BAB III METODE PENELITIAN
A. PolaJenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian
yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tehnik pengumpulan data dan
analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.
1
Sesuai dengan data yang peneliti butuhkan memang tepat apabila peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dikarenakan data yang
dibutuhkan disini dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka ataupun hitungan.
”Jenis penelitian ini dapat digunakan untuk meneliti organisasi, kelompok, dan individu. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik oleh tim
peneliti, beberapa orang, maupun satu orang saja”.
2
Dalam kesempatan ini peneliti melakukannya sendirian. Jadi dalam pengumpulan data, proses analisis
sampai hasil akhirnya peneliti lakukan sendiri.
1
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Riduwan, ed., Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta, 2009, hal.25
2
Anselm Strauss dan Juliet Carbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Tehnik-Tehnik Teoritis Data, terj. Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003, hal. 4-6
Dalam penelitian ini, penulis arahkan pada kenyataan-kenyataan lapangan yaitu berhubungan dengan dispensasi kawin yang terdaftar dan sudah
ditetapkan di Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2010. Pertimbangan penulis dalam menggunakan model pendekatan
kualitatif ini adalah: a.
Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan peneliti dan responden, sehingga peneliti dapat lebih mudah dalam
menyajikan data-data deskriptif. b.
Kevalidan data-data yang diperoleh lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena didukung oleh sumber-sumber data yang akurat.
c. Permasalahan yang diteliti merupakan sebuah kenyataan yang
keberadaanya memang benar-benar terjadi di lapangan. Penelitian ini memiliki beberapa pola, yaitu sebagai berikut :
1.
Ditinjau dari segi tempat dilaksanakannya penelitian, penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di
lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif yang terjadi di lapangan, yang dilakukan juga
untuk penyusunan laporan ilmiah.
3
Dalam hal ini, peneliti mengambil tempat penelitian di Pengadilan Agama Tulungagung.
3
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 96
2.
Ditinjau dari segi dasar analisis data yang akan digunakan, merupakan Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk
membuat pencandraan deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian- kejadian.
4
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian
berlansung dan penyajiannya apa adanya.
5
3.
Ditinjau dari segi karakteristik masalah atau gejalanya, penelitian ini merupakan Penelitian Studi Kasus, kasus artinya kejadian dan peristiwa.
Studi kasus artinya penelitian terhadap suatu kejadian atau suatu peristiwa. Suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung masalah atau perkara, sehingga
perlu ditelaah kemudian dicarikan cara penanggulangannya, antara lain melalui penelitian.
6
Secara lebih jelas penulis tegaskan disini bahwa penelitian studi kasus yang dimaksud disini adalah sebatas pada wilayah kasus atau perkara tentang
dispensasi kawin karena hubungan luar nikah, yakni sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2010.
4
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, ,Cet. II, 1998, hal.76
5
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005, hal. 89
6
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan …., hal. 99
B.
Lokasi Penelitian.
Untuk lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Agama Tulungagung. Dipilihnya pengadilan Agama Tulungagung sebagai tempat
penelitian ini karena permasalahan dispensasi kawin karena hubungan luar nikah merupakan kewenangan Pengadilan Agama Tulungagung.
1. Profil Pengadilan Agama Tulungagung
Pengadilan Agama Tulungagung merupakan Pengadilan tingkat pertama dalam wilayah yuridiksi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan
berpuncak pada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama Tulungagung sebelumnya beralamatkan di Jl. Pahlawan Gg.III, No.1
TelpFax. 0355 321385, email mail
pa.tulungagung.go.id dan alamat situs
www.pa- tulungagung.go.id
dan telah pindah ke kantor baru yang beralamatkan di Jl. Ir. Soekarno Hatta No.17 Tulungagung Tlp.
0355336516, Fax. 0355 336121.
7
Kondisi obyektif Kabupaten Tulungagung yang juga menjadi wilayah hukum atau yuridiksi pengadilan Agama Tulungagung adalah sebagai
berikut:
a.
Letak Goegrafis kabupaten Tulungagung: 111
o
43’ - 112
o
07’ : Bujur Timur
7
o
51’ - 8
o
18’ : Lintang Selatan
b.
Luas dan batas-batas wilayah: Sebelah Utara
: Kabupaten Kediri
7
Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:
www.pa- tulungagung.go.id
, diakses 04 Mei 2011
Sebelah Timur : Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek
c. Yuridiksi
Secara administratif kabupaten Tulungagung luas wilayahnya mencapai 1.150,41 km
2,
terbagi menjadi 19 kecamatan dan 271 desakelurahan.
8
Gambar: I PETA KABUPATEN TULUNGAGUNG
8
Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:
www.pa- tulungagung.go.id
, diakses 04 Mei 2011
2. Visi dan Misi Pengadilan Agama Tulungagung
a. Visi Pengadilan Agama Tulungagung
Mengacu pada visi Mahkamah Agung, Mewujudkan Supremasi Hukum melalui Kekuasaan Kehakiman yang
mandiri, efektif, efisien serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dalam memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis,
terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat, serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik.
b. Misi Pengadilan Agama Tulungagung
Mengacu pada misi Mahkamah Agung 1. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan, serta memenuhi rasa keadilan masyarakat. 2. Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen, bebas dari
campur tangan pihak lain. 3. Memperbaiki akses layanan dibidang peradilan pada masyarakat.
4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan. 5. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, dan bermartabat
serta dihormati. 6. Melaksanakan kekuasaan kehakiman yang mandiri, tidak memihak
dan transparan.
9
C.
Kehadiran Peneliti.
Dalam penelitian kualitatif ”the researcher is the key instrument”, jadi peneliti adalah merupakan kunci dalam penelitian ini. Dengan demikian,
peneliti memiliki keunggulan dalam prosedur dan etika penelitian, personalitas, intelektualitas, maupun cara-cara merepresentasikan komunikasinya dalam
pergaulan di lapangan.
10
9
Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:
www.pa- tulungagung.go.id
, diakses 04 Mei 2011
10
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial lainnya, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 62-63
Peran peneliti sekaligus pengumpul data, penulis realisasikan dengan mendatangi Pengadilan Agama Tulungagung. Kehadiran penulis dalam
pengumpulan data mencari celah kesibukan dari subyek yang peneliti kehendaki untuk melakukan observasi langsung, wawancara dan meminta data
yang peneliti perlukan. Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber yang ada dilapangan, peneliti memanfa’atkan buku tulis, bolpoint sebagai alat
pencatat data.
D. Sumber Data.