8
Analisis mikrotremor dapat digunakan untuk memperkirakan karakteristik tanah sehingga metode ini dapat melihat bagaimana pengaruh kondisi geologi setempat
dan kondisi lapisan tanah di suatu daerah. Karakteristik lapisan tanah ini ikut berpengaruh terhadap percepatan tanah suatu tempat Edwiza, 2008.
Nilai percepatan getaran tanah maksimum yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan besarnya nilai intensitas gempa tingkat kerawanan yang
dialami tempat tersebut. Menurut Edwiza 2008, tingkat kerawanan yang terjadi akibat gempabumi bergantung dari kekuatan dan kualitas bangunan, kondisi
geologi, serta percepatan tanah maksimum daerah lokasi terjadi gempabumi. Dalam penelitian ini, kekuatan dan kualitas bangunan sebagai salah satu parameter penentu
tingkat kerusakan akibat gempabumi sulit digunakan di daerah yang peneliti jadikan lokasi penelitian, hal ini disebabkan data mengenai kualitas dari konstruksi
tiap bangunan di lokasi penelitian sulit untuk didapatkan. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan kondisi geologi dan percepatan getaran tanah maksimum sebagai
parameter untuk mengetahui potensi resiko rawan gempabumi kawasan sesar sungai Oyo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Banyak terjadi gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas sesar lokal di
Yogyakarta. 2.
Aktivitas sesar lokal dapat mengakibatkan munculnya sesar minor.
9
3. Informasi mengenai keberadaan sesar minor di kawasan sungai Oyo belum
banyak diketahui. 4.
Terbatasnya informasi tentang nilai dan mikrozonasi percepatan getaran tanah maksimum di kawasan sesar sungai Oyo.
5. Terbatasnya informasi tentang nilai intensitas gempabumi di kawasan sesar
sungai Oyo yang akan digunakan dalam pemetaan potensi resiko rawan bencana gempabumi.
C. Batasan Masalah
Penelitian dibatasi oleh ruang lingkup masalah sebagai berikut : 1.
Data mikrotremor yang digunakan diambil dari 24 titik pengamatan yang berada di kawasan sesar sungai Oyo Kabupaten Bantul sampai Kabupaten
Gunungkidul sebagai lokasi penelitian dengan koordinat geografis 7,9212º LU – 7,9977º LS dan 110,3923º BB – 110,4677º BT.
2. Pengolahan data mikrotremor menggunakan metode HVSR.
3. Pengambilan data mikrotremor mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh
SESAME
European Research Project
. 4.
Nilai percepatan getaran tanah dihitung menggunakan metode Kanai 1966 dengan parameter masukan koordinat,
magnitude
, dan episenter dari 21
event
gempa Yogyakarta periode Mei 2006 – Januari 2016 yang memiliki
magnitude
≥ 3 SR, serta periode predominan tanah dari masing-masing titik pengamatan. 5.
Event
gempa yang digunakan merupakan data gempa dengan sistem analisa WGSN yang dikeluarkan BMKG Yogyakarta.
10
6. Ketebalan lapisan sedimen digunakan dalam analisis untuk dikorelasikan
dengan percepatan getaran tanah maksimum. 7.
Potensi resiko rawan bencana gempabumi dipetakan dari hasil analisis percepatan getaran tanah maksimum menjadi intensitas gempa bumi skala MMI
menggunakan persamaan Wald.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah mikrozonasi percepatan getaran tanah maksimum di kawasan
sesar sungai Oyo? 2.
Berapakah nilai intensitas gempabumi dalam skala MMI berdasarkan hasil analisis percepatan getaran tanah maksimum ?
E. Tujuan Penelitian