Sumber daya Implementasi Kebijakan Publik 1. Pengertian Implementasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Tingkat pengawasan hirarkhis terhadap keputusan-keputusan sub unit dan proses-proses dalam badan pelaksana; 3. Sumber-sumber politik suatu organisasi misalnya dukungan di antara anggota legislatif dan eksekutif. 4. Vitalitas suatu organisasi; 5. Tingkat komunikasi “terbuka”, yaitu jaringan kerja komunikasi horizontal maupun vertikal secara bebas serta tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan individu-individu di luar organisasi; 6. Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan pembuat keputusan atau pelaksana keputusan. Bila sumberdaya cukup untuk melaksanakan suatu kebijakan dan para implementor mengetahui apa yang harus dilakukan , implementasi masih gagal apabila struktur birokrasi yang ada menghalangi koordinasi yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan. Kebijakan yang komplek membutuhkan kerjasama banyak orang, serta pemborosan sumberdaya akan mempengaruhi hasil implementasi. Perubahan yang dilakukan tentunya akan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mempengaruhi individu dan secara umum akan mempengaruhi sistem dalam birokrasi. 8

2. Perspektif Teoritik

Kerangka kerja teoritik berangkat dari kebijakan itu sendiri dimana tujuan-tujuan dan sasaran ditetapkan. Di sini proses implementasi bermula. Proses implementasi akan berbeda tergantung pada sifat kebijakan yang dilaksanakan. Keberagaman keputusan akan menunjukkan karakteristik, struktur dan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan sehingga proses implementasi akan mengalami perbedaan. Kebijakan dapat digolongkan menurut dua karakteristik yang berbeda, yakni: jumlah perubahan yang terjadi dan sejauh mana konsensus menyangkut tujuan antara pemeran sserta dalam proses implementasi berlangsung. Terdapat dua unsur perubahan yang merupakan karakteristik, yaitu: 1. Implementasi akan dipengaruhi oleh sejauh mana kebijakan menyimpang dari kebijakan-kebijakan sebelumnya. Perubahan- perubahan inkremental lebih cenderung menimbulkan tanggapanpositif daripada perubahan-perubahan drastis rasional. Seperti telah dikemukakan sebelumnya perubahan inkremental yang didasarkan pada pembuatan keputusan secara inkremental 8 George III Edward : Implemeting Public Policy, 1980. Dikutip dari: http:mulyono.staff.uns.ac.id20090528model-implementasi-kebijakan-george-edward- iiiSabtu. 28 Januari 2017, 21.55. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada dasarnya merupakan remedial dan diarahkan lebih banyak kepada perbaikan terhadap ketidaksempurnaan sosial yang nyata sekarang inidaripada mempromosikan tujuan sosial di masa depan. Hal ini sangat berbeda dengan perubahan yang didasarkan pada keputusan rasional yang lebih berorientasi pada perubahan besar dan mendasar. Akibatnya, peluang terjadinya konflik maupun ketidak sepakatan antar pelaku pembuat kebijakan akan sangat besar. 2. Proses implementasi akan dipengaruhi oleh jumlah perubahan organisasi yang diperlukan. Implementasi yang efektif akan sangat mungkin terjadi jika lembaga pelaksana tidak diharuskan melakukan reorganisasi secara drastis. Kegagalan program- program sosial banyak berasal dari meningkatnya tuntutan-tuntutan yang dibuat terhadap struktur-struktur dan prosedur-prosedur administratif yangada. a. Implementasi yangSukses Implementasi yang sukses membutuhkan suatu sistem kerja yang baik. Sistem implementasi yang sukses melibatkan 4 empat tipe kontrol, yaitu: a Koordinasi melampaui waktu, artinya mekanisme dilakukan tidak hanya terikat pada jam kerja melainkan koordinasi secara optimal danformal.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA (STUDI KASUS RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA KAWASAN ALUN-ALUN KOTA PASURUAN)

4 9 13

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SENTRA PKL JALAN DHARMAWANGSA KOTA SURABAYA.

1 25 111

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA.

0 1 11

Analisis Sustainability Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Surakarta.

2 11 20

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

1 1 11

Problematika Penataan Implementasi Kebijakan Pedagang Kaki Lima Taman Pinang Sidoarjo Achmad Surya Hadi Kusuma

0 1 13

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SURABAYA ( Studi : Pedagang Kaki Lima di Taman Bungkul Surabaya) - Unika Repository

0 1 17

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SURABAYA ( Studi : Pedagang Kaki Lima di Taman Bungkul Surabaya) - Unika Repository

0 7 21