Konsep Menopause 1. Pengertian TINJAUAN TEORI

14

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Menopause 2.1.1. Pengertian Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata usia terjadinya menopause secara umum pada usia 40 sampai 58 tahun Kusmiran, 2011. Menopause adalah periode yang dimulai dengan menurunnya fungsi organ reproduksi Wahyuningsih, 2009. 1.1.2. Perubahan-perubahan pada Masa Menopause Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause Lestary, 2010 diantaranya adalah: 1. Perubahan Fisik a. Uterus rahim Uterus mengecil yang disebabkan karena atrofi endometrium, hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisial. Serabut otot menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol. b. Tuba falopii saluran telur Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang. c. Serviks mulut rahim Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolesen. d. Vagina Vagina menipis sehingga rugae menghilang, vaskularisasi berkurang, elastisitas berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun, keasaman vagina meningkat sehingga mudah terjadi infeksi, uretra ikut memendek sehingga meatus eksternal melemah akibatnya terjadi uretritis dan pembentukan karankula. e. Dasar panggul Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena sifat atrofi dan melemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal. f. Perineum dan anus Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. g. Vesica urinaria Aktivitas kendali spinkter dan destrusor menghilang, sehingga sering kencing tanpa sadar. h. Kelenjar payudara Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim, lobolkus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal, puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor. 2. Perubahan Fisiologi Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun dari berhentinya fungsi reproduksi, tetapi secara biologis menopause berarti berhentinya menstruasi. Dengan berhentinya menstruasi berarti proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau peralihan ke masa tua, yaitu masa yang ditandai dengan berkurang dan menurunnya vitalitas manusia. Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron pada indung telur. Mengenai terjadinya menopause ini, mula-mula estrogen hanya menghalangi ovulasi atau pelepasan telur, tetapi menstruasi masih tetap berlangsung, tetapi makin lama haid menjadi jarang dan akhirnya akan berhenti. Di samping itu, penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesteron akan diikuti berbagai perubahan fisik seperti kulit mengendur, inkontinensia pada waktu beraktivitas, dan lainnya. Dalam jangka panjang, rendahnya kadar hormon estrogen setelah menopause menimbulkan ancaman osteoporosis pengeroposan tulang. Semua gejala tersebut tergantung pada kadar hormon estrogen yang ada pada diri seseorang, sehingga bisa berlangsung sebentar dan bisa pula menetap pada seseorang. 3. Perubahan Psikologi Pada wanita yang mengalami menopause, keluhan yang sering dirasakan antara lain, merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna – tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Namun, tidak semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi menopause, seperti kecemasan dan ketakutan. Jadi, ada juga wanita yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka stres akan sulit dihindari. 2.1.3. Gejala dan Tanda Menopause Menjelang menopause wanita sering tidak mengetahuinya, tetapi pada akhirnya mereka menyadari adanya perubahan pada tubuh. Gejala yang sering dialami oleh wanita menopause Lestary, 2010, diantaranya adalah: 1. Perdarahan Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan, kemudian berhenti sama sekali. Menjelang masa menopause terjadi perubahan pola haid, yang akhirnya akan berhenti sama sekali. 2. Rasa panas hot flush Munculnya rasa panas dimulai dari wajah hingga menyebar ke seluruh tubuh, disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas muncul selama 30 detik sampai dengan beberapa menit, diduga akibat menurunnya kadar estrogen dalam darah. 3. Insomnia susah tidur Kadar serotonim menurun pada wanita menopause sebagai akibat dari menurunnya kadar estrogen dalam darah. Serotonim berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang, sehingga apabila serotonim menurun menyebabkan seseorang menjadi mudah depresi dan susah tidur. 4. Kerutan pada vagina Penurunan estrogen dapat menyebabkan vagina menjadi kering dan tidak elastis, selain itu juga munculnya rasa gatal-gatal pada vagina. Perubahan pada vagina dapat menyebabkan wanita menopause mudah terserang infeksi dan mengganggu hubungan seksual. 5. Gejala perkemihan Gangguan berkemih terjadi akibat penurunan estrogen, yang menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Wanita menopause dapat mengalami gangguan dalam kontrol air seni, akibatnya sering kencing tanpa disadari misalnya ketika batuk atau bersin. Wanita menopause rentan untuk terjadi infeksi pada saluran kemih. 6. Gejala kecemasan Gejala kecemasan yang muncul biasanya adalah cemas, khawatir, bimbang, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri dan mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gangguan konsentrasi, gangguan daya ingat, sakit kepala dan sebagainya. 7. Gejala motorik Gejala motorik yang sering muncul pada wanita menopause adalah gemetar, tanpa sadar menggigit kuku dan bibir, merasa letih setelah melakukan aktivitas meskipun aktivitas yang ringan. 8. Gejala somatik Gejala somatik yang muncul pada wanita menopause adalah berkeringat yang berlebihan, jantung berdetak lebih kencang, tangan dan kaki menjadi basah oleh keringat, muka mudah kering, tangan dan kaki mudah kesemutan, lebih sering buang air kecil, mual, pusing, muka tampak pucat. 9. Perubahan fisik lain Perubahan fisik lain yang bisa dialami oleh wanita menopause baik pada organ reproduksi maupun di luar organ reproduksi. 10. Sembelit Seluruh proses metabolisme menurun dengan bertambahnya usia, kadar estrogen menurun sehingga tubuh berusaha melakukan adaptasi. Selain itu penambahan kalsium dan minimnya konsumsi makanan yang mengandung serat menyebabkan wanita menopause mengalami sembelit. 2.1.4. Pencegahan Sindrom Menopause Gejala menopause dapat dikurangi dengan melakukan beberapa pencegahan Proverawati, 2010, diantaranya adalah: 1. Pengaturan makanan Kopi, alkohol dan makanan yang pedas sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan gejala menopause. Mengkonsumsi kopi berlebihan dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan seperti; jantung berdebar, gelisah, sulit tidur, bahkan mual dan muntah. Alkohol dapat mengubah kolesterol, bahkan meningkatkan kolesterol. Pengaturan makanan, juga harus disertai dengan perilaku hidup sehat. Salah satunya adalah mengurangi rokok, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita perokok terbukti memiliki kadar estrogen yang lebih rendah. Wanita menopause dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan kacang-kacangan kedelai, kacang buncis, dan jenis polongan yang lain. Protein dalam kedelai terbukti dapat menurunkan kolesterol, bahkan mengandung isoflavon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang teratur mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar kedelai mengurangi resiko terjadinya keganasan pada organ reproduksi. 2. Suplemen makanan Wanita menopause mengalami penurunan kadar estrogen dalam darah secara drastis, akibatnya resiko osteoporosis meningkat. Kalsium sangat diperlukan tubuh untuk mencegah terjadinya osteoporosis, sehingga wanita menopause dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium dalam suplemen makanan. Selain kalsium untuk menjaga agar tidak terjadi osteoporosis adalah dengan mengkonsumsi vitamin D, karena vitamin D membantu absorbsi kalsium yang dikonsumsi dan mempertahankan kadar kalsium yang tetap normal dalam tulang. Wanita menopause juga memerlukan suplementasi vitamin E, karena vitamin E mampu melindungi dan mempertahankan fungsi sel dari serangan radikal bebas. 3. Teknik relaksasi Relaksasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sendiri oleh individu untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan bahkan mampu mereduksi pelbagai gangguan-gangguan fisiologis dalam tubuh. Melakukan relaksasi dapat memberikan keuntungan secara fisik dan psikis, antara lain; memberikan rasa tenang, mengurangi detak jantung, mengurangi tekanan darah, mengatur pernafasan, mengurangi atau bahkan terhindar dari serangan panik, memperlancar aliran darah, mengurangi pegal, menghilangkan gangguan somatis, membantu kontrol yang baik jika sedang emosi, meningkatkan kemampuan konsentrasi. 4. Olahraga Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari dapat memberikan manfaat bagi tubuh dan mengurangi gejala yang muncul pada masa menopause. Olahraga yang dilakukan berupa olahraga ringan, dan tidak melebihi kemampuan fisik. Rasa percaya diri serta energi dapat ditingkatkan dengan berolahraga. 5. Cek kesehatan Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan lengkap dilakukan untuk mengetahui kemungkinan wanita menderita berbagai penyakit yang muncul pada masa menopause.

2.2. Konsep Aktivitas Seksual

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI DI DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI DI DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH TAHUN 2015.

0 5 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 58

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009045 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009045 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009045 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Saat Anak Sakit di Dusun Pulihan Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009086 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Dusun Weru Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 152010018 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono Dusun Weru Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 152010018 BAB II

0 0 9

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB II

0 0 8