Sumber Data. Dispensasi Kawin Karena Hubungan Luar Nikah (Studi Penetapan Hakim Pengadilan Agama Tuungagung Tahun 2010) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB III oke

Peran peneliti sekaligus pengumpul data, penulis realisasikan dengan mendatangi Pengadilan Agama Tulungagung. Kehadiran penulis dalam pengumpulan data mencari celah kesibukan dari subyek yang peneliti kehendaki untuk melakukan observasi langsung, wawancara dan meminta data yang peneliti perlukan. Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber yang ada dilapangan, peneliti memanfa’atkan buku tulis, bolpoint sebagai alat pencatat data.

D. Sumber Data.

Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh. Sumber data dalam sebuah kajian meliputi barang cetakan, teks, buku-buku, majalah, koran, dokumen, catatan, dan lain-lain. 11 Data juga merupakan saah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak aka nada riset. Data yang dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data salah akan menghasilkan informasi yang salah. 12 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data. 13 11 Mordolis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 1999, hal. 28 12 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 49 13 Komariah, Riduwan, ed., Metodologi Penelitian…, hal. 145 Dari uraian penjelasan diatas, maka dalam penulisan yang penulis lakukan sumber yang perlu dikumpulkan meliputi: 1. Data primer yang diambil langsung dari Pengadilan Agama Tulungagung yang terdiri atas: 14 a Nara Sumber Informant Jenis sumber data ini dalam penelitian pada umumnya dikenal sebagai responden. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang memiliki informasi. Peneliti dan nara sumber memiliki posisi sama, dan nara sumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Dalam penelitian ini sumber datanya adlah hasil wawancara hakim Pengadilan Agama Tulungagung, Panitera dan Pegawai Pengadilan lainnya. b Tempat atau Lokasi. Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bias dimanfa’atkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi peristiwa atau aktifitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Sumber datanya meliputi 14 Muhammad Tholchah Hasan, et,all, Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis, Surabaya: Visipress, 2003, hal. 111-113 hasil pengamatan langsung di gedung Pengadilan Agama Tulungagung terkait dengan sarana dan prasarananya, informasi apa saja yang bisa didapatkan dari instansi tersebut. c Dokumen dan Arsip. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan difahami atas dasar kajian dari dokumen atau arsip-arsip, baik yang secara langsung atau tidak sangat berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, dokumen dan arsip bukan hanya menjadi sumber data yang penting bagi penelitian kesejarahan, tetapi juga dalam penelitian kualitatif pada umumnya. Sumber datanya meliputi: salinan penetapan perkara dispensasi kawin oleh Hakim Pengadilan Agama Tulungagung. 2. Data Sekunder, yaitu: data yang digunakan sebagai pelengkap dari pendukung data primer. Data ini diambil dari membaca buku- buku teks dan literature lainnya mengenai perkawinan yang datanya masih relevan untuk digunakan sebagai bahan rujukan penulis dalam penyusunan skripsi ini. E. Prosedur Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dijadikan sebagian dari pembahasan untuk penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara lain: 1. Observasi Obervasi ini biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra serta dibantu dengan panca indra lainnya.” 15 Dari pemahaman obvervasi diatas, metode observasi adalah metode pengumpulan data ang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati peneliti. Dengan demikian pengertian observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap obyek untuk mengetahui keberadaan obyek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. 16 Jadi, jenis observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah partisipan. Menurut Sugiyono observasi berperanserta observasi partisipan adalah penelitian terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 17 15 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001, hal. 142 16 Ibid., hal. 105 17 Sugiyono, dan Apri Nur Yanto, ed,, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2007, hal. 139 Dimana peneliti melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan yang dilakukan subyek dalam lingkungannya dengan mengumpulkan data secara sistematis dari data yang diperlukan. Sehingga tidak dianggap orang asing, melainkan sudah warga sendiri. Lebih-lebih diketahui bahwa peneliti merupakan mahasiswa yang pernah PPL dilokasi tersebut. Dengan metode observasi ini, peneliti gunakan untuk menggunakan data secara langsung dan detail mengenai lokasi penelitian dan hal-hal yang diperlukan dalam pemutusan dan penetapan suatu perkara dalam Pengadilan Agama serta segala aspek yang terkait permasalahan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Tulungagung. 2. Wawancara Mendalam Metode pengumpulan data selanjutnya ialah dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. 18 Pengertian wawancara menurut Abdurrahmat Fathoni, wawancara adalah tehnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai. 19 18 Masri Singarimbun, dan Sofian Effendi, ed., Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 192 19 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan …, hal. 105 Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka open ended interview; sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku standardized interview, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya biasanya tertulis dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan. 20 Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti dapat menggunakan metode wawancara mendalam tak terstruktur. Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. 21 Dalam melakukan wawancara peneliti tidak menggunakan pedoman guide tertentu, dan semua pertanyaan bisa spontan sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan pada saat pewawancara bersama responden dalam hal ini hakim, panitera, dan pegawai Pengadilan Agama Tulungagung. 3. Dokumentasi 20 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: …, hal. 180 21 Burhan Bungin ed. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 157-158 Metode dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. 22 Dengan tehnik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. 23 Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen resmi seperti, surat keputusan, surat instruksi dan dokumen tidak resmi misalnya seperti surat nota, dan surat pribadi yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap suatu peristiwa. 24 Metode dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara mendalam sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. 25 Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada di Pengadilan Agama Tulungagung. Di Pengadilan Agama meliputi salinan 22 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 70 23 Komariah, Riduwan, ed., Metodologi Penelitian…, hal. 148 24 Ibid., hal. 148-149 25 Ibid., hal. 149 penetapan, struktur organisasi, prosedur berperkara, dan dokumen yang terkait lainnya. Dokumen ini, penulis gunakan untuk mendapatkan data-data yang berupa catatan-catatan yang tersimpan dari dokumen-dokumen yang penulis perlukan untuk mendapatkan informasi yang belum penulis dapati ketika melaksanakan wawancara dan observasi. F. Tehnik Analisis Data Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. Agar data yang diperoleh mempunyai makna, maka data tersebut perlu diolah dan disusun. Penyusunan data dapat dilakukan dengan mengikuti urutan waktu pengumpulan secara penuh atau sebagian saja. 26 Pengertian analisa data adalah proses yang memerlukan usaha untuk secara formal mengindentifikasi tema-tema dan menyusun hipotesa- hipotesa gagasan-gagasan yang ditampilkan oleh data, serta upaya yang menunjukkan bahwa tema dan hipotesa tersebut didukung oleh data. Pembentukan hipotesa ini untuk membantu peneliti memahami gejala yang sebelumnya tidak dimengerti. 27 Analisis data yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian. 28 26 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang…, hal. 21 27 Robert Bogdan, dan Syeven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial, Alih Bahasa: Arif Furchan Surabaya: Usaha Nasional, 1992, hal. 137-138 28 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang…, hal. 93 Merujuk pada pandangan Miles dan Huberman 1992:15, mereka menganggap bahwa analisis kualitatif terdiri dari alaur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. 29 Hal ini penulis uraikan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan perhatian pada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menulis memo dan lain sebagainya. Reduksi dataproses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. 2. Penyajian Data Penyajian sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik Kesimpulan Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti; tetapi seringkali kesimpulan itu 29 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan, Malang: UM Pres, 2008, hal. 53-55 telah dirumuskan sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya secara induktif. Penelitian kualitatif dalam cara analisis datanya dilanjutkan secara induktif. Peneliti kualitatif menemukan fakta-fakta yang banyak dan beragam. Fakta-fakta tersebut dalam konteksnya ditelaah peneliti dan menghasilkan suatu kesimpulan yang berarti. Analisis datafakta-fakta secara khusus untuk menuju pada suatu yang umum atau dimulai dari yang khusus atau kenyataan menuju hal-hal yang umum atau teori. 30 Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi penelitian, selanjutnya dianalisa dan kemudian disajikan secara tertulis dalam lapaoran tersebut, yaitu berupa data yang ditemukan dari observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi yang diperoleh dari Pengadilan Agama Tulungagung. Data yang didapat dalam penelitian ini berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain penyajian data ini merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian. Pada saat kegiatan analisa data yang berlangsung secara terus- menerus selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan 30 Komariah, Riduwan, ed., Metodologi Penelitian …, hal. 28-29 penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisa data baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi yang didapat saat melakukan kegiatan dilapangan. Penerapannya adalah dengan cara mengolah data yang masih umum yang berupa jawaban dari hakim, panitera dan pegawainya.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan