PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA DIDESA GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KEBUPATEN TANGGAMUS

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA

DIDESA GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

2012 Oleh Sri lestari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA TERHADAP KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA DIDESA

GISTING BAWAH KECAMATAN GISTING KEBUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012

Oleh SRI LESTARI

Pemilihan kepala desa yang dilaksanaakan langsung merupakan wujud dari demokrasi, pilihan kepala desa secara langsung memberikan kesempatan pada masnyarakat untuk dapat secara nyata ikut berpartisipasi aktif dalam politik serta mengunakan hak pilih dan memilih tanpa tekanan dan pihak manapun sesinga pilihan kepala desa berlangsung secara demokratis.

Dalam penelitian ini adalah menjelaskan tentang bagaimana pengaruh pelaksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban warganegara tahun 2012.metode yang digunaka adalah deskriptif korelatif, subjek yang diteliti adalah masyarakat yang memiliki Kesadaran dak dan kewajiban warganegara, jumlah populasi 354 orang di desa gisting bawah kecamatantanggamus gisting kabupaten tanggamus. Sampel yang diambil 12,5% atau 26 0rang yang terbesar secara acak ( random sampling ) dalam tujuh dusun. Sedanggkan untuk analisis data digunakan rumus Chi kuadrat.

Berdasarkan analisis data pengaruh pelaksanaan demokrasi dalam pemiliha kepala desa meperoleh Hasil �2 hitung = 5,37 kemudian dikonsultasikan dengan Chi Kuadrat pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan = 4 maka diperoleh �2 tabel = 9,49. Dengan demikian �2 hitung lebih besar dari �2 tabel ( �2 hitung ≥ �2 tabel ), yaitu 5,37 ≥ 9,49. Berdasarkan pembagian antara nilai C = 0,32 dengan Cmaks0,812,diperoleh nilai 0,32. Dengan hasil 0,32 berada pada kategori berminat, hal ini menunjukan bahwa adanya. pengaruh pelaksanaan demokrasi terhadap kesadaran hak dan kewajiban warganegaraan di desa gusting bawah kecamatan gisting kabupaten tanggamus Tahun 2012,


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan dan Kegunaan ... 10

1.5.1Tujuan Penelitian ... 10

1.5.2Kegunaan Penelitian ... 11

1.5.2.1 Kegunaan Teoritis ... 11

1.5.2.2 Kegunaan Praktis... 11

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 12

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu ... 12

1.6.2 Ruang Lingkup Objek ... 12

1.6.3 Ruang Lingkup Subjek ... 12

1.6.4 Ruang Lingkup Tempat ... 12

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Deskripsi Teori ... 13

2.1.1 pelaksanaan demokrasi ... 13

2.1.2 pengertian demokrasi ... 16

2.1.3 demokrasi pancasila ... 17

2.1.4 ciri-ciri demokrasi ... 21

2.1.5 macam-macam demokrasi... 21

2.1.6 Prinsip demokrasi ... 23

1. pemilihihan kepala desa…... 26


(7)

3.1Metode Penelitian... 46

3.2Populasi dan Sampel ... 47

3.2.1 Populasi ... 47

3.2.2 Sampel ... 48

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 50

3.3.1 Variabel penelitian ... 50

3.3.2 Definisi Operasional ... 52

3.4 Pengukuran Variabel ... 53

3.5 Tehnik Pengumpulan data ... 55

3.5.1 Tehnik Pokok ... 55

3.5.2 Tehnik penunjang ... 56

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 57

3.6.1 Uji Validitas ... 57

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 57

3.7 Tehnik Analisis Data ... 59

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Langkah-Langkah Penelitian ... 62

4.1.1 Persiapan Pengajuan Judul ... 62

4.2 Penelitian Pendahuluan ... 62

4.2.1 Pengajuan Rencana Penelitian... 63

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 63

4.3.1 Persiapan Administrasi ... 65

4.3.2 Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 65

4.4 Penelitian di Lapangan ... 65

4.5 Pelaksanaan Uji Coba Soal Angket... 66

4.5.1 Analisis Validitas Soal Angket ... 66

4.5.2 Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 66

4.6 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

4.6.1 Sejarah singkat desa gisting bawah kecamatan gistin ... 72

4.6.2 Letak administasif ... 79

4.6.3 Luas wilayahdan keadaan penduduk gisting………... 79

4.6.4 Keadaan penduduk menurut jenis kelamin ………. 81

4.7 Deskripsi Data ... 81

4.7.1 Pengumpulan Data ... 81

4.7.2 Penyajian Data ... 106

4.10 Pembahasan ... 112

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Saran ... 119 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1. PENDAHULUNAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (setelah amandemen) pasal 1 ayat (1) berbunyi

“Kedaulatan berada di tangan raknyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

Dasar”. Kemudian sebelum di atur juga dalam konstitusi yang terdapat pada pasal

1 ayat (1) dan ayat (2), serta dalam Undang-Undang Dasar sementara 1950 pada pasal 1 ayat (1)

Demokrasi di negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga sering disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila merintahkan musyawarah untuk mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham kekeluargaan dan Gotong royong yang ditujukan pada kesejahteraan yang mengandung unsur-unsur religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur. Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak tetapi harus diselenggarakan dengan tanggung jawab sosial. Prinsip-prinsip demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Terdapat tujuan prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem demokrasi adalah kontrol atas keputusan pemerintah, pemilihan umum yang jujur, hak memilih dan dipilih,


(9)

kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi, dan kebebasan berserikat.

.Menurut Samuel Huntington dalam Budianto (2005:53), “Demokrasi merupakan

pembuatan keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem yang dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur atau berkala dalam sistem itu pun para calon bebes bersaing untuk meperoleh suara dan hampir seluruh penduduk

desa dapat memberikan suara”. Suatu pemerintahan dikatakan demokrasi bila

dalam mekanisme penyelenggaraannya melaksanakan prinsip-prinsip dasar demokrasi.

Silah satu contoh demokkrasi. Dengan pemilu Setiap pemilihan umum dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat. Hal tersebut manjadi media pembelajaran pratik demokrasi bagi masyarakat yang diharapkan dapat membantu kesadaran kolektif segenap usaha bangsa tentang pentingnya pemilihan pemimpin yang besar sesuai nuraninya. Pemimpin yang dipilih merupakan pemilihan masyarakat sendiri, sehingga calon yang mereka dukung tidak menang masyarakat dapat memahami dan menerima keputusan itu dengan hati yang lapang.

Hampir secara keseluruhan syarat-syarat minimal yang harus dipenuhi oleh Negara untuk menganut sistem demokrasi setidaknya telah dilaksanakan oleh Indonesia, sehingga demokrasi dapat disebut Negara demokrasi.Pelaksanaan pemerintah secara demokrasi memang hal baik, tetapi dalam pelaksanaannya


(10)

3

masyarakat harus memilik tingkat pemahaman dalam pendidikan politik yang cukup agar masyarakat tidak salah mengartikan makna dari demokrasi itu sendiri.

Sehingga masyarakat tidak terjerumus dalam hal-hal atau tindakan yang tidak baik, misalnya pada pemilu masyarakat yang menjadi pendukung calon untuk dapat memenangkan calon yang mereka dukung menggunakan cara-cara tidak baik. Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perselisihan antara pihak pemenang dan pihak yang kalah. Hal ini terjadi karena sesungguhnya belum secara sepenuhnya memahami hakikat demokrasi yang sebelumnya.

Saat ini pelaksanaan sistem demokrasi tidak hanya diterapkan sebagai dasar pelaksanaan pemerintah pusat saja, tetapi asas demokrasi telah dipakai atau digunakan berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, perekonomian, politik, sosial dan budaya. Bahkan bangsa Indonesia sejak dahulu sesungguhnya telah melaksanakan atau mempraktikkan ide demokrasi meskipun masih sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan. Disingkat bawah, bangsa Indonesia telah melaksanakan sistem demokrasi Desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan pelaksanaan kepala desa (pilkades) dan adanya rembuk desa.

Demokrasi desa memiliki lima unsur yaitu rapat, mufakat, gotong royong, hak mendapatkan perotes bersama, hak menyingkir dari kekuasan raja absolut. Kelima unsur demokrasi desa tersebut dapat dikembangkan menjadi konsep demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern meliputi tiga hal demokrasi di bidang politik di bidang ekonomi, demokrasi di bidang


(11)

sosial. Demokrasi tingkat bawah yaitu berupa pemilihan kepala desa secara demokratis telah dilaksanakan di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus .

Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.

Menurut Thomas H. Greene dalam Podmo Wahjono (2008:220) mengatakan

bahwa “ Pemilihan umum merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan

pengantian pemerintah dimana raknyat dapat menyalurkan hak politiknya secara

aman dan bebas “.

Pemilu harus dilaksanakan secara teratur serta kompetisi secara terbuka dan sederajat diantara partai-partai politik. Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam struktur dalam pemerintahan. Proses pemilihan kepala desa masyarakat desa dapat memilih secara langsung Calon pemimpin atau kepala desa sesuai dengan keinginan mereka. Masyarakat memiliki kebebasan atau memiliki hak memilih dan dipilih. Hal ini sesuai dengan pasal 5 ayat (1), pasal 20 ayat (2), pasal 27 ayat (1), pasal 28, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G, pasal 28I, pasal 28J, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang-Undang-Undang tentang


(12)

5

pada hari pemunggutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih/ pernah kawin

mempunyai hak pilih”. Hak dipilih dan memilih juga tercantum dalam Undang

-Undang No. 39 Tahun 1999 tetang HAM pasal 43 yang mengatakan “Setiap

warga Negara berhak memilih dan dipilih.

Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.

kesadaran masyarakat tentang politik dan demokrasi harus baik agar dalam pelaksanaan pemilu masyarakat dapat menggunakan hak pilih mereka dengan penuh tanggung jawab. Pemilihan kepala Desa di Desa Gisting Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus telah dilaksanakaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemilihan kepala desa tersebut dilaksanakan pada saat masa jabatan kepala desa yang telah sebelumnya berakhir. Calon kepala desa yang lulus seleksi yang dilaksanakan atau pun dilakukan oleh badan permusyawaratan desa berhak mengikuti kompentisi untuk dipilih oleh masyarakat melalu pemilihan kepala desa

Berdasarkan obserpasi dan penelitian pendahuluan telah diperoleh data tentang mata pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Berikut adalah data pemilih atau mata pilih yang telah terdata oleh panitia pemilihan kepala desa pada tahun 2012.


(13)

Tabel 1. Data pemilihan pada pemilihan kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

No Desa Gisting

Bawah

Jumlah Pemilih (Orang)

Keterangan

Memilih Tidak Memilih

1 Dusun I 671` 601 70

2 Dusun II 455 370 86

3 Dusun III 352 300 52

4 Dusun IV 650 623 28

5 Dusun V 536 470 60

6 Dusun VI 446 412 34

7 Dusun VII 762 742 20

Jumlah 3872 3518 354

Sumber : Dokumen penelitian pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pemilih pada pemilihan Kepala Desa (pilkades) di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus yang dilaksanakan Tanggal 15 Bulan 05 Tahun 2012 terdata 3.872 orang pemilih dari 7 dusun yang ada di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dan sebanyak Orang yang tidak memilih atau besar 10,93% dari jumlah seluruh pemilih 7 dusun. Jumlah pemilih yang tidak memilih mencapai 10,93% menunjukan bahwa kesadaran masyarakat akan hak memilih dan masih kurang. Masyarakat masih belum mengetahui bahwa satu suara merupakan satu perubahan yang cukup bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan desanya. Masyarakat masih cenderung bersikap apatis terhadap


(14)

7

kemajuan daerahnya.Hal ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya terhadap pemimpin, mereka menganggap bahwa siapapun yang menjadi pemimpin mereka tetap sama saja, jadi memilih atau pun tidak tetap sama saja.

Dalam pemilihan Kepala Desa didesa Gisting Bawah juga sedikit kesadaran masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa. Hal ini disebakan pula kurang semangatnya masyarakat untuk membangun desa. Masyarakat enggan menjadi kepala desa karena masyarakat menganggap jika mereka tidak memiliki dana yang cukup banyak maka mustahil bagi mereka untuk menjadi kepala desa. Ketika pemikiran seperti ini telah tertanam dalam otak mereka maka hanya bersikap pasrah menerima segala sesuatu yang terjadi. Selain itu rasa tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa hanya membuang waktu jika menjadi Kepala Desa. Karena jika menjadi Kepala Desa tidak di beri gaji/upah sehingga mereka merasa rugi.

Selain itu, pada Pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah masih terjadi penyimpangan yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip karena dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa masih ada permainan politik sehingga pemilihan kepala desa kurang lancar, masyarakat masih terpengaruh pada orang lain, dan dalam pemilihan tersebut masih ada orang-orang yang didoktrim untuk memilih salah satu calon. Bahkan untuk mendapatkan suara lebih kandidat atau calon kepala desa mendata orang penduduk kampung yang bekerja di luar daerah sebagai jalan pemilihnya, dan sebelum pemilihan kepala desa dilaksanakan calon kepala desa menghubungi calon pemilih tersebut untuk pulang kampung agar dapat menyumbangkan suaranya sehingga calon tersebut bisa menang.


(15)

Masyarakat pada saat itu memberikan suaranya juga masih berdasarkan pemikiran bahwa calon yang akan mereka pilih adalah tetangga, saudara, atau teman dekat, tanpa memikirkan kompetensi dan prilaku calon yang mereka pilih. Penilaian masyarakat terhadap calon pimpinan masih cenderung subjektif. Masyarakat dalam menentukan pemilihan masih belum dapat memilih calon berdasarkan integeritas yang dimiliki calon melainkan masih karena berdasarkan kepentingan masing-masing pribadi.

Sehingga ketika mereka memilih calon kepala desa tersebut maka akan banyak keuntungan yang mereka peroleh tanpa berfikir dan mempertimbangkan bagaimana kemampuan yang dimiliki calon kepala desa tersebut apakah benar-benar layak untuk menjadi pemimpin dan dapat dijadikan panutan oleh masyarakat. Begitu juga saat hasil suara di umumkan terjadi perselisihan antara pendukung karena pendukung calon yang kalah tidak bisa menerima kekalahan.

Hal ini membuktikan bahwa pada pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Pada Tahun 2012, masih belum demokratis dan pemahaman masyarakat tentang demokrasi dan pendidikan politik yang mereka miliki masih kurang. Kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihan lebih di pengaruhi oleh pihak lain. Kemudian kebebasan untuk dipilih lebih di pengaruhi oleh kesadaran masyarakat sendiri yang masih kurang, masyarakat saat ini lebih bersikap apatis. Berikut ini adalah data tentang jumlah masyarakat yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa di desa gisting bawah kecamatan gisting tanggamus pada tahun 2012.


(16)

9

Table 2: Data jumlah Desa di Desa Gisting Bawah KecamataGisting Kabupaten Tanggamus. calon Kepala

Sumber : Dokumen panitia pemilihan Kepala Desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah calon kepala yang mencalonkan diri pada pemilihan kepala desa berjumlah 3 orang, yang dari beberapa calon kepala desa tersebut merupakan warga setempat. Dari data yang diperoleh telah memberikan bukti bahwa kesadaran warga desa untuk mencalonkan diri dan mempergunakan hak mereka utuk dipilih masih kurang. Padahal setiap warga Negara memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih dalam setiap pemilu. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa juga disebabkan oleh rumitnya syarat-syarat yang harus dipenuhi, sehingga banyak warga desa yang tidak mau mencalonkan diri menjadi kepala desa

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka dapat di identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat cukup banyak warga yang tidak menggunakan hak pilihnya

No Nama Alamat

1 Safari Gisting bawah 2 Triono Gisting bawah 3 Jawali Gisting bawah


(17)

2. Kesadaran pelaksanaan hak dan kewajiban warga Negara dalam pemilihan kepala desa belum optimal

3. Rendahnya keinginan anggota masyarakat mencalonkan diri sebagai kepala desa

4. Pelaksanaan pemilihan kepala desa belum mampu menanamkan kesadaran demokratis bagi warga masyarakat

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penelitian membatasi masalah pada

1. Pelaksnaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa

2. Kesadaran penggunaan hak dan kewajiban warga Negara dalam pilihankepala desa di desa gisting bawah kecamatan gisting kabupaten tanggamus

D. Perumusan Masalah.

Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kesadaan akan hak dan kewajiban warga negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.


(18)

11

E. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kasadaran akan hak dan kewajiban warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna mengembangkan konsep dan teori politik khususnya demokrasi sebagai dimensi pendidikan kewarga negaraan di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

b. Kegunaan secara praktis.

1. Masyarakat menumbuhkan kesadaran dalam melaksanakan hak dan kewajiban warga Negara. Khususnya partisipasi dalam pilkades dan umumnya pemilu sebagai salah satu pelaksanaan demokrasi

2. Partai politik dan lembaga politik sebagai reveransi dalam pelaksanaan pilkades dan pemilu sebagai tanggug jawab dari politik

3. Guru PKn sebagai reverensi sebagai pengayaan. Dan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan khususnya materi demokrasi.


(19)

E. Ruang lingkup.

1. Ruang lingkup ilmu.

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah kajian ilmu pendidikan kewarganegaraan karena membahas tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa secara demokrasi pada kebebasan hak dan kewajiban

2. Ruang lingkup objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting KabupatenTanggamus.

3. Ruang lingkup subjek.

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah calon kepala desa, kepala desa serta seluruh masyarakat yang turut serta dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) Di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Tanggamus

4. Ruang lingkup tempat.

Ruang lingkup lokasi dalam penelitian ini adalah di laksanakan di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

5. Ruang lingkup objek.

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkanya surat izin pendahuluan penelitian oleh Dekan FKIP Universitas Lampung.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori.

1. Pelaksanaan demokrasi.

a. Sejarah dan pengertian demokrasi.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat di bagi empat periode yaitu; periode 1945-1959, periode 1959-1965, periode1965-1998, dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan parlementer, sistem ini berlaku sebulan setelah kemerdekaan di proklamasikan. Namun demikian, model demokrasi ini di anggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikan demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik. Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi parlementer ini ahirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi kesukuan dan agama. Akibatnya pemerintahan yang berbasis pada koalisi politik pada masa ini jarang dapat bertahan lama.


(21)

Hal ini mengakibatkan destabilitas politik nasional yang mengancam integrasi nasional yang sedang dibangun, Demokrasi pada periode 1959-1965 ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Ciri-ciri demokrasi ini adalah dominan politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat.

Demokrasi pada periode 1965-1998 ini merupakan masa pemerintahan presiden Soeharto dengan Orde Barunya. Orde baru merupakan kritik tehadap periode sebelumnya, Orde lama. Seiring pergantian kepemimpinan nasional, demokrasi Presiden Soekarno telah diganti oleh elite Orde Baru Demokrasi Pancasila.Demokrasi pasca Orde Baru sering disebut dengan era reformasi sampai dengan sekarang. Periode ini erat hubunganya dengan gerakan reformasi rakyat yang menuntut pelaksaan demokrasi dan HAM secara konsekuen. Tuntunan ini di tandai oleh lengsernya Presiden Sueharto tampuk kekeuasaan Orde Baru pada Mei 1998, setelah lebih dari tiga puluh tahun berkuasa dengan demokrasi pancasilanya. Penyelewengan atas dasar Negara Pancasila oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati sebagian masyarakat terhadap dasar Negara atau Pancasila.

Demokrasi di negera Indonesia bersumber dari Pancasila dan UUD 1945 sehingga sering di sebut demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham


(22)

15

kekeluargaan dan Gotong royong yang ditujukan kepada kesejateraan yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersikap mutlak, tetapi harus dengan tanggung jawab sosial. Pemerintahan demokrasi merupakan pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat dan untuk rakyat, maka persoalan tentang sistem pemerintahan demokrasi itu langsung mengenai soal-soal rakyat sebagai penduduk dan warga dalam hak dan kewajibanya.

Dengan kata lain paham tersebut memiliki makna bahwa suatu pemerintahan yang memegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Artinya dalam setiap pemerintah akan mengambil keputusan yang akan dijadikan kebijakan maka rakyat selalu diikutsertakan dalam agenda tersebut melalalui perwakilan yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Demokrasi pada masa lalu dipahami hanya sebagai bentuk pemerintahan. Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintah. Akan tetapi, sekarang ini demokrasi di pahami lebih luas lagi sebagai sistem pemerintahan atau politik. Konsep demokrasi sebagai bentuk pemerintah berasal dari filsup yunani. Dalam pandangan ini demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintah.


(23)

2. Pengertian demokrasi.

Secara etimologis “Demokrasi” berasal dari bahasa yunani, “terdiri dari dua kata,

yaitu demos yang berarti rakyat, dan cratein/cratos yang berarti pemerintah, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau sering di kenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.Dari sudut pandang trimonologis, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh ahli politik. Masing-masing memberikan definisi dari sudut pandang yang berbeda.

Menurut Haris Soche dalam Winarno (2008:91) mengatakan bahwa:

Demokrasi adalah sistem yang menunjukan bahwa kebijaksanaan umum di tentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas dasar prinsip kesamaan politik dan diselanggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan politik. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa demokrasi adalah untuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintah itu melekat pada diri rakyat, atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari pelaksanaan dan pemperkosaan pada orang lain atau badan yang serahi untuk memerintah serta peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik dan pertanggung jawaban wakil rakyat yang duduk dipemerintahaan kepala rakyat serta pemilihan wakil rakyat dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung melalui pemilihan umum. Sehingga demokrasi adalah


(24)

17

pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung tiga hal yaiti pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat yang penuh tanggung jawab.

3. Demokrasi pancasila.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan Negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila Pancasila atau nilai-nilai luhur Pancasila. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila pada bidang politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Menurut Darji Darmodihardjo, S.H. dalam Budiyanto (2005:54), mengatakan

bahwa “Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada

kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudanya adalah seperti termasuk dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkembang di Indonesia. Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkap nilai yang dianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi sebagai:

1. Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam membuat dan menilai keputusan politik.


(25)

2. Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi.

Nilai-nilai demokrasi yang tejabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sebagai berikut:

 Negara berdasar Kedaukatan rakyat.  Republik.

 atas hukum.

 Pemerintahan yang konstitusional.  Sistem perwakilan.

 Prinsip ketuhanan.

Baik dari sudut pandang ideologi mupun konstitusi, demokrasi Pancasila memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.  Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara normal kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.


(26)

19

 Pangambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.  Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.  Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada beberapa sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a) Ide kedaulatan rakyat

Bahwa yang berdaulat di Negara demokrasi adalah rakyat. Ide ini menjadi gagasan pokok dari demokrasi. Tercermin pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan Undang-Undang Dasar 1945”

b) Negara berdasar atas hukum.

Negara demokrasi adalah Negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut hukum dalam arti materil (luas) untuk mencapai tujuan nasional. Tercermin pada pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Negara

Indonesia adalah Negara hukum”

c) Bentuk republik.

Negara di bentuk untuk memmperjuangkan realisasi kepentingan umum (Republika). Negara Indonesia berbentuk Republik yang nemperjuangkan kepentingan umum. Tercermin pada pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar


(27)

1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang

berbentuk Republik”

d) Pemerintahan berdasarkan konstitusi.

Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan berlandaskan konsitususi atau Undang-Undang Dasar 1945 yang demokratis.

Tercermin dalam 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa “presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

Undang-Undang Dasar 1945”

e) Pemerintahan yang bertanggung jawab

Pemerintah selaku penyelenggara Negara merupakan pemerintah yang bertanggung jawab segala tindakanya. Berdasarkan demokrasi Pancasila, pemerintah kebawah bertanggung jawab kepada rakyat dan keatas bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

f) Sistem perwakilan.

Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan pemerintahan. Demokrasi yang dijalankan adalah demokrasi perwakilan atau tidak langsung. Para wakil rakyat dipilih melalui pemilu.


(28)

21

g) Sistem pemerintahan presidensil.

Presiden adalah penyelenggara Negara tertinggi, presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.

4. Ciri-ciri demokrasi.

Menurut Bingham Powel dalam Budiyanto (2005:53-54), mengatakan bahwa sistem politik demokrasi di tandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada hukum didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.

2. Legitimasi kekuasaan diperoleh melalui pemilihan umum yang kompetitif, Sebagian dasar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik sebagai pemilih maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting, 3. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa paksaan,

4. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara, berorganisasi dan kebebasan pers,

5. Macam-macam demokrasi

Macam-macam demokrasi yang oleh Negara-negara di dunia yaitu:

1. Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan dalam legeslatif lebih tinggi dari pada eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam Kabinet diangkat dan diberrhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer presiden menjabat sebagai kepala Negara.


(29)

2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif dipegang oleh konggres, kekuasaan ekskutif dipegang oleh Presiden, dan kekuasaan yudikatif di pegang oleh Mahkamah Agung.

3. Demokrasi melalui referendum, yang paling mencolok dari sistem demokrasi melalui referendum adalah pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum. Sistem referendum menunjukan suatu sistem pengawasan langsung oleh rakyat.

Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam yaitu

1. Demokrasi langsung

demokrasi ini memiliki makna bahwa paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam musyawarah untuk menentukan kebijaksaaan umum dan undang-undang.

2. Demokrasi tidak langsung,

demokrasi ini memiliki makna bahwa paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi tidak langsung dan demokrsai biasanya dilaksanakan melalui pemiliham umum.


(30)

23

Jeff Hayness dalam Winarno (2000:112) membagi pemberlakuan demokrasi ke dalam tiga model berdasarkan penerapanya yaitu:

 Demokrasi formal ditandai dengan adanya kesempatan untuk memilih pemerintahanya dengan interval yang teratur yang ada aturan yang mengatur pemilu. Peran pemerintah adalah mengatur pemilu dengan memperhatikan proses hukumnya.

 Demokrasi permukaan (façade) merupakan segala yang umum didunia ketiga. Tampak luarnya memang demokrasi, tetapi sama sekali tidak memiliki subtansi demokrasi. Pemilu demokrasi diadakan sekadar para

os inglesses ver, artinya “supaya dilihat oleh orang-orang inggris”

hasilnya adalah demokrasi dengan intensitas yang dalam banyak hal tidak jauh dari sekadar polesan pernis demokrasi yang melapisi struktur politik.

 Demokrasi subtantif menempati rangking paling tinggi dalam penerapan demokrasi. Demokrasi subtantif member tempat kepada rakyat jelata, kaum miskin, peremppuan, kaum muda, golongan minoritas kegamaan dan kaum etnik, untuk dapat benar-benar menempatkan kepentingan dalam agenda politik diatu Negara. Dengan kata lain, demokrasi subtantif menjalankan dengan sungguh-sungguh agenda kerakyatan, bukan sekedar agenda demokrasi atau agenda politik partai semata

6.prinsip demokrasi.

Prinsip-prinsip demokrasi dirincikan oleh Sukarna dalam Winarno (2008:95) yaitu:

1. Diberlakukanya pembagian kekuas; kekuasaan ekskutif, legeslatif, dan yudikatif, berada pada badan yang berbeda;

2. Pemerintah konstituonal;

3. Pemerintah berdasarkan hukum; 4. Pemerintah dengan mayoritas; 5. Pemerintah dengan diskusi;


(31)

6. Pemilihan umum yang besar;

Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya manajemen yang terbuka;

7. Pers yang bebas;

8. Pengakuan atas hak-hak minoritas; 9. Perlindungan atas hak asasi manusia; 10.Peradilan yang bebas dan tidak memihak; 11.Pengawasan terhadap adminitrasi Negara;

12.Mekanisme politik yang berubah antara kehidupan politik masyarakat dengan kehidupan politik pemerintah;

13.Kebijaksanaan pemerintah dibuat oleh badan pewakilan politik tanpa paksaan dari manapun;

14.Penyelesaian secara damai bukan dengan kompromi;

15.Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu; 16.Konstitusi/Undang-Undang Dasar 1945 yang demokratis;

17.Prinsip persetujuan;

Parameter yang dapat dijadikan ukuran apakah suatu Negara atau pemerintah dapat dikatakan demokratis atau sebaliknya. Sedikitnya tiga aspek dapat dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana demokrasi itu berjalan dalam suatu Negara. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Pemiliham umum sebagai proses pembentukan pemerintah. Pemilihan umum salah satu instrument penting dalam proses pergantian pemerintahan.


(32)

25

2. Susunan kekuasaan Negara, yaitu kekeuasaan Negara dijalankan secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah.

3. Kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kuasa yang berjalan secara simetris, memiki sambungan yang jelas, dan adanya mekanismeyang memungkinkan kontrol dan keseimbangan (chek and balance) terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legeslatif.

Beberapa nilai yang terkandung dalam demokrasi yang disebutkan oleh Zamroni (2008:98), yaitu:

1. Toleransi,

2. Kebebasan mengemukakan pendapat, 3. Menghormati perbedaan pendapat,

4. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat, 5. Terbuka dan komunikasi,

6. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, 7. Percaya diri,

8. Tidak menggantungkan pada orang lain, 9. Saling menghargai,

10.Mampu mengekang diri 11.Kebersamaan dan, 12.Keseimbangan,


(33)

1. Pemilihan kepala desa.

Pemilihan umum merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan pergantian pemerintahan dimana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya secara aman dan bebas. Pemilu harus dilaksanakan secara teratur serta kompetisi secara terbuka dan sederajat diantara Partai-partai politik. Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk untuk duduk dalam struktur pemerintahan.

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumblah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.

Menurut Undang-Undang No.72 Tahun 2005, “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia”

desa adalah kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri” Secara ilmuan, ahli sosiologi menyatakan bahwa desa nerupakan lingkungan dimana warga memililiki


(34)

27

hubungan akrab dan bersifat informal. Yang mewakili pakar sosiologi pedesaan, mengemukakan 3 definisi desa untuk tujuan analisis yang berbeda-beda, yaitu analisis statistik, analisis sosial psikologis, dan analisis ekonomi.

Untuk memahami masyarakat desa dilihat dari karakteristiknya yaitu:

1. Besarnya peranan kelompok primer;

2. Faktor geografis sebagai dasar pembentukan kelompok; 3. Hubungan bersikap akrab dan langgeng;

4. Homogen;

5. Keluarga sebagai unit ekonomi;

6. Populasi anak dalam proprorsi lebih besar;

Menurut Pritim A.Sorokin dan Carle C.Zimmerman (2009:43), faktor-faktor yang dapat menentukan karakteristik masyarakat desa dan koto adalah Mata pencaharian;

1. Ukuran komunitas;

2. Tingkat kepadatan penduduk; 3. Lingkungan;

4. Diferensiasi sosial; 5. Strafikasi sosial; 6. Interaksi sosial; 7. Solidaritas sosial;


(35)

permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormatidalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa atau yang disebutdengan nama lain kepala desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintah desa yang dimaksud yaitu kepala desa, dan perangkat desa (sekertaris desa, pelaksana teknis lapangan, unsur kewilayahan).

Menurut Undang-Undang No. 72 tahun 2005 pasal 44 tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi calon kepala desa yaitu:

1. Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, serta pemerintah;

3. Pendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan/atau sederajat;

4. Berusia paling rendah 25 tahun (dua puluh lima tahun); 5. Bersedia dicalonkan ssebagai calon kepala desa;

6. Penduduk desa setempat;

7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima)tahun;

8. Tidak dicabut hak pilihnya seesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

9. Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua kali masa jabatan;

10.Memenuhi syarat lain yang ditentukan peraturan daerah kabupaten/kota.


(36)

29

Hal yang berkaitan dengan pencalonan kepala desa juga termuat dalam peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No.37, pasal 10 berkaitan dengan pencalonan kepala desa yaitu

1. BPD memberitahukan kepala desa tentang berakhirnya jabatan kepala desa;

2. Kepala desa yang akan berhenti karena berakhir masa jabatanya, 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan, mengajukan berhenti kepada BPD;

3. BPD berdasarkan permohonan berhenti dari kepala desa segera memberi persetujuan kepada yang bersangkutan dan mengusulkan kepada bupati;

4. Pejabat yang berwenang menugaskan ketua panitia pengawas guna memproses pengganti kepala desa yang bersangkutan. Pasal 11 peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 yang berbunyi “Panitia pemilihan mengadakan konsultasi mengenai pencalonan kepala desa dengan panitia pengawas”

5. Pasal 12 peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 yang berkaitan pencalonan kepala desa yaitu:

6. Ketua panitia pemilihan berdasarkan hasil konsultasi sebagai mana dimaksud dalam pasal 11 peraturan daerah ini,menugaskan kepada panitia pemilihan untuk melakukan kegiatan penaringan;

7. Setelah selesai melakukan penjaringan sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini panitia pemilihan menetapkan tatacara penyaringan bakal calon;

8. Setelah tatacara penyaringan ditetapkan panitia pemilihan melakukan penyaringan bakal calon;

9. Penyaringan bakal calon sebagai mana dimaksud ayat (3) pasal ini pelaksanaanya didasarkan pada nama-nama bakal calon hasil penjaringan, dengan ketentuan jumblah bakal calon hasil penyaringan sedikit-dikitnya 2 (dua) orang sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang bakal calon dan ditetapkan dengan berita acara penyaringan bakal calon oleh panitia pemilihan;

10.Teknis pelaksanaan jaringan dan penyaringan bakal calon ditetapkann oleh ketua panitia penelitian.


(37)

Hal serupa juga termuat dalam pasal 13 Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 yaitu:

1. Bakal calon hasil penyaringan sebagai mana maksut pasal 12 peraturan daerah ini bersama-sama dengan kelengkapan administrasi pesaratan disampaikan oleh ketua panitia pemilihan kepala ketua BPD.

2. Ketua BPD setelah menerima laporan dari ketua panitia pemilihan mengadakan penelitian administrasi persyaratan dan mengadakan musyawarah untuk menetapkan calon dituangkan dalam berita acara penetapan calon.

3. Berita acara penetapan calon diajukan oleh ketua panitia pemilihan kepada penitia pengawas camat dengan dilampiri;

a. Surat pernyataan kesedian menjadi calon

b. Surat keterangan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Surat pernyataan sedia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Dan Pemerintahan Republik Indonesia.

d. Surat pernyataan tidak pernah terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang menghianatai Negara Kesatuan Republic Indonesia Yang Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G 30 S/PKI dan atau organisasi terlarang lainnya e. surat keterangan tidak dicabut hak pilihan berdasarkan

keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kriminal.


(38)

31

f. Surat keterangan kesehatan yang dilakukan oleh majelis penguji kesehatan pegawai kesehatan atau dokter setempat; g. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian;

h. Daftar riwanyat hidup;

i. Selain ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh penjabat yang mempunyai kewenangan untuk itu;

j. Pas photo (hitam putih) ukuran 4x6 sebanyak 4 (empat) lembar; 1. Surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa yang bersangkutan;

k. Surat keterangan bertempat tinggal didesa yang bersangkutan sekurang-kurannya 2 (dua) tahun terakhir, atau salinan KTP (khusus untuk putra desa tidak diperlukan)

l. Surat izin dari atasannya yang berwenang dari bakal calon yang berasal dari pegawai negeri sipil.

Sebelum pemilihan kepala desa dilaksanakan maka calon kepala desa yang telah ditetapkan oleh BDB dapat melakukan kampanye untuk dapat menarik simpati masyarakat desa. Hal mengenai kampanye calon kepala desa juga telah diatur dalam peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No. 37 tahun 2000 pada pasal 16 yaitu:

1. Waktu kampanye dimulai 2 (dua) minggu sebelum pemilihan dengan masa kampanye paling lama 1 (satu) minggu.

2. Kampanye dilaksanakan oleh calon yang berhak dipilih;

3. Masa tenang 2 (dua) hari sebelum pemilihan calon yang berhak dipilih dilaksanakan;

4. Kampanye harus dilaksanakan kendati, aman, tentram dan tertib yang dibimbing oleh oleh amat dan kasih pemerintahan kecamatan selaku anggota pengawas;

5. Kampanye yang dimaksud ayat 1 pasal ini, tidak dibenarkan dalam bentuk:


(39)

6. Pawai atau arak-arakan

7. Pemberi uang, barang atau fasilitas lain;

8. Panitia penelitian memberikan tindakan terhadap calon hak dipilih sebagaimana maksud ayat (6) harus disetujui BPD;

9. Pencabutan setatus yang bersangkutan sebagai calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (6) harus disetujui BPD

10.Dalam hal ini terjadi pelanggaran sebagai yang dimaksud ayat (6) yang mengakibatkan terjadi calon tinggal, pelaksanaan pemilihan kepala desa tetap dilaksanakan dan untu menentukan calon tetapi berlaku sebagaimana dimaksudkan pasal 15.

Pasal 46 dan 53 Peraturan Pemerintah No 72 TAHUN 2005 Tentang Desa menyatakan bahwa Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pemilihan,Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota

1. Peraturan daerah kabupaten tanggamus buru nomor 31 tahun 2007 tentang tata cara tahapan pencalonan;

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Seleksi bakal calom kepala desa

d. penetapan


(40)

33

f. Pelantikan

g. Pembubaran panitia.

Telah mengatur tentang berbagai hal menyangkut pemilihan kepala desa di Kabupaten Buru sebagai berikut:

 Persiapan pemilihan kepala desa

 panitia pemilihan

 hak memilih dan dipilih

 pencalonan kepala desa

 kampanye calon kepala desa

 pemilihan kepala desa

 pemilihan ulang

 biaya pemilihan kepala desa

 penetapan dan pengesaha

 calon terpilih

o penetapan calon kepala desa terpilih o pelantikan kepala desa terpilih

 pemberhentian kepala desa

 pengangkatan penjabat kepala desa

 larangan kepala desa

 hal-hal lain tentang perangkat desa

BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan; BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa; 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan, kepala desa menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepada Bupati melalui Camat dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD;


(41)

BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri dari

a. Unsur Perangkat Desa;

b. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama.

Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat;

Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai tugas dan wewenang : a. Mengumumkan rencana pemilihan kepala desa;

b. melakukan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa sesuai persyaratan yang telah ditentukan;

c. menerima pendaftaran dan kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon kepala desa;

d. melakukan penelitian dan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa berdasarkan ketentuan yang berlaku;

e. menetapkan jadwal pelaksanaan pemilihan setelah dikoordinasikan dengan BPD;

f. melaksanakan pendaftaran pemilih dan menetapkan jumlah pemilih; g. mengajukan rencana biaya pemilihan kepala desa;

h. menetapkan tempat, jadwal, tata tertib dan mekanisme kampanye bagi calon kepala desa;

i. mengumumkan calon kepala desa yang berhak dipilih dan daftar pemilih;

j. melaksanakan pemungutan suara pemilihan kepala desa;

k. melaporkan dan menyampaikan hasil pelaksanaan pemilihan kepala desa disertai berita acara jalannya pemungutan suara dan berita acara penghitungan suara kepada BPD untuk ditetapkan dengan keputusan BPD.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan dengan demokrasi

langsung.

Pemilih mempunyai hak suara langsung memberikan suaranya menurut hati nuraninya tanpa perantara dan tanpa tingkatan.


(42)

35

Umum.

Pada dasarnya semua penduduk desa warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau telah pernah kawin, berhak memilih dalam pemilihan lepala desa (pilkades). Jadi, pemilihan bersikap umum berarti pemilihan yang berlaku menyeluruh bagi semua penduduk desa warga Negara Indonesia menurut persyaratan tersebut diatas.

Bebas.

Pemilih dalam menggunakan haknya dijamin keamananya untuk menetapkan pilihanya sendiri tanpa adanya pengaruh, tekanan, paksaan dari siapapun dan tanpa apapun.

Rahasia.

Pemilih dijamin oleh peraturan perundang-undangan bahwa suara yang diberikan dalam pemilihan tidak akan diketahui oleh siapapun dan dengan jalan apapun.

Pelaksanaan pemilihan kepala desa telah diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun1979 pasal 10-12. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan berkewajiban untuk:


(43)

1. Menjamin agar mekanisme demokrasi Pancasila berjalan dengan lancar, tertib dan teratur.

2. Menjamin pelaksanaan pemungutan suara secara tertib dan teratur. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon kepala desa harus berada ditempat yang telah ditentukan oleh panitia pemilihan untuk mengikuti jalanya pemungutan suara Panitia pemilihan bertanggung jawab atas kelebihan suara yang diberikan oleh penduduk desa yang berhak memilih yang hadir pada saat pemungutan suara diliaksakan.

Pada waktu pelaksanaan pemungutan suara panitia pemilihan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan pemilihan tersebut sehingga reaksi-reaksi dari masyarakat trhadap ketidakpuasan pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) dimaksud dapat dihindarkan

Calon kepala desa yang dinyatakan tepilih ialah calon yang mendapat jumblah dukungan suara terbanyak, sekurang-kurangnya 20% dari dari jumblah seluruh pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Dalam hal calon kepala desa hanya terdapat satu orang, maka calon kepala desa tersebut baru dinyatakan terpilih apabila mendapat dukungan suara terbanyak, sekurang-kurangnya 50% atau separuh ditambah satu dari pemilih yang menggunakan hak pilihnya.


(44)

37

Panitia pemilihan menetapkan tempat dan tanggal diadakanya pemilihan ulangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemilihan pertama. Pemilihan ulangan dinyatakan sah apabila separuh dari jumblah pemilih yang telah dinyatakan sah oleh panitia pemilihan menggunakan hak pilihnya. Apabila dalam suatu pemilian hanya terdapat satu orang calon, maka dalam pelaksanaan pemungutan suara harus di sediakan 2 (dua) tempat kotak suara masing-masing untuk suara mendukung dan yang tidak mendukung.

Setelah pemungutan suara selesai maka, panitia pemilihan pada hari dan tanggal pemungutan suara itu juga segera (pasal 21):

1. Menanda tangani berita acara pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala desa bersama-sama dengan para calon kepala desa dengan pengertian-pengertian bahwa jalan pemungutan suara telah berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur.

2. Membuka kotak suara dan menghitung jumblah suara yang masuk setelah diteliti dengan disaksikan oloeh para calon kepala desa tersebut.

3. Mengumumkan hasil jumblah penghitungan suara sebagaimana dimaksud ayat b pasal ini dan membuat berita acara perhitungan dimaksud ditandatangani oleh ketua panitia dan semua calon kepala desa.


(45)

2. hak dan kewajiban warga negara

Masyarakat memiliki kebebasan memilih atau memiliki kebebasa hak dan kewajiban warga negegara. Hal ini sesuai atau telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28E,Undang-Undang-Undang-Undang tentang pemilu yaitu No. 10 Tahun 2008 disebutkan dalam pasal 19 ayat (1) yang berbunyi : “WNI yang pada hari pemunggutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih/ pernah kawin

mempunyai hak pilih”. hak dipilih dan memilih juga tercantum dalam

Udang-Undang No 39 Tahun 1999 tetang HAM pasal 43 yang mengatakan “ Setiap

warga Negara berhak dipilih dan memilih dalam pemilu”. Peraturan serupa

juga dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 tetang pengesahan konvenan hak sipil politik yaitu pasal yang berbunyi “Hak setiap warga Negara ikut serta dalam penyelenggaraan urusan publik , untuk memilih dan dipilih.

Dari sudut hukum sangat jelas sekali jika memilih dan di pilih adalah hak pengecualian hanya bagi mereka terkena hukuman pidana lebih dari 5 tahun /terbukti tidak setia kepada NKRI dan selain dari hal tersebut setiap

warga negara Indonesia berhak memilih dan dipilih. Pemilihan adalah penduduk yang telah memenuhi persysratan untuk mengunakan hak pilih.

a. Hak Memilih Dan Dipilih

Hak memilih dan dipilih merupakan hak setiap warga Negara Indonesia. Hak memilih dan dipilih juga merupakan hak asasi


(46)

39

manusia, berbagai bidang, jenis dan asasi manusia dunia sesuai dengan Undang-Undang

Hak asasi pribadi/personal/ richt meliputi:

 Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah tempat.

 Hak bebas mengelurkan atau menyatakan pendapat.

 Hak bebas memilih dan aktif diorganisasi atau perkumpulan.

 Hak bebasmemilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan yang dinyakini masing-masing.

Hak asasi politik / politic right meliputi

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

 Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainnya

 Hak dan membuat dan memajukan suatu usulan petisi Hak asasi hukum / legal equality right meliputi:


(47)

 Hak menjadi pegawai negeri sipil /PNS

 Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum Hak asasi ekonomi / property rigths meliputy:

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll

 Hak kebebesan memiliki sesuatu

 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang lanyak Hak asasi peradilan / procedural right

 Hak mendapatkan pembelaan hukum diperadilan

 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan dimata hukum

 Hak asasi sosial budaya/ social culture right

 Hak menentukan, pemilih dan mendapatkan pendidikan

 Hak mendapatkan pengajaran

 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat


(48)

41

Kebebasan atau hak memilih atau dipilih tercantum dalam Undang-Undang No 12 tahun 2005 tentang pengesahan international konvenat on civil and politika rights (konvernan internasional tentang hak-hak sipil dan politik, pasal 25 setiap warga Negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa perbedaan apapun dan tanpa pembatasan yang tidak layak untuk:

a) Ikut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah, baik secara langsung ataupun melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas;

b) Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala yang murni, dan dengan hak pilih yang universal dan sama, serta dilakukan melalui pemungutan suara secara rahasia untuk menjamin kebebasan menyatakan keinginan dari para pemilih;

c) Memperoleh akses pada pelayanan umum dinegaranya atas dasar persamaan dalam arti umum

Hak memilih dan dipilih juga terdapat pada Undang-Undang No 10 tahun

2008 tentang pemilihan umum, pasal 19 ayat (1) yaitu “warga Negara

Indonesia atau WNI yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur tujuh belas (17) tahun atau lebih, atau sudah/pernah kawin mempunyai hak pilih.

Ditetapkan syarat-syarat berat lagi calon kepala desa dimaksud agar jabatan tersebut dapat diduduki oleh setiap orang yang benar-benar mempunyai daya kemampuan dan dapat menunjukan prestasinya sesuai dengan tuntunan zaman. Ditetapkan ketentuan pengecualan pada hurup d, dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk yang berasal dari desa yang bersanguktan dan sekarang menjadi penduduk desa lain, dengan pengertian


(49)

bahwa yang bersangkutan sudah mengetahui tentang dan kondisi desa tersebut.

Kebebasan atau hak memilih dan dipilih juga termuat dalam perturan daerah Tanggamus No. 37 tahun 2000 tentang tatacara pencalonan, pemilihan, pelatihan, pelantukan dan pemberhentian kepala desa yaitu pada pasal 7 juga disebutkan bahwa:

Yang dapat memilih kepala desa adalah penduduk desa warga Negara Indonesia yang:

a) Terdaftar sebagai penduduk desa bersangkutan secara sah kurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus

b) Sesudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun sudah pernah kawin

c) Tidak kehilangan hak memilih dan dipilih atas dasar keputusan pengadilan yang tidak dapat diubah lagi;

d) Tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam setiap kegiatan yang menghianati NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G-30-S/PKI atau organisasilainnya.

Pasal 8 peratura Daerah Tanggamus No.37 tahun 2000 tentang pencalonan,pemilihan, pelantikan, dan pemberhentian kepala desa.

Yang dapat dipilih menjadi kepala desa adalah penduduk warga Negara Indonesia yang:


(50)

43

a) Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa;

b) Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia;

c) Setia dan taat pada pemerintahan dan Negara

d) Terdaftar sebagai penduduk desa bersangkutan secara sah kurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus

e) Sesudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun sudah pernah kawin f) Tidak kehilangan hak memilih dan dipilih atas dasar keputusan

pengadilan yangtidak dapat diubah lagi;

g) Tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam setiap kegiatan yang menghianati NKRI yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G-30-S/PKI atau organisasilainnya.

h) Sehat jasmani dan rohani.

i) Tidak pernah dihukum oleh yang bewajib karena melakukan tindak pidana.

j) Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuasaan pasti .

k) Sekurang-kurangnya berumur dua puluh lima (25) tahun dan setinggi-tingginya berumur lima puluh (50) tahun.

l) Sekurang-kurangnya telah tamat sekolah menengah pertama atau yang sederajat.

m) Mempunyai pengalaman yang cukup dalam pemerintahan desa. n) Pegawai negeri sipil atau ABRI/TNI yang mencalonkan diri untuk

dapat dipilih menjadi kepala desa selain harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas kecuali hurup d, harus pula memiliki surat keterangan dari atasanya yang diberi wewenang untuk itu.

1. Pegawai negeri yang mencalonkan diri sebagai kepala desa selain harus memennuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat satu (1) pasal ini, juga harus memiliki surat keterangan


(51)

persetujuan ketua instansi tempat bersangkutan bekerja untuk atasanya yang berwenang untuk itu tingat daerah kecali ditentukan lain;

Pegawai negeri dan putra desa yang terpilih dan diangkat menjadi kepala desa terhitung mulai tanggal pelantikan sebagai kepala desa harus bertempat tinggal didesa yang bersangkutan.

Hak dan kewajiban warga negara banyak tapi yang paling tepat dalam pemilihan kepala desa adalah

1. Hak memili dan di pilih

2. Partisipasi

3. Menciptakan situasi yang kondusip

4. ikut mensukseskan dalam pemilihan kepala desa

Pasal 9 peraturan Daerah Tanggamus No.37 tahun 2000 tentang pencalonan, pemilihan, pelantikan, dan pemberhentian kepala desa.Pemberhentian kepala

desa yaitu “dalam pemilihan kepala desa, setiap penduduk desa yang telah

ditetapkan sebagai pemilih, dalam pemilihan kepala desa wajib hadir dan tidak boleh diwakilkan kepada siapapun”


(52)

45

7.Kerangka pikir

Uma mengemukakan, “Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan berbagai faktor yang telah diidentifisikan

sebagai masalah yang penting”.

Untuk mengetahui gambaran bagaimana pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kebebasan hak dan kewajiban warga negara didesa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Disajikan bagan skematik sebagai berikut

Hak dan

Tata cara Pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa melalui tahap sebagai darikut

a. Pembentukan panitia b. Pendaftaran calon kepala

desa

c. Seleksi bakal calom kepala desa

d. Penetapan datar pemilih e. Pilihan

f. Pelantikan

g. Pembubaran panitia.

Hak dan kewajibanwarga dalam pemiliha kepala desa

1. Hak memili dan di pilih 2. Partisipasi

3. Menciptakan situasi yang kondusip 4. ikut mensukseskan

dalam pemilihan kepala desa


(53)

BAB. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif korerasional yaitu model penelitaan yang menitikberatkan pada masalah atau pristiwa yang sedang berlangsung dengan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada. Selain itu juga penelitian ini mampu untuk melukiskan variable dengan atau variable, satu demi satu.

Metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau krateristik populasi tertentu atau bidang tertentu. pendapat diatas maka penggunaan metode deskriptif korerasional ini sangat cocok dalam penelitian ini karena disarankan penelitian ini berupa pengaruh pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara di desa Gisting Bawah kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Adapun jenis: “metode deskriptif dalam penelitian ini adalah menggunakan

kualitatif yang menggunakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata dalam masyarakat


(54)

47

B. Populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi adalah komponen terpenting dalam sebuah penelitian untuk menentukan validitas penelitian

Menurut Mohamat Ali “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa, atau berbagai gejala yang terjadi karena itu merupakan variable yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau

penunjang keberhasilan dalam penelitian” sedangkan populasi menurut

Arikunto (2006: I30) Populasi adalah objek penelitian Berdasarkan penelitian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus yang tidak memilih dalam pemilihan kepala desa.


(55)

Table 3: Jumlah Penduduk Desa Yang Memiliki kesadran Hak dan kewajiban warga Negara di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Sumber: Dokumen panitia pemilihan kepala desa, Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Tahun 2012.

2. Sampel

Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka peneliti menggunakan penelitian sampel karena subjek yang akan diteliti lebih dari 100 orang. Hal ini dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan data. Dalam menekankan besarnya sampel, peneliti perpedoman pada pendapat Muhamad Ali (1987:64) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek, penelitian yang dianggap mewakili No Desa Gisting

Bawah

Jumlah PemilihYang Tidak Memilih

Jumlah Penduduk Menurut Jenis

Kelaminnya

L P

1 Dusun I 70 30 40

2 Dusun II 85 45 40

3 Dusun II 52 25 27

4 Dusun IV 27 15 12

5 DusunV 66 30 36

6 Dusun VI 34 10 14

7 Dusun VII 20 9 11


(56)

49

populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu” sedangkan menurut pendapat

Suharsimi Arikunto (2006:130), yaitu sebagai berikut: Untuk sekadar encer-encer, maka apabili subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10%-12% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya.Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana; Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut hal yang banyak sedikitnya data; Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

Table 4 : Data jumlah pengambilan sampel untuk masing-masing dusun didesa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

No Desa Gisting

Bawah

Jumlah Pemilih Yang TidakMemilih

Jumlah Pengambilan

Sampel

Jumlah Pengambilan Sampel

L P

1 Dusun I 70 9 5 4

2 Dusun II 85 11 6 5

3 Dusun III 52 7 3 4

4 Dusun IV 27 4 2 2

5 Dusun V 66 9 4 5

6 Dusun VI 24 3 2 1

7 Dusun VII 20 3 1 2

Jumlah 354 46 23 23

Sumber: Dokumen panitia pemilihan kepala desa, Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Tahun 2012.


(57)

Berpedoman dari pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti sebesar 12% jari jumblah populasi. Jumblah populasi sebanyak 354 Orang, dengan demikian peneliti mengambil sampel 12% dari 354 Orang yang jumblahnya adalah 46 orang. Jadi jumblah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 orang. Sedangkan dalam pembagian sampel pada setiap dusun dijabarkan dalam table diatas.

.C. Variabel Penelitian, Devinisi Konseptual Dan Oprasional VariabeL 1. Variabel penelitiaan

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:96), variable penelitian adalah “ Objek

penelitian atau apa yang menjadi perhatian” variable penelitian juga merupakan

segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan, penelitian atau gejala-gejala yang di teliti. Variable penelitian ini adalah

1. Variable bebas yaitu adalah pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala desa (X)

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Seleksi bakal calom kepala desa

d. penetapan

e. Pilihan

f. Pelantikan


(58)

51

2. Variabel terikat yaitu kesadaran hak dan kewajiban warga negara dalam pemilihan kepala desa (Y)

a. Hah Memilih dan dipilih

b. Partisipasi

c. Menciptakan situasi yang kondusip

d. Ikut mensukseskan dalam pemilihan

2. Definisi Konseptual

a. pelaksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa

adalah proses kedaulatan rakyat atau warga Negara dalam menentukan pimpinan atau pemilihan kepala desa melalui tahap-tahap yaitu

a) Pembentukan panitia

b) Pendaftaran dalam calon kepala desa

c) Pembubaran panitia.

d) Seleksi bakal calom kepala desa

e) penetapan

f) Pilihan

g) Pelantikan


(59)

b. kesadaran hak dan kewajiban warga Negara adalah

sesuatu yang dimiliki oleh warga Negara yang harus dihormati warga Negara lain dengan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga Negara terhadap warga Negara atau Negara dalam proses pemilihan kepala desa

Yang meliputi: hak memilih dan dipilih, hak mengelurkan pendapat, hak mengelurkan inspirasi dan kewajiban warga Negara berpartisipasi, menciptakan situasi yang kondusip, ikut mensukseskan pelaksanaan penilihan.

3. Definisin Oprasional

a) Peleksanaan demokrasi dalam pemilihan kepala desa adalah pemilihan adalah dalam proses kedaulatan rakyat atau warga Negara dalam menentukan pimpinan kepala desa dalam bentuk hak melaluin penjelasan indikator Pembentukan panitia, Pendaftaran dalam calon kepala desa, .Seleksi bakal calom kepala desa, penetapan, Pilihan, Pelantikan dan Pembubaran panitia

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)

Untuk Jawaban tidak setuju (1)

b) kesadaran hak dan kewajiban warga Negara adalah penelitian tentang sesuatu yang dimiliki oleh warga Negara yang harus dihormati warga Negara lain dengan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga Negara terhadap warga Negara atau Negara dalam proses pemilihan kepala desa


(60)

53

Yang meliputi: hak memilih dan dipilih, hak mengelurkan pendapat, hak mengelurkan inspirasi dan kewajiban warga Negara berpartisipasi, menciptakan kodisi yang kondusip, ikut mensukseskan pelaksanaan penilihan.

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)

Untuk Jawaban tidak setuju (1)

C. Racangan pengukuran variable

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik scoring pada alternatif jawaban dalam lembar angket yang disebar dalam responden dengan indikator pengaruh pelaksanaan demokrasi pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban warga Negara.

Untuk variable (Y) dalam penelitian ini Tahap-tahap dalam pemilihan kepala desa

a. Pembentukan panitia

b. Pendaftaran dalam calon kepala desa

c. Pembubaran panitia.

d. Seleksi bakal calom kepala desa

e. penetapan


(61)

g. Pelantikan

h. Pembubaran panitia

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)

Untuk Jawaban tidak setuju (1)

Untuk variable (X) dalam penelitian kesadaran hak dan kewajiban warga Negara adalah

Penelitian ini tentang sesuatu yang dimiliki oleh warga Negara yang harus dihormati warga Negara lain dengan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga Negara terhadap warga Negara atau Negara dalam proses pemilihan kepala desa.

Yang meliputi: hak memilih dan dipilih, hak mengelurkan pendapat, hak mengelurkan inspirasi dan kewajiban warga Negara berpartisipasi,

menciptakan kodisi yang kondusip, ikut mensukseskan pelaksanaan penilihan.

Berdasarkan penelitian tersebut adalah

Untuk Jawaban sangat setuju sekor (3)

Untuk Jawaban setuju sekor (2)


(62)

55

1.Tehnik penumpulan data

1. Teknik pokok

a. Angket

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan angket. Angket yang kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri atas dri item-item pernyataan yang berkaitan dengan penelitian dan akan dijawab oleh responden penelitian yaitu warga atau penduduk desa yang terpilih secara acak menjadi ssamoel pnelitian yang mengikuti penelitian atau pemilihan kepala desa didesa Gisting Bawah Kecamatan Gisting KabupatenTanggamus. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.

Angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan angka-angka yang berupa skor nilai, untuk memperoleh data utama dan dianalisis. Dalam setiap tes memiliki tiga alternatif jawaban dan masing-masing memiliki bobot atau skor nilai yang berbeda.

Menurut Mohamad Nazir (1988:403): angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan berupa skor nilai untuk memperoleh data utama dan dianalisis, dalam setiap tes memiliki tiga alternatif jawaban dan masing-masing mempunyai skor atau bobot nilai yang berbeda, yaitu:


(63)

Untuk jawaban (a) diberi skor 3.

Untuk jawaban (b) diberi skor 2.

Untuk jawaban (c) diberi skor 1.

Dimana:

Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberi nalai 3

Untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan diberi nilai 2

Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan diberi nilai 1.

2. Teknik penunjang

a. Teknik dokumentasi

Teknik ini dilaksanakan dengan catatan data tertulis tentang jumblah pemilihan, jumblah calon, hasil pemungutan suara, yang diberikan oleh panitia pemilihan kepala desa di Desa Gisting Bawah Kecamayan Gisting Kabupaten Tanggamus.

b. Obserfasi

Metode obserfasi ini untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data secara langsung terhadap objek penelitian dan keadaan tempat penelitian serta keadaan umum tempat penelitian.

c. Tenknik wawancara

Dalam proses wawancara, penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur hal ini sesuai penyataan yang dikemujakan oleh Suharsimi Arikunto


(64)

57

garis besar yang akan dinyatakan”. Sehingga hasil yang dicapai nantinya sangat

tergantung dari pewawancara. Dalam proses wawancara penulisan mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan Tanya jawab dan bertatap muka secara langsung dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas.

Wawancara ini dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan lisan secara langsung kepada masyarakat atau penduduk desa yang melaksanakan pemilihan kepala desa dan panitia pemilihan kepala desa di Desa Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

f. Uji validasi dan reliabilita

1. Uji validitas

Faliditas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingat kevalidan atau sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka alat ukur yang digunakan harus valid, maksudnya alat ukur tersebut harus dapat mengukur secara tepat. Dalam hal ini alat ukur yang dimaksud adalah angket, yang disajikan berdasrkan konstruksi teoritisnya. Untuk validitas angket, penelitian mengadakan uji coba dengan melihat indikator variable X yang kemudian dikonstruksikan menjadi item-item pertanyaan

2. Uji reliabilitas.

Suatu alat ukur dinyatakan baik bila mempunyai tingkat reliabilitas yang baik pula yakni ketetapan suatu alat ukur. Dimana ketetapan ukur ini akan menentukan layak tidaknya suatu alat ukur untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.


(65)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178) bahwa reliabilitas adalah: “Suatu

instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data instrument tersebut sudah baik”.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

Menyebarkan angket dan tes untuk uji cobakan kepada 10 orang diluar responden

Untuk menguji reliabilitas angket dan tes digunakan teknik belah dua atau ganjil genap.

Mengokelasikan kelompok ganjil dan genap dengan Korelasi Product Moment yaitu                    N Y Y N X X N Y X XY rxy 2 2 2

2 ( ) ( )

) )( (

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi Antara Gejala X dan Y x = Variabel Bebas

y = Variabel Terikat

N = Jumlah Sampel Yang Diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998:174)

Kemudian untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Sperma Brown (Sutrisno Hadi, 1981:37).


(66)

59 ) ( 1 ) ( 2 gg gg xy r r r   n Keterangan :

Rxy = koefisien reliabilitas seluruh item

Rgg = koefisien korelasi item ganjil dan item genap

(Manase Malo, 1985:139)Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut :

0,90 – 1,00 = Reliabilitas Tinggi 0,50 – 0,89 = Reliabilitas Sedang 0,00 – 0,49 = Reliabilitas Rendah (Manase Malo, 1985:13

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan mengidentifikasikan data, penyeleksi dan selanjutnya klasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut: Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu:



  B i K d Eij Eij Oij X 1 : :1

2 2

Keterangan :

2

= Chi Kuadrat

B

j I


(1)

61

Keterangan :

C : Koefisien Kontigensi

2

X : Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara pengaruh diatasaka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus:

m m Cmaks  1

Keterangan :

maks

C

: Koefisien kontigen maksimum

m : Harga maksimum antara baris dan kolom

1 : Bilangan konstan

Sutrisno Hadi (1989: 317)

Makin dekat harga c pada c maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel.


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data instrument penelitian khususnya analisis data yang telah di uraikan mengenai pengaru pelaksanaan demokrasi pemilihan kepala desa terhadap kesadaran hak dan kewajiban wargaNegara didesa gisting bawah kecamatan gisting kabupaten tanggamus tahun 2012, maka penilitian dapat menyimpulkan:

Bahwa hak masnyarakat , tentang berdemokraasi dapat diaplikaskan dalam pemiliha kepala desa yang di desanya, hal tersebut terjadi karena masyakat telah mendapatkan pembelajaran politik yang baik dari aparatur desa atau panitia pemilihan kepala desa. Dan Tanggung jawabsebagai warganegrara melaksanaan Pemilihan kepala desa dapat dilihat bahwa setip dari masyarakat ikut membantu panitia dalam pemilihan kepala desa dalam menyebarluaskan informasi tentang sistem pelaksanaan pemilihan kepala desa, masnyarakat juga sudah mengetahui dengan baik tindakan apa yang harus dilakukan untuk menggukan hak pilihnya dan tatacara memilih masnyarakat. Bahwa prilaku masyarakat yang sudah baik tangap terhadap kualitas dan akuntabilitas calon kepala


(3)

117

desa berhak dipilih, masyarakat tidak lagi takut oleh tekanan orang yang tidak bertanggung jawab karna masnyarakat telah sadar bahwa memilih merupakan hak yang sah bagi bagi mereka, serta masyarakat telah selektif dalam memilih calon yang berkualitas atau yang tidak berkualitas. Hak sebagai warga masnyarakat mampu memahami akan pentingnya kesadaran yang tanggung jawab. Masnyarakat telah menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan kepala desa, masyarakat memilih calon kepala desa sesuai dengan hak dan kewajiban warganegara dan merupakan hak asasi manusia yang di atur dalam undang-undang, serta masyarakat telah mampu bersikap demokratis dan menjaga kedemokrasian dalam pemilihan kepala desa berjalan dengan lancar.

B . SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang telah diberikan adalahsebagai berikut:

1. Kepada perangkat desa untuk berusaha memberi pendidikan politik bagi masnyarakat dengan cara kerjasama dengan LSM , sehingga masyarakat tidak apatis dalam partisipasi politik, bagai manapun masyarakat tidak tahu semua tentang demokrasi.

2. kepada Lembaga pemerintahan kabupaten tanggamus agar memperbaiki sistim peraturan persyaratan untuk masyarakat dapat mencalonkan kepala desa agar masnyarakat lebih antusias untuk mengikti kompetisi dalam


(4)

118

pemilihan kepala desa, serta dalam pelaksanaannya pemilihan kepala desa berjalan sesui dengan peraturan dalam desa tersebut.

3. Kepda masnyarakat diharapkan tidak terlalu monoton setidaknya belajar dan aktif. Dalam organisasi berpolitik sehingga masnyarakat dapat menentukan siapa yang terbaik dan bisa menjadi panutan sebagai masnyarakat. Sehingga pesta demokrasi masyarakat dapat demokratis dan tanggung jawab.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Barowi Dan Suko Susilo.2006.Demokrasi San HAM. Jakarta :Jenggala Pustaka

Budiardjo, mariam.2010, Demokrasi Di Indonesia. Jakarta :PT. Gramedia

Duverger, Maurice.2005. Sosiologi Politik, Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.

Hhp://www.Sulasno.com/artikel/pengadilan-demokrasi .

Html:demokrasi(tanggal 25 pebuari 2010).

Hidayat, komarudin,dan azyumardi azra, 2010. pendidikan kewarganegaraan (civic education ) Jakarta: ICCE UNI syarif hidayatulloh, dan

prenada media grup.

Magono, s. 2004. Metodologi penelitian pendidikan.jakarta:reneka cipta

Moh. Nazir. Metode penelitian. Ghalia: jakata

Muhammad Ali.1984. penelitian pendidikan prosedur dan strategi. Angkasa: bandung

Peraturan pemerintah Rpublik Indonesia Nomer. 72 tahun 2005. Jakarta: citra umbara

Peraturan daerah kabupaten tanggamus gisting nomer.37 Tahun 2000. Pemerintah


(6)

Suharsimi, arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan pratek. Rineka

cipta: Jakarta

Sugandhi, M, DKK. 2006. Sistem pemerintahan Indonesia. Jakarta: universitas terbuka, depdiknas

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999. Jakarta:Rineka cipta.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Jakarta:Rineka cipta.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jakarta:Rineka cipta.

Undang-Undang dasar 1945. Jakarta.

Wahjono, padmo.2008. pengantar politik .Jakarta:PT. Raja grafindo persada.