17) yang berkesimpulan bahwa jaminan obligasi berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estiyanti dan Gerianta (2012:17) serta Irma dkk. (2013:7) yang menyimpulkan bahwa jaminan obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Variabel non-akuntansi berikutnya adalah umur obligasi. Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (Maturity) merupakan waktu dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali nilai pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1 tahun lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki


(26)

9 periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Pada penelitian Irma dkk. (2013:7) menyatakan bahwa umur obligasi (maturity) tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi terdapat perbedaan pada penelitian Bali dan Skinner (2006:16) mengenai umur obligasi dimana hasil yang diperoleh adalah umur obligasi memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap peringkat obligasi.

Kemudian untuk variabel non-akuntansi yang terakhir adalah reputasi auditor. Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal berperan dalam memberikan penilaian secara independen dan professional atas keandalan dan kewajaran laporan keuangan, sehingga diharapkan manajemen dapat membuat laporan keuangan secara andal dan bebas dari kecurangan. Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah dilakukan oleh Sejati (2010:8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi pada penelitian Rika dkk. (2011:17) mendapatkan bahwa reputasi auditor memiliki hubungan signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki kemampuan data yang signifikan dalam membentuk model untuk memprediksi peringkat obligasi di Indonesia. Sehingga penulis memilih judul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rika dkk. (2011),


(27)

namun terdapat perbedaan dari penelitian tersebut, yaitu teknik pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi ordinal. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis regresi berganda dalam menguji hipotesisnya. Hal ini dilakukan karena pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kombinasi dari variabel metrik dan variabel non-metrik. Selain itu pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah variabel kualitaif yang memiliki urutan (ordered).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi?

2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi?

4. Apakah jaminan obligasi (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi?

5. Apakah umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi?

6. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi?


(28)

11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang:

1. Pengaruh ukuran perusahaan (size) positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

2. Pengaruh leverage negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. 3. Pengaruh profitabilitas positif signifikan terhadap prediksi peringkat

obligasi.

4. Pengaruh jaminan obligasi (secure) positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

5. Pengaruh umur obligasi (maturity) negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

6. Pengaruh reputasi auditor positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi peneliti / akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai topik sejenis.

2. Bagi penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan mengenai akuntansi keuangan, terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Sehingga di masa datang akan bermanfaat bagi penulis.


(29)

3. Bagi perusahaan penerbit obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai faktor akuntansi dan non-akuntansi yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi yang diterbitkannya di pasar modal.

4. Bagi investor obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang dapat menjadi informasi tambahan mengenai peringkat obligasi sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.


(30)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Sinyal

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Scott (2012:474) menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh high-type manager yang mana tidak akan rasional jika dilakukan oleh low-type manager. Tindakan tersebut menjadi dasar untuk membedakan kualitas dari tiap-tiap perusahaan. Tindakan tersebut juga menjadi petunjuk bagi pihak eksternal tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sebagai contoh perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara lain seperti dengan menggunakan hutang.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi pada pihak eksternal (investor dan kreditor). Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Kodrat dan Herdinata (2009:16) menyatakan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Asimetri informasi terjadi karena manajemen perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang


(31)

daripada pihak eksternal. Kurangnya informasi pihak eksternal menyebabkan mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan.

Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan memberikan sinyal. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat berupa laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang diberikan secara sukarela oleh manajemen perusahaan (Gerianta dan Estiyanti, 2012:5). Begitu juga ketika perusahaan memutuskan untuk menerbitkan obligasi di pasar modal, mereka harus memberikan informasi kepada calon investor. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki (Sari, 2007:2). Dengan adanya peringkat obligasi maka calon investor dapat membuat keputusan yang tepat untuk memutuskan apakah membeli atau tidak obligasi perusahaan tersebut.

B. Obligasi

1. Pengertian Obligasi

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Kemudian menurut Murat Kors et al. (2012:1) obligasi adalah instrumen pinjaman jangka


(32)

15 panjang utama yang diterbitkan untuk meningkatkan modal bagi investasi jangka panjang. Obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan (financing) bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal.

Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung dkk., 2009:1). Obligasi dikenal sebagai alternatif untuk instrumen investasi yang memberikan pendapatan tetap kepada investor dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Umumnya obligasi lebih diminati oleh investor yang memiliki sifat menghindari risiko (risk averse).

2. Karakteristik Obligasi

Rahardjo (2004:8) mengungkapkan karakteristik umum yang terdapat pada sebuah obligasi memiliki kemiripan dengan karakteristik pinjaman utang pada umumnya, yaitu:

a. Nilai Penerbitan Obligasi (Jumlah Pinjaman Dana)

Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang ada dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp400 Milyar maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut.


(33)

Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.

b. Jangka Waktu Obligasi

Setiap obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo (maturity). Masa jatuh tempo dari obligasi rata-rata adalah 5 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Penerbit obligasi berkewajiban untuk melunasi pembayaran pokok obligasi pada saat jatuh tempo.

c. Tingkat Suku Bunga

Agar investor tertarik untuk membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor.

d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga

Kegiatan pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi) dilakukan secara periodik sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.


(34)

17 e. Jaminan

Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alernatif yang menarik investor.

3. Jenis-Jenis Obligasi

Obligasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelompok yang berbeda, yaitu obligasi berdasarkan penerbitnya, obligasi berdasarkan pembayaran bunga, obligasi berdasarkan jaminan, obligasi berdasarkan hak penukaran/opsi, dan obligasi berdasarkan kepemilikan.

a. Menurut Rahardjo (2004:25) apabila dilihat dari penerbitnya obligasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Obligasi Pemerintah (Government bond),

Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang dikeluarkan pemerintah pusat dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah atau skala nasional. Jaminan yang diberikan yaitu berupa alokasi pendapatan pemerintah yang didapatkannya dari pendapatan pajak atau penerimaan negara lainnya, sehingga kecil kemungkinan terjadi gagal bayar. Contoh obligasi pemerintah adalah SUN dan ORI.


(35)

2) Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond)

Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut digunakan untuk kepentingan umum atau proyek swasta yang digunakan untuk kepentingan umum.

3) Obligasi Perusahaan (Corporate Bond)

Obligasi perusahaan adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan dalam rangka mendukung kepentingan bisnisnya. Manfaat dana bisa digunakan sebagai ekspansi bisnis atau pembayaran utang. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi ini adalah: (i) bunga dibayarkan tengah tahun; (ii) dikeluarkan sebagai obligasi berjangka dengan satu jatuh tempo; (iii) jatuh tempo antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan setelah 5 tahun.

b. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) obligasi berdasarkan pembayaran bunga dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Floating Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-rata


(36)

19 tertimbang tingkat suku bunga dari deposito dari bank pemerintah dan swasta.

2) Fixed Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon tetap adalah obligasi yang tingkat kupon bunga telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

3) Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

4) Zero Coupon Bonds

Obligasi Kupon Nol adalah obligasi yang tidak memiliki kupon sehingga investor tidak memperoleh bunga secara periodik. Namun bunga dibayarkan sekaligus bersamaan dengan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Pada saat pembelian, investor mendapatkan obligasi dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar dan pada saat jatuh tempo akan memperoleh hasil yang sama dengan nilai obligasi.

c. Berdasarkan jaminan, Ridwan dkk., (2010:451) mengelompokkan obligasi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Secure Bond

Secure bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah:


(37)

Guaranteed Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggulangan dari pihak ketiga  Mortgage Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap.

Collateral Trust Bonds. Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham anak perusahaan yang dimilikinya.

2) Unsecure Bond

Unsecure bond yakni obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijaminkan dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

d. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) berdasarkan hak penukaran/opsi obligasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Convertible Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

2) Exchangeable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.


(38)

21 3) Callable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4) Putable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

e. Menurut Raharjo (2003:30) obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan kepemilikan, yaitu:

1) Obligasi Terdaftar (Register Bond)

Pada obligasi terdaftar, nama pembeli tercantum dalam sertifikat obligasi tersebut.

2) Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond)

Obligasi atas unjuk yaitu obligasi yang memberi hak kepada siapa saja untuk memegang sertifikat obligasi ini tanpa memerlukan endorsement.

4. Risiko Investasi Obligasi

Di pasar modal terdapat beberapa jenis instrumen keuangan yang dapat dijadikan investasi bagi para pemilik modal, salah satu diantaranya adalah obligasi. Obligasi memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi investor dalam investasi obligasi menurut Raharjo (2004:47), yaitu:


(39)

a. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat bunga.

Nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor. Sebagai contoh misalkan kupon obligasi didasarkan pada fixed rate 16% sedangkan tingkat suku bunga deposito lebih besar dari 18% maka investor cenderung akan menyimpan dananya pada produk deposito ketimbang membeli obligasi. Tentunya harga obligasi cenderung turun untuk dijadikan insentif pembelian obligasi.

b. Risiko likuidasi

Tingkat likuidasi merupakan risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual obligasinya, sedekat mungkin dengan nilai dari obligasi tersebut. Cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan dan harga penawaran yang dipasang oleh perantara pedagang efek. Semakin besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi.

c. Risiko Jatuh Tempo (Maturity Risk)

Investasi obligasi yang berjangka waktu panjang, lebih dari 10 tahun atau 20 tahun, mempunyai risiko yang tinggi karena pada saat pembelian cenderung sulit untuk memprediksi kondisi perusahaan dan ekonomi suatu negara dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda dengan obligasi jangka pendek yang kondisi perusahaan masih dapat dapat diprediksi secara lebih akurat dan konservatif.


(40)

23 d. Risiko default

Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan akhirnya tidak dapat menepati janjinya. Dalam hal perusahaan penerbit bangkrut, maka obligasi menjadi sesuatu hal yang tidak mempunyai nilai.

e. Risiko inflasi

Kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan investasi pada obligasi. Tetapi, apabila inflasi semakin tinggi hal itu akan mengakibatkan purchasing power menurun sehingga likuiditas obligasi itu sendiri terpengaruh.

C. Peringkat Obligasi

Seorang investor yang tertarik membeli obligasi sebaiknya memperhatikan peringkat obligasi (credit rating). Menurut Kuljeet dan Rajinder (2011:1) peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi mengukur tingkat risiko kegagalan dari obligasi, yaitu peluang terjadinya emiten tidak mampu membayar pokok hutang dan bunganya pada saat jatuh


(41)

tempo. Semakin tinggi peringkat maka semakin rendah tingkat risiko kegagalan obligasi.

Peringkat obligasi diharapkan dapat memberi petunjuk bagi investor mengenai kualitas obligasi yang mereka minati. Obligasi dengan peringkat yang rendah memberi sinyal bahwa keamanan dari obligasi tersebut rendah. Investor dapat menghindari obligasi tersebut dengan memilih untuk berinvestasi pada obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi obligasi dengan peringkat tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi yang memiliki peringkat rendah (Ridwan dkk., 2010:321).

Rahardjo (2004:100) dalam bukunya menguraikan secara ringkas manfaat umum dari peringkat obligasi, yaitu:

1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga.

2. Efisiensi biaya, hasil perigkat yang baik biasanya menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti penyediaan sinking fund atau jaminan aset..

3. Menentukan besarnya coupon, semakin bagus rating cenderung semakin rendah nilai coupon begitu juga sebaliknya.

4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan utang tersebut.


(42)

25 5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada

umumnya.

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011). Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah memberikan rating yang obyektif, independen, dan kredibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang diterbitkan secara umum melalui kegiatan rating. Lembaga pemeringkat juga menghasilkan dan memnpublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi dan sektor-sektor yang berkaitan (Etikah dan Manurung, 2006:4).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA Indonesia. PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di Indonesia yakni berdiri sejak tahun 1993. Sedangkan PT Fitch Rating Indonesia dan PT ICRA Indonesia mulai mendapat pengakuan dari Bank Indonesia sejak tahun 2008 dan 2010. Di antara ketiga lembaga pemeringkat rating tersebut, PT PEFINDO adalah yang paling banyak digunakan jasanya oleh perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan peringkat


(43)

obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO. Tabel berikut menunjukkan definisi peringkat menurut PT PEFINDO.

Tabel 2.1 Definisi Peringkat

Peringkat Arti

idAAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang dengan peringkat tertinggi dari PT PEFINDO yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.

idAA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajibn finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.

idA Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

idBBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.


(44)

27 Tabel 2.1

Definisi Peringkat (Lanjutan)

Peringkat Arti

idBB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu

idB Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya.

idCCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

idD Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.

Sumber : PT. PEFINDO

Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat (www.pefindo.com).

Metodologi yang digunakan PT PEFINDO dalam proses pemeringkatan untuk sektor perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:


(45)

1. Risiko Industri (Industry Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (Growth & Stability), pendapatan dan struktur biaya (Revenue & Cost Structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry & competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile).

2. Risiko Finansial (Financial Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas (profitability), struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility).

3. Risiko Bisnis (Business Risks)

Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan. Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya.


(46)

29 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan perbandingan antar-data dari unsur-unsur yang ada di dalam neraca dan laporan laba rugi (Kuswadi, 2005:71). Rasio ini tidak hanya antar unsur-unsur yang ada di neraca itu sendiri atau ada di dalam laporan laba rugi, akan tetapi dapat juga antar unsur-unsur yang satu dari neraca dan yang lainnya dari laporan laba rugi. Misalnya, komponen dalam neraca adalah total aset dibandingkan dengan laba bersih dari laporan laba rugi.

Sedangkan menurut Kasmir (2010:93) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. dengan melakukan perbandingan antara angka dari komponen satu dengan yang lainnya, maka kita dapat membuat kesimpulan mengenai posisi keuangan pada periode tertentu.

a. Leverage

Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek


(47)

maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (Kasmir, 2009:112).

Menurut Brigham dan Houston (2009:101) rasio leverage memiliki tiga implikasi penting, yaitu:

1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.

3) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan

diperbesar, atau “diungkit” (leveraged).

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin besar leverage perusahaan, semakin


(48)

31 besar risiko kegagalan perusahaan. Untuk mencari debt to equity ratio dapat menggunakan rumus berikut:

b. Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola (Pearce dan Robinson, 2007:241). Rasio profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:107) rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

Menurut Kasmir (2009:115) rasio profitabilitas dapat diukur dengana Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

1) Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya


(49)

untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingkan antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:

2) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Rumus unruk mencari NPM adalah sebagai berikut:

2. Ukuran (Size) Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5). Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.

3. Jaminan (Secure)

Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi


(50)

33 dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Maka dari itu, obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Semakin tinggi nilai aset yang dijaminkan maka peringkat obligasi akan semakin tinggi (Almilia dan Devi, 2007:7).

4. Umur Obligasi (Maturity)

Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan Gerianta, 2012:10). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.

5. Reputasi Auditor

Audit laporan keuangan menurut Boynton et al., (2001:6) adalah audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan merupakan audit


(51)

eksternal yang hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal, yaitu auditor independen yang telah lulus sertifikasi sebagai akuntan publik bersertifikat (Certified Public Accountant-CPA).

Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Allen (1994:6) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight memberikan kualitas audit yang lebih baik bagi perusahaan dan pemerintah daerah. Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Ikhsan dkk., 2012:5). Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four :

1) KAP Purwantono, Sarwoko & Surja afililiasi dengan Ernst & Young

2) KAP Osman Bing Satrio & Eny afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu

3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG

4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers


(52)

35 E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. Rika dkk., (2011:17) melakukan penelitian mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian tersebut menggunakan analisis regresi berganda dengan perusahaan keuangan sebagai populasinya. Hasilnya adalah size, profitabilitas, jaminan, dan reputasi auditor secara parsial berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi.

Kemudian Nurmayanti dan Magreta (2009:11) melakukan penelitian yang menggunakan variabel size, leverage, profitabilitas, jaminan, maturity, dan reputasi auditor dalam memprediksi peringkat obligasi. Pada penelitian ini regresi logistik digunakan sebagai metode analisis. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa hanya profitabilitas dan jaminan yang berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi.

Irma dkk., (2013:7) menggunakan analisis faktor dan analisis regresi logistik dalam penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Variabel yang diteliti adalah size, likuiditas, jaminan, maturity, dan reputasi auditor. Hasil penelitian dengan analisis faktor menunjukkan bahwa variabel growth, size, likuiditas, dan reputasi auditor merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi lembaga keuangan bank. Sementara itu variabel secure dan maturity tidak termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan nilai MSA yang tidak memenuhi syarat pengujian. Kemudian dengan menggunakan analisis


(53)

regresi logistik ditemukan bahwa hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.

Penelitian Burton et al. (2000:27) meneliti mengenai faktor yang menentukan credit rating pada industri asuransi di Inggris Raya. Variabel yang dimasukkan dalam penelitian adalah ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Pada penelitian ini Burton et al. (2000:27) menggunakan analisis regresi probit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi credit rating. Credit rating yang digunakan adalah peringkat yang diterbitkan oleh A.M. Best dan S&P. Untuk credit rating yang diterbitkan oleh A.M. Best, faktor yang berpengaruh adalah likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan untuk credit rating yang diterbitkan oleh S&P adalah likuiditas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan.

Selanjutnya pada penelitian Kors et al. (2012:13) menunjukkan bahwa analisis regresi logistik ordinal memiliki tingkat akurasi yang lebih baik daripada multiple discriminant analysis (MDA) dan analisis regresi probit. Penelitian ini menggunakan data keuangan yang berupa angka absolut seperti penjualan bersih, dan rasio-rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan Long-term liabilities/total asset, trade payable, dan net profit margin berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi serta Operating income dan return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.


(54)

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Metode Variabel Hasil

1. Rika dkk., 2011. Analisis regresi berganda.

Size, leverage, profitabilitas, jaminan, maturity dan reputasi auditor.

Size, profitabilitas, jaminan dan reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.

2. Magreta dan

Nurmayanti., 2009.

Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, jaminan, maturity, dan reputasi auditor.

Profitabilitas dan jaminan dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi.

3. Susilowati dan Sumarto., 2010.

Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, dan maturity.

Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi.

4. Irma dkk., 2013. Factor analysis dan

analisis regresi logistik.

Size, likuiditas, jaminan, maturity, reputasi auditor dan peringkat obligasi.

Hasil dari analisis faktor adalah Size, likuiditas dan

reputasi auditor merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. sedangkan hasil dari analisis logistik menunjukkan bahwa size berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

5. Burton et al., 2000. Penelitian ini

menggunakan ordered probit model.

Size, likuiditas, leverage, dan profitabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi dari A.M. Best. Sedangkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh S&P, likuiditas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan.


(55)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

No. Judul, Peneliti Metode Variabel Hasil

6. Kors et al., 2012 Multiple Discriminant Analysis (MDA), ordered logistics regression, dan ordered probit regression

Data keuangan (angka absolut dan rasio).

Analisis regresi logistik merupakan model terbaik dari ketiga metode analisis yang digunakan. Long-term liabilities/total asset, trade payable, dan net profit margin berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Operating income dan return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.


(56)

39 F. Kerangka Berpikir

Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal. Perusahaan maupun pemerintah menerbitkan obligasi sebagai surat tanda kontrak hutang jangka panjang kepada pembeli atau pemilik obligasi (investor). Sebelum membeli obligasi, seorang investor tentunya harus memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Investor dapat menilai risiko obligasi dari peringkatnya. Peringkat obligasi merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki.

Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat obligasi (rating agency) yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam selaku lembaga pengawas pasar modal. Agen pemeringkat obligasi itu sendiri adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Untuk menilai keamanan suatu obligasi, agen pemeringkat obligasi menilai risiko industri, risiko keuangan dan risiko bisnis yang dihadapi oleh penerbit obligasi.

Penelitian ini hendak menganalisis apakah faktor akuntansi dan faktor non akuntansi dapat memprediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam penelitian ini diwakili oleh ukuran perusahaan, likuiditas perusahaan, leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan aktivitas perusahaan. Sedangkan faktor non akuntansi yang digunakan adalah jaminan obligasi, umur obligasi, dan reputasi auditor.


(57)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Perusahaan Menerbitkan Obligasi

Obligasi yang diterbitkan diberi peringkat oleh lembaga pemeringkat obligasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

Basis Teori: Teori Sinyal

Metode Analisis: Ordinal Regression

Hasil pengujian dan pembahasan

Kesimpulan dan Saran Ukuran perusahaan

Leverage perusahaan

Profitabilitas perusahaan

Jaminan obligasi Umur obligasi Peringkat Obligasi

Reputasi auditor


(58)

41 G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan Dengan Peringkat Obligasi

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5). Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang rendah.

H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.

2. Leverage Dengan Peringkat Obligasi

Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya (Rika dkk., 2011:6). Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan.


(59)

3. Profitabilitas Dengan Peringkat Obligasi

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Profitabilitas memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk going concern (Purwaningsih, 2008:8). Semakin tinggi rasio profitability semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

H3: ROA berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. H4: NPM berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. 4. Jaminan Obligasi Dengan Peringkat Obligasi

Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang dijaminkan. Maka dari itu, investor akan berinvestasi lebih besar pada obligasi yang dijamin oleh penerbitnya (Magreta dan Nurmayanti, 2009:10)

H5: Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan.


(60)

43 5. Umur Obligasi Dengan Peringkat Obligasi

Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan Gerianta, 2012:10). Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang panjang (Raharjo: 2004:47).

H6: Maturity berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. 6. Reputasi Auditor Dengan Peringkat Obligasi

Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin tinggi reputasi auditor maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya sehingga kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Dengan kualitas audit yang semakin baik maka investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya sehingga berdampak pada keamanan obligasinya.

H7: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.


(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen yang dipilih oleh penulis, yaitu size, leverage, profitabilitas, jaminan obligasi, umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu peringkat obligasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO.

B. Teknik Penentuan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih dari populasi obligasi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diberi peringkat oleh PT PEFINDO pada periode 2010-2012. Pemilihan perusahaan yang go public dimaksudkan untuk memudahkan dalam memperoleh data laporan keuangannya. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan (2010-2012) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO.


(62)

45 2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

industri keuangan.

3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31 Desember dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dan dinyatakan dalam Rupiah (Rp).

C. Teknik Pengambilan Data

Penelitian harus mempunyai bukti yang kuat untuk mendukung keabsahan dari masalah yang diteliti. Data yang digunakan pada peneliti terdiri dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, data sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Input data untuk faktor akuntansi dan non akuntansi pada penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan masing-masing perusahaan yang diteliti pada tahun 2009 sampai 2011. Kemudian data mengenai peringkat obligasi diperoleh dari peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO pada tahun 2010 sampai 2012. Adapun data sekunder lainnya didapat dari:

1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2. Indonesia Bond Mraket Dorectory (IBMD) 3. IDX-Fact Book

4. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan peringkat obligasi.


(63)

D. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate dengan menggunakan regresi ordinal. Alasan untuk menggunakan model ini adalah karena variabel dependen yang digunakan berbentuk non-metrik / kategorial dan variabel independen yang terdiri dari variabel metrik dan non-metrik. Selain itu model ini dipilih karena variabel dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang memiliki urutan (ordered). Pennggunaan regresi ordinal dalam pengujian hipotesis mengacu pada penelitian Kors et al (2011:5). Teknik analisis ini tidak menggunakan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2012:333). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai Maksimum-minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.


(64)

47 2. Menguji Model Fitting Information

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Dengan alpha 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai -2LogL < 0,05 berarti bahwa model fit dengan data. b. Jika nilai -2LogL > 0,05 berarti bahwa model tidak fit dengan

data.

Adanya pengurangan nila antara -2LogL awal (initial -2LL fungcion) dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2012:361). Log Likelihood pada regresi ordinal mirip dengan pengertian “ Sum of Squere Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelhood menunjukkan model regresi yang semakin baik.

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Apabila nilai Goodness of Fit Test > 0,05 (nilai signifikansi Pearson dan


(1)

86

Lanjutan Lampiran 1

Emiten Obligasi Rating Jaminan Umur

2010 2011 2012

BNII Subordinated I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I Series A Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 3 Shelf Registration I Series B Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 5 Shelf Registration Subordinated I Phase I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I A 2012 I - - AA+ Tidak Dijamin 3

Shelf Registration I B 2012 II - - AA+ Tidak Dijamin 5

Shelf Registration Subordinated I II 2012 - - AA Tidak Dijamin 7

BNLI Subordinated I 2006 A AA- - Tidak Dijamin 10

Subordinated II 2011 - AA- AA- Tidak Dijamin 7

subordinated phase I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7

subordinated phase II 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7

BVIC III 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5

Subordinateed II 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7

CFIN III Series A 2011 - A+ A+ Dijamin 1

III Series B 2011 - A+ A+ Dijamin 2

III Series C 2011 - A+ A+ Dijamin 3

MFIN Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1

Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 2

Shelf Registration I phase I Series C 2012 - - A Dijamin 3

NISP Sub Ordinated II 2008 AA AA AA+ Tidak Dijamin 10

PNBN II Series B 2007 AA AA - Tidak Dijamin 5


(2)

87

Lanjutan Lampiran 1

Emiten Obligasi Rating Jaminan Umur

2010 2011 2012

Subordinated II 2008 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 10

III 2009 AA AA AA Tidak Dijamin 5

IV 2010 AA AA AA Tidak Dijamin 5

Subordinated III 2010 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 5

SDRA I Series A 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 2

I Series B 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 3

II 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5

Subordinated I 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7

VRNA I Series A 2011 - A A Dijamin 1

I Series B 2011 - A A Dijamin 2

I Series C 2011 - A A Dijamin 3

Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1

Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 3


(3)

88 Lampiran 2

Data Perusahaan Sampel Penelitian

No. Emiten Tahun Ln_Equity DER ROA NPM Auditor

1. ADMF 2009 28,61 0,63 28 0,31 KPMG

2010 28,96 1 19,32 0,38 KPMG

2011 29,12 2,82 9,36 0,3 KPMG

2. BABP 2009 26,98 12,46 0,07 0,01 Ernst & Young 2010 27,28 11,37 0,21 0,02 Ernst & Young 2011 27,16 10,72 -1,11 -0,09 Ernst & Young 3. BBKP 2011 29,11 12,07 1,31 0,14 Ernst & Young 4. BBNI 2009 30,59 10,82 1,09 0,1 Ernst & Young 5. BBTN 2009 29,32 9,84 0,84 0,08 Ernst & Young 2010 29,49 9,61 1,61 0,16 Ernst & Young 2011 29,62 11,17 1,15 0,13 Ernst & Young

6. BDMN 2009 30,4 5,19 1,55 0,08 KPMG

2010 30,55 5,35 2,86 0,19 KPMG

2011 30,88 4,49 2,38 0,16 KPMG

7. BFIN 2009 28,06 0,56 12,59 0,33 BDO

2010 28,29 0,99 9,36 0,39 BDO

8. BNGA 2010 30,26 9,38 1,94 0,2 PWC

2011 30,54 8,08 1,94 0,19 PWC

9. BNII 2010 29,64 9,07 0,91 0,08 Ernst & Young 2011 29,7 10,93 0,67 0,06 Ernst & Young

10. BMRI 2009 31,19 9,74 1,81 0,19 PWC

2010 31,37 9,09 2,11 0,22 PWC

2011 31,77 7,2 2,26 0,23 PWC

11. BNLI 2009 29,24 10,18 0,86 0,07 KPMG

2010 29,71 8,21 1,37 0,15 KPMG

2011 29,84 10,09 1,17 0,14 KPMG

12. BVIC 2011 27,82 8,74 1,78 0,22 Morison Int.

13. CFIN 2010 28,02 0,82 7,45 0,5 Deloitte

2011 28,41 1,2 5,77 0,39 Deloitte

14. MFIN 2011 27,31 4,22 4,77 0,15 Crowe Hortwath

15. NISP 2009 29,24 7,26 1,45 0,14 PWC

2010 29,39 7,6 0,88 0,1 PWC

2011 29,52 8,08 1,26 0,16 PWC

16. PNBN 2009 30,1 5,6 1,89 0,18 Deloitte

2010 30,23 7,08 1,19 0,14 Deloitte

2011 30,4 6,85 1,63 0,17 Deloitte

17. SDRA 2010 26,7 7,25 1,66 0,12 BDO

2011 26,88 9,75 1,95 0,1 PWC

18. VRNA 2010 25,8 4,98 2,7 0,13 Deloitte

2011 25,95 7,2 1,62 0,1 Deloitte


(4)

89 Lampiran 3

Hasil Pengujian Regresi Ordinal

PLUM - Ordinal Regression

Warnings

There are 109 (66,1%) cells (i.e., dependent variable levels by combinations of predictor variable values) with zero frequencies.

Case Processing Summary

N

Marginal Percentage

Rating 1 11 7.6%

2 29 20.1%

3 104 72.2%

Secure 0 80 55.6%

1 64 44.4%

Maturity 0 43 29.9%

1 101 70.1%

Auditor 0 11 7.6%

1 133 92.4%

Valid 144 100.0%

Missing 0

Total 144

Model Fitting Information

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Intercept Only 215.019

Final 78.641 136.377 7 .000

Link function: Logit.

Goodness-of-Fit

Chi-Square df Sig.

Pearson 102.635 101 .436

Deviance 77.020 101 .964

Link function: Logit.

Pseudo R-Square

Cox and Snell .612

Nagelkerke .786

McFadden .628


(5)

90 Test of Parallel Linesc

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Null Hypothesis 78.641

General 65.328a 13.314b 7 .065

The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.

a. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of step-halving.

b. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.

c. Link function: Logit.

Parameter Estimates

Estimate Std. Error Wald df Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000 48.426 108.324

[Rating = 2] 83.717 16.068 27.147 1 .000 52.225 115.210

Location DER -.288 .234 1.518 1 .218 -.747 .170

ROA .253 .201 1.590 1 .207 -.140 .646

NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003 -29.995 -5.993

Size 3.154 .598 27.852 1 .000 1.982 4.325

[Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080 -6.158 .349

[Secure=1] 0a . . 0 . . .

[Maturity=0] -.672 .828 .659 1 .417 -2.294 .950

[Maturity=1] 0a . . 0 . . .

[Auditor=0] -3.742 1.192 9.857 1 .002 -6.078 -1.406

[Auditor=1] 0a . . 0 . . .

Link function: Logit.

a. This parameter is set to zero because it is redundant.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173

DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386

ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890

NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550

Secure 144 0 1 .44 .499

Maturity 144 0 1 .70 .459

Auditor 144 0 1 .92 .267


(6)

91 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rating 144 1 3 2.65 .620

Valid N (listwise) 144

Rating

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 11 7.6 7.6 7.6

2 29 20.1 20.1 27.8

3 104 72.2 72.2 100.0


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI

0 13 62

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 28 87

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi (Study Empiris pada Perusahaan Non Keuangan di BEI).

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR AKUNTANSI DAN NON-AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI DI INDONESIA Novita Febriany

0 0 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi (Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI tahun 2009-2012) - repository perpustakaan

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi (Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI tahun 2009-2012) - repository perpustakaan

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi (Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI tahun 2009-2012) - repository perpustakaan

0 0 32