Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia
ANALISIS FUNDAMENTAL HARGA SAHAM INDEKS LQ 45
SEKTOR PROPERTI PERIODE 2008-2012
DI BURSA EFEK INDONESIA
VIVI LUTFIAH
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Fundamental
Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek
Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Vivi Lutfiah
NIM H24114008
ABSTRAK
Vivi Lutfiah, H24114008, Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45
Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia. Di bawah bimbingan
Farida Ratna Dewi.
Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan dan kemacetan yang terjadi di kota
besar membuat masyarakat lebih memilih untuk tinggal di apartemen dan
kondominium. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kondisi
perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI periode 2008-2012 (2)
Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahaan properti
dengan harga pasarnya di BEI selama periode 2008-2012 melalui analisis
fundamental. (3) Membandingkan murah atau mahalnya harga saham dalam
sektor properti di BEI periode 2008-2012 menurut analisis fundamental. Selama
periode 2008 hingga 2012 ASRI seluruhnya berada pada posisi undervalued.
Begitu pula dengan BKSL dan juga BSDE yang juga secara keseluruhan berada
pada posisi undervalued. Sedangkan LPKR dan SSIA pada periode 2008 hingga
2012 lebih banyak berada pada posisi overvalued. Selama periode 2008 hingga
2012 saham yang paling murah berdasarkan perhitungan PER adalah saham dari
SSIA sedangkan saham yang paling mahal menurut perhitungan PER adalah
saham BKSL.
Kata Kunci: Analisis Fundamental, Nilai Intrinsik, Harga Saham, Sektor Properti
ABSTRACT
Vivi Lutfiah, H24114008, Fundamental Analysis Stock Price Index LQ 45
Property Sector Period 2008-2012 in Indonesia Stock Exchange. Supervised by
Farida Ratna Dewi.
Changes in people’s lifestyle and urban congestion that occurs in big cities,
peoples prefer to live in apartments and condos. The purpose of this study was:
(1) Analyze companies condition in property sector during 2008-2012 according
to Indonesia Stock Exchange with fundamental analysis. (2) Comparing the
intrinsic value with a fair market value of property companies stock price during
2008-2012 with fundamental analysis. (3) Comparing low or high price of shares
in the property sector during 2008-2012 according to Indonesia Stock Exchange
with fundamental analysis. During 2008-2012, Alam Sutera Realty completely
undervalued. Similarly, Bumi Serpong Damai and Sentul City well being
undervalued position too. While Lippo Karawaci and Surya Semesta Internusa are
more in overvalued position. The cheapest stocks in 2008-2012 based on
calculation of Price Earning Ratio is Surya Semesta Internusa and the most
expensive is Sentul City.
Keywords: Fundamental Analysis, Intrinsic Value, Share Price, Property Sector
ANALISIS FUNDAMENTAL HARGA SAHAM INDEKS LQ 45
SEKTOR PROPERTI PERIODE 2008-2012
DI BURSA EFEK INDONESIA
VIVI LUTFIAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul
:
Nama
NIM
:
:
Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti
Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia
Vivi Lutfiah
H24114008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Farida Ratna Dewi, SE, MM
NIP. 19710307 200501 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir, Jono M. Munandar, M.Sc
NIP. 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
vii
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sumber dari segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan banyak Rahmat, Hidayat, serta Nikmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul “Analisis
Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di
Bursa Efek Indonesia”. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida
Ratna Dewi, SE, MM. Selaku pembimbing yang telah memberikan banyak
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan motivasi pada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis
berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi rekan pembaca.
Bogor, September 2013
Vivi Lutfiah
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
VIII
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR GAMBAR
IX
DAFTAR LAMPIRAN
IX
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Ruang Lingkup Permasalahan
2
METODOLOGI PENELITIAN
2
Kerangka Pemikiran
2
Metode Penelitian
3
Pengumpulan data
3
Pengolahan dan Analisis Data
4
Analisis Fundamental
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Gambaran Umum Perusahaan
6
Pendirian dan Informasi Umum Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
6
Ringkasan Keuangan Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
6
Pendirian dan Informasi Umum Sentul City Tbk (BKSL)
6
Ringkasan Keuangan Sentul City Tbk (BKSL)
7
Pendirian dan Informasi Umum Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 7
Ringkasan Keuangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
8
Pendirian dan Informasi Umum Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
8
Ringkasan Keuangan Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
8
Pendirian dan Informasi Umum Surya Semesta I
nternusa Tbk (SSIA)
9
Ringkasan Keuangan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
9
Analisis Fundamental
10
Analisis Ekonomi (Pasar)
10
Gambaran Umum Kondisi Perekonomian Periode 2008
hingga 2012
10
Tingkat Pengembalian Pasar Periode 2008 hingga 2012
11
Analisis Industri (Sektor)
11
Analisis Fundamental PT Alam Sutera Realty Tbk
12
Analisis Fundamental PT Sentul City Tbk
13
Analisis Fundamental PT Bumi Serpong Damai Tbk
14
Analisis Fundamental PT Lippo Karawaci Tbk
14
Analisis Fundamental PT Surya Semesta Internusa Tbk
15
Perbandingan Price Earning Ratio
15
SIMPULAN DAN SARAN
17
Simpulan
17
Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
20
RIWAYAT HIDUP
39
ix
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk periode
2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk periode
2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk periode 20082012
Ringkasan kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk periode
2008-2012
Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012
Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 20082012 (dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
(dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode 20082012 (dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012
(dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode
2008-2012 (dalam rupiah)
Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ45 periode
2008-2012
Perbandingan harga saham sektor properti Indeks LQ45 berdasarkan
PER
6
7
8
9
9
11
13
13
14
15
15
16
17
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Kerangka pemikiran
Kondisi perekonomian Indonesia periode 2008 hingga 2012
Kinerja perusahan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
3
10
12
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Indeks Harga Saham Gabungan per bulan periode 2008-2012
Tingkat pengembalian pasar periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Alam Sutera Realty Tbk per bulan periode
2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Alam Sutera Realty Tbk periode
2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012
21
22
24
25
26
x
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Harga penutupan saham PT Sentul City Tbk per bulan periode 20082012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Sentul City Tbk periode 20082012
Nilai intrinsik saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk per
bulanperiode 2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Bumi Serpong Damai Tbk
periode 2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 20082012
Harga penutupan saham PT Lippo Karawaci per bulan periode 20082012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Lippo Karawaci Tbk periode
2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk per bulan
periode 2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Surya Semesta Internusa Tbk
periode 2008-2012
Nilai intrinsik Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 20082012
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor properti dan real estate ikut berperan serta dalam pembangunan dan
perekonomian Indonesia khususnya sumbangan terhadap PDB (Produk Domestik
Bruto). Sebesar 9,4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) adalah sumbangan dari
sektor properti. Selanjutnya Sektor Properti dan Real Estate juga turut serta
menggerakan 175 industri hulu-hilir yang terkait. Rendahnya suku bunga yang
yaitu 5,75% berpengaruh juga pada pergeseran bentuk investasi. Misalnya,
masyarakat kaya yang tadinya menginvestasikan uangnya di deposito dengan
bunga sekitar 6-7% (gross), ditambah adanya pajak yang cukup besar, yakni bisa
mencapai 20%, bisa beralih untuk berinvestasi di sektor properti yang harganya
mulai naik sekitar 15-20 % dalam satu tahun.
Meningkatnya jumlah permintaan apartemen dan kondominium serta
perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih memilih untuk tinggal di
apartemen dan kondominium. Secara langsung telah mendorong pasokan
apartemen dan kondominium kota-kota besar di Indonesia. Selain itu kemacetan
yang terjadi di kota besar juga mendorong masyarakat pinggiran kota untuk
memilih apartemen sebagai alternatif hunian mereka. Harga properti di Indonesia
masih termasuk yang termurah di kawasan Asia. Hal ini membuka peluang bagi
investor asing untuk berinvestasi di industri properti Indonesia. Selain itu,
kurangnya infrastruktur juga justru menarik investor untuk ikut menanamkan
modalnya di sektor infrastruktur dan properti. Pendorong utamanya yaitu
peningkatan daya beli konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penelitian ini mengambil judul Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ
45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia.
Terdapat 53 perusahaan bergerak dalam sektor properti yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia, lima diantaranya masuk kedalam saham LQ 45. Indeks LQ
45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki
nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45,
menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham
dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus).
(BEI). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu
berubah.
Lima saham perusahaan properti yang termasuk dalam indeks LQ 45 adalah
Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Sentul City Tbk (BKSL), Bumi Serpong Damai
Tbk (BSDE), Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan Surya Semesta Internusa Tbk
(SSIA). Selain saham Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), keempat saham diatas
pada periode sebelumnya memang sudah terpilih kedalam indeks LQ 45.
Sedangkan untuk saham Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) baru masuk dalam
indeks LQ 45 untuk periode Februari-Juli 2013.
Rumusan Masalah
Kondisi persaingan usaha yang sangat ketat antar pengembang di sektor
properti dan semakin maraknya perusahaan-perusahaan yang ikut bergabung dan
2
menjadi bagian dalam sektor properti ini, membuat investor harus benar-benar
menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup
kemungkinan mereka akan mengalami kerugian.Investor perlu untuk
memutuskan saham mana yang akan investor beli atau jual. Dasar investor untuk
memutuskan praktik jual beli saham di bursa adalah dengan melakukan penilaian
saham. Untuk memutuskan berapa nilai harga saham yang layak saat ini dapat
dilakukan analisis harga saham. Analisis harga saham dapat dilakukan dengan
analisis fundamental. Analisis fundamental dilakukan untuk mengetahui nilai
intrinsik dari suatu saham. Dari hal yang telah disampaikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI
periode 2008-2012?
2. Bagaimana perbandingan nilai intrinsik harga saham perusahaanperusahaan properti dengan harga pasarnya di BEI selama periode 20082012 melalui analisis fundamental?
3. Bagaimana perbandingan saham yang paling murah atau paling mahal
dalam sektor properti di BEI periode 2008-2012 menurut analisis
fundamental?
Tujuan
1. Menganalisis kondisi perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI
periode 2008-2012.
2. Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahaan
properti dengan harga pasarnya di BEI selama periode 2008-2012 melalui
analisis fundamental.
3. Membandingkan murah atau mahalnya harga saham dalam sektor properti
di BEI periode 2008-2012 menurut analisis fundamental.
Ruang Lingkup Permasalahan
Penelitian ini dilakukan di BEI, dengan mengambil data saham, laporan
keuangan serta kinerja keuangan tahun 2008-2012 pada sektor properti yang
termasuk ke dalam Indeks LQ 45,yaitu Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Sentul
City Tbk (BKSL), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Lippo Karawaci Tbk
(LPKR) dan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Investor perlu untuk memutuskan harga saham yang layak pada perusahaan
properti. Dasar investor untuk melakukan jual beli saham yaitu dengan penilaian
harga saham. Penilaian harga saham dapat menggunakan beberapa metode salah
satunya yaitu metode analisis fundamental. Objek yang dianalisa dalam analisis
fundamental adalah Ekonomi (Pasar), Industri (Sektor) dan kondisi Spesifik
Perusahaan. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
3
model kelipatan laba atau Price Earning Ratio (PER) dan model present value.
Informasi yang didapat dari analisis fundamental tersebut dapat menjadi
rekomendasi bagi investor untuk membuat keputusan investasi.
Perusahaan
Properti
Investor
Penilaian Harga
Saham
Analisis
Fundamental
1. Analisis Ekonomi (Pasar)
2. Analisis Industri (Sektor)
3. Analisis Kondisi Spesifikasi Perusahaan
PER
Model Present Value
Perbandingan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
Saham
Rekomendasi
Gambar 1.Kerangka pemikiran
Metode Penelitian
Pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan di PT. Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl.
Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa data time series bulanan serta data laporan keuangan emiten
selama periode 2008-2012.
4
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel.
Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis fundamental.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental dilakukan dengan model kelipatan laba atau Price
Earning Ratio (PER) dan model present value.
1.
Pendekatan PER ( Price Earning Ratio)
Menurut Husnan (2001), untuk menentukan PER (Price Earning Ratio)
dapat diketahui dengan perhitungan :
PER =
........................................................................................(1)
Keterangan :
P0
:Harga saat ini
EPS : Harga per lembar saham
2.
Present Value atau Model Kelipatan Laba
Menurut Husnan (2001), pendekatan present value arus kas yang
diharapkan akan diterima oleh pemilik saham, dengan menggunakan tingkat
bunga tertentu. Perhitungan nilai intrinsik saham untuk satu periode dapat
diketahui dengan rumus :
P0 =
..........................................................................(2)
Keterangan :
P0
: Nilai intrinsik saham
P1
: Harga pasar
FCF per share : Free cash flow per lembar saham
Nilai r dapat ditaksir dengan menggunakan model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) yang dijelaskan pada poin 4.
3.
Arus Kas
Arus kas dapat diketahui dengan menggunakan rumus free cash flow (FCF),
berikut ini adalah rumus FCF :
FCF
= Laba bersih + Depresiasi/Amortisasi Perubahan
Modal Kerja – Investasi Modal …….........................(3)
FCF per share =
...............................................................(4)
Keterangan :
FCF per share : Nilai arus kas bebas per lembar saham
5
4.
CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Berikut ini tahapan dalam menghitung CAPM (Capital Asset Pricing
Model)
1) Tingkat Pengembalian masing-masing saham
...................................................................................(5)
Rit =
Keterangan :
Rit
: Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan t
Pit
: Harga saham bulan t
Pit-1
: Harga saham bulan t-1
Dt
: Dividen pada bulan t
2) Tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata
pasar
Rmt =
.............................................................................(6)
E (Rm)=
.......................................................................................(7)
Keterangan :
Rmt
: Tingkat pengembalian pasar bulan ke t
IHSGt : IHSG bulan t
IHSGt-1: IHSG bulan t-1
E (Rm) : Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan
N
: Jumlah pengamatan dalam satu kuartal
3)
atau Risiko
.........................................................................................(8)
βι
=
σ im =
................................................................(9)
σ2 m =
...........................................................................(10)
Keterangan :
σ im : Kovarian tingkat pengembalian saham I dengan tingkat pengembalian pasar
σ2m : Varian tingkat pengembalian pasar
4) Tingkat Risiko Bebas Bunga (Rf) memakai data SBI
5) Persamaan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
E (Rj) = Rf + β j [ E(Rm) - Rf ] ........................................................(11)
Keterangan :
E (Rj) : Expected return saham j
Rf
: Risk free rate
Βj
: Koefisien beta saham j
E(Rm) : Expected return saham
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Pendirian dan Informasi Umum Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
PT Alam Sutera Realty Tbk telah berdiri sejak 3 November 1993 dengan
nomor NPWP 01.302.653.9-054.000 PT Alam Sutera Realty terdaftar di Bursa
Efek pada 18 Desember 2007 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real
Estate and Building Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO
PT Alam Sutera Realty Tbk dijamin oleh PT Ciptadana Securities dengan harga
perdana Rp100 per lembar saham dengan modal dasar Rp2.400.000.000.000.
Kantor pusat PT Alam Sutera Realty Tbk terletak di Wisma Argo Manunggal Lt.
18 Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 22 Jakarta – 12930 dengan produk yang
dihasilkan yaitu Residencial, Commercial dan Office Tower.
Ringkasan Keuangan Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk tahun 2008 hingga 2012 terus
mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
435,325
55,284
79,486
58,815
0.69
2.60
4.53
403,627
110,641
117,811
94,021
1.05
3.31
6.11
765,213
343,079
330,182
290,484
4.03
7.20
14.95
2011
2012
1381,046 1718,740
693,620 914,796
671,143 837,671
602,737 750,575
6.13
11.17
8.17
24.08
20.06
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 1. memperlihatkan kenaikan total penerimaan, laba bersih serta
dividen yang dibagikan setiap tahun. Kenaikan paling signifikan yaitu dari tahun
2010 ke 2011 dengan kenaikan total penerimaan sebesar 55%.
Pendirian dan Informasi Umum Sentul City Tbk (BKSL)
PT Sentul City Tbk didirikan pertama kali dengan nama PT Sentragriya
Kharisma tanggal 16 April 1993. Pada tanggal 19 Juli 2006 terjadi perubahan
nama menjadi PT Sentul City Tbk. Kemudian PT Sentul City Tbk mendaftarkan
wajib pajaknya dengan nomor NPWP01.614.952.8-054.000. PT Sentul City Tbk
terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 28 Juli 1997 yang diklasifikasikan dalam
sektor Property, Real Estate and Building Constructiondan subsektor Property
And Real Estate. IPO dijaminkan oleh PT Trimega SecurindoLestari. Kantor pusat
PT Sentul City Tbk yaitu di Gedung Menara Sudirman Lt. 25 Jalan Jend.
7
Sudirman Kav. 60 Jakarta – 12190.Terdapat empat jenis produk yang dihasilkan
PT Sentul City Tbk yaitu Residential, Commercial, Hotel and Tourism serta
Medical Care.
Ringkasan Keuangan Sentul City Tbk (BKSL)
Keuangan PT Sentul City Tbk tahun 2008 hingga 2012 menunjukkan
kenaikan yang sangat baik. Penerimaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
yang sangat tinggi begitu pula dengan laba bersih. Ringkasan kondisi keuangan
PT Sentul City Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan kondisi keuangan PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
80,110
-20,453
-12,449
-15,715
-0.49
-0.57
162,659
22,350
9,507
2,457
0.34
0.42
443,548
136,847
103,461
65,489
2.15
2.52
457,833
125,868
156,854
136,512
2.96
3.41
545,297
212,020
206,162
181,023
3.49
4.32
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 2. memperlihatkan kenaikan laba bersih yang pada tahun 2008
mengalami kerugian hingga mencapai 15,7 miliar, tetapi di tahun selanjutnya
terus mengalami kenaikan hingga tidak ada lagi kerugian. Hanya saja untuk
periode 2008 hingga 2012 PT Sentul City Tbk belum pernah membagikan
dividen. Hal ini disebabkan oleh PT Sentul City Tbk yang masih memiliki saldo
rugi anggaran di tahun 2010 sebesar 126 miliar. Masih adanya defisit anggaran
sehingga laba bersih lebih diarahkan untuk menyehatkan kas perusahaan. Pada
tahun 2011 saat RUPS diumumkan bahwa saldo defisit anggatan tersisa 70 miliar.
Dengan makin berkurangnya saldo rugi diharapkan beberapa waktu mendatang
posisi kas segera positif sehingga memungkinkan untuk membagi dividen.
Pendirian dan Informasi Umum Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk didirikan pada tanggal 16 Januari 1984.
Kemudian mendaftarkan wajib pajaknya dengan nomor NPWP 01.374.249.9411.000 PT Bumi Serpong Damai Tbk terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 6 Juni
2008 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real Estate and Building
Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO PT Bumi Serpong
Damai Tbk dijamin oleh tiga perusahaan sekuritas yaitu PT CLSA Indonesia, PT
Nusadana Capital Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas. Pada tanggal 27 Mei
2008, perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan
Pendaftaran Emisi Saham yang kemudian melakukan penawaran unum saham
kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 saham dengan nilai nominal Rp100
per saham dan harga penawaran sebesar Rp550 per saham. Kantor PT Bumi
Serpong Damai Tbk terletak di Sinar Mas Land Plaza Grand Boulevard, BSD
Green Office Park Tangerang-15345. PT Bumi Serpong Damai Tbk menghasilkan
8
beberapa produk yaitu Residential, Commercial, Commercial Lots, Office Space
serta beberapa Previous Product.
Ringkasan Keuangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk menunjukkan bahwa total
penerimaan dan laba bersih PT Bumi Serpong Damai Tbk tahun 2008 hingga
2011 mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
1,386,111
412,015
304,127
223,462
1,270,592
456,458
376,169
308,738
2,477,203
870,475
662,111
394,403
2,806,339
960,555
1,170,231
1,012,301
2,631,082
1,004,573
1,061,327
907,152
4.00
6.94
14.66
6.00
8.19
16.07
6.00
5.66
10.80
9.15
14.17
6.64
10.61
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 3. memperlihatkan kenaikan penerimaan maupun laba bersih.
Kenaikan paling signifikan terjadi pada pada tahun 2011 yaitu naik 156,7% dari
tahun 2010. Untuk tahun 2012 baik total penerimaan maupun laba bersih
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Pendirian dan Informasi Umum Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana
pada tanggal 15 Oktober 1990. Kemudian mendaftarkan wajib pajaknya dengan
nomor NPWP 01.346.574.5-054.000. PT Lippo Karawaci Tbk terdaftar di Bursa
Efek pada tanggal 28 Juni 1996 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real
Estate and Building Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO
PT Lippo Karawaci Tbk dijamin oleh PT Pentasena Arthasentosa. Penawaran
umum perdana perusahaan sejumlah 30.800.000 saham biasa kepada masyarakat
sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan tanggal 3 Juni 1996, dan selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 1996. Kantor PT Lippo
Karawaci Tbk terletak di Menara Matahari Lt. 22, 7 Boulevard Palem Raya Lippo
Karawaci Central Tangerang-15811. Produk-produk yang dihasilkan adalah
Hospital, Malls, Hotel serta Urban Development.
Ringkasan Keuangan Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk selama periode 2008 hingga
2012 terus mengalami kenaikan laba bersih. Ringkasan kondisi keuangan PT
Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.
9
Tabel 4. Ringkasan kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
2,553,307
465,453
471,686
370,872
2,565,101
480,707
526,658
388,053
3,125,313
721,359
719,254
525,346
4,189,580
927,996
984,810
579,917
3,818,985
1,072,741
1,848,521
4.00
10.48
4.34
10.78
11.54
4.45
9.33
15.58
5.39
10.47
4.77
9.82
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 4. terlihat bahwa kenaikan paling signifikan yaitu pada tahun
2012, dengan kenaikan sebesar 218,7%. PT Lippo Karawaci Tbk juga
membagikan dividen di tahun 2010 dan 2011.
Pendirian dan Informasi Umum Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
PT Surya Semesta Internusa Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1971. PT
Surya Semesta Internusa Tbk terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 27 Maret 1997
yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real Estate and Building
Construction dan subsektor Building Construction. IPO PT Surya Semesta
Internusa Tbk dijamin oleh PT Aspac Uppindo Sekuritas dan PT Usaha Bersama
Sekuritas. Pada tanggal 5 Maret 1997, perusahaan memperoleh Surat
Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dar Ketua
BAPEPAM unttuk melaksanakan penawaran umum sebanyak 135.000.000 saham
kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp500 per saham, dengan harga
penawaran sebesar Rp975 per saham. Kantor PT Surya Semesta Internusa Tbk
terletak di Graha Surya Internusa Lt. 20 Jalan H.R. Rasuna Said Kav. X - 0
Jakarta-12950. Produk-produk dari PT Surya Semesta Internusa Tbk adalah
property, konstruksi dan perhotelan.
Ringkasan Keuangan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk selama periode 2008
hingga 2012 mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Surya
Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
Sumber : BEI (2013)
2008
2009
2010
2011
2012
1,753,280
120,669
13,406
-11,704
1484,102
86,178
112,830
17,599
1690,096
160,836
195,858
115,588
2,878,775
385,090
385,090
272,759
2,658,312
668,449
668,449
574,864
0.60
1.82
5.05
14.88
8.22
22.54
11.00
13.11
32.06
16.87
38.30
10
Pada Tabel 5. memperlihatkan kenaikan laba bersih, ROA dan ROE. Pada
tahun 2008 PT Surya Semesta Internusa Tbk mengalami kerugian sebesar 11,7
miliar tetapi ditahun selanjutnya terus mengalami kenaikan laba yang cukup
tinggi.
Analisis Fundamental
Analisis Ekonomi (Pasar)
Perekonomian merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan
negara. Begitu pula dengan analisis ekonomi yang merupakan salah satu faktor
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari seluruh analisis
fundamental.
Gambaran Umum Kondisi Perekonomian Periode 2008 hingga 2012
Pada 2008 perlambatan ekonomi mulai terjadi di Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang turun dari 6,3% di tahun 2007 menjadi 6,1% di tahun
2008. Selain itu, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) mengalami defisit sebesar
$1,95 miliar. Penyebab lain dari penurunan NPI adalah terjadinya capital outflow
dari investasi asing di bursa saham khususnya pada pasar SUN (Surat Utang
Negara) dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Nilai tukar rupiah secara umum
bergerak stabil sampai september 2008, namun di bulan November 2008
terdepresiasi dari Rp10.048 menjadi Rp11.711. Inflasi berada pada 11,06%.
Gambar 2. Kondisi perekonomian Indonesia periode 2008 hingga 2012
Selanjutnya pada tahun 2009 kuatnya dampak krisis global masih dirasakan,
karena puncak krisis global terjadi di triwulan IV 2008. Pertumbuhan ekonomi
masih dalam tren menurun. Oleh karena itu pemerintah beserta Bank Indonesia
melakukan kebijakan-kebijakan. Serangkaian kebijakan tersebut dinilai berhasil
meskipun menurun dari tahun sebelumnya tetapi diantara negara-negara lain
pertumbuhan Indonesia termasuk dalam tiga tertinggi di dunia yaitu tumbuh
sebesar 4,5%. Inflasi yang rendah di angka 2,78% serta surplus NPI $12,5 miliar.
Di tengah pemulihan ekonomi global yang masih terus dilakukan di tahun
2010, kinerja perekonomian domestik terus mengalami perbaikan. Dapat dilihat
11
dari kinerja sektor keuangan yang semakin membaik, pertumbuhan PDB (Product
Domestic Bruto) yang semakin tinggi serta NPI yang mengalami surplus cukup
besar yaitu $30,3 miliar. Dari sisi kebijakan suku bunga, Bank Indonesia
menetapkan BI Rate pada tingkat 6,5%. Pertumbuhan ekonomi berada pada 6,1%.
Perekonomian Indonesia di tahun 2011 cukup kuat tercermin dari
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yaitu tumbuh sebesar 6,5% inflasi yang
rendah yaitu 3,79% serta surplus NPI sebesar $11,9 miliar. Selama tahun 2012
kinerja perekonomian Indonesia masih terus menguat ditengah perekonomian
dunia yang melemah. Meskipun kecil tetapi Indonesia masih mencatat surplus
$0,2 miliar, pertumbuhan ekonomi 6,2% serta inflasi yang dapat dikendalikan
yaitu pada tingkat 4,3%. Walaupun kinerja ekspor menurun tetapi pertumbuhan
ekonomi tetap baik karena didorong oleh permintaan domestik yang tinggi.
Tingkat Pengembalian Pasar Periode 2008 hingga 2012
Penghitungan rata-rata return per kuartal dilakukan untuk menganalisis
pasar. Data yang digunakan adalah data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)
di BEI untuk periode 2008 hingga 2012 (lihat pada Lampiran 1). IHSG dapat
mencerminkan kondisi investasi di Indonesia. Tingkat pengembalian pasar yang
dihitung dari IHSG dapat menjadi cerminan harapan investor terhadap pasar.
Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6. Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012
Tahun
Return Market (%)
2008
-5.1
2009
5.5
2010
3.3
2011
0.4
2012
1.1
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 6. terlihat bahwa selama periode 2008 hingga 2012 tingkat
pengembalian saham mengalami fluktuasi. Pada tahun pertama yaitu tahun 2008,
tingkat pengembalian saham menurun cukup besar hingga -5,1%. Hal ini terjadi
karena krisis global yang dialami oleh negara adidaya Amerika Serikat yang
kemudian mempengaruhi negara-negara lainnya. Pada tahun 2009 IHSG naik dari
level 1355,41 ke level 2.534,36 dari tahun lalu. Di tahun 2010 tingkat
pengembalian pasar kembali menurun 2,2 poin, begitu pula di tahun 2011 yang
mengalami penurunan tingkat pengembalian pasar sebesar 2,9 poin. Pada tahun
2012 IHSG kembali naik di level 4.316,69 sehingga tingkat pengembalian
pasarnya naik sebesar 1,1% (Iihat perhitungan pada Lampiran 2).
Analisis Industri (Sektor)
Menurut Husnan (2001), untuk menganalisis industri dimulai dengan
mengidentifikasi tahap kehidupan produknya, kemudian menganalisis industri
dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian, selanjutnya melakukan analisis
kualitatif terhadap industri itu sendiri. Dari tahapan tersebut maka, analisis Sektor
Properti adalah sebagai berikut:
1. Tahap kehidupan produk atau product life cycle di sektor properti ini berada
pada tahap pertumbuhan (growth). Pada tahap ini permintaan semakin
12
meningkat sehingga profit yang didapat oleh perusahaan-perusahaan di sektor
properti ini tumbuh tinggi.
2. Kondisi ekonomi yang terus membaik pada tahun 2010 menjadi pendorong
pertumbuhan properti ditahun 2011 dan 2012.Pertumbuhan ekonomi di tahun
2012 ini sedikit banyaknya merupakan sumbangan dari sektor properti.
3. Aspek kualitatif yang digunakan untuk melakukan analisis industri terdiri dari
kinerja historis, persaingan, dan perubahan struktural
a. Kinerja perusahaan-perusahaan pada sektor properti selama periode 20082012 mengalami peningkatan. Dari lima perusahaan yang termasuk dalam
sektor properti indeks LQ 45, empat diantaranya mengalami kenaikan
penjualan dan laba bersih selama periode 2008-2012. Hanya PT Bumi
Serpong Damai Tbk saja yang mengalami penurunan kinerja keuangannya
di tahun 2012. Sedangkan, untuk harga saham hampir semua perusahaan
dalam sektor properti indeks LQ 45 mengalami peningkatan harga saham.
Kinerja perusahaan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
Laba Bersih (dalam juta Rp)
2,000,000
1,500,000
ASRI
BKSL
1,000,000
BSDE
500,000
LPKR
SSIA
0
2008
2009
2010
2011
2012
-500,000
Gambar 3. Kinerja perusahan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
b. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan di sektor properti
cukup ketat. Perusahaan-perusahaan properti berlomba-lomba menawarkan
berbagai produk unggulan mereka. Hunian cluster, apartemen dan
kondominium banyak ditawarkan oleh para para pengembang di sektor
properti ini yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya.
c. Tidak ada perubahan struktural pada sektor properti. Hanya saja terjadi
perubahan dalam hal penyediaan produk. Sekarang ini, banyak produk
perumahan jenis cluster yang dikerjakan oleh para pengembang.
Analisis Fundamental PT Alam Sutera Realty Tbk
Harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk berdasarkan analisis present value
selama periode 2008 hingga 2012 seluruhnya berada pada posisi undervalued.
Pada tahun pertama yaitu 2008 harga pasar saham ditutup pada level Rp50
sedangkan hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada angka Rp55. Pada tahun
2009 harga pasar saham berada pada level Rp105 dan perhitungan nilai intrinsik
menghasilkan angka Rp112. Selanjutnya, pada tahun 2010 harga pasar saham
berada pada level Rp295 sedangkan hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada
angka Rp332. Pada tahun 2011 harga pasar saham berada pada level Rp460 dan
13
hasil perhitungan nilai intrinsik menunjukkan angka Rp685. Harga pasar saham
ASRI dapat dilihat pada Lampiran 3 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan Lampiran 5. Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
50
105
295
460
600
Nilai Intrinsik (Rp)
55
112
332
550
685
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 7. memperlihatkan bahwa krisis finansial global 2008 ikut
memberi dampak terhadap harga saham ASRI yang ditutup melemah di akhir
2008, yaitu ditutup pada harga Rp50. Pada awal 2009 dampak krisis finansial
global masih terlihat dari harga saham yang ditutup melemah pada harga Rp55 di
bulan april 2009 yang kemudian mulai naik di bulan selanjutnya seiring dengan
makin membaiknya perekonomian Indonesia. Sehingga secara keseluruhan.ASRI
berada pada posisi undervalued.
Analisis Fundamental PT Sentul City Tbk
Berdasarkan analisis present value pada periode 2008 hingga 2012, secara
keseluruhan saham PT Sentul City Tbk berada pada posisi undervalued. Secara
berturut-turut harga pasar dari tahun 2008 sampai 2012 lebih kecil dari hasil
perhitungan nilai intrinsiknya. Harga pasar saham PT Sentul City dapat dilihat
pada Lampiran 6. Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 20082012 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
66
97
109
265
191
Nilai Intrinsik (Rp)
85
106
114
276
204
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 8. memperlihatkan bahwa krisis finansial yang terjadi di tahun
2008 memberi dampak terhadap harga saham BKSL. Harga saham BKSL ikut
ditutup melemah pada harga Rp66 begitu pula di awal tahun 2009 pada bulan
april 2009 saham BKSL ditutup pada harga Rp50 kemudian mulai naik di bulanbulan berikutnya sampai tahun 2012. Sehingga secara keseluruhan BKSL berada
pada posisi undervalued dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 7
dan Lampiran 8.
14
Analisis Fundamental PT Bumi Serpong Damai Tbk
Pada tahun 2008 harga pasar saham ditutup pada level Rp95 sedangkan
hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada angka Rp85. Di tahun 2008 harga
pasar saham ditutup pada level Rp880 dan nilai intrinsik saham Rp896.
Selanjutnya tahun 2010 harga pasar saham berada pada level Rp900 sedangkan
perhitungan nilai intrinsik menghasilkan angka Rp926. Pada tahun 2010 dan 2012
harga pasar saham berturut-turut adalah Rp980 dan Rp1.100 sedangkan hasil
perhitungan nilai intrinsiknya adalah Rp1.073 dan Rp1.141. Harga pasar saham
dapat dilihat pada Lampiran 9 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
10 dan Lampiran 11. Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode
2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
95
880
900
980
1100
Nilai Intrinsik (Rp)
179
896
926
1073
1141
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 9. memperlihatkan bahwa krisis finansial 2008 memberi dampak
terhadap harga saham BSD yang ditandai dengan ditutup melemahnya harga
saham BSDE. Perekonomian yang membaik di tahun 2010-2012 tidak begitu
berpengaruh terhadap harga saham BSDE Sedangkan harga saham BSDE
cenderung turun di tahun 2010 sampai 2012. Hal ini terjadi karena kinerja BSDE
di tahun tersebut juga cenderung menurun. Sehingga harga saham PT Bumi
Serpong Damai Tbk pada periode 2008 hingga 2012 seluruhnya berada pada
posisi undervalued. Harga pasar saham BSDE dapat dilihat pada lampiran 5 dan
perhitungan nilai intrinsik dapat dilihat pada lampiran 18.
Analisis Fundamental PT Lippo Karawaci Tbk
Berdasarkan analisis present value pada lima periode dari tahun 2008
hingga 2012, harga pasar saham dari PT Lippo Karawaci Tbk ini lebih banyak
berada pada posisi overvalued. Hanya pada tahun 2011 harga pasar saham PT
Lippo Karawaci Tbk lebih kecil dari nilai intrinsiknya yaitu dengan harga pasar
Rp660 dan nilai intrinsik Rp672. Harga pasar saham LPKR dapat dilihat pada
Lampiran 12 sedangkan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 13 dan
Lampiran 14. Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012
dapat dilihat Tabel 10.
15
Tabel 10. Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
800
510
680
660
1000
Nilai Intrinsik (Rp)
777
475
679
672
997
Keterangan
overvalued
overvalued
overvalued
undervalued
overvalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 10. memperlihatkan bahwa krisis finansial global yang terjadi di
tahun 2008 tidak begitu memberi dampak terhadap harga saham dari LPKR,
harga saham dari LPKR dapat terus stabil meski krisis terjadi dan kemudian harga
saham naik setelah krisis berakhir.Sehingga PT Lippo Karawaci lebih banyak
berada pada posisi overvalued. Kinerja BKSL dapat terus membaik jika kondisi
perekonomian juga stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang naik dan inflasi
rendah paling tidak di bawah 10%.
Analisis Fundamental PT Surya Semesta Internusa Tbk
Pada krisis finansial global yang terjadi di tahun 2008 harga saham dari
SSIA tidak begitu terkena dampak, harga saham dari SSIA dapat terus stabil
meski krisis terjadi dan harga saham SSIA naik setelah krisis berakhir.
Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012 (dalam
rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
100
70
232.5
720
1060
Nilai Intrinsik (Rp)
69
62
210
856
1378
Keterangan
overvalued
overvalued
overvalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 11. memperlihatkan hasil analisis present value lima periode
yaitu pada tahun 2008 hingga 2012, saham dari PT Surya Semesta Internusa Tbk
lebih banyak berada pada posisi overvalued yaitu pada tahun 2008, 2009, dan
2010 harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Harga pasar saham SSIA
dapat dilihat pada lampiran 15 dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran
16 dan Lampiran 17.
Perbandingan Price Earning Ratio
Hasil perhitungan analisis price earning ratio menunjukkan bahwa PER
ASRI naik di tahun 2009 dan kemudian terus turun hingga 9,81 di tahun 2012.
Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold alasannya adalah harga saham
yang murah dengan nilai PER rendah dibawah 16 kali serta fundamental
16
perusahaan yang menunjukkan kenaikan dari 2008 sampai 2012. Fundamental
perusahaan akan terus membaik jika pertumbuhan ekonomi masih terus stabil atau
bahkan naik. Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ 45
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ45 periode 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
PER ASRI PER BKSL PER BSDE PER LPKR PER SSIA
14.58
-40.00
4.65
37.31
-9.09
19.27
388.00
31.17
22.74
4.67
18.14
41.76
26.20
22.44
9.30
13.66
57.86
20.40
20.91
13.09
9.81
27.13
14.97
21.51
7.07
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 12. terihat bahwa pada tahun 2009 PER BKSL mengalami
lonjakan yang sangat tinggi yaitu dari -40 kali menjadi 388 kali, hal ini
disebabkan oleh laba BKSL yang naik cukup tinggi dari tahun 2008. Selanjutnya
tahun 2010-2012 laba BKSL terus mengalami kenaikan hanya saja di tahun-tahun
tersebut saham beredar juga ikut mengalami kenaikan sehingga PER BKSL 2009
ke 2010 mengalami penurunan yang sangat besar. Walaupun laba BKSL terus
naik tetapi pada tahun 2011 ke 2012 PER BKSL mengalami penurunan dari 57,86
kali menjadi 27,13 kali, hal ini disebabkan oleh turunnya harga saham BKSL di
tahun 2012. Rekomendasi untuk investor adalah menunggu sampai waktu yang
tepat untuk buy and hold alasannya adalah meskipun kinerja keuangan BKSL
cukup baik dengan laba yang meningkat cukup signifikan di tahun 2012 tetapi
dengan PER yang tinggi saham BKSL dinilai terlalu mahal.
PER BSDE naik di tahun 2009 kemudian pada tahun selanjutnya mengalami
penurunan PER menjadi 14,97 kali. Rekomendasi untuk investor adalah beli dan
simpan karena harga saham BSDE yang murah serta PER dibawah 16 kali
ditambah lagi proyek hotel and tourism yang terus dipasarkan oleh BSDE. BSDE
memiliki potensi untuk menaikkan labanya lebih tinggi, sehingga investor
berpeluang mendapatkan imbal hasil yang tinggi.
PER LPKR terus turun dari tahun 2008 hingga 2012 dengan PER 2012 yaitu
21,51 kali. Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold atau beli lalu
simpan. Meskipun PER cukup tinggi diatas 16 kali tetapi kinerja keuangan BKSL
terus mengalami kenaikan. Terlebih lagi pada krisis finansial globalyang terjadi di
tahun 2008 harga saham dari LPKR tidak begitu terkena dampak, harga saham
dari LPKR dapat terus stabil meski krisis terjadi dan naik setelah krisis
berakhir.Kinerja BKSL dapat terus membaik jika kondisi perekonomian juga
stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang naik dan inflasi rendah paling tidak di
bawah 10%.
Tahun 2009 PER SSIA mengalami kenaikan yang disebabkan oleh naiknya
laba SSIA. Pada tahun 2012 PER SSIA mengalami penurunan dari 13,09 kali
menjadi 7,07 kali karena saat itu terjadi kenaikan EPS (Earning Per Share) yang
cukup tinggi diikuti dengan kenaikan harga saham yang tidak terlalu tinggi.
Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold alasannya adalah saham SSIA
dinilai murah dengan PER dibawah 16 kali serta kinerja keuangan yang baik
dengan pertumbuhan laba dan juga ROE. Semakin tinggi ROE menunjukkan
17
semakin tinggi penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan dan semakin
baik pula SSIA dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak sehingga semakin
besar peluang investor untuk memperoleh return yang tinggi. Perbandingan harga
saham sektor properti Indeks LQ 45 berdasarkan PER dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Perbandingan harga saham sektor properti Indeks LQ45 berdasarkan PER
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Paling Murah
SSIA
SSIA
SSIA
SSIA
SSIA
Paling Mahal
BKSL
BKSL
BKSL
BKSL
BKSL
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 13.memperlihatkan bahwa dari hasil perhitungan PER dapat
ditentukan saham paling murah dan saham paling mahal dalam satu periode.
Untuk membuat keputusan investasi selain melihat harga wajar saham hal penting
lain yang harus diperhatikan adalah variabel fundamentalnya. Semakin baik
variabel fundamentalnya semakin baik pula dampaknya bagi para pemegang
saham.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kinerja keuangan 5 perusahaan yang termasuk ke dalam sektor properti
indeks LQ 45 secara keseluruhan meningkat dari tahun 2008 hingga 2012, hanya
BSDE yang mengalami penurunan laba bersih di tahun 2012. Inflasi dan nilai
tukar rupiah yang terdepresiasidan merupakan dampak dari krisis finansial global
yang terjadi di tahun 2008 dan awal 2009 berpengaruh terhadap harga saham
ASRI, BKSL dan BSDE yang ditutup melemah. Lain halnya dengan LPKR dan
SSIA yang tidak terkena dampak dari krisis finansial global tersebut. Harga saham
ASRI, BKSL dan BSDE terus menguat seiring dengan berakhirnya dampak krisis
global dan perekonomian yang mulai membaik. Kelima perusahaan yang
termasuk dalam sektor properti Indeks LQ 45 tersebut juga berada pada tahap
growth ditandai dengan pertumbuhan laba yang masih tinggi.
Berdasarkan analisis present valued selama periode 2008 hingga 2012
perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsiknyamenghasilkan posisi saham
dari perusahaan sektor properti Indeks LQ45 yaitu, PT Alam Sutera Realty Tbk
seluruhnya berada pada posisi undervalued. Begitu pula dengan PT Sentul City
Tbk dan juga PT Bumi Serpong Damai Tbk yang juga secara keseluruhan berada
pada posisi undervalued. Sedangkan PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Surya
Semesta Internusa Tbk pada periode 2008 hingga 2012 lebih banyak berada pada
posisi overvalued.
Selama periode 2008 hingga 2012 saham yang paling murah berdasarkan
perhitungan PER adalah saham dari PT Surya Semesta Internusa Tbk sedangkan
18
saham yang paling mahal menurut perhitungan PER adalah saham PT Sentul City
Tbk.
Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini ada beberapa hal yang disarankan
baik bagi investor maupun untuk pihak yang tertarik meneliti lebih lanjut masalah
ini, beberapa hal tersebut yaitu:
1.
Investor yang sedang maupun akan berinvestasi pada instrumen keuangan
saham sebaiknya tidak hanya melihat dari harga wajar sahamnya saja tetapi
juga harus memperhatikan fundamental perusahaan. Terlebih lagi jika
tujuan investor adalah untuk berinvestasi jangka panjang.
2.
Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan menggunakan pendekatan
dividend discount model (DDM) untuk analisis fundamental atau dapat juga
dilengkapi dengan analisis teknikal sebagai tambahan informasi bagi
investor untuk pengambilan keputusan melakukan jual atau beli saham.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah Ayuningtyas. 2010. Penilaian harga saham pertambangan dengan
menggunakan analisis teknikal dan fundamental [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Alexander H. 2013. Ciputra salip pakuwon dan summarecon.
http://properti.kompas.com/read/2013/05/08/13383351/Ciputra.Salip.Pakuw
on.dan.Summarecon, (17 Mei 2013).
BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Ringkasan Saham. [Internet]. Jakarta (ID):
Bursa Efek Indonesia. [diunduh 2013 Maret 21]. Tersedia pada
http://www.idx.co.id.
[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Pengumuman saham yang masuk dan keluar
dalam perhitungan indeks LQ 45. . [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek
Indonesia. [diunduh 2013 Maret 21]. Tersedia pada http://www.idx.co.id
[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Indeks. . [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek
Indonesia. [diunduh 2013 Mei 17]. Tersedia pada http://www.idx.co.id[BI]
Bank Indonesia. 2008. Laporan Perekonomian Indonesia 2008 [Internet].
Jakarta(ID): Bank Indonesia. [diunduh 2013 Ju
SEKTOR PROPERTI PERIODE 2008-2012
DI BURSA EFEK INDONESIA
VIVI LUTFIAH
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Fundamental
Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek
Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Vivi Lutfiah
NIM H24114008
ABSTRAK
Vivi Lutfiah, H24114008, Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45
Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia. Di bawah bimbingan
Farida Ratna Dewi.
Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan dan kemacetan yang terjadi di kota
besar membuat masyarakat lebih memilih untuk tinggal di apartemen dan
kondominium. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kondisi
perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI periode 2008-2012 (2)
Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahaan properti
dengan harga pasarnya di BEI selama periode 2008-2012 melalui analisis
fundamental. (3) Membandingkan murah atau mahalnya harga saham dalam
sektor properti di BEI periode 2008-2012 menurut analisis fundamental. Selama
periode 2008 hingga 2012 ASRI seluruhnya berada pada posisi undervalued.
Begitu pula dengan BKSL dan juga BSDE yang juga secara keseluruhan berada
pada posisi undervalued. Sedangkan LPKR dan SSIA pada periode 2008 hingga
2012 lebih banyak berada pada posisi overvalued. Selama periode 2008 hingga
2012 saham yang paling murah berdasarkan perhitungan PER adalah saham dari
SSIA sedangkan saham yang paling mahal menurut perhitungan PER adalah
saham BKSL.
Kata Kunci: Analisis Fundamental, Nilai Intrinsik, Harga Saham, Sektor Properti
ABSTRACT
Vivi Lutfiah, H24114008, Fundamental Analysis Stock Price Index LQ 45
Property Sector Period 2008-2012 in Indonesia Stock Exchange. Supervised by
Farida Ratna Dewi.
Changes in people’s lifestyle and urban congestion that occurs in big cities,
peoples prefer to live in apartments and condos. The purpose of this study was:
(1) Analyze companies condition in property sector during 2008-2012 according
to Indonesia Stock Exchange with fundamental analysis. (2) Comparing the
intrinsic value with a fair market value of property companies stock price during
2008-2012 with fundamental analysis. (3) Comparing low or high price of shares
in the property sector during 2008-2012 according to Indonesia Stock Exchange
with fundamental analysis. During 2008-2012, Alam Sutera Realty completely
undervalued. Similarly, Bumi Serpong Damai and Sentul City well being
undervalued position too. While Lippo Karawaci and Surya Semesta Internusa are
more in overvalued position. The cheapest stocks in 2008-2012 based on
calculation of Price Earning Ratio is Surya Semesta Internusa and the most
expensive is Sentul City.
Keywords: Fundamental Analysis, Intrinsic Value, Share Price, Property Sector
ANALISIS FUNDAMENTAL HARGA SAHAM INDEKS LQ 45
SEKTOR PROPERTI PERIODE 2008-2012
DI BURSA EFEK INDONESIA
VIVI LUTFIAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul
:
Nama
NIM
:
:
Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti
Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia
Vivi Lutfiah
H24114008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Farida Ratna Dewi, SE, MM
NIP. 19710307 200501 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir, Jono M. Munandar, M.Sc
NIP. 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
vii
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sumber dari segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan banyak Rahmat, Hidayat, serta Nikmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul “Analisis
Fundamental Harga Saham Indeks LQ 45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di
Bursa Efek Indonesia”. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida
Ratna Dewi, SE, MM. Selaku pembimbing yang telah memberikan banyak
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan motivasi pada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis
berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi rekan pembaca.
Bogor, September 2013
Vivi Lutfiah
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
VIII
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR GAMBAR
IX
DAFTAR LAMPIRAN
IX
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Ruang Lingkup Permasalahan
2
METODOLOGI PENELITIAN
2
Kerangka Pemikiran
2
Metode Penelitian
3
Pengumpulan data
3
Pengolahan dan Analisis Data
4
Analisis Fundamental
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Gambaran Umum Perusahaan
6
Pendirian dan Informasi Umum Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
6
Ringkasan Keuangan Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
6
Pendirian dan Informasi Umum Sentul City Tbk (BKSL)
6
Ringkasan Keuangan Sentul City Tbk (BKSL)
7
Pendirian dan Informasi Umum Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 7
Ringkasan Keuangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
8
Pendirian dan Informasi Umum Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
8
Ringkasan Keuangan Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
8
Pendirian dan Informasi Umum Surya Semesta I
nternusa Tbk (SSIA)
9
Ringkasan Keuangan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
9
Analisis Fundamental
10
Analisis Ekonomi (Pasar)
10
Gambaran Umum Kondisi Perekonomian Periode 2008
hingga 2012
10
Tingkat Pengembalian Pasar Periode 2008 hingga 2012
11
Analisis Industri (Sektor)
11
Analisis Fundamental PT Alam Sutera Realty Tbk
12
Analisis Fundamental PT Sentul City Tbk
13
Analisis Fundamental PT Bumi Serpong Damai Tbk
14
Analisis Fundamental PT Lippo Karawaci Tbk
14
Analisis Fundamental PT Surya Semesta Internusa Tbk
15
Perbandingan Price Earning Ratio
15
SIMPULAN DAN SARAN
17
Simpulan
17
Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
20
RIWAYAT HIDUP
39
ix
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk periode
2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk periode
2008-2012
Ringkasan kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk periode 20082012
Ringkasan kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk periode
2008-2012
Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012
Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 20082012 (dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
(dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode 20082012 (dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012
(dalam rupiah)
Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode
2008-2012 (dalam rupiah)
Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ45 periode
2008-2012
Perbandingan harga saham sektor properti Indeks LQ45 berdasarkan
PER
6
7
8
9
9
11
13
13
14
15
15
16
17
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Kerangka pemikiran
Kondisi perekonomian Indonesia periode 2008 hingga 2012
Kinerja perusahan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
3
10
12
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Indeks Harga Saham Gabungan per bulan periode 2008-2012
Tingkat pengembalian pasar periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Alam Sutera Realty Tbk per bulan periode
2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Alam Sutera Realty Tbk periode
2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012
21
22
24
25
26
x
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Harga penutupan saham PT Sentul City Tbk per bulan periode 20082012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Sentul City Tbk periode 20082012
Nilai intrinsik saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk per
bulanperiode 2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Bumi Serpong Damai Tbk
periode 2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 20082012
Harga penutupan saham PT Lippo Karawaci per bulan periode 20082012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Lippo Karawaci Tbk periode
2008-2012
Nilai intrinsik saham PT Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012
Harga penutupan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk per bulan
periode 2008-2012
Tingkat pengembalian saham (R) PT Surya Semesta Internusa Tbk
periode 2008-2012
Nilai intrinsik Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 20082012
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor properti dan real estate ikut berperan serta dalam pembangunan dan
perekonomian Indonesia khususnya sumbangan terhadap PDB (Produk Domestik
Bruto). Sebesar 9,4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) adalah sumbangan dari
sektor properti. Selanjutnya Sektor Properti dan Real Estate juga turut serta
menggerakan 175 industri hulu-hilir yang terkait. Rendahnya suku bunga yang
yaitu 5,75% berpengaruh juga pada pergeseran bentuk investasi. Misalnya,
masyarakat kaya yang tadinya menginvestasikan uangnya di deposito dengan
bunga sekitar 6-7% (gross), ditambah adanya pajak yang cukup besar, yakni bisa
mencapai 20%, bisa beralih untuk berinvestasi di sektor properti yang harganya
mulai naik sekitar 15-20 % dalam satu tahun.
Meningkatnya jumlah permintaan apartemen dan kondominium serta
perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih memilih untuk tinggal di
apartemen dan kondominium. Secara langsung telah mendorong pasokan
apartemen dan kondominium kota-kota besar di Indonesia. Selain itu kemacetan
yang terjadi di kota besar juga mendorong masyarakat pinggiran kota untuk
memilih apartemen sebagai alternatif hunian mereka. Harga properti di Indonesia
masih termasuk yang termurah di kawasan Asia. Hal ini membuka peluang bagi
investor asing untuk berinvestasi di industri properti Indonesia. Selain itu,
kurangnya infrastruktur juga justru menarik investor untuk ikut menanamkan
modalnya di sektor infrastruktur dan properti. Pendorong utamanya yaitu
peningkatan daya beli konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penelitian ini mengambil judul Analisis Fundamental Harga Saham Indeks LQ
45 Sektor Properti Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia.
Terdapat 53 perusahaan bergerak dalam sektor properti yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia, lima diantaranya masuk kedalam saham LQ 45. Indeks LQ
45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki
nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45,
menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham
dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus).
(BEI). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu
berubah.
Lima saham perusahaan properti yang termasuk dalam indeks LQ 45 adalah
Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Sentul City Tbk (BKSL), Bumi Serpong Damai
Tbk (BSDE), Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan Surya Semesta Internusa Tbk
(SSIA). Selain saham Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), keempat saham diatas
pada periode sebelumnya memang sudah terpilih kedalam indeks LQ 45.
Sedangkan untuk saham Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) baru masuk dalam
indeks LQ 45 untuk periode Februari-Juli 2013.
Rumusan Masalah
Kondisi persaingan usaha yang sangat ketat antar pengembang di sektor
properti dan semakin maraknya perusahaan-perusahaan yang ikut bergabung dan
2
menjadi bagian dalam sektor properti ini, membuat investor harus benar-benar
menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup
kemungkinan mereka akan mengalami kerugian.Investor perlu untuk
memutuskan saham mana yang akan investor beli atau jual. Dasar investor untuk
memutuskan praktik jual beli saham di bursa adalah dengan melakukan penilaian
saham. Untuk memutuskan berapa nilai harga saham yang layak saat ini dapat
dilakukan analisis harga saham. Analisis harga saham dapat dilakukan dengan
analisis fundamental. Analisis fundamental dilakukan untuk mengetahui nilai
intrinsik dari suatu saham. Dari hal yang telah disampaikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI
periode 2008-2012?
2. Bagaimana perbandingan nilai intrinsik harga saham perusahaanperusahaan properti dengan harga pasarnya di BEI selama periode 20082012 melalui analisis fundamental?
3. Bagaimana perbandingan saham yang paling murah atau paling mahal
dalam sektor properti di BEI periode 2008-2012 menurut analisis
fundamental?
Tujuan
1. Menganalisis kondisi perusahaan-perusahaan dalam sektor properti di BEI
periode 2008-2012.
2. Membandingkan nilai intrinsik harga saham perusahaan-perusahaan
properti dengan harga pasarnya di BEI selama periode 2008-2012 melalui
analisis fundamental.
3. Membandingkan murah atau mahalnya harga saham dalam sektor properti
di BEI periode 2008-2012 menurut analisis fundamental.
Ruang Lingkup Permasalahan
Penelitian ini dilakukan di BEI, dengan mengambil data saham, laporan
keuangan serta kinerja keuangan tahun 2008-2012 pada sektor properti yang
termasuk ke dalam Indeks LQ 45,yaitu Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Sentul
City Tbk (BKSL), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Lippo Karawaci Tbk
(LPKR) dan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Investor perlu untuk memutuskan harga saham yang layak pada perusahaan
properti. Dasar investor untuk melakukan jual beli saham yaitu dengan penilaian
harga saham. Penilaian harga saham dapat menggunakan beberapa metode salah
satunya yaitu metode analisis fundamental. Objek yang dianalisa dalam analisis
fundamental adalah Ekonomi (Pasar), Industri (Sektor) dan kondisi Spesifik
Perusahaan. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
3
model kelipatan laba atau Price Earning Ratio (PER) dan model present value.
Informasi yang didapat dari analisis fundamental tersebut dapat menjadi
rekomendasi bagi investor untuk membuat keputusan investasi.
Perusahaan
Properti
Investor
Penilaian Harga
Saham
Analisis
Fundamental
1. Analisis Ekonomi (Pasar)
2. Analisis Industri (Sektor)
3. Analisis Kondisi Spesifikasi Perusahaan
PER
Model Present Value
Perbandingan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
Saham
Rekomendasi
Gambar 1.Kerangka pemikiran
Metode Penelitian
Pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan di PT. Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl.
Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa data time series bulanan serta data laporan keuangan emiten
selama periode 2008-2012.
4
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel.
Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis fundamental.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental dilakukan dengan model kelipatan laba atau Price
Earning Ratio (PER) dan model present value.
1.
Pendekatan PER ( Price Earning Ratio)
Menurut Husnan (2001), untuk menentukan PER (Price Earning Ratio)
dapat diketahui dengan perhitungan :
PER =
........................................................................................(1)
Keterangan :
P0
:Harga saat ini
EPS : Harga per lembar saham
2.
Present Value atau Model Kelipatan Laba
Menurut Husnan (2001), pendekatan present value arus kas yang
diharapkan akan diterima oleh pemilik saham, dengan menggunakan tingkat
bunga tertentu. Perhitungan nilai intrinsik saham untuk satu periode dapat
diketahui dengan rumus :
P0 =
..........................................................................(2)
Keterangan :
P0
: Nilai intrinsik saham
P1
: Harga pasar
FCF per share : Free cash flow per lembar saham
Nilai r dapat ditaksir dengan menggunakan model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) yang dijelaskan pada poin 4.
3.
Arus Kas
Arus kas dapat diketahui dengan menggunakan rumus free cash flow (FCF),
berikut ini adalah rumus FCF :
FCF
= Laba bersih + Depresiasi/Amortisasi Perubahan
Modal Kerja – Investasi Modal …….........................(3)
FCF per share =
...............................................................(4)
Keterangan :
FCF per share : Nilai arus kas bebas per lembar saham
5
4.
CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Berikut ini tahapan dalam menghitung CAPM (Capital Asset Pricing
Model)
1) Tingkat Pengembalian masing-masing saham
...................................................................................(5)
Rit =
Keterangan :
Rit
: Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan t
Pit
: Harga saham bulan t
Pit-1
: Harga saham bulan t-1
Dt
: Dividen pada bulan t
2) Tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata
pasar
Rmt =
.............................................................................(6)
E (Rm)=
.......................................................................................(7)
Keterangan :
Rmt
: Tingkat pengembalian pasar bulan ke t
IHSGt : IHSG bulan t
IHSGt-1: IHSG bulan t-1
E (Rm) : Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan
N
: Jumlah pengamatan dalam satu kuartal
3)
atau Risiko
.........................................................................................(8)
βι
=
σ im =
................................................................(9)
σ2 m =
...........................................................................(10)
Keterangan :
σ im : Kovarian tingkat pengembalian saham I dengan tingkat pengembalian pasar
σ2m : Varian tingkat pengembalian pasar
4) Tingkat Risiko Bebas Bunga (Rf) memakai data SBI
5) Persamaan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
E (Rj) = Rf + β j [ E(Rm) - Rf ] ........................................................(11)
Keterangan :
E (Rj) : Expected return saham j
Rf
: Risk free rate
Βj
: Koefisien beta saham j
E(Rm) : Expected return saham
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Pendirian dan Informasi Umum Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
PT Alam Sutera Realty Tbk telah berdiri sejak 3 November 1993 dengan
nomor NPWP 01.302.653.9-054.000 PT Alam Sutera Realty terdaftar di Bursa
Efek pada 18 Desember 2007 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real
Estate and Building Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO
PT Alam Sutera Realty Tbk dijamin oleh PT Ciptadana Securities dengan harga
perdana Rp100 per lembar saham dengan modal dasar Rp2.400.000.000.000.
Kantor pusat PT Alam Sutera Realty Tbk terletak di Wisma Argo Manunggal Lt.
18 Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 22 Jakarta – 12930 dengan produk yang
dihasilkan yaitu Residencial, Commercial dan Office Tower.
Ringkasan Keuangan Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk tahun 2008 hingga 2012 terus
mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan kondisi keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
435,325
55,284
79,486
58,815
0.69
2.60
4.53
403,627
110,641
117,811
94,021
1.05
3.31
6.11
765,213
343,079
330,182
290,484
4.03
7.20
14.95
2011
2012
1381,046 1718,740
693,620 914,796
671,143 837,671
602,737 750,575
6.13
11.17
8.17
24.08
20.06
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 1. memperlihatkan kenaikan total penerimaan, laba bersih serta
dividen yang dibagikan setiap tahun. Kenaikan paling signifikan yaitu dari tahun
2010 ke 2011 dengan kenaikan total penerimaan sebesar 55%.
Pendirian dan Informasi Umum Sentul City Tbk (BKSL)
PT Sentul City Tbk didirikan pertama kali dengan nama PT Sentragriya
Kharisma tanggal 16 April 1993. Pada tanggal 19 Juli 2006 terjadi perubahan
nama menjadi PT Sentul City Tbk. Kemudian PT Sentul City Tbk mendaftarkan
wajib pajaknya dengan nomor NPWP01.614.952.8-054.000. PT Sentul City Tbk
terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 28 Juli 1997 yang diklasifikasikan dalam
sektor Property, Real Estate and Building Constructiondan subsektor Property
And Real Estate. IPO dijaminkan oleh PT Trimega SecurindoLestari. Kantor pusat
PT Sentul City Tbk yaitu di Gedung Menara Sudirman Lt. 25 Jalan Jend.
7
Sudirman Kav. 60 Jakarta – 12190.Terdapat empat jenis produk yang dihasilkan
PT Sentul City Tbk yaitu Residential, Commercial, Hotel and Tourism serta
Medical Care.
Ringkasan Keuangan Sentul City Tbk (BKSL)
Keuangan PT Sentul City Tbk tahun 2008 hingga 2012 menunjukkan
kenaikan yang sangat baik. Penerimaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
yang sangat tinggi begitu pula dengan laba bersih. Ringkasan kondisi keuangan
PT Sentul City Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan kondisi keuangan PT Sentul City Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
80,110
-20,453
-12,449
-15,715
-0.49
-0.57
162,659
22,350
9,507
2,457
0.34
0.42
443,548
136,847
103,461
65,489
2.15
2.52
457,833
125,868
156,854
136,512
2.96
3.41
545,297
212,020
206,162
181,023
3.49
4.32
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 2. memperlihatkan kenaikan laba bersih yang pada tahun 2008
mengalami kerugian hingga mencapai 15,7 miliar, tetapi di tahun selanjutnya
terus mengalami kenaikan hingga tidak ada lagi kerugian. Hanya saja untuk
periode 2008 hingga 2012 PT Sentul City Tbk belum pernah membagikan
dividen. Hal ini disebabkan oleh PT Sentul City Tbk yang masih memiliki saldo
rugi anggaran di tahun 2010 sebesar 126 miliar. Masih adanya defisit anggaran
sehingga laba bersih lebih diarahkan untuk menyehatkan kas perusahaan. Pada
tahun 2011 saat RUPS diumumkan bahwa saldo defisit anggatan tersisa 70 miliar.
Dengan makin berkurangnya saldo rugi diharapkan beberapa waktu mendatang
posisi kas segera positif sehingga memungkinkan untuk membagi dividen.
Pendirian dan Informasi Umum Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk didirikan pada tanggal 16 Januari 1984.
Kemudian mendaftarkan wajib pajaknya dengan nomor NPWP 01.374.249.9411.000 PT Bumi Serpong Damai Tbk terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 6 Juni
2008 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real Estate and Building
Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO PT Bumi Serpong
Damai Tbk dijamin oleh tiga perusahaan sekuritas yaitu PT CLSA Indonesia, PT
Nusadana Capital Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas. Pada tanggal 27 Mei
2008, perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan
Pendaftaran Emisi Saham yang kemudian melakukan penawaran unum saham
kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 saham dengan nilai nominal Rp100
per saham dan harga penawaran sebesar Rp550 per saham. Kantor PT Bumi
Serpong Damai Tbk terletak di Sinar Mas Land Plaza Grand Boulevard, BSD
Green Office Park Tangerang-15345. PT Bumi Serpong Damai Tbk menghasilkan
8
beberapa produk yaitu Residential, Commercial, Commercial Lots, Office Space
serta beberapa Previous Product.
Ringkasan Keuangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk menunjukkan bahwa total
penerimaan dan laba bersih PT Bumi Serpong Damai Tbk tahun 2008 hingga
2011 mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
1,386,111
412,015
304,127
223,462
1,270,592
456,458
376,169
308,738
2,477,203
870,475
662,111
394,403
2,806,339
960,555
1,170,231
1,012,301
2,631,082
1,004,573
1,061,327
907,152
4.00
6.94
14.66
6.00
8.19
16.07
6.00
5.66
10.80
9.15
14.17
6.64
10.61
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 3. memperlihatkan kenaikan penerimaan maupun laba bersih.
Kenaikan paling signifikan terjadi pada pada tahun 2011 yaitu naik 156,7% dari
tahun 2010. Untuk tahun 2012 baik total penerimaan maupun laba bersih
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Pendirian dan Informasi Umum Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana
pada tanggal 15 Oktober 1990. Kemudian mendaftarkan wajib pajaknya dengan
nomor NPWP 01.346.574.5-054.000. PT Lippo Karawaci Tbk terdaftar di Bursa
Efek pada tanggal 28 Juni 1996 yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real
Estate and Building Construction dan subsektor Property And Real Estate. IPO
PT Lippo Karawaci Tbk dijamin oleh PT Pentasena Arthasentosa. Penawaran
umum perdana perusahaan sejumlah 30.800.000 saham biasa kepada masyarakat
sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan tanggal 3 Juni 1996, dan selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 1996. Kantor PT Lippo
Karawaci Tbk terletak di Menara Matahari Lt. 22, 7 Boulevard Palem Raya Lippo
Karawaci Central Tangerang-15811. Produk-produk yang dihasilkan adalah
Hospital, Malls, Hotel serta Urban Development.
Ringkasan Keuangan Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk selama periode 2008 hingga
2012 terus mengalami kenaikan laba bersih. Ringkasan kondisi keuangan PT
Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.
9
Tabel 4. Ringkasan kondisi keuangan PT Lippo Karawaci Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
2008
2009
2010
2011
2012
2,553,307
465,453
471,686
370,872
2,565,101
480,707
526,658
388,053
3,125,313
721,359
719,254
525,346
4,189,580
927,996
984,810
579,917
3,818,985
1,072,741
1,848,521
4.00
10.48
4.34
10.78
11.54
4.45
9.33
15.58
5.39
10.47
4.77
9.82
Sumber : BEI (2013)
Pada Tabel 4. terlihat bahwa kenaikan paling signifikan yaitu pada tahun
2012, dengan kenaikan sebesar 218,7%. PT Lippo Karawaci Tbk juga
membagikan dividen di tahun 2010 dan 2011.
Pendirian dan Informasi Umum Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
PT Surya Semesta Internusa Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1971. PT
Surya Semesta Internusa Tbk terdaftar di Bursa Efek pada tanggal 27 Maret 1997
yang diklasifikasikan dalam sektor Property, Real Estate and Building
Construction dan subsektor Building Construction. IPO PT Surya Semesta
Internusa Tbk dijamin oleh PT Aspac Uppindo Sekuritas dan PT Usaha Bersama
Sekuritas. Pada tanggal 5 Maret 1997, perusahaan memperoleh Surat
Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dar Ketua
BAPEPAM unttuk melaksanakan penawaran umum sebanyak 135.000.000 saham
kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp500 per saham, dengan harga
penawaran sebesar Rp975 per saham. Kantor PT Surya Semesta Internusa Tbk
terletak di Graha Surya Internusa Lt. 20 Jalan H.R. Rasuna Said Kav. X - 0
Jakarta-12950. Produk-produk dari PT Surya Semesta Internusa Tbk adalah
property, konstruksi dan perhotelan.
Ringkasan Keuangan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk selama periode 2008
hingga 2012 mengalami kenaikan. Ringkasan kondisi keuangan PT Surya
Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan kondisi keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012
Keterangan
(dalam juta rupiah)
Total Penerimaan
Laba Operasi
Laba Non Operasi
Laba Bersih
Dividend (Rp)
ROA (%)
ROE (%)
Sumber : BEI (2013)
2008
2009
2010
2011
2012
1,753,280
120,669
13,406
-11,704
1484,102
86,178
112,830
17,599
1690,096
160,836
195,858
115,588
2,878,775
385,090
385,090
272,759
2,658,312
668,449
668,449
574,864
0.60
1.82
5.05
14.88
8.22
22.54
11.00
13.11
32.06
16.87
38.30
10
Pada Tabel 5. memperlihatkan kenaikan laba bersih, ROA dan ROE. Pada
tahun 2008 PT Surya Semesta Internusa Tbk mengalami kerugian sebesar 11,7
miliar tetapi ditahun selanjutnya terus mengalami kenaikan laba yang cukup
tinggi.
Analisis Fundamental
Analisis Ekonomi (Pasar)
Perekonomian merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan
negara. Begitu pula dengan analisis ekonomi yang merupakan salah satu faktor
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari seluruh analisis
fundamental.
Gambaran Umum Kondisi Perekonomian Periode 2008 hingga 2012
Pada 2008 perlambatan ekonomi mulai terjadi di Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang turun dari 6,3% di tahun 2007 menjadi 6,1% di tahun
2008. Selain itu, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) mengalami defisit sebesar
$1,95 miliar. Penyebab lain dari penurunan NPI adalah terjadinya capital outflow
dari investasi asing di bursa saham khususnya pada pasar SUN (Surat Utang
Negara) dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Nilai tukar rupiah secara umum
bergerak stabil sampai september 2008, namun di bulan November 2008
terdepresiasi dari Rp10.048 menjadi Rp11.711. Inflasi berada pada 11,06%.
Gambar 2. Kondisi perekonomian Indonesia periode 2008 hingga 2012
Selanjutnya pada tahun 2009 kuatnya dampak krisis global masih dirasakan,
karena puncak krisis global terjadi di triwulan IV 2008. Pertumbuhan ekonomi
masih dalam tren menurun. Oleh karena itu pemerintah beserta Bank Indonesia
melakukan kebijakan-kebijakan. Serangkaian kebijakan tersebut dinilai berhasil
meskipun menurun dari tahun sebelumnya tetapi diantara negara-negara lain
pertumbuhan Indonesia termasuk dalam tiga tertinggi di dunia yaitu tumbuh
sebesar 4,5%. Inflasi yang rendah di angka 2,78% serta surplus NPI $12,5 miliar.
Di tengah pemulihan ekonomi global yang masih terus dilakukan di tahun
2010, kinerja perekonomian domestik terus mengalami perbaikan. Dapat dilihat
11
dari kinerja sektor keuangan yang semakin membaik, pertumbuhan PDB (Product
Domestic Bruto) yang semakin tinggi serta NPI yang mengalami surplus cukup
besar yaitu $30,3 miliar. Dari sisi kebijakan suku bunga, Bank Indonesia
menetapkan BI Rate pada tingkat 6,5%. Pertumbuhan ekonomi berada pada 6,1%.
Perekonomian Indonesia di tahun 2011 cukup kuat tercermin dari
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yaitu tumbuh sebesar 6,5% inflasi yang
rendah yaitu 3,79% serta surplus NPI sebesar $11,9 miliar. Selama tahun 2012
kinerja perekonomian Indonesia masih terus menguat ditengah perekonomian
dunia yang melemah. Meskipun kecil tetapi Indonesia masih mencatat surplus
$0,2 miliar, pertumbuhan ekonomi 6,2% serta inflasi yang dapat dikendalikan
yaitu pada tingkat 4,3%. Walaupun kinerja ekspor menurun tetapi pertumbuhan
ekonomi tetap baik karena didorong oleh permintaan domestik yang tinggi.
Tingkat Pengembalian Pasar Periode 2008 hingga 2012
Penghitungan rata-rata return per kuartal dilakukan untuk menganalisis
pasar. Data yang digunakan adalah data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)
di BEI untuk periode 2008 hingga 2012 (lihat pada Lampiran 1). IHSG dapat
mencerminkan kondisi investasi di Indonesia. Tingkat pengembalian pasar yang
dihitung dari IHSG dapat menjadi cerminan harapan investor terhadap pasar.
Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6. Tingkat pengembalian rata-rata pasar periode 2008-2012
Tahun
Return Market (%)
2008
-5.1
2009
5.5
2010
3.3
2011
0.4
2012
1.1
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 6. terlihat bahwa selama periode 2008 hingga 2012 tingkat
pengembalian saham mengalami fluktuasi. Pada tahun pertama yaitu tahun 2008,
tingkat pengembalian saham menurun cukup besar hingga -5,1%. Hal ini terjadi
karena krisis global yang dialami oleh negara adidaya Amerika Serikat yang
kemudian mempengaruhi negara-negara lainnya. Pada tahun 2009 IHSG naik dari
level 1355,41 ke level 2.534,36 dari tahun lalu. Di tahun 2010 tingkat
pengembalian pasar kembali menurun 2,2 poin, begitu pula di tahun 2011 yang
mengalami penurunan tingkat pengembalian pasar sebesar 2,9 poin. Pada tahun
2012 IHSG kembali naik di level 4.316,69 sehingga tingkat pengembalian
pasarnya naik sebesar 1,1% (Iihat perhitungan pada Lampiran 2).
Analisis Industri (Sektor)
Menurut Husnan (2001), untuk menganalisis industri dimulai dengan
mengidentifikasi tahap kehidupan produknya, kemudian menganalisis industri
dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian, selanjutnya melakukan analisis
kualitatif terhadap industri itu sendiri. Dari tahapan tersebut maka, analisis Sektor
Properti adalah sebagai berikut:
1. Tahap kehidupan produk atau product life cycle di sektor properti ini berada
pada tahap pertumbuhan (growth). Pada tahap ini permintaan semakin
12
meningkat sehingga profit yang didapat oleh perusahaan-perusahaan di sektor
properti ini tumbuh tinggi.
2. Kondisi ekonomi yang terus membaik pada tahun 2010 menjadi pendorong
pertumbuhan properti ditahun 2011 dan 2012.Pertumbuhan ekonomi di tahun
2012 ini sedikit banyaknya merupakan sumbangan dari sektor properti.
3. Aspek kualitatif yang digunakan untuk melakukan analisis industri terdiri dari
kinerja historis, persaingan, dan perubahan struktural
a. Kinerja perusahaan-perusahaan pada sektor properti selama periode 20082012 mengalami peningkatan. Dari lima perusahaan yang termasuk dalam
sektor properti indeks LQ 45, empat diantaranya mengalami kenaikan
penjualan dan laba bersih selama periode 2008-2012. Hanya PT Bumi
Serpong Damai Tbk saja yang mengalami penurunan kinerja keuangannya
di tahun 2012. Sedangkan, untuk harga saham hampir semua perusahaan
dalam sektor properti indeks LQ 45 mengalami peningkatan harga saham.
Kinerja perusahaan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
Laba Bersih (dalam juta Rp)
2,000,000
1,500,000
ASRI
BKSL
1,000,000
BSDE
500,000
LPKR
SSIA
0
2008
2009
2010
2011
2012
-500,000
Gambar 3. Kinerja perusahan sektor properti Indeks LQ 45 periode 2008-2012
b. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan di sektor properti
cukup ketat. Perusahaan-perusahaan properti berlomba-lomba menawarkan
berbagai produk unggulan mereka. Hunian cluster, apartemen dan
kondominium banyak ditawarkan oleh para para pengembang di sektor
properti ini yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya.
c. Tidak ada perubahan struktural pada sektor properti. Hanya saja terjadi
perubahan dalam hal penyediaan produk. Sekarang ini, banyak produk
perumahan jenis cluster yang dikerjakan oleh para pengembang.
Analisis Fundamental PT Alam Sutera Realty Tbk
Harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk berdasarkan analisis present value
selama periode 2008 hingga 2012 seluruhnya berada pada posisi undervalued.
Pada tahun pertama yaitu 2008 harga pasar saham ditutup pada level Rp50
sedangkan hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada angka Rp55. Pada tahun
2009 harga pasar saham berada pada level Rp105 dan perhitungan nilai intrinsik
menghasilkan angka Rp112. Selanjutnya, pada tahun 2010 harga pasar saham
berada pada level Rp295 sedangkan hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada
angka Rp332. Pada tahun 2011 harga pasar saham berada pada level Rp460 dan
13
hasil perhitungan nilai intrinsik menunjukkan angka Rp685. Harga pasar saham
ASRI dapat dilihat pada Lampiran 3 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan Lampiran 5. Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty
Tbk periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perbandingan harga saham PT Alam Sutera Realty Tbk periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
50
105
295
460
600
Nilai Intrinsik (Rp)
55
112
332
550
685
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 7. memperlihatkan bahwa krisis finansial global 2008 ikut
memberi dampak terhadap harga saham ASRI yang ditutup melemah di akhir
2008, yaitu ditutup pada harga Rp50. Pada awal 2009 dampak krisis finansial
global masih terlihat dari harga saham yang ditutup melemah pada harga Rp55 di
bulan april 2009 yang kemudian mulai naik di bulan selanjutnya seiring dengan
makin membaiknya perekonomian Indonesia. Sehingga secara keseluruhan.ASRI
berada pada posisi undervalued.
Analisis Fundamental PT Sentul City Tbk
Berdasarkan analisis present value pada periode 2008 hingga 2012, secara
keseluruhan saham PT Sentul City Tbk berada pada posisi undervalued. Secara
berturut-turut harga pasar dari tahun 2008 sampai 2012 lebih kecil dari hasil
perhitungan nilai intrinsiknya. Harga pasar saham PT Sentul City dapat dilihat
pada Lampiran 6. Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 20082012 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan harga saham PT Sentul City Tbk periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
66
97
109
265
191
Nilai Intrinsik (Rp)
85
106
114
276
204
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 8. memperlihatkan bahwa krisis finansial yang terjadi di tahun
2008 memberi dampak terhadap harga saham BKSL. Harga saham BKSL ikut
ditutup melemah pada harga Rp66 begitu pula di awal tahun 2009 pada bulan
april 2009 saham BKSL ditutup pada harga Rp50 kemudian mulai naik di bulanbulan berikutnya sampai tahun 2012. Sehingga secara keseluruhan BKSL berada
pada posisi undervalued dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 7
dan Lampiran 8.
14
Analisis Fundamental PT Bumi Serpong Damai Tbk
Pada tahun 2008 harga pasar saham ditutup pada level Rp95 sedangkan
hasil perhitungan nilai intrinsik berada pada angka Rp85. Di tahun 2008 harga
pasar saham ditutup pada level Rp880 dan nilai intrinsik saham Rp896.
Selanjutnya tahun 2010 harga pasar saham berada pada level Rp900 sedangkan
perhitungan nilai intrinsik menghasilkan angka Rp926. Pada tahun 2010 dan 2012
harga pasar saham berturut-turut adalah Rp980 dan Rp1.100 sedangkan hasil
perhitungan nilai intrinsiknya adalah Rp1.073 dan Rp1.141. Harga pasar saham
dapat dilihat pada Lampiran 9 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
10 dan Lampiran 11. Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode
2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan harga saham PT Bumi Serpong Damai periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
95
880
900
980
1100
Nilai Intrinsik (Rp)
179
896
926
1073
1141
Keterangan
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 9. memperlihatkan bahwa krisis finansial 2008 memberi dampak
terhadap harga saham BSD yang ditandai dengan ditutup melemahnya harga
saham BSDE. Perekonomian yang membaik di tahun 2010-2012 tidak begitu
berpengaruh terhadap harga saham BSDE Sedangkan harga saham BSDE
cenderung turun di tahun 2010 sampai 2012. Hal ini terjadi karena kinerja BSDE
di tahun tersebut juga cenderung menurun. Sehingga harga saham PT Bumi
Serpong Damai Tbk pada periode 2008 hingga 2012 seluruhnya berada pada
posisi undervalued. Harga pasar saham BSDE dapat dilihat pada lampiran 5 dan
perhitungan nilai intrinsik dapat dilihat pada lampiran 18.
Analisis Fundamental PT Lippo Karawaci Tbk
Berdasarkan analisis present value pada lima periode dari tahun 2008
hingga 2012, harga pasar saham dari PT Lippo Karawaci Tbk ini lebih banyak
berada pada posisi overvalued. Hanya pada tahun 2011 harga pasar saham PT
Lippo Karawaci Tbk lebih kecil dari nilai intrinsiknya yaitu dengan harga pasar
Rp660 dan nilai intrinsik Rp672. Harga pasar saham LPKR dapat dilihat pada
Lampiran 12 sedangkan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 13 dan
Lampiran 14. Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012
dapat dilihat Tabel 10.
15
Tabel 10. Perbandingan harga saham PT Lippo Karawaci periode 2008-2012 (dalam rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
800
510
680
660
1000
Nilai Intrinsik (Rp)
777
475
679
672
997
Keterangan
overvalued
overvalued
overvalued
undervalued
overvalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 10. memperlihatkan bahwa krisis finansial global yang terjadi di
tahun 2008 tidak begitu memberi dampak terhadap harga saham dari LPKR,
harga saham dari LPKR dapat terus stabil meski krisis terjadi dan kemudian harga
saham naik setelah krisis berakhir.Sehingga PT Lippo Karawaci lebih banyak
berada pada posisi overvalued. Kinerja BKSL dapat terus membaik jika kondisi
perekonomian juga stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang naik dan inflasi
rendah paling tidak di bawah 10%.
Analisis Fundamental PT Surya Semesta Internusa Tbk
Pada krisis finansial global yang terjadi di tahun 2008 harga saham dari
SSIA tidak begitu terkena dampak, harga saham dari SSIA dapat terus stabil
meski krisis terjadi dan harga saham SSIA naik setelah krisis berakhir.
Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk periode 2008-2012 (dalam
rupiah)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Harga Pasar (Rp)
100
70
232.5
720
1060
Nilai Intrinsik (Rp)
69
62
210
856
1378
Keterangan
overvalued
overvalued
overvalued
undervalued
undervalued
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 11. memperlihatkan hasil analisis present value lima periode
yaitu pada tahun 2008 hingga 2012, saham dari PT Surya Semesta Internusa Tbk
lebih banyak berada pada posisi overvalued yaitu pada tahun 2008, 2009, dan
2010 harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Harga pasar saham SSIA
dapat dilihat pada lampiran 15 dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran
16 dan Lampiran 17.
Perbandingan Price Earning Ratio
Hasil perhitungan analisis price earning ratio menunjukkan bahwa PER
ASRI naik di tahun 2009 dan kemudian terus turun hingga 9,81 di tahun 2012.
Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold alasannya adalah harga saham
yang murah dengan nilai PER rendah dibawah 16 kali serta fundamental
16
perusahaan yang menunjukkan kenaikan dari 2008 sampai 2012. Fundamental
perusahaan akan terus membaik jika pertumbuhan ekonomi masih terus stabil atau
bahkan naik. Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ 45
periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Price earning ratio 5 perusahaan sektor properti Indeks LQ45 periode 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
PER ASRI PER BKSL PER BSDE PER LPKR PER SSIA
14.58
-40.00
4.65
37.31
-9.09
19.27
388.00
31.17
22.74
4.67
18.14
41.76
26.20
22.44
9.30
13.66
57.86
20.40
20.91
13.09
9.81
27.13
14.97
21.51
7.07
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 12. terihat bahwa pada tahun 2009 PER BKSL mengalami
lonjakan yang sangat tinggi yaitu dari -40 kali menjadi 388 kali, hal ini
disebabkan oleh laba BKSL yang naik cukup tinggi dari tahun 2008. Selanjutnya
tahun 2010-2012 laba BKSL terus mengalami kenaikan hanya saja di tahun-tahun
tersebut saham beredar juga ikut mengalami kenaikan sehingga PER BKSL 2009
ke 2010 mengalami penurunan yang sangat besar. Walaupun laba BKSL terus
naik tetapi pada tahun 2011 ke 2012 PER BKSL mengalami penurunan dari 57,86
kali menjadi 27,13 kali, hal ini disebabkan oleh turunnya harga saham BKSL di
tahun 2012. Rekomendasi untuk investor adalah menunggu sampai waktu yang
tepat untuk buy and hold alasannya adalah meskipun kinerja keuangan BKSL
cukup baik dengan laba yang meningkat cukup signifikan di tahun 2012 tetapi
dengan PER yang tinggi saham BKSL dinilai terlalu mahal.
PER BSDE naik di tahun 2009 kemudian pada tahun selanjutnya mengalami
penurunan PER menjadi 14,97 kali. Rekomendasi untuk investor adalah beli dan
simpan karena harga saham BSDE yang murah serta PER dibawah 16 kali
ditambah lagi proyek hotel and tourism yang terus dipasarkan oleh BSDE. BSDE
memiliki potensi untuk menaikkan labanya lebih tinggi, sehingga investor
berpeluang mendapatkan imbal hasil yang tinggi.
PER LPKR terus turun dari tahun 2008 hingga 2012 dengan PER 2012 yaitu
21,51 kali. Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold atau beli lalu
simpan. Meskipun PER cukup tinggi diatas 16 kali tetapi kinerja keuangan BKSL
terus mengalami kenaikan. Terlebih lagi pada krisis finansial globalyang terjadi di
tahun 2008 harga saham dari LPKR tidak begitu terkena dampak, harga saham
dari LPKR dapat terus stabil meski krisis terjadi dan naik setelah krisis
berakhir.Kinerja BKSL dapat terus membaik jika kondisi perekonomian juga
stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang naik dan inflasi rendah paling tidak di
bawah 10%.
Tahun 2009 PER SSIA mengalami kenaikan yang disebabkan oleh naiknya
laba SSIA. Pada tahun 2012 PER SSIA mengalami penurunan dari 13,09 kali
menjadi 7,07 kali karena saat itu terjadi kenaikan EPS (Earning Per Share) yang
cukup tinggi diikuti dengan kenaikan harga saham yang tidak terlalu tinggi.
Rekomendasi untuk investor adalah buy and hold alasannya adalah saham SSIA
dinilai murah dengan PER dibawah 16 kali serta kinerja keuangan yang baik
dengan pertumbuhan laba dan juga ROE. Semakin tinggi ROE menunjukkan
17
semakin tinggi penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan dan semakin
baik pula SSIA dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak sehingga semakin
besar peluang investor untuk memperoleh return yang tinggi. Perbandingan harga
saham sektor properti Indeks LQ 45 berdasarkan PER dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Perbandingan harga saham sektor properti Indeks LQ45 berdasarkan PER
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Paling Murah
SSIA
SSIA
SSIA
SSIA
SSIA
Paling Mahal
BKSL
BKSL
BKSL
BKSL
BKSL
Sumber : Data diolah BEI (2013), Yahoo finance (2013)
Pada Tabel 13.memperlihatkan bahwa dari hasil perhitungan PER dapat
ditentukan saham paling murah dan saham paling mahal dalam satu periode.
Untuk membuat keputusan investasi selain melihat harga wajar saham hal penting
lain yang harus diperhatikan adalah variabel fundamentalnya. Semakin baik
variabel fundamentalnya semakin baik pula dampaknya bagi para pemegang
saham.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kinerja keuangan 5 perusahaan yang termasuk ke dalam sektor properti
indeks LQ 45 secara keseluruhan meningkat dari tahun 2008 hingga 2012, hanya
BSDE yang mengalami penurunan laba bersih di tahun 2012. Inflasi dan nilai
tukar rupiah yang terdepresiasidan merupakan dampak dari krisis finansial global
yang terjadi di tahun 2008 dan awal 2009 berpengaruh terhadap harga saham
ASRI, BKSL dan BSDE yang ditutup melemah. Lain halnya dengan LPKR dan
SSIA yang tidak terkena dampak dari krisis finansial global tersebut. Harga saham
ASRI, BKSL dan BSDE terus menguat seiring dengan berakhirnya dampak krisis
global dan perekonomian yang mulai membaik. Kelima perusahaan yang
termasuk dalam sektor properti Indeks LQ 45 tersebut juga berada pada tahap
growth ditandai dengan pertumbuhan laba yang masih tinggi.
Berdasarkan analisis present valued selama periode 2008 hingga 2012
perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsiknyamenghasilkan posisi saham
dari perusahaan sektor properti Indeks LQ45 yaitu, PT Alam Sutera Realty Tbk
seluruhnya berada pada posisi undervalued. Begitu pula dengan PT Sentul City
Tbk dan juga PT Bumi Serpong Damai Tbk yang juga secara keseluruhan berada
pada posisi undervalued. Sedangkan PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Surya
Semesta Internusa Tbk pada periode 2008 hingga 2012 lebih banyak berada pada
posisi overvalued.
Selama periode 2008 hingga 2012 saham yang paling murah berdasarkan
perhitungan PER adalah saham dari PT Surya Semesta Internusa Tbk sedangkan
18
saham yang paling mahal menurut perhitungan PER adalah saham PT Sentul City
Tbk.
Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini ada beberapa hal yang disarankan
baik bagi investor maupun untuk pihak yang tertarik meneliti lebih lanjut masalah
ini, beberapa hal tersebut yaitu:
1.
Investor yang sedang maupun akan berinvestasi pada instrumen keuangan
saham sebaiknya tidak hanya melihat dari harga wajar sahamnya saja tetapi
juga harus memperhatikan fundamental perusahaan. Terlebih lagi jika
tujuan investor adalah untuk berinvestasi jangka panjang.
2.
Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan menggunakan pendekatan
dividend discount model (DDM) untuk analisis fundamental atau dapat juga
dilengkapi dengan analisis teknikal sebagai tambahan informasi bagi
investor untuk pengambilan keputusan melakukan jual atau beli saham.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah Ayuningtyas. 2010. Penilaian harga saham pertambangan dengan
menggunakan analisis teknikal dan fundamental [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Alexander H. 2013. Ciputra salip pakuwon dan summarecon.
http://properti.kompas.com/read/2013/05/08/13383351/Ciputra.Salip.Pakuw
on.dan.Summarecon, (17 Mei 2013).
BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Ringkasan Saham. [Internet]. Jakarta (ID):
Bursa Efek Indonesia. [diunduh 2013 Maret 21]. Tersedia pada
http://www.idx.co.id.
[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Pengumuman saham yang masuk dan keluar
dalam perhitungan indeks LQ 45. . [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek
Indonesia. [diunduh 2013 Maret 21]. Tersedia pada http://www.idx.co.id
[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2013. Indeks. . [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek
Indonesia. [diunduh 2013 Mei 17]. Tersedia pada http://www.idx.co.id[BI]
Bank Indonesia. 2008. Laporan Perekonomian Indonesia 2008 [Internet].
Jakarta(ID): Bank Indonesia. [diunduh 2013 Ju