Pollination Effectiveness of Apis cerana Fabricus and Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae) in Fragaria x annanassa Ealibrite Cultivar

EFEKTIVITAS POLINASI Apis cerana FABRICUS DAN
Trigona laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA
Fragaria x annanassa KULTIVAR EARLIBRITE

KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Efektivitas Polinasi
Apis cerana Fabricus dan Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae) pada
Fragaria x annanassa Kultivar Earlibrite adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013
Khairuni Khumairah Harahap
NIM G352100011

ABSTRACT
KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP. Pollination Effectiveness of
Apis cerana Fabricus and Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae) in
Fragaria x annanassa Ealibrite Cultivar. Supervised by TRI ATMOWIDI and
SIH KAHONO
Strawberries (Fragaria x annanassa) is herbaceous perennial plant.
Pollination of the plant is conducted by wind and insects, especially bees. The
purpose of the research were to study pollination effectiveness of Apis cerana
Fabricus and Trigona laeviceps Smith in Fragaria x annanassa Ealibrite Cultivar.
Effectiveness of pollination of the bees were measured by visiting behavior and
fruit set. Visiting behavior of bees were observed based on foraging rate, flower
handling time, and total foraging time. Fruit set were measured based on number
of normal fruit, number of abnormal fruit, size and weight of the fruits, and
vitamin C content. Environmental factors, such as air temperature, humidity,
velocity of wind, and light intensity were measured. Peak of foraging activity of

A. cerana occurred in the morning, while T. laeviceps occurred in the noon.
Foraging rate of A. cerana was 2.8 flowers/minutes, flower handling time was
12.64 seconds, and total foraging time was 14.46 minutes. Whereas, foraging rate
of T. laeviceps was 3.23 flowers/minutes, flower handling time was 5.60 seconds,
and total foraging time was 7.73 minutes. Pollination of A. cerana and
T. laeviceps increase normal fruit, decrease abnormal fruit, increase size and
weight of fruits, and vitamin C content.
Keywords: Pollination effectiveness, Apis cerana, Trigona laeviceps, fruit set,
strawberry plant.

RINGKASAN
KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP. Efektivitas Polinasi Apis cerana
Fabricus dan Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae) pada Fragaria x
annanassa Kultivar Earlibrite. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan SIH
KAHONO
Rendahnya produksi buah stroberi merupakan masalah yang sering
dijumpai oleh para pengusaha dan petani stroberi. Berbagai usaha dilakukan untuk
meningkatkan produksi buah stroberi, salah satunya dengan menggunakan
serangga untuk membantu penyerbukan sehingga dapat meningkatkan produksi.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efektivitas polinasi lebah Apis cerana

Fabricus dan Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae) pada
Fragaria x annanassa kultivar Earlibrite.
Pengukuran efektivitas penyerbukan lebah T. laeviceps dilakukan dengan
memasukkan satu koloni ke dalam kurungan dari kasa yang berisi 45 tanaman
stroberi. Pengukuran efektivitas penyerbukan A. cerana dilakukan dengan
meletakkan satu koloni pada pertanaman yang terbuka (tidak dikurung). Sebagai
kontrol, digunakan 45 tanaman stroberi dikurung dan tidak diberi koloni lebah.
Pengamatan frekuensi kunjungan lebah A. cerana dan T. laeviceps pada
pertanaman stroberi dilakukan selama 30 menit dengan fix sample method.
Pengamatan frekuensi kunjungan meliputi jumlah bunga yang dikunjungi per
menit (foraging rate), lama kunjungan per bunga (flower handling time), total
waktu kunjungan, yang diukur dari mulai lebah berkunjung ke bunga sampai
dengan lebah tersebut meninggalkan pertanaman stroberi yang diamati. Parameter
fisik lingkungan yang diukur meliputi suhu, kelembaban udara, kecepatan angin,
dan intensitas cahaya. Pengukuran keberhasilan pembentukan buah stroberi
dilakukan sebanyak 3 ulangan pada masing-masing perlakuan. Pengukuran
efektivitas buah hasil penyerbukan lebah, meliputi persentase buah yang
terbentuk, jumlah buah sempurna, jumlah buah abnormal, panjang, lebar
minimum, lebar maksimum buah, bobot segar buah, dan uji kandungan vitamin C.
Perilaku kunjungan A. cerana yang diamati meliputi jumlah bunga

dikunjungi per menit ialah 2.8 bunga, lama kunjungan per bunga ialah 12.64
detik, dan total waktu kunjungan ialah 14.46 menit. Perilaku kunjungan
T. laeviceps yang diamati meliputi jumlah bunga dikunjungi per menit ialah 3. 23
bunga, lama kunjungan per bunga ialah 5.60 detik, dan total waktu kunjungan
ialah 7.73 menit. Aktivitas kunjungan yang tinggi pada A. cerana terjadi pada
pagi hari, sedangkan T. laeviceps terjadi pada siang hari.
Penyerbukan oleh A. cerana yang dibantu juga serangga lain dan
T. laeviceps meningkatkan pembentukan buah dan menurunkan persentase buah
abnormal. Penyerbukan oleh lebah juga meningkatkan ukuran, bobot, dan
kandungan vitamin C buah tanaman stroberi.
Kata kunci: Efektivitas polinasi, Apis cerana, Trigona laeviceps, pembentukan
buah, tanaman stroberi

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EFEKTIVITAS POLINASI Apis cerana FABRICUS DAN
Trigona laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA
Fragaria x annanassa KULTIVAR EARLIBRITE

KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biosains Hewan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Sulistijorini, MSi


Judul Tesis

Nama
NIM

: Efektivitas Polinasi Apis cerana Fabricus dan Trigona laeviceps
Smith (Hymenoptera: Apidae) pada Fragaria x annanassa
Kultivar Earlibrite
: Khairuni Khumairah Harahap
: G352100011

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Tri Atmowidi, MSi
Ketua

Dr. Sih Kahono
Anggota


Diketahui

Ketua Program Studi
Biosains Hewan

Dr. Bambang Suryobroto

Tanggal Ujian: 7 Februari 2013

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012, dengan judul Efektivitas Polinasi

Lebah Apis cerana Fabricus dan Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae)
pada Fragaria x annanassa Kultivar Earlibrite.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Tri Atmowidi M.Si dan
Bapak Dr. Sih Kahono selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberi
saran, arahan, nasehat serta dukungan selama penelitian sampai dengan selesai. Di
samping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman BSH
2010 yang telah menjadi sahabat dalam memberikan dukungan serta saran tiada
putusnya dan seluruh staf pengajar Biosains Hewan Departemen Biologi FMIPA
IPB atas diskusi dan arahan. Secara khusus penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Pak Leman, Pak Awar, bapak serta ibu yang telah
memberikan waktu dan kesempatan melakukan penelitian di kebun stroberi Desa
Panundaan, Ciwidey. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Tini, Ani
serta Pak Suparman selaku laboran bagian Fungsi dan Perilaku Hewan dan bagian
Taksonomi Tumbuhan Biologi FMIPA IPB. Ibu Hanifah selaku Kepala
Laboratorium Analisis Pangan Departeman Ilmu dan Teknologi Pangan atas
bantuan serta arahannya selama penelitian.
Ungkapan terimakasih yang sangat mendalam penulis ucapkan kepada
ayahanda Drs. H. Abdurrahim Harahap, Ibunda Dra. Hj. Masto Dewani
Sihombing, Helif Indra Halomoan Harahap, Azmi Rifqi Khalfin Harahap, Muti’ah
Ilmi Fatma Harahap, Dini Rahmi Rahim Harahap, Muntahharrahmi Melati Putri

Harahap, Deliana Harahap, Siti Aisyah Pulungan, Lisbet Tiorida Sihombing,
Muhammad Rifyal Harahap, Aliyah Fikra Salsabila Harahap dan seluruh keluarga
atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada adik-adik di Wisma Rahayu atas kebersaman dan persahabatan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

Khairuni Khumairah Harahap

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 10 Oktober 1986. Penulis
merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari bapak Drs H Abdurrahim
Harahap dan ibu Dra Hj Masto Dewani Sihombing. Pada tahun 2004 penulis lulus
dari SMA Negeri 8 Medan dan melanjutkan kuliah S1 di Universitas Sumatra
Utara melalui jalur Seleksi Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK). Penulis
masuk sebagai mahasiswa pada Program Studi Biologi, Departemen Biologi,
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam USU. Selama mengikuti
perkuliahan S1, penulis mengikuti berbagai kepanitian himpunan mahasiswa
biologi dari tahun 2006-2007. Pada Agustus 2010, penulis diterima sebagai

masiswa Pascasarjana Mayor Biosains Hewan di Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Tanaman Stroberi
Penyerbukan Tanaman Stroberi
Biologi Apis cerana Fabricus
Biologi Trigona laeviceps Smith
Peranan Lebah A. cerana dan T. laeviceps Sebagai Penyerbuk pada
Tanaman Stroberi
Perilaku Kunjungan Lebah Penyerbuk

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Deskripsi Lokasi Penelitian
Pengamatan Biologi Bunga Stroberi
Penggunaan A. cerana dan T. laeviceps sebagai Penyerbuk Tanaman
Stroberi
Pengamatan Foraging A. cerana dan T. laeviceps pada Pertanaman
Stroberi
Pengamatan Frekuensi Kunjungan A. cerana dan T. laeviceps pada Bunga
Stroberi
Pengukuran Parameter Fisik Lingkungan
Pengukuran Pembentukan Buah Stroberi Hasil Penyerbukan A. cerana
dan T. laeviceps
Analisis Data
HASIL
Struktur dan Biologi Bunga stroberi
Aktivitas Foraging A. cerana dan T. laeviceps pada Pertanaman Stroberi
Parameter Fisik Lingkungan di Lokasi Penelitian
Frekuensi Kunjungan A. cerana dan T. laeviceps
Pembentukan Buah Tanaman Stroberi
PEMBAHASAN
Aktivitas Foraging A. cerana dan T. laeviceps pada Tanaman Stroberi
Frekuensi Kunjungan A. cerana dan T. laeviceps pada Pertanaman Stroberi
Pembentukan Buah Tanaman Stroberi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
xii
xiii
1
1
2
3
3
4
4
5
6
7
8
9
11
11
11
12
12
14
14
14
14
16
17
17
17
19
21
23
25
25
26
27
30
30
30
31
36

DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3

4
5

6

Data parameter fisik lingkungan selama pengamatan A. cerana di
kebun stroberi
Data parameter fisik lingkungan selama pengamatan T. laeviceps di
kebun stroberi
Korelasi Pearson dan nilai signifikansi antara jumlah individu
A. cerana dan T. laeviceps yang berkunjung pada bunga stroberi
dengan parameter fisik lingkungan
Frekuensi kunjungan A. cerana dan T. laeviceps pada 45 tanaman
stroberi dengan interval waktu pengamatan 30 menit pagi-siang-sore
Korelasi Pearson dan nilai signifikansi frekuensi kunjungan lebah
A. cerana dan T. laeviceps dengan parameter fisik lingkungan pada
tanaman stroberi
Pembentukan buah tanaman stroberi hasil penyerbukan oleh lebah
dan tanaman kontrol dan kandungan vitamin C

19
19

20
21

22
23

DAFTAR GAMBAR
Halaman
11

1

Peta lokasi penelitian di kebun stroberi Desa Panundaan

2

Morfologi tanaman stroberi

12

3

Pengukuran efektivitas buah dalam penyerbukan tanaman stroberi

13

4

Pengukuran buah stroberi

15

5

Bunga stroberi

17

6

Rata-rata individu A. cerana mengunjungi tanaman stroberi

18

7

Rata-rata individu T. laeviceps mengunjungi tanaman stroberi

18

8

Biplot analisis komponen utama parameter fisik lingkungan terhadap
jumlah individu A. cerana dan T. laeviceps

20

Biplot analisis komponen frekuensi kunjungan A. cerana dan
T. laeviceps terhadap parameter fisik lingkungan

23

9

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Proporsi varian komponen utama dalam analisis uji PCA
berdasarkan jumlah individu A. cerana

37

Proporsi varian komponen utama dalam analisis uji PCA
berdasarkan aktivitas kunjungan A. cerana

37

Proporsi varian komponen utama dalam analisis uji PCA
berdasarkan jumlah individu T. laeviceps

37

Proporsi varian komponen utama dalam analisis uji PCA
berdasarkan aktivitas kunjungan T. laeviceps
Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test jumlah
buah terbentuk pada tanaman stroberi
Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test jumlah
buah sempurna pada tanaman stroberi
Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test jumlah
buah abnormal pada tanaman stroberi
Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test
panjang buah pada tanaman stroberi

38
38
39
39
40

Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test lebar
minimum buah pada tanaman stroberi

40

Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test lebar
maksimum buah pada tanaman stroberi

41

Hasil analysis of variance dan Duncan's Multiple Range Test bobot
buah pada tanaman stroberi
Hasil uji kandungan vitamin C buah stroberi hasil penyerbukan
lebah dan tanaman kontrol

41
42

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Stroberi Fragaria L. merupakan tanaman herbaceous perennial yang
termasuk dalam famili Rosaceae, subfamili Rosoideae (Potter et al. 2007). Spesies
Fragaria x annanassa var Duchesne merupakan hasil persilangan antara
Fragaria virginiana L. varietas Duschene asal Amerika Utara yang memiliki
ukuran buah kecil dan beraroma dengan Fragaria chiloensis L. varietas Duschene
yang berasal dari Chili yang memiliki ukuran buah besar. Persilangan tersebut
menghasilkan tanaman stroberi dengan buah berukuran besar, harum, dan manis
(Staudt, 1999).
Propinsi Jawa Barat merupakan pusat penghasil dan pengembangan buah
stroberi di Indonesia, yang mencakup daerah Ciwidey, Garut, dan Lembang.
Kultivar yang banyak ditanam di wilayah tersebut ialah Sweetcharlie, California,
Earlibrite, dan Holland (Zainuri & Hasim, 2012). Di Vin’s Berry Park Bandung,
kultivar stroberi yang dibudidayakan adalah kultivar Earlibrite dan strawberry
festival. Kultivar Earlibrite merupakan hasil persilangan antara rosa linda dan FL
90-38 pada tahun 1993 (Chandler et al. 2000).
Di Indonesia, usaha agribisnis stroberi sangat menjanjikan. Umur tanaman
stroberi yang relatif panjang dan cara perbanyakan yang mudah mendukung
pengembangan agribisnis stroberi. Permintaan buah stroberi cukup tinggi, baik
untuk dikonsumsi langsung maupun diolah menjadi produk makanan. Nilai
ekonomi buah stroberi terletak pada warna buah, ukuran yang kecil, bentuk yang
unik dan menarik, serta rasa yang manis dan segar (Susanto, 2003).
Rendahnya produksi buah stroberi merupakan masalah yang sering
dijumpai para pengusaha dan petani stroberi. Turunnya produksi buah stroberi
tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca yang tidak
menentu, kualitas benih yang kurang baik, dan curah hujan tinggi. Kemungkinan
lain menurunnya produksi buah stroberi disebabkan karena varietas stroberi yang
ditanam tidak sesuai dengan kondisi lingkungannya (Susanto, 2003). Pada tahun
2011-2011, produksi buah stroberi di Ciwidey dan daerah sekitarnya mengalami
penurunan hingga 50%. Impor buah stroberi dari tahun 2000-2004 menunjukkan

2

volume dan nilai yang fluktuatif, tetapi secara umum cenderung turun
(BPS 2004). Produksi buah stroberi pada tahun 2008 juga mengalami penurunan
(BPS 2010). Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan produksi buah
stroberi, diantaranya dengan memperbaiki teknik budidaya, seperti memperbaiki
komposisi hara atau mendapatkan hasil silangan baru dari beberapa kultivar.
Selain perbaikan teknik budidaya dan kualitas benih, diperhatikan pula peranan
serangga dalam penyerbukan bunga stroberi yang dapat meningkatkan produksi
buah (Susanto, 2003).
Dengan jumlah spesies dan individu yang besar, serangga memegang
peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem, diantaranya sebagai herbivor,
predator, parasit, dekomposer, bioindikator, dan penyerbuk (Speight et.al, 1999).
Lebah (ordo Hymenoptera, superfamili Apoidea) merupakan serangga penyerbuk
yang sangat potensial pada tanaman pertanian dan perkebunan (Michener, 2000).
Dalam penelitian ini digunakan dua spesies lebah, yaitu Apis cerana
Fabricus dan Trigona laeviceps Smith. Lebah madu merupakan serangga
penyerbuk utama pada tanaman di lahan pertanian (Kremen et al. 2002). Lebah
Apis cerana merupakan serangga penyerbuk utama pada tanaman cabai
(Raw,

2000),

jarak

pagar

(Atmowidi

et

al.

2008),

bunga

matahari

(Greenleaf & Kremen, 2006), dan tanaman stroberi (Chang et al. 2001). Di
samping A. cerana, lebah Trigona juga merupakan serangga penyerbuk pada
berbagai tanaman, seperti mentimun (Solange et al. 2008), pala (Dennis, 1994), jarak
pagar (Atmowidi et al. 2008), dan tanaman stroberi (Roselino et al. 2009). Dalam
penelitian ini dipelajari peranan lebah A. cerana dan T. laeviceps dalam
penyerbukan tanaman stroberi.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas polinasi Apis cerana
Fabricus

dan

Trigona

laeviceps

Smith

Fragaria x annanassa kultivar Earlibrate.

(Hymenoptera:

Apidae)

pada

3

Perumusan Masalah
Buah stroberi memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi buah
stroberi terletak pada warna, ukuran, bentuk, rasa, dan mengandung vitamin C,
asam fospat, kalsium, dan antioksidan dalam jumlah yang tinggi. Kandungan
vitamin C yang tinggi menyebabkan buah stroberi digunakan untuk meningkatkan
kesehatan jantung, mengurangi resiko terserang beberapa jenis kanker,
meningkatkan fungsi ingatan, dan mengatasi peradangan sendi atau rematik
(Hancock, 1999). Dalam meningkatkan produksi buah stroberi perlu diperhatikan
peranan lebah sebagai serangga penyerbuk. Peranan serangga penyerbuk perlu
diperhatikan, sehingga proses penyerbukan bunga stroberi terjadi secara optimal.
Di samping itu, frekuensi kunjungan serangga penyerbuk perlu dipelajari sehingga
efektivitas penyerbukannya dapat diketahui. Efektivitas penyerbukan diukur dari
frekuensi kunjungan dan pembentukan buah, yang diukur dari ukuran, bobot, dan
kandungan vitamin C. Selain itu, pengukuran faktor fisik lingkungan meliputi
suhu, kelembaban udara, intesitas cahaya, dan kecepatan angin perlu dilakukan
untuk mengetahui

pengaruhnya

terhadap

frekuensi

kunjungan

serangga

penyerbuk. Pengamatan serangga penyerbuk dalam penelitian ini dilakukan pada
pagi, siang, dan sore hari.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
petani, pengusaha buah stroberi, dan Departemen Pertanian mengenai peranan dan
pengaruh lebah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah
stroberi. Hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan informasi dan landasan
untuk usaha pemanfaatan dan konservasi spesies lebah tersebut.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Tanaman Stroberi
Klasifikasi tanaman stroberi sebagai berikut (Benson, 1957) :
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae
Kelas

: Dicotyledonae

Famili

: Rosaceae

Genus

: Fragaria

Spesies

: Fragaria sp.
Stroberi merupakan tanaman dengan bunga agregat yang terdiri dari

bunga primer, tersier, dan sekunder. Bunga stroberi bersifat hermafrodit, terdiri
atas bunga jantan dan bunga betina, berbentuk cluster (tandan), dan biasanya
mekar dalam waktu yang tidak bersamaan. Bunga yang mekar lebih awal biasanya
berukuran besar (Delaplane & Mayer, 2000). Bunga stroberi berwarna putih,
diameter 1-1.5 inchi (2.5-3.8 cm), kelopak berwarna hijau, 5 mahkota, sejumlah
tangkai putik dan putik, dan 24-36 stamen (Darrow, 1966). Kepala sari yang berisi
serbuk sari fertil berwarna kuning emas. Nektar pada bunga stroberi dihasilkan di
daerah tangkai buah, bagian dasar benang sari atau di sebelah luar putik
(Delaplane & Mayer, 2000). Keberadaan nektar dalam suatu bunga dapat
mempengaruhi pola pencarian pakan serangga penyerbuk (Klinkhamer et al.
2001) yang bergantung pada banyaknya volume nektar (Proctor et al. 1996).
Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan
600- 700 mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari 8–10 jam per hari.
Stroberi adalah tanaman yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi
tropis yang memiliki suhu 17-20°C dan kelembaban udara antara 80-90%
(Prihartman, 2006).
Berdasarkan panjang hari, stroberi dibagi menjadi dua kultivar, yaitu short
day cultivar (June-bearing) dan day neutral cultivar (everbearing). Pada short
day cultivar, bunga mulai terbentuk ketika panjang hari kurang dari 14 jam dan
suhu lebih rendah dari 15°C. Pada day neutral cultivar (everbearing), produksi
bunga dan buah terjadi sepanjang tahun selama suhu mendukung, yaitu suhu

5

malam hari tetap di atas 15.5°C (Strand, 1994). Kultivar-kultivar tanaman stroberi
dapat dibedakan dari beberapa karakteristik buahnya, seperti waktu panen,
ukuran, rasa, tekstur, bobot, aroma, bentuk dan warna buah (Hancock, 1999).
Kultivar Earlibrite merupakan kultivar yang berproduksi tinggi dan memiliki buah
berwarna merah cerah. Kultivar Earlibrite termasuk tanaman hari pendek dengan
ciri-ciri: rata-rata panjang petiole ialah 108 mm, rata-rata panjang dan lebar
pangkal daun ialah 81 dan 71 mm, rata-rata panjang dan lebar daun kedua ialah 75
dan 72 mm, bentuk buah pertama sering globose-conic, bentuk buah kedua dan
ketiga antara conic-wedge shaped, rata-rata ukuran buah kecil, dan tekstur buah
lunak (Chandler et al. 2000).

Penyerbukan Tanaman Stroberi
Penyerbukan atau polinasi merupakan suatu peristiwa jatuhnya serbuksari
(polen) pada kepala putik (stigma) dan memiliki peran yang penting dalam
perkembangan bunga menjadi buah (Barth, 1991). Tanaman stroberi dapat
melakukan penyerbukan sendiri (self pollination) dan penyerbukan silang
(cross pollination) yang dibantu oleh serangga dan angin. Penyerbukan sendiri
terjadi ketika serbuksari dari anther mencapai kepala putik dalam bunga yang
sama. Penyerbukan silang terjadi ketika serbuk sari mencapai kepala putik dari
bunga yang berbeda. Setelah terjadi fertilisasi, diikuti dengan perkembangan
achene. Jaringan dasar (receptacle) sekitar achene akan membesar dan
membentuk bakal buah (Demchack, 2012). Beberapa kultivar tanaman stroberi
dapat melakukan penyerbukan sendiri secara optimal. Penyerbukan oleh angin
dan serangga, terutama lebah madu dipengaruhi oleh cuaca dan populasi lebah
tersebut (Delaplane & Mayer, 2000).
Pada bunga stroberi, kematangan serbuksari, diikuti membukanya kepala
anther dan serbuk sari. Getaran bunga stroberi yang terjadi diakibatkan oleh angin
dan hujan membantu proses menempelnya serbuk sari di kepala putik. Namun,
penyebukan sendiri atau yang dibantu oleh angin menyebabkan tanaman stroberi
mengalami penyerbukan tidak sempurna, sehingga menghasilkan buah berukuran
kecil dan berbentuk tidak sempurna. Dengan demikan, perpindahan serbuksari ke
kepala putik lebih efektif dibantu oleh serangga (Demchack, 2012).

6

Morfologi bunga terutama panjang stamen berkaitan dengan penyerbukan
(Zebrowska, 1998). Stamen yang panjang pada kultivar early midway (5.2 mm)
lebih efektif dalam penyerbukan dibandingkan stamen yang berukuran pendek,
yaitu pada kultivar surecrop (2.5 mm). Bunga stroberi yang memiliki stamen
berukuran pendek menyebabkan produksi buah lebih rendah (Connor & Martin,
1973). Selain karakteristik morfologi bunga, perilaku spesies lebah yang berbedabeda juga mempengaruhi penyerbukan. Di daerah Québec, lebah madu hanya
mengunjungi bagian atas putik, sedangkan lebah liar mengunjungi bagian dasar
bunga stroberi. Aktivitas kunjungan spesies lebah membantu penyebaran serbuk
sari dan pembentukan buah menjadi optimal (Chagnon et al. 1993).

Biologi Apis cerana Fabricus
Klasifikasi lebah madu Apis cerana sebagai berikut (Michener, 2000):
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hymenoptera

Family

: Apidae

Genus

: Apis

Spesies

: Apis cerana Fabricus
Jumlah spesies lebah madu (Apis spp.) terus bertambah seiring dengan

perkembangan penelitian taksonomi. Sembilan spesies lebah madu telah
dideskripsikan, yaitu Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea,
Apis koschevnikovi, Apis nigrocincta, Apis nuluensis, Apis laboriosa, dan
Apis mellifera. Tujuh spesies diantaranya dijumpai di Indonesia, yaitu
A. andreniformis, A. florea, A. dorsata, A. koschevnikovi, A. nigrocincta, dan
A. cerana (Michener & Boongird, 2004), satu spesies yang diintroduksi, yaitu
A. mellifera.
Apis cerana merupakan serangga sosial yang hidup dalam koloni. Setiap
koloni terdiri dari ratu (queen), jantan (drone), dan pekerja (worker). Setiap kasta
mempunyai tugas masing-masing dalam koloni (Gary, 1992). Dalam koloni
A. cerana dan A. mellifera terdapat lebah pekerja yang berjumlah 30.000-60.000

7

individu. Lebah ratu A. cerana berjumlah 1 individu dalam koloni. Ukuran tubuh
lebah ratu lebih besar dari ukuran tubuh lebah jantan dan pekerja. Ukuran sayap
lebah ratu lebih pendek (Gojmerac, 1983). Lebah ratu dan pekerja A. cerana
terbentuk dari telur yang dibuahi sperma. Ovarium lebah ratu mengalami
perkembangan, yang menghasilkan telur untuk calon ratu, jantan, dan pekerja
(Free, 1982).
Apis cerana pekerja adalah lebah betina yang ovariumnya tidak
berkembang, sehingga tidak menghasilkan telur. Lebah jantan A. cerana memiliki
ukuran tubuh lebih besar dan warna lebih gelap dibandingkan dengan lebah ratu
dan pekerja (Gojmerac, 1983). Lebah jantan akan melakukan perkawinan dengan
lebah ratu dan mati setelah kawin, disebabkan karena abdomen terkoyak pada saat
kopulasi (Free, 1982). Aktivitas lebah pekerja A. cerana dibedakan berdasarkan
tempatnya, yaitu di dalam sarang dan di luar sarang. Tugas di dalam sarang seperti
merawat sarang, merawat ratu, dan menerima nektar. Tugas di luar sarang berupa
menjaga koloni, mengatur suhu, dan mencari pakan (Darmayanti, 2008).
Nektar merupakan sumber karbohidrat dan polen merupakan sumber
protein bagi lebah A. cerana. Pakan tersebut digunakan untuk perkembangan
koloni, perawatan ratu, peningkatan produksi telur, dan cadangan makanan
(Herbert, 1992). Nektar disimpan oleh lebah dalam abdomen yang digunakan
untuk pertumbuhan, berkembang biak, sumber energi untuk terbang, dan menjaga
suhu tubuh dan koloni (Winston, 1987).

Biologi Trigona laeviceps Smith
Klasifikasi lebah Trigona laeviceps sebagai berikut (Michener, 2000):
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthtropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hymenoptera

Family

: Apidae

Tribe

: Meliponini

Genus

: Trigona

Spesies

: Trigona laeviceps Smith

8

Di seluruh dunia, stingless bees terdapat 23 genus dan 18 sub genus yang
terdiri dari 374 spesies. Di Asia telah diketahu 43 spesies stingless bees yang
terbagi dalam 2 genus, yaitu Lisotrigona dan Trigona sp. (Subfamili Apinae).
Stingless bees termasuk lebah eusosial tingkat tinggi dan merupakan lebah
berukuran kecil (2.1 mm). Trigona pada umumnya menjadi serangga penyerbuk
utama pada bunga yang berukuran kecil (Michener 2004). Trigona (Tetragonula)
laeviceps (lebah jet-black) dengan panjang tubuh lebah pekerja ialah 4.8-5 mm
(Chinh et al. 2005).
Dalam koloni lebah T. laeviceps terdapat 3000 lebah pekerja, ratusan lebah
jantan, dan beberapa lebah ratu. Lebah pekerja juga bertugas mencari sarang yang
baru di dalam pohon. Jarak antara sarang lama dengan sarang baru kemungkinan
kurang dari 20 m. Selain membangun sarang baru, lebah pekerja juga mencari
resin (propolis), menjaga sarang, dan membangun tempat menyimpan cadangan
makanan (Inoue et al. 1984).
Sarang T. laeviceps terdapat di dalam rongga pohon yang berdiamater
30-50 cm, ukuran silinder rongga sarang 8-11 cm, dan panjang 40-90 cm. Sarang
lebah T. laeviceps juga ditemukan pada cekungan batu. Lubang pintu masuk ke
dalam sarang terbuat dari lingkaran tipis berwarna hitam dan lengket. Pada pohon,
lubang pintu masuk sarang berkisar 2-4 m dari tanah. Dinding bagian dalam
sarang dilapisi bahan berwarna hitam dengan ketebalan 1-2 mm dan ruangan
tempat menyimpam telur berbentuk oval dengan panjang 4.5-5 mm disusun dalam
kelompok amorf. Beberapa kelompok lebah T. laeviceps bertugas menyediakan
makanan. Madu dan polen disimpan pada ruangan terpisah dengan ukuran
ruangan yang sama (silinder 5-7 mm, tinggi 12-15 mm), tetapi ruangan
menyimpan polen lebih dekat dengan sel-sel telur. Total volume pakan (polen dan
madu) yang disimpan di dalam sarang berkisar 1.0 sampai 5 liter
(Chinh et al. 2005).

Peranan Lebah Apis cerana dan Trigona laeviceps sebagai Penyerbuk
Tanaman Stroberi
Lebah madu, Apis spp. merupakan serangga penyerbuk pada tanaman
Angiospermae dan tanaman di lahan pertanian (Kremen et al. 2002). Lebah madu

9

dan beberapa spesies lebah liar mengunjungi tanaman stroberi untuk mencari
nektar dan polen. Meskipun banyak spesies serangga mengunjungi bunga stroberi,
tetapi hanya lebah yang mampu mentransfer serbuk sari secara efektif. Bunga
stroberi membutuhkan 16-25 kunjungan lebah. Sebagian besar petani dan
pengusaha yang konsisten menggunakan koloni lebah madu sebagai serangga
penyerbuk pada tanaman stroberi akan memperoleh keuntungan berupa
peningkatan produksi per hektar. Suhu yang rendah akan mengurangi jumlah
kunjungan serangga dan memperlambat perkembangan (Demchack, 2012).
Penyerbukan adalah proses yang penting dalam pembentukan biji dan
terbentuknya variasi genetik keturunannya (William & Adam, 2000). Kehadiran
lebah juga dapat meningkatkan hasil buah pada tanaman (Klein et al. 2003).
Aktivitas foraging A. cerana dan A. mellifera pada 13 kultivar tanaman stroberi
dipengaruhi oleh kuantitas nektar yang dihasilkan (0.020-0.735 μl/bunga/hari),
konsentrasi gula dalam nektar (30-42%), dan kandungan gula dalam nektar
(0.006-0.2898 mg/bunga/hari) (Abrol, 1992). Penelitian Chang et al. (2001)
menunjukkan lebah A. mellifera dan A. cerana mampu meningkatkan 45% buah
stroberi. Roselino et al. (2009) juga melaporkan lebah Scaptotrigona aff. depilis
dan Nannotrigona testaceicornis efektif menyerbuki tanaman stroberi, sehinga
terjadi peningkatan ukuran buah (panjang 9.8 cm dan bobot 11.2 gr) dibandingkan
kontrol (panjang 5.5 cm dan bobot 10.6 gr). Penyerbukan S. aff. depilis dan
N. testaceicornis pada tanaman stroberi menurunkan pembentukan buah abnormal
(4%) dibandingkan kontrol (23%).
Serangga polinator lain, seperti Osmia spp., Halictus sp. Eristalis spp. juga
memiliki peranan penting terhadap penyerbukan tanaman stroberi di daerah Utah,
Amerika Serikat (Nye & Anderson, 1974). Lebah Eristalis cerealis juga
dilaporkan digunakan untuk penyerbukan tanaman stroberi di rumah kaca di
Jepang (Matsuka & Sakai, 1989).

Perilaku Kunjungan Lebah Penyerbuk
Serangga penyerbuk mengunjungi bunga untuk mencari pakan berupa
nektar dan serbuksari (Barth, 1991). Serangga penyerbuk memerlukan sumber
pakan yang digunakan untuk metabolisme tubuh serangga, membuat sarang, dan

10

reproduksi (Schoonhoven et al. 1998). Perilaku kunjungan serangga penyerbuk
dalam mengunjungi bunga juga dipengaruhi oleh persaingan dengan serangga
penyerbuk lainnya dalam mendapatkan pakan (Raju & Ezradanam 2002;
Fahem et al. 2004).
Lebah madu dapat melakukan aktivitas mencari pakan dengan jarak
tempuh 2-3 km (Amano et al. 2000). Pada tanaman cabai (Capsicum annum),
A. cerana mengunjungi 1-8 tanaman dalam sekali perjalanan, Bombus auratus
sebanyak 22 kunjungan, sedangkan Halictus lanei sebanyak 4 kunjungan
(Raw, 2000). Tangmitcharoen et al. (2006) melaporkan bahwa foraging rate
T. laeviceps dan A. cerana pada tanaman jati masing-masing 4.36±1.0
bunga/menit dan 15.13±2.3 bunga/menit. Waktu yang dibutuhkan A. cerana untuk
mencari polen tanaman buah cherry sekitar 3.25 menit/bunga (Gupta et al. 1990).
Pada bunga pala, lama kunjungan A. cerana yaitu 4.68±4.04 menit/bunga, total
waktu kunjungan yaitu 2.42±1.43 menit/bunga, sedangkan Trigona spp. ialah
1.94±1.48 menit (Masfufah, 2010). Lama kunjungan T. laeviceps pada tanaman
Tectona grandis yaitu 21.0±7.31 detik/bunga (Tangmitcharoen et al. 2006).

11

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan bulan Februari sampai Mei 2012 di perkebunan buah
stroberi di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat (Gambar 1). Identifikasi lebah dan pengukuran buah dilakukan di
Laboratorium Biosistematik dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Uji kandungan
vitamin C buah stroberi dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan, Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian di kebun stroberi Desa Panundaan.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi perkebunan stroberi yang diamati berada di Desa Panundaan,
Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, 18 km ke arah selatan dari kota
Bandung. Letak geografis lokasi penelitian ialah 070 06.970’S-1070 26.575’E dan
berada pada ketinggian 1.268 m dpl. Kebun stroberi tersebut berada di pinggir
jalan raya sebagai jalur akomodasi penduduk dan dikelilingi oleh kebun dan
tanaman pertanian, seperti jagung, padi, bawang daun, dan seledri.

12

Pengamatan Biologi Bunga Stroberi
Tanaman stroberi yang diamati adalah kultivar Earlibrate yang merupakan
kultivar stroberi yang dihasilkan secara hibrida. Pengamatan biologi bunga
tanaman stroberi kultivar Earlibrite meliputi morfologi bunga yaitu, bentuk,
warna, aroma, kelopak daun, mahkota bunga, sepal, petal, anther, letak benang
sari dan putik, jumlah benang sari dan putik, posisi nektar, dan waktu mekar.
Morfologi tanaman stroberi tertera dalam Gambar 2

Gambar 2 Morfologi tanaman stroberi (Demchack, 2012).

Penggunaan A. cerana dan T. laeviceps sebagai Penyerbuk Tanaman Stroberi
Pengukuran efektivitas penyerbukan lebah T. laeviceps dilakukan dengan
memasukkan satu koloni lebah T. laeviceps ke dalam kurungan dari kasa yang
berisi 45 tanaman stroberi (Gambar 3a). Pengukuran efektivitas penyerbukan A.
cerana dilakukan dengan menempatkan satu koloni lebah pada pertanaman
stroberi yang terbuka (Gambar 3b). Pada perlakuan ini dimungkinkan adanya jenis
serangga penyerbuk lain yang mengunjungi bunga stroberi tersebut. Sebagai
tanaman kontrol, digunakan 45 tanaman stroberi yang dikurung dengan kain kasa
dan yang tidak diberi koloni lebah (Gambar 3c).

13

(a)

(b)

(c)
Gambar 3 Pengukuran efektivitas lebah dalam penyerbukan tanaman stroberi:
satu koloni T. laeviceps dimasukkan dalam kurungan yang berisi 45
tanaman stroberi (a), satu koloni A. cerana yang ditempatkan pada
45 pertanaman stroberi yang terbuka (b), dan tanaman kontrol,
yaitu 45 tanaman stroberi yang dikurung dan tidak diberi lebah (c).

14

Pengamatan Foraging A. cerana dan T. laeviceps pada Pertanaman Stroberi
Pengamatan foraging A. cerana dan T. laeviceps pada 45 pertanaman
stroberi dilakukan selama 2 menit dengan fix sample method dengan interval
waktu 30 menit. Pengamatan dimulai pukul 07.00-17.00 WIB. Dihitung jumlah
individu lebah A. cerana dan T. laeviceps yang datang pada pertanaman stroberi.

Pengamatan Frekuensi Kunjungan A. cerana dan T. laeviceps pada Bunga
Stroberi
Pengamatan frekuensi kunjungan lebah A. cerana dan T. laeviceps
dilakukan pada 45 pertanaman stroberi. Pengamatan frekuensi kunjungan
meliputi: (i) jumlah bunga yang dikunjungi per menit (foraging rate), (ii) lama
kunjungan per bunga (flower handling time), (iii) total waktu kunjungan pada
pertanaman, yang diukur dari mulai lebah berkunjung ke bunga sampai lebah
tersebut meninggalkan pertanaman stroberi yang diamati (Dafni, 1992).
Pengamatan dilakukan dalam kisaran waktu pukul 07.00-17.00 WIB.

Pengukuran Parameter Fisik Lingkungan
Pada saat pengamatan frekuensi kunjungan lebah juga diukur parameter
fisik lingkungan. Pengukuran dilakukan setiap satu jam dimulai pukul
07.00-17.00 WIB. Parameter fisik lingkungan yang diukur meliputi kelembaban
dan suhu udara menggunakan thermohygrometer dan kecepatan angin dengan
anemometer (Luxtron LM-8000). Intensitas cahaya diukur dengan lux meter
(Luxtron LX-100).

Pengukuran Pembentukan Buah Stroberi Hasil Penyerbukan A. cerana dan
T. laeviceps
Pengukuran pembentukan buah hasil penyerbukan lebah meliputi jumlah
buah terbentuk, jumlah buah sempurna, jumlah buah abnormal, panjang, lebar
minimum, lebar maksimum buah, dan bobot segar buah (Gambar 4). Buah
stroberi yang terbentuk juga diukur kandungan vitamin C. Pengukuran panjang
buah (cm) dilakukan secara vertikal dari pangkal sampai ujung buah (Gambar 4a).
Pengukuran lebar minimum buah (cm) dilakukan secara horizontal pada bagian

15

tersempit buah (Gambar 4b). Pengukuran lebar maksimum buah (cm) dilakukan
secara horizontal pada bagian terlebar buah (Gambar 4c). Pengukuran dilakukan
menggunakan kaliper (TRICLE BRAND). Pengukuran bobot buah dilakukan
dalam keadaan segar (bobot basah) (gr) dengan menggunakan alat timbangan
digital (KRIS) (Gambar 4d).

(a)

(c)

(b)

(d)

Gambar 4 Pengukuran buah stroberi: panjang buah (a), lebar minimum buah
(b), lebar maksimum buah (c), dan bobot segar buah (d).

Uji kandungan vitamin C buah stroberi dilakukan pada umur buah yang
dipanen dalam waktu bersamaan dan dalam keadaan segar. Pengukuran
kandungan vitamin C dilakukan pada buah stroberi hasil penyerbukan lebah
A. cerana, T. laeviceps, dan tanaman kontrol. Uji kandungan vitamin C dilakukan
dengan metode spektrofotometri di Laboratorium Analisis Pangan, Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

16

Analisa Data
Aktivitas foraging dan frekuensi kunjungan A. cerana dan T. laeviceps
pada pertanaman stroberi ditampilkan dalam tabel dan grafik. Hubungan
parameter fisik lingkungan dengan aktivitas foraging dan frekuensi kunjungan
A. cerana dan T. laeviceps dianalisis dengan menggunakan Principal Component
Analysis (PCA) dan korelasi Pearson. Jumlah buah yang terbentuk, jumlah buah
sempurna, jumlah buah abnormal, bobot, dan ukuran buah, dan kandungan
vitamin C stroberi hasil penyerbukan A. cerana, T. laeviceps, dan tanaman kontrol
ditampilkan dalam Tabel dan diuji menggunakan ANOVA dengan selang
kepercayaan 95%.

17

HASIL

Struktur dan Biologi Bunga Stroberi
Bunga stroberi berwarna putih, tidak beraroma, dan membentuk cluster.
Bunga stroberi merupakan bunga sempurna (hermaprodite), yaitu dalam satu
bunga terdapat stamen dan putik sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri
(self pollination). Diameter bunga berkisar 2.3-3.5cm dengan 12 kelopak daun
(calyx), 6-7 mahkota bunga yang berwarna putih, 5 sepal berwarna hijau, dan
5 petal berwarna putih. Stamen berjumlah 48 dan pistil berjumlah 243 dalam satu
bunga yang menempel pada reseptakel (Gambar 5). Kelenjar nektar berada di
dasar bunga atau terletak dekat dengan ovari.

(a)

(b)

Gambar 5 Bunga stroberi saat mekar (a), struktur bunga stroberi
(Rainey, 2000) (b).

Bunga stroberi mulai mekar antara pukul 06.00-08.00 WIB. Tanaman ini
membentuk bunga setelah 6-7 hari setelah tanam. Kuncup bunga terbentuk
5-6 hari dari bakal bunga dan bunga mekar setelah 3-4 hari kemudian.
Pembentukan bakal buah terjadi selama 5-6 hari setelah bunga mekar dan buah
siap panen setelah 6-7 hari kemudian.

Aktivitas Foraging A. cerana dan T. laeviceps pada Pertanaman Stroberi

18

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa foraging A. cerana tertinggi
(4 individu) terjadi pukul 08.00-08.02 WIB, sedangkan pada T. laeviceps tertinggi
(4.5 individu) terjadi pukul 13.30-13.32 WIB. Foraging A. cerana terendah
(2.5 individu) terjadi pada pukul 13.00-13.02 dan 14.00-14.02 WIB, sedangkan
pada T. laeviceps terendah (2 individu) terjadi pukul 08.30-08.32 WIB
(Gambar 6 dan 7).

Gambar 6 Rata-rata individu A. cerana yang mengunjungi tanaman stroberi.

Gambar 7 Rata-rata individu T. laeviceps yang mengunjungi tanaman stroberi.

19

A. cerana banyak melakukan aktivitas pada pagi hari sedangkan
T. laeviceps di siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas A. cerana terjadi
pada waktu yang berbeda dengan T. laeviceps.
Parameter Fisik Lingkungan di Lokasi Penelitian
Dari hasil pengukuran parameter fisik lingkungan di lokasi pengamatan
A. cerana, diketahui suhu dan intensitas cahaya tertinggi (31.20C dan 13620 lux)
terjadi pada pukul 13.00-13.30 WIB, kelembaban udara tinggi (63.1%) pada pukul
16.00-16.30 WIB (Tabel 1). Di lokasi pengamatan T. laeviceps (Tabel 2), suhu
dan intesitas cahaya tertinggi (30.70C dan 12610 lux) terjadi pada pukul
13.30-14.00 WIB, kelembaban udara tertinggi (62.9%) pukul 15.30-16.00 WIB,
dan kecepatan angin tertinggi (0.3 knot) pada pukul 15.30-16.00 dan
16.30-17.00 WIB.
Tabel 1 Data parameter fisik lingkungan selama pengamatan A. cerana di kebun
stroberi
Waktu
07.00 - 07.30
08.00 - 08.30
09.00 - 09.30
10.00 - 10.30
13.00 - 13.30
14.00 - 14.30
15.00 - 15.30
16.00 - 16.30

Suhu
(0C)
23.1 - 24.9
24.3 - 25.9
23.7 - 26.2
24.4 - 28.1
26.2 - 31.2
24.9 - 29.8
22.5 - 27.7
22.2 - 26.6

Kelembaban udara
(%)
37.5 - 49.8
38.1 - 52.2
40.3 - 55.4
45.1 - 59.8
44.9 - 62.1
48.8 - 64.5
52.6 - 62.2
55.5 - 63.1

Intensitas cahaya
(lux)
2040 - 4750
3150 - 5820
3480 - 9670
3680 - 12860
5600 - 13620
4790 - 17710
3210 - 13420
2750 - 6950

Tabel 2 Data parameter fisik lingkungan selama pengamatan T. laeviceps di kebun
stroberi

07.30 - 08.00

Suhu
(0C)
21.1 - 24.2

Kelembaban udara
(%)
42.7 - 50.7

Intensitas cahaya
(lux)
2990 - 6650

Kecepatan angin
(knot)
0

08.30 - 09.00

22.4 - 26.3

43 - 57

3890 - 7780

0

09.30 - 10.00

24.3 - 27.5

45.4 - 59.3

5180 - 9940

0

10.30 - 11.00

25.8 - 29.5

50.2 - 62.4

5890 - 12400

0

13.30 - 14.00

25.6 - 30.7

46.9 - 62.7

8390 - 12610

0

14.30 - 15.00

25.4 - 29.9

49.8 - 64.4

6120 - 10530

0

15.30 - 16.00

23.2 - 27.9

57.4 - 62.9

3030 - 7520

0 - 0.3

16.30 - 17.00

21.4 - 26.5

57.9 - 64.2

2990 - 6350

0 - 0.3

Waktu

20

Berdasarkan analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa jumlah
individu A. cerana yang melakukan foraging berkorelasi positif signifkan
terhadap suhu udara (r=0.742, p=0.00) dan intensitas cahaya (r=0.544, p=0.04).
Kelembaban udara tidak berkorelasi dengan jumlah individu A. cerana
(r=0.117, p=0.69) (Tabel 3).
Tabel 3 Korelasi Pearson dan nilai signifikansi antara jumlah individu A. cerana
dan T. laeviceps yang berkunjung pada bunga stroberi dengan parameter
fisik lingkungan
Lebah

Jumlah individu

Faktor fisik lingkungan

r
Suhu udara (0C)
0.742
Kelembaban udara (%)
0.117
Intensitas cahaya (lux)
0.544
Kecepatan angin (Knot)
T. laeviceps Suhu udara (0C)
0.752
Kelembaban udara (%)
0.679
Intensitas cahaya (lux)
0.662
Kecepatan angin (Knot)
0.168
Keterangan: r = nilai korelasi Pearson, p = nilai signifikansi

p
0.00
0.69
0.04
0.03
0.06
0.07
0.69

A. cerana

Berdasarkan analisis korelasi Pearson diketahui jumlah individu
T. laeviceps yang berkunjung pada bunga stroberi berkorelasi positif secara
signifikan terhadap suhu udara (r=0.752, p=0.031) dan tidak signifikan terhadap
kelembaban udara (r=0.679, p=0.06), intensitas cahaya (r=0.662, p=0.07), dan
kecepatan angin (r=0.168, p=0.69) (Tabel 3). Hubungan antara jumlah individu
A. cerana dan T. laeviceps dengan parameter fisik lingkungan juga ditunjukkan
dengan hasil biplot PCA (Gambar 8).
-2

-1

0

1

-4

2

-2

0

2

4
1

3

2

lux

1

4

6

0

0.0

ind

-2

-0.4
-0.6

-2

RH

-3

-0.4

su

-0.2

Su
Ind

-1

-0.2

5

PC2

0.0

lux

0

0.2

2
3

knot

6
RH

7

-4

-0.6

PC2

5

0.2

1

2

2

0.4

0.4

-3

8

7
-0.6

-0.4

-0.2

0.0
PC1

0.2

0.4

-0.6

-0.4

-0.2
PC1

0.0

0.2

0.4

21

(b)

(a)

Gambar 8 Biplot analisis komponen utama antara individu A. cerana (a) dan T. laeviceps
(b) dengan
parameter
lingkungan.
cahaya,
RH=Kelembaban
Jumlah
individu
A. fisik
cerana
dan T. lux=Intensitas
laeviceps yang
berkunjung
pada
udara, 0C=Suhu, Knot=Kecepatan angin, dan Ind=individu.

tanaman stroberi berkorelasi positif terhadap suhu dan intensitas cahaya.
Komponen utama 1 (PC 1) dan komponen utama 2 (PC 2) mencakup 98% dan
94%. Proporsi varian komponen utama dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 3.

Frekuensi Kunjungan A. cerana dan T. laeviceps
Pengamatan pada pertanaman stroberi diketahui bahwa Apis cerana
mengunjungi 2.8 bunga/menit, lama kunjungan per bunga ialah 12.64 detik, dan
total waktu kunjungan ialah 14.46 menit. Trigona laeviceps mengunjungi
3.23 bunga/menit, lama kunjungan per bunga ialah 5.60 detik, dan total waktu
kunjungan ialah 7.73 menit (Tabel 4).
Tabel 4 Frekuensi kunjungan A. cerana dan T. laeviceps pada 45 tanaman stroberi
dengan interval waktu pengamatan 30 menit pada pagi-siang-sore hari

Periode
Pengamatan

∑ Bunga
dikunjungi
/Menit (±stdv)

Lama
kunjungan
/bunga (Detik±stdv)

Total
waktu kunjungan
(Menit±stdv)

A. cerana

T. laeviceps

A. cerana

T. laeviceps

A. cerana

T laeviceps

07.00 - 08.00

3.6±3.59

2.9±2.34

14.5±6.02

5.1±3.98

16.5±7.00

6.9±5.38

08.00 - 09.00

3.8±3.82

2.1±2.51

15.7±4.41

3.4±4.10

17.9±5.17

4.7±5.67

09.00 - 10.00

3.4±3.34

3.4±2.28

14.7±6.07

5.7±3.73

16.5±7.00

7.8±5.14

10.00 - 11.00

2.6±2.51

3.8±2.1

10.7±8.17

6.2±3.39

12.4±9.59

8.6±4.68

13.00 - 14.00

2.1±1.20

3.7±2.04

9.5±8.54

6.3±3.43

10.9±9.82

8.5±4.65

14.00 - 15.00

2.4±2.27

3.6±2.04

9.6±8.62

6.2±3.39

11±9.90

8.7±4.72

15.00 - 16.00

3.2±3.46

3.4±1.90

13.3±7.19

6.2±3.39

15.1±8.20

8.7±4.71

16.00 - 17.00

2.9±2.92

3±2.05

13.1±7.06

5.7±3.78

15.4±8.35

7.9±5.16

Rata-rata

2.8±2.86

3.23±0.52

12.64±7.11

5.60±0.77

14.46±2.34

7.73±1.06

Jumlah bunga yang dikunjungi tertinggi pada A. cerana ialah
3.8±3.82 bunga/menit dan T. laeviceps ialah 3.8±2.1 bunga/menit. Lama
kunjungan per bunga tertinggi A. cerana ialah 15.7±4.41 detik dan T. laeviceps

22

ialah 6.3±3.43 detik. Total waktu kunjungan tertinggi A. cerana ialah
17.9±5.17 menit dan T. laeviceps ialah 8.7±4.72 menit pertanaman stroberi.
Jumlah

bunga

yang

A.

dikunjungi

cerana

terendah

ialah

2.1±1.20 bunga/menit dan T. laeviceps ialah 2.1±2.51 bunga/menit. Lama
kunjungan per bunga terendah A. cerana ialah 9.5±8.54 detik dan T. laeviceps
ialah 3.4±4.10 detik. Total waktu kunjungan tertinggi A. cerana ialah 11±9.90
menit dan T. laeviceps ialah 4.7±5.67 menit.
Dari hasil analisis korelasi Pearson diketahui pada A. cerana, suhu udara
dan intensitas cahaya berkorelasi positif secara signifikan terhadap jumlah bunga
yang dikunjungi (r=0.842, p=0.00 dan r=0.807, p=0.01), lama kunjungan per
bunga (r=0.856, p=0.00 dan r=0.810, p=0.01), dan total waktu kunjungan
(r=0.857, p=0.00 dan r=0.814, p=0.01). Pada T. laeviceps, suhu udara berkorelasi
positif

secara

signifikan

terhadap

jumlah

bunga

yang

dikunjungi

(r=0.756, p=0.02), lama waktu kunjungan (r=0.761, p=0.02), dan total lama
kunjungan (r=0.756, p=0.03) (Tabel 5).
Tabel 5 Korelasi Pearson dan nilai signifikansi frekuensi kunjungan lebah
A. cerana dan T. laeviceps dengan parameter fisik lingkungan pada
tanaman stroberi
Faktor fisik
lingkungan

Lebah
A. cerana

T. laeviceps

Suhu (0C)
Kelembaban udara (%)
Intensitas cahaya (lux)
Kecepatan angin (Knot)
0

Suhu ( C)
Kelembaban udara (%)
Intensitas cahaya (lux)
Kecepatan angin (Knot)

∑ Bunga
yang dikunjungi
per menit
r
p
0.842
0.00
0.599
0.11
0.807
0.01

Lama waktu
kunjungan
per bunga
r
p
0.856
0.00
0.661
0.07
0.810
0.01

Total waktu
kunjungan
r
0.857
0.655
0.814

p
0.00
0.07
0.01

-

-

-

-

-

-

0.756
0.546
0.692
0.0027

0.02
0.16
0.05
0.99

0.761
0.678
0.669
0.138

0.02
0.06
0.06
0.74

0.756
0.657
0.668
0.127

0.03
0.07
0.07
0.76

Keterangan: r = nilai korelasi Pearson dan p = nilai signifikansi
Hubungan antara frekuensi kunjungan A. cerana dan T. laeviceps dengan
parameter fisik lingkungan juga ditunjukkan dengan hasil biplot PCA (Gambar 9).
Dari hasil analisis PCA diketahui frekuensi kunjungan A. cerana dan T. laeviceps
berkorelasi positif terhadap suhu dan intensitas cahaya (Gambar 8). Komponen
utama 1 (PC 1) mencakup 92% dan komponen utama 2 (PC 2) mencakup 91%.
Proporsi varian komponen utama dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 4.

23

2

-2

0

2
5

4

2
0.2

4
1

0.0

lux
6
Suh
FR
TL
FH

RH

-2

-0.2

-0.2

lux
Suh
5 Ind
FR
LTK
FH

PC2

0.0

3

3

2

0

2

Knot
-4

-0.4

8

7

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

-0.6

-0.4

PC1

-0.2

-6

-4

7

-0.6

-0.4

RH
6

-0.6

PC2

-4

2

1

-6

0

0

-2

-2

0.2

0.4

-4

0.0

0.2

PC1

(a)

(b)

Gambar 9 Biplot analisis komponen utama frekuensi kunjungan A. cerana (a) dan
T. laeviceps (b) terhadap parameter fisik lingkungan. lux=Intensitas
cahaya, RH=Kelembaban udara, 0C=Suhu, Knot=Kecepatan angin,
FHT=lama kunjungan, FR=jumlah bunga dikunjungi, dan TLK= total
lama kunjungan.

Pembentukan Buah Tanaman Stroberi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman stroberi yang diserbuki
lebah A. cerana rata-rata membentuk 7.22 buah, T. laeviceps membentuk 7.05
buah, sedangkan pada tanaman kontrol membentuk 5.02 buah (Tabel 6).
Tabel 6 Pembentukan buah tanaman stroberi hasil penyerbukan oleh lebah dan
tanaman kontrol dan kandungan vitamin C
Perlakuan
Parameter Buah
∑ Buah terbentuk
∑ Buah sempurna
∑ Buah abnormal

Apis cerana
(Serangga lain)
7.22a (4 - 13)
5.25a (0 - 9)
1.99b (0 - 5)

Trigona laeviceps

Kontrol

7.05a (5 - 10)
5.11a (0 - 9)
1.93b (0 - 5)

5.02b (3 - 7)
3.16b (0 - 6)
1.87b (0 - 4)

24

Panjang buah (cm)
11.4a (10.85 - 11.95)
10.5a (9.79 - 11.27)
7.4b (6.42 - 8.46)
Tebal minimum buah (cm)
8.2a (7.86 - 8.95)
8a (7.64 - 8.34)
6.7b (5.62 - 7.57)
9.25a (8.12 - 10.1)
7b (5.91 - 8.4)
Tebal maksimum buah (cm)
10a (9.32 - 10.68)
a
b
Bobot buah (g)
14.87 (1.69 - 20.2)
12.99 (1.94 - 18.62) 6.31c (0.77 - 8.67)
Kandungan vit. C (g/100g) buah
1.58
1.47
1.37
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan nilai yang berbeda berdasarkan analisis
varian ANOVA dan uji Duncan sel

Dokumen yang terkait

Aktivitas Terbang Harian dan Mencari Polen Trigona laeviceps Smith di Perkebunan karet (Hevea braziliensis) dan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

1 6 28

Karakteristik Kimia dan Organoleptik Madu dari Lebah Apis mellifera, Apis cerana, Apis dorsata, dan Trigona Sp.

2 8 27

Karakteristik Fisik Madu dari Lebah Apis melifera, Apis dorsata, Apis cerana dan Trigona spp.

2 28 28

Efektivitas Uji Kemurnian Madu Terhadap Madu Apis Mellifera, Apis Cerana, Apis Dorsata Dan Trigona Spp

1 8 31

Frekuensi Kunjungan Lebah Apis cerana Dan Trigona sp. Sebagai Penyerbuk Pada Tanaman Brassica rapa | Ruslan | Natural Science: Journal of Science and Technology 4001 12793 1 PB

1 2 8

Pengurangan Masa Stratifikasi dengan Penambahan Hormon GA3 Pada Perkecambahan Benih Stroberi (Fragaria x annanassa (Weston) Duchesne) Reduction of Stratification Period with Addition of GA3 Hormone to Strawberry (Fragaria x annanassa (Weston) Duchesne) Se

0 0 7

Peranan Lebah Trigona laeviceps (Hymenoptera: Apidae) dalam Produksi Biji Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) The Role of Trigona laeviceps (Hymenoptera: Apidae) in Seed Production of Kale (Brassica oleracea var. alboglabra)

0 0 8

Toxicity of some commercial fungicides to pollinator, Trigona (Tetragonula) laeviceps Smith

0 0 8

Pattern of wild pollinator visitation and effect of innundation by Trigona (Tetragonula) laeviceps Smith colonies to pollination success of kabocha (Cucurbita maxima)

0 0 11

Daily flight activity rhythms of Tetragonula laeviceps (Smith) (Hymenoptera: Apidae) in Bogor

0 0 9