10
b Kognitif
Pengembangan ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan
bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan
ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, serta mengelompokkan dan mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir
teliti.
c FisikMotorik
Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol
gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat,
sehat, dan terampil.
d Seni
Pengembangan ini bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan
kepekaan, dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif.
d. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini dilakukan dengan berpedoman pada suatu program kegiatan yang telah disusun sehingga
seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
Pendekatan pembelajaran pada anak hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut.
1 Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu sebagai berikut.
11
a Anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta
merasakan aman dan tentram secara psikologis. b
Siklus belajar anak selalu berulang. c
Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak- anak lainnya.
d Minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya.
e Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan
individu.
2 Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada
kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya- upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik
perkembangan fisik maupun psikis intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional. Dengan demikian, berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya
dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
3 Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan
menggunakan strategi, metode, materibahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Bermain bagi anak merupakan
proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika
bermain mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya. Pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan bermain
anak.
12
Sugianto 1995, secara umum mencoba menghubungkan antara bentuk permainan atau kegiatan dengan aspek yang dikembangkan, antara lain sebagai
berikut. a Permainan untuk perkembangan persepsi-motor seperti lateralisasi,
koordinasi mata dan tangan antara: musik, ritme, lari, lompat, manipulasi benda, dan bermain drama.
b Permainan spasial posisi, pengukuran, jarak antara lain: balok, mengecat, kegiatan motorik, dan menggabungkan keeping.
c Permainan latar bentuk figure-ground, visual, auditif, taktil seperti menyusun puzzle, mengecat, musik, dan lukisan.
d Permainan untuk perkembangan kemampuan memahami elemenbagian dari keseluruhan dan sebaliknya whole-part, seperti memisah dan
menyatukan kembali. e Permainan klasifikasi mengelompokkan berdasarkan ukuran, warna,
bentuk, dan lain-lain seperti memilih dan memadamkan. f Mengurutkan sequence, yaitu seriasi, menduga urutan dalam ukuran,
warna, bentuk, dan lain-lain. g Permainan untuk perkembangan, kesadaran akan tanda clue awareness,
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah, misalnya kegiatan mencari apa yang tersembunyi atau menyatukan benda-benda.
4 Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan
pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. Tema sebagai alatsarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak.
Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling
dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan
jelas.
13
5 Pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh
pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
Selain itu, dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya, anak tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek
dalam proses pembelajaran.
6 Pembelajaran dalam lingkungan yang kondusif. Montessori berpendapat bahwa lingkungan yang paling tepat bagi anak
adalah bermain. Melalui bermain, anak mengalami perkembangan dalam segala aspek kehidupannya Anggani, 1992. Piaget dalam Suyanto 2005
menegaskan, seorang yang terkenal dalam bidang kognitif menyatakan bahwa permainan mengembangkan intelektual anak, karena dalam bermain terjadi
tambahan pengetahuan baru dari obyek yang tidak terdapat dalam struktur kognitifnya.
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di
dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus
disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga dalam interaksi baik dengan pendidik maupun dengan temannya dapat dilakukan secara
demokratis. Selain itu, dalam pembelajaran hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan memberi kesempatan kepada anak
untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya sehingga anak merasa senang walaupun antar mereka berbeda perbedaan individual. Lingkungan
hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu dengan tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di
lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing- masing anak.
14
7 Pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup. Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan
hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri,
disiplin, dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
e. Penilaian Pembelajaran