Analisis Holding Period Saham Perusahaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

(1)

LAMPIRAN Lampiran 1

Populasi Perusahaan Indeks LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

NO NAMA PERUSAHAAN

1 PT Astra Agro Lestari Tbk 2 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3 PT Adaro Energy Tbk 4 PT AKR Corporindo Tbk 5 PT Astra International Tbk 6 PT Alam Sutera Realty Tbk 7 PT Bank Central Asia Tbk 8 PT Bank Negara Indonesia Tbk 9 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 PT Bank Danamon Tbk 11 PT Sentul City Tbk

12 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13 PT Global Mediacom Tbk 14 PT Bumi Serpong Damai Tbk

15 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16 PT Ciputra Development Tbk

17 PT Excelcomindo Pratama Tbk 18 PT Gudang Garam Tbk 19 PT Harum Energy Tbk

20 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 21 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 22 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 23 PT Indo Tambangraya Megah Tbk 24 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25 PT Kalbe Farma Tbk

26 PT Lippo Karawaci Tbk

27 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk 28 PT Malindo Feedmill Tbk

29 PT Multipolar Tbk

30 PT Media Nusantara Citra Tbk 31 PT Perusahaan Gas Negara Tbk

32 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 33 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 34 PT Pakuwon Jati Tbk

35 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 36 PT Summarecon Agung Tbk 37 PT Surya Semesta Internusa Tbk 38 PT Express Transindo Utama Tbk 39 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 40 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 41 PT United Tractors Tbk


(2)

42 PT Unilever Indonesia Tbk 43 PT Visi Media Asia Tbk

44 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 45 PT Waskita Karya (Persero) Tbk Lampiran 2

Holding Period Tahun 2012-2014

No Kode

Emiten

Holding period

2012 2013 2014

1 AALI 3.48 2.69 3.96

2 ADHI 1.33 2.69 1.03

3 ADRO 2.21 4.48 1.03

4 AKRA 2.53 2.63 3.16

5 ASRI 2.43 0 0.25

6 BBCA 1.26 1.72 1.51

7 BBNI 3.06 3.69 2.37

8 BBRI 3.24 3.55 2.53

9 BMRI 2.46 2.98 1.98

10 BMTR 1 1.32 1.75

11 BSDE 1.35 1.16 0.83

12 CPIN 1.26 1.36 0.48

13 EXCL 2.37 1.23 0

14 GGRM 1.42 1.9 1.32

15 ICBP 0 1.86 1.69

16 INDF 3.16 2.15 3.26

17 INTP 2 4.5 5.4

18 ITMG 7.53 6.98 11.35

19 JSMR 1.73 1.66 0

20 LPKR 1.19 1.54 0

21 LSIP 2.87 2.38 2.8

22 MNCM 2.2 2.29 2.48

23 MPPA 16.17 9.59 1.18

24 PGAS 4.41 4.7 0

25 PTBA 4.77 4.53 2.6

26 PTPP 2.31 2.25 0.61

27 SMGR 2.32 2.88 2.32

28 TBIG 0 1.03 0

29 UNTR 4.82 4.76 0

30 UNVR 3.04 2.7 1.04

31 WIKA 1.51 1.76 0.54


(3)

LAMPIRAN 3

Bid-Ask Spread Tahun 2012-2014

No Kode

Emiten

Bid-Ask Spread

2012 2013 2014

1 AALI 0.06 0.13 0.09

2 ADHI 0.21 0.18 0.17

3 ADRO 0.11 0.18 0.09

4 AKRA 0.09 0.11 0.08

5 ASRI 0.09 0.18 0.10

6 BBCA 0.07 0.08 0.08

7 BBNI 0.05 0.10 0.11

8 BBRI 0.09 0.10 0.11

9 BMRI 0.08 0.11 0.08

10 BMTR 0.18 0.14 0.12

11 BSDE 0.10 0.13 0.09

12 CPIN 0.11 0.15 0.07

13 EXCL 0.10 0.10 0.13

14 GGRM 0.07 0.12 0.10

15 ICBP 0.10 0.11 0.07

16 INDF 0.07 0.08 0.04

17 INTP 0.08 0.10 0.07

18 ITMG 0.09 0.11 0.13

19 JSMR 0.08 0.09 0.10

20 LPKR 0.11 0.15 0.09

21 LSIP 0.11 0.17 0.10

22 MNCM 0.15 0.10 0.08

23 MPPA 0.13 0.10 0.05

24 PGAS 0.09 0.08 0.08

25 PTBA 0.10 0.11 0.09

26 PTPP 0.13 0.16 0.20

27 SMGR 0.11 0.10 0.05

28 TBIG 0.17 0.08 0.12

29 UNTR 0.13 0.10 0.09

30 UNVR 0.10 0.11 0.05

31 WIKA 0.18 0.14 0.16


(4)

Lampiran 4

Market Value Tahun 2012-2014

No Kode

Emiten

Market Value

2012 2013 2014

1 AALI 5.28 9.74 10.65

2 ADHI 3.89 7.72 23.18

3 ADRO 18.05 15.11 15.86

4 AKRA 13.68 11.54 8.82

5 ASRI 17.65 13.62 12.62

6 BBCA 34.38 38.00 59.25

7 BBNI 26.13 29.19 46.62

8 BBRI 64.53 72.01 105.97

9 BMRI 64.01 67.72 79.51

10 BMTR 23.09 15.06 8.03

11 BSDE 10.23 14.23 11.13

12 CPIN 11.58 9.56 9.76

13 EXCL 13.47 10.64 8.71

14 GGRM 20.83 18.77 16.39

15 ICBP 7.72 11.04 11.78

16 INDF 19.72 21.17 16.81

17 INTP 18.88 19.10 21.85

18 ITMG 16.04 8.72 6.70

19 JSMR 13.73 10.87 13.60

20 LPKR 12.93 24.37 23.69

21 LSIP 8.61 12.05 14.30

22 MNCM 18.82 17.86 7.83

23 MPPA 0.91 13.89 29.86

24 PGAS 33.08 31.66 32.19

25 PTBA 10.66 6.66 10.38

26 PTPP 3.53 9.95 16.51

27 SMGR 34.06 36.05 35.20

28 TBIG 14.88 11.91 14.64


(5)

30 UNVR 11.51 15.81 14.05

31 WIKA 5.15 11.51 25.60

32 WSKT 0.64 6.55 22.89

Lampiran 5

Variance Return Tahun 2012-2014

No Kode

Emiten

Variance Return

2012 2013 2014

1 AALI -9 27 -3

2 ADHI 203 -14 130

3 ADRO -10 -31 -5

4 AKRA 37 5 -6

5 ASRI 30 -28 30

6 BBCA 14 5 37

7 BBNI -3 7 54

8 BBRI 3 4 6

9 BMRI 20 -3 37

10 BMTR 142 -21 -25

11 BSDE 13 16 40

12 CPIN 70 -8 12

13 EXCL 26 -9 -6

14 GGRM -9 -25 45

15 ICBP 50 31 28

16 INDF 27 13 2

17 INTP 32 -11 25

18 ITMG 8 -31 -46

19 JSMR 30 -13 49

20 LPKR 52 -9 12

21 LSIP 2 -16 -2

22 MNCM 91 5 -3

23 MPPA 25 69 57


(6)

25 PTBA -13 -32 23

26 PTPP 71 40 208

27 SMGR 7 -11 14

28 TBIG 140 2 67

29 UNTR -25 -4 -9

30 UNVR 11 25 24

31 WIKA 143 7 133

32 WSKT 0 -10 263

Lampiran 6

Dividend Payout Ratio Tahun 2012-2014

No Kode

Emiten

Dividend Payout Ratio

2012 2013 2014

1 AALI 44.75 59.01 15.35

2 ADHI 20 30 20

3 ADRO 30.17 32.43 43.66

4 AKRA 62.28 68.84 62.8

5 ASRI 24.05 0 11.69

6 BBCA 24.08 28.54 29.61

7 BBNI 30 30.01 25

8 BBRI 29.74 29.74 30

9 BMRI 30 30 25

10 BMTR 25.81 56.63 50.35

11 BSDE 20.41 9.75 7.21

12 CPIN 28.1 29.8 16.9

13 EXCL 41.63 52.63 50.35

14 GGRM 38.35 35.56 28.67

15 ICBP 0 49.79 49.71

16 INDF 49.81 49.8 49.72

17 INTP 34.8 66.13 94.29

18 ITMG 84.65 210.99 79.19

19 JSMR 40 40 0

20 LPKR 25.79 26.4 0


(7)

22 MNCM 46.32 50.02 51.04

23 MPPA 470.3 224.83 34.95

24 PGAS 57.06 48.31 0

25 PTBA 57.26 58.29 37.09

26 PTPP 30.01 30 20

27 SMGR 45 45 40

28 TBIG 0 0 30

29 UNTR 53.57 53.25 64.95

30 UNVR 99.96 99.93 44.67

31 WIKA 29.76 29.97 20.02


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Allen B. dan Dyl, Edward A. (1997).Transaction costs and Holding Period for common stocks.The Journal of Finance. Vol. III. No. 1. p. 309-325

Arma, Visita Yales. (2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ45 di

Bursa Efek Indonesia.Journal of Business and Banking.STIE Perbanas Surabaya. (Vol.3 No.2 November 2013)

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. (2006).Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. (2006).Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat

Ermawati, Devita. (2013). Pengaruh Bid-Ask Spread, Dividend Payout ratio dan Market Value Terhadap Holding Period Saham Pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Skripsi.Program Studi Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta

Fabozzi, Frank J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat

Fitriyah, dan Yayuk Sri Rahayu.(2011). Variabel-variabel Penentu Holding Periods Saham Syari’ah di Indonesia.Jurnal Elharakah. UIN MaulanaIbrahim Malang Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. (2002). Manajemen Keuangan, Edisi

Keempat.Yogyakarta: BPFE

Halim, Abdul dan Hidayat, Nasuhi. (2000). Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan return terhadap bid-ask spread saham industry rokok di bursa efek Jakarta dengan model koreksi kesalahan. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia.Vol. 3.No. 1.p 69-85

Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat Husnan, Suad. (1998). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Miapuspita, Yenny Ayu; Iramani dan Purnamasari, Linda. (2003). Analisis Pengaruh Bid Ask Spread, Market Value dan Risk of Return Saham terhadap Holding Period pada saham Teraktif yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2002. Jurnal Ventura. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Vol.6 No.2)


(9)

Jogiyanto.2000. teori Portofolio dan Analisis Investasi.Edisi 2.BPFE. Yogyakarta Jones, C. P. (1996). Investment Analysis and Management.Canada: John wiley &

Sons Inc.

Ratnasari, Desy; dan Dewi Astuti. (2014). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return Terhadap Holding Period. Jurnal Finesta.Universitas Kristen Petra (Vol.2 No.1)

Tandelilin.(2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Yogyakarta: BPFE Wisayang, Vinsensia Retno Widi. (2009). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market

Value, dan Varian Return Saham Terhadap Holding Period PadaSaham LQ45 Studi di BEI Periode Februari 2008 – Januari 2009. Jurnal Eprints. Universitas Diponegoro

www.britama.com


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini menganalisis pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Devidend Payout Ratio terhadap Holding Period pada saham Perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui akses media Internet

dengan situs

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dimulai dari Maret 2016 sampai April 2016

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membatasi hanya melihat Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Devidend Payout Ratio terhadap Holding Period pada saham Perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:


(11)

1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Holding Period. 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bid-Ask Spread,

Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio.

3. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah saham pada perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014

3.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Holding Period

Holding Period adalah rata-rata panjangnya waktu yang digunakan investor dalam menyimpan atau memegang suatu sekuritas selama periode waktu tertentu. Rata-rata holding period investor dapat dihitung dengan:

HP

it

=

saham beredar tahun ke−t Volume perdagangan tahun ke−t 2. Bid-Ask Spread (X1)

Konsep perhitungan spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread selama satu semester untuk tiap jenis saham yang diteliti selama periode observasi. Perhitungan spread dapat diformulasikan sebagai berikut:

SpreadiT=

[

Ask��−BId�� (Ask��−�����)/2

� �=0

]/

N


(12)

AskiT = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual

saham I pada bulan t

BidiT= harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli

saham i pada bulan t

N = jumlah pengamatan selama tahun T

3. Market Value (X2)

Market value adalah rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i \ selama semester T. Data yang diambil adalah rata-rata harga penutupan suatu sahamselama satu semester dikalikan dengan jumlah saham beredar setiap akhir semester. Market value dirumuskan sebagai berikut:

Market Valueit = Closing price × jumlah saham beredar per akhir periode 4. Variance Return (X3)

Resiko Saham merupakan tingkat resiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or lose) yang dicerminkan dari deviasi standar yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan rata-ratanya dari data harian untuk setiap satu semester selama periode observasi. Return saham dirumuskan sebagai berikut :

Return saham iT=

(

��−P�−1

��−1

)


(13)

Pt = harga saham penutupan hari t Pt-1 = harga saham penutupan hari t-1

Variance Return dirumuskan sebagai berikut:

VRiT

=

(

−�̅

)

2

�−

1

VRit = tingkat resiko dari return realisasi saham perusahaan i selama semester T n= jumlah data return saham; xi= return saham perusahaan i

�̅= rata-rata return saham

5. Dividend Payout Ratio (X4)

Dividend Payout Ratio atau DPR adalah jumlah dividen–dividen yang telah dibayar pada tahun tersebut dibagi dengan laba per lembar saham pada akhir tahun. Untuk menentukan dividend payout ratio (DPR) dapat digunakan rumus (Hadi, 2013):

Dividend Payout Ratio =

������������������ ℎ��

��������������� ℎ��

x 100%

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi variabel Formula pengukuran Skala

Holding period

rata-rata panjangnya waktu investor dalam menahan sahamnya selama periode waktu tertentu.

HPit=

saham beredar tahun ke−t

Volume perdagangan tahun ke−t Rasio

Bid-Ask Spread selisih harga beli tertinggi yang trader


(14)

bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham

SpreadiT=[�

Ask��−BId��

(Ask��−�����)/2

� �=0

]/N

Market Value

Nilai keseluruhan suatu perusahaan yang terjadi di pasar saham pada periode tertentu.

Market Valueit= Closing price × jumlah

saham beredar per akhir periode Rasio

Lanjutan tabel 3.1

Variabel Defenisi variabel Formula pengukuran Skala

Variance Return

tingkat resiko akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or

lose) yang

dicerminkan dari deviasi standart yang mengukur

penyimpangan nilai nilai yang sudah

terjadi

Return saham iT=���−

P�−1

��−1 �

VRiT=� ∑(��−�̅)2

�−1

Rasio

Dividend Payout Ratio

rasio pembanding dari deviden yang telah dibayarkan terhadap laba per lembar saham

Dividend Payout Ratio = ������������������ ℎ��

��������������� ℎ�� x 100%

Rasio

Sumber: Atkins dan Dyl (1997), Jones (1996), dan Miapuspita et al. (2003)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham pada perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Seluruhnya berjumlah 45 perusahaan. Metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah dengan menggunakan metode populasi sasaran yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria tertentu menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapaun kriteria yang diambil untuk dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

1. Perusahaan-perusahaan yang sudah dan masih tercatat dalam indeks LQ-45 periode 2012-2014

2. Perusahaan-perusahaan aktif dalam LQ-45 yang mempublikasikan laporan keuangan secara kontinyu selama 2012-2014

3. Perusahaan-perusahaan aktif dalam LQ-45 yang menyediakan informasi volume transaksi, harga saham, jumlah saham dan deviden selama periode 2012-2014

4. Tidak melakukan stock split selama periode penelitian

Tabel 3.2 Sampel Perusahaan

No Sampel Jumlah

1 Populasi perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ-45 yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014

45

2 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 1 (6) 3 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 2 (2) 4 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 3 (0) 5 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 4 (5)

TOTAL 32

Dari 32 sampel perusahaan telah memenuhi kriteria, terdapat 5 perusahhan yang mengalami stock split, 2 perusahaan yang laporan keuangannya tidak dipublikasikan dalam janka waktu dan 6 perusahaan yang baru masuk sehingga belum tercatat dari 2012. Berikut daftar 32 perusahaan yang menjadi sampel:


(16)

Tabel 3.3

Daftar perusahaan sampel penelitian Kode

Perusahaan Nama Perusahaan Keterangan

AALI Alam Sutera Reality Tbk Sampel 1

ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk Sampel 2

ADRO Adaro Energy Tbk Sampel 3

AKRA AKR Corporindo Tbk Sampel 4

ASRI Alam Sutera Reality Tbk Sampel 5

BBCA Bank Central Asia Tbk Sampel 6

BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sampel 7

BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sampel 8

BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Sampel 9

BMTR Global Mediacom Tbk Sampel 10

BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 11

CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sampel 12

EXCL XL Axiata Tbk Sampel 13

GGRM Gudang Garam Tbk Sampel 14

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Sampel 15

INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 16

INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Sampel 17

ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Sampel 18

JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Sampel 19

LPKR Lippo Karawaci Tbk Sampel 20

LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Sampel 21

MNCM Media Nusantara Citra Tbk Sampel 22

MPPA Matahari Putra Prima Tbk Sampel 23

PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sampel 24 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Sampel 25

PTPP PP (Persero) Tbk Sampel 26

SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Sampel 27

TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk Sampel 28

UNTR United Tractors Tbk Sampel 29

UNVR Unilever Indonesia Tbk Sampel 30

WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk Sampel 31

WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk Sampel 32

Sumber: www.idx.co.id (data diolah dari 2012-2014)


(17)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan perusahaan pada saham-saham perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014. Sedangkan informasi diperoleh melalui buku, jurnal dan laporan-laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan media Internet melalui situs

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan pengumpulan data dari Bursa Efek Indonesia, jurnal-jurnal, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Model analisis regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk dapat melakukan analisis regresi linear berganda diperlukan uji asumsi klasik. Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini sebagai berikut:

3.8.1Uji asumsi klasik

Uji asumsi Klasik dilakukan untuk mendapatkan model persamaan regresi yang baik dan mampu memberikan estimasi yang tepat. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software. Uji Asumsi Klasik terdiri dari:


(18)

3.8.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Alat analisis yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov-smirnov untuk masing-masing variabel.

H0(Hipotesis Nol) : data residual berdistribusi normal

Ha(Hipotesis Alternatif) : data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut: 1. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal

2. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal Cara mengatasi data tidak normal antara lain:

1. Melakukan transformasi data misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln).

2. Menambah jumlah data.

3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data. 4. Menerima data apa adanya.

3.8.1.2Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang dan Lufti¸ 2014: 134). Jika terjadi korelasi,


(19)

maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan The Run Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary sebagai uji nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini adalah; tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval; dan menolak hipotesis nol jika taksiran R berada diluar batas interval (Situmorang dan Lutfi, 2014:136)

3.8.1.3Uji Multikorelasi

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi berganda. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya varians faktor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolanrace> 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10.

3.8.1.4Uji Heterokedastisitas

Menurut Umar (2011), Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk varians yang


(20)

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Terdapat beberapa cara lain untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan berbagai tes, seperti Park Test, Glejser Test, dan White’s General Heteroscedasticity Test. Model regresi dapat disimpulkan tidak mengandung Heteroskedastisitas apabila dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.

3.8.2 Pemilihan Model Data Panel

Untuk mengestimasi parameter model data panel, terdapat beberapa model yaitu:

1. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model, FEM)

Model ini mengasumsikan bahwa ada variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model sehingga memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan, dimana intersep ini memiliki kemungkinan untuk berubah pada setiap individu dan waktu.

2. Model Efek Random (Random Effect Model, REM)

Berbeda dengan model efek tetap, pada model efek random, perbedaan antara individu atau waktu dicerminkan lewat error. Model ini juga memperhitungkan bahwa gangguan memiliki kemungkinan berkorelasi sepanjang urut waktu dan cross section.


(21)

Pooled OLS merupakan model yang paling sederhana untuk mengestimasi parameter model data panel. Model ini mengkombinasikan data cross section dan time series (urut waktu) sebagai satu kesatuan. Untuk mengestimasi model data panel, metode ini biasanya menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Langkah-langkah untuk pemilihan model data panel dapat dilakukan dengan : 1. Estimasi dengan Model Efek Tetap (FEM)

2. Uji Chow (Pooled OLS atau Fixed Effect Model)

Dengan kriteria pengujian : Ho = Pooled OLS dan H1 = Fixed Effect Model. Tolak Ho jika p-value < 0,05; maka H1 diterima.

3. Estimasi dengan Model Efek Random ( REM)

4. Uji Hausman ( Random Effect Model atau Fixed Effect Model)

Dengan Kriteria Pengujian : Ho = Random Effect Model dan H1 = Fixed Effect Model. Tolak Ho jika p-value < 0,05; maka H1 diterima

3.8.3 Analisis Regresi Berganda Model Data Panel

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda model data panel untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rasio lancar) terhadap variabel terikat berupa Return On Asset (ROA), serta bagaimana pengaruh variabel kontrol yaitu SIZE terhadap variabel terikat yang didasarkan urut waktu (time series) dan


(22)

cross section. Analisis data dilakukan dengan bantuan Eviews 7. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan model dasar sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan:

Y = Holding Period X1 = Bid Ask Spread X2 = Market Value X3 = Variance Return X4 = Dividend Payout Ratio a = konstanta

b1...b5 = koefisien regresi variabel e = koefisien residual

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap masalah yaitu berupa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian signifikansi simultan dan parsial serta koefisien determinasi, penjelasannya sebagai berikut:

3.8.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05 atau 5 %, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1),


(23)

dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika f hitung < f tabel untuk α = 5 %, maka H0 diterima yaitu variabel bebas (Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Holding Period 2. Jika f hitung > f tabel untuk α = 5 %, maka H1 diterima yaitu variabel bebas

(Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Holding Period. 3.8.4.2 Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh koefisien regresi secara parsial (masing-masing) dari variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 atau 5 %, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

1. H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5 % 2. H1 diterima jika t hitung > f tabel untuk α = 5 %

Apabila Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat suatu pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen (Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio) dan variabel dependen Holding Period, sedangkan apabila Ho ditolak yang artinya menerima H1, maka variabel


(24)

independen (Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Holding Period secara parsial.

3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model atau seberapa besar kontribusi keseluruhan variabel yang diteliti dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini mempunyai interval nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1).

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen yaitu Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio, memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Holding Period, sedangkan nilai yang mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai Adjusted R² biasanya digunakan, karena Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model, sehingga dapat menghindari bias.


(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 4.1

Gambaran Umum Perusahaan

No Nama

Perusahaan Tanggal Berdiri Tercatat di BEI Kantor

Pusat Sektor usaha

1 Astra Agro Lestari Tbk 3 Oktober 1988 09 Desember 1997

Jakarta Perkebunan, Pedagangan Umum, perindustrian, Pengangkutan, konsultan dan Jasa.

2 Adhi Karya (persero) Tbk

1 Juni 1974 18 Maret 2004

Jakarta Bidang konstruksi

3 Adaro Energy Tbk 28 Juli 2004

16 Juli 2008

Jakarta Perdagangan, jasa, industry, pengangkutan batubara, perbengkelan, pertambangan, dan konstruksi. 4 AKR Corporindo

Tbk 28 November 1977 03 Oktober 1994

Jakarta Industri barang Kimia,

perdagangan umum dan distribusi BBM dan gas. 5 Alam Sutra Realty

Tbk 3 November 1993 18 Desember 2007

Jakarta Real estate

6 Bank Central Asia Tbk

10 Agustus 1955

31 Mei 2000

Jakarta Perbankan dan jasa keuangan


(26)

7 Bank Negara Indonesia (persero) Tbk

05 juli 1946 25 november 1996

Jakarta Perbankan dan jasa keuangan

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama

Perusahaan Tanggal Berdiri Tercatat di BEI Kantor Pusat Sektor usaha 8 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 16 Desember 1895 10 November 2003

Jakarta Perbankan dan jasa keuangan 9 Bank Mandiri (persero) Tbk 1 Agustus 1999

14 juli 2003 Jakarta Perbankan dan jasa keuangan 10 Global Mediacom Tbk 30 juni 1981

17 juli 1955 Jakarta Perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate dan arsitektur 11 Bumi Serpong Damai Tbk 16 januari 1984

06 juni 2008

Tangerang Real estate

12 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 07 januari 1972 18 maret 1991

Jakarta Peternakan

13

Excelcomindo Pratama Tbk

06 Oktober 1989

29

September 2005

Jakarta telekomunikasi

14 Gudang Garam Tbk 26 Juni 1958 27 Agustus 1990

Jawa Timur Industry Rokok

15 Indofood CBP sukses Makmur Tbk 1 Oktober 2009 07 Oktober 2010

Jakarta Produk makanan


(27)

16

Indofood Sukses makmur Tbk

14 Agustus 1990

14 juli 1994 Jakarta Produk makanan 17 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 16 januari 1985 05 desember 1989

Jakarta Bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstuksi dan perdagangan

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama

Perusahaan Tanggal Berdiri Tercatat di BEI Kantor Pusat Sektor usaha 18 Indo Tambangkarya Megah Tbk 02 september 1987 18 Desember 2007

Jakarta pertambangan

19 Jasa Marga (persero) Tbk 01 Maret 1978 12 November 2007

Jakarta Pengusahaan jalan tol 20 Lippo Karawaci Tbk 15 Oktober 1990 28 juni 1996

Tangerang Real estate

21

PP London Sumatera Imdonesia Tbk 18 desember 1962 05 juli 1996

Jakarta perkebunan

22

Media Nusantara Citra Tbk

17 juni 1997 22 juni 2007

jakarta Perdagangan umum, pembangunan, perindustrian,p ertanian, pengangkutan, percetakan, telekomunikasi jasa dan investasi 23 Matahari Putra Prima Tbk 11 Maret 1986 21 Desember 1992

Tangerang Jaringan toko serba ad


(28)

24

Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk

13 Mei 1965 15

Desember

Jakarta Transmisi gas bumi ke pelanggan 25 Tambang Batubara Bukit asam (persero) Tbk 02 Maret 1981 23 desember 2002 Sumatra Selatan Tambang batubara 26 Pembangunan Perumahan 26 Agustus 1953 09 februari 2010

Jakarta Industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama

Perusahaan Tanggal Berdiri Tercatat di BEI Kantor Pusat Sektor usaha 27 Semen Indonesia Tbk 25 maret 1953

08 juli 1991 Jawa Timur Industri Semen

28 Tower Bersama Infrastruktur Tbk 8 November 2004 26 Oktober 2010

Jakarta telekomunikasi

29 United tractors Tbk 13 Oktober 1972 19 september 1989

jakarta Mesin konstruksi 30 Unilever Indonesia Tbk 5 desember 1933 11 januari 1982

Jawa barat Bidang produksi, pemasaran dan barang-barang konsumsi 31 Wijaya Karya (persero) Tbk 29 maret 1961 29 Oktober 2007

jakarta Industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi


(29)

32 Waskita Karya (persero) Tbk 01 januari 1961 19 desember 2012

Jakarta Industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi sumber

4.2 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Holding period, Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout ratio.

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Holding Period (%) Bid Ask Spread (%) Market Value (trilyun) Variance Return (%) Dividend Payout ratio (%) Mean 2.528021 0.110415 20.44052 26.13448 44.89469 Median 2.230000 0.100000 14.76000 11.50000 33.61500 Maximum 16.17000 0.210000 105.9700 263.0000 470.3000 Minimum 0.000000 0.030000 0.640000 -46.00000 0.000000 Std. Dev. 2.359753 0.038284 17.66757 52.46795 55.26456

Observations 96 96 96 96 96


(30)

Pada Tabel 4.1 tersebut memperlihatkan gambaran secara umum statistic deskriptif variabel dependen dan independen dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui :

a. Bid Ask Spread

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Bid Ask Spread terendah adalah 0.030000 pada perusahaan WSKT ditahun 2012 hal ini disebabkan karena para investor panik harga rupiah turun dan yang tertinggi adalah 0.210000 pada perusahaan ADHI di tahun 2012 disebabkan oleh menurunnya tingkat spekulasi investor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Bid Ask Spread yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0.030000 sampai 0.210000 dengan nilai mean adalah 0.110415 pada standar deviasi 0.038284. hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel Bid-Ask Spread mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup besar. Nilai mean dan nilai Maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai minimum. Sebaran data Bid-ask Spread banyak terletak dibawah mean daripada diatas mean sehingga saham-saham LQ-45 banyak memiliki Bid-ask Spread kecil.

b. Market Value

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Market Value terendah adalah 6.440.000.000 pada perusahaan WSKT ditahun 2014 hal ini


(31)

disebabkan oleh karena target laba yang diinginkan tidak tercapai dan yang tertinggi adalah 105.968.000.000.000 pada perusahaan BBRI di tahun 2014 disebabkan oleh para investor menganggap prospek BBRI lebih baik dan memiliki resiko yang kecil. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Market Value yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 6.440.000.000 sampai 105.968.000.000.000 dengan nilai mean adalah 20.440.528.000.000 pada standar deviasi 17.667.567,81. Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel market value mempunyai sebaran/variabilitas yang sangat besar. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan nilai minimum. Sebaran data market value banyak terletak dibawah nilai mean daripada si atas nilai mean sehingga saham-saham LQ-45 banyak yang memiliki market value kecil.

c. Variance Return

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Variance Return terendah adalah -46.00000 pada perusahaan ITMG di tahun 2014 disebabkan adanya rumor atau perbedaan pandangan investor, menurunnya nilai IHSG dan yang tertinggi adalah 263.0000 pada perusahaan WSKT di tahun 2014 meningkatnya laba dan deviden yang dibagikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Variance return yang menjadi sampel penelitian ini berkisar


(32)

anatara -46.00000 sampai 263.0000 dengan nilai mean 26.13448 pada standar deviasi 52.46795.Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel Variance Return mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup kecil. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai minimum. Sebaran data variance Return banyak terletak dibawah nilai mean daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham LQ45 banyak yang memiliki variance Return rendah.

d. Dividen Payout ratio

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa dividend payout ratio terendah adalah 0 pada perusahaan ASRI tahun 2013, EXCL tahun 2014, ICBP tahun 2012, JSMR tahun 2014, LPKR tahun 2014, PGAS tahun 2014, TBIG tahun 2012dan 2014 disebabkan oleh adanya stabilisasi pendapatan dan meningkatnya kesempatan investasi sehingga menyebabkan deviden turun sedangkan yang tertinggi adalah 470.3000 pada perusahaan MPPA yahun 2012. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya dividend payout ratio yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0 sampai 470.3000 dengan nilai mean 44.89469 pada standar deviasi 55.26456. Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel dividend payout ratio mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup kecil. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai minimum. Sebaran data dividend payout ratio banyak terletak dibawah nilai mean


(33)

daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham LQ45 banyak yang memiliki dividend payout ratio rendah.

e. Holding Period

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa holding period terendah adalah 0 pada perusahaan ASRI tahun 2013, EXCL tahun 2014, ICBP tahun 2012, JSMR tahun 2014, LPKR tahun 2014, PGAS tahun 2014, TBIG tahun 2012 dan 2014, UNTR tahun 2014 hal ini disebabkan karena menurunnya harga saham sehingga para investor cenderung melepas atau menjual saham dan tertinggi adalah 16,17000 pada perusahaan MPPA 2012 karena dalam saha yang dibeli masi memberi keuntungan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Holding period yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0 sampai 16,17000 dengan nilai mean 2.528021 dan standar deviasi 2.359753163. Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel Holding period mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup kecil. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai minimum. Sebaran data Holding period banyak terletak dibawah nilai mean daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham LQ45 banyak yang memiliki Holding period pendek.


(34)

4.3 Pemilihan Model data Panel

Metode estimasi dalam teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah (1) Metode Common-Effect (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Common-Effect (FEM), dan (3) Metode Random Effect (REM). Berikut merupakan aplikasi dari pemilihan model.

4.3.1 Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed

Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

�0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka �0 ditolak dan �1 diterima.

Jika nilai probabilitas cross section F ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1 ditolak.

Berikut hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7.

Tabel 4.3 Hasil Dari Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests

Pool: DPANEL_CITRA Test cross-section fixed effects


(35)

Cross-section F 1.804942 (31.60) 0.0251 Cross-section Chi-square 63.248839 31 0.0005

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas F dan Chi-square adalah 1.804942 dan 63.248839. Karena nilai probabilitas > 0,05, maka model estimasi yang digunakan adalah model FEM.

4.3.2 Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random

Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

�0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka 0 ditolak dan �1 diterima.

Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1 ditolak.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa model yang lebih baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM), oleh karena itu uji Hausman tidak dilakukan lagi karena uji Hausman bertujuan untuk menentukan apakah model


(36)

estimasi Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM) dalam membentuk model regresi.

4.4 Analisis Regresi Berganda Data Panel

Analisi regresi berganda model data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend payout ratio terhadap Holding Period pada perusaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Pengujian regresi berganda model data panel dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Bid Ask Spread(X1), Market Value(X2), Variance Return(X3) dan Dividend payout ratio(X4) terhadap Holding Period(Y) hasil regresi dapat dilihat pada Tabel

4.3 berikut

Tabel 4.4 Pengujian Regresi Berganda Data Panel Dependent Variable: HOLDING_PERIOD

Method: Least Squares Date: 04/11/16 Time: 15:14 Sample: 2012 2015

Included observations: 96 Cross-sections included: 32

Total pool (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BID_ASK_SPREAD 6.274724 4.126222 1.520695 0.1318 MARKET_VALUE 0.013005 0.007756 1.676845 0.0970 VARIANCE_RETURN -0.009615 0.002989 -3.217424 0.0018 DIVIDEND_PAYOUT_

RATIO 0.034400 0.002461 13.97967 0.0000

C 0.276303 0.504190 0.548014 0.5850


(37)

Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.3 pada kolom Coefficients , diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = + + - + +

Sehingga, persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

HOLDING PERIOD = 0.276303 + 6.274724 BID ASK SPREAD + 0.013005 MARKET VALUE – 0.009615 VARIANCE RETURN + 0.034400 DIVIDEND PAYOUT RATIO

Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut, berikut interpretasi dari model persamaan regresi diatas:

1. Nilai konstanta sebesar 0.276303 artinya tanpa mempertimbangkan variabel independen, maka nilai Holding Period akan diperoleh sebesar 27.63%.

2. Koefisien Bid Ask Spread (X1) = 6.274724 artinya setiap penambahan Bid Ask Spread sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menambahkan Holding Period sebesar 6.274724%

3. Koefisien Market Value (X2) = 0.013005, artinya setiap penambahan Market Value sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan maka akan menambahkan Holding Period sebesar 0.013005%.

4. Koefisien Variance Return (X3) = – 0.009615, artinya setiap penambahan Variance Return sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan maka akan dikurangkan Holding Period sebesar -0.009615%.


(38)

5. Koefisien Dividend Payout Ratio (X4) = 0.034400, artinya setiap penambahan Dividend Payout ratio sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menambahkan Holding Period sebesar 0.034400%.

4.5 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian signifikansi koefien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan (uji F), uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu (uji t) dan analisis koefisien determinasi. Nilai-nilai statistik dari uji F, uji t dan koefisien determinasi, dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.5

Nilai statistik dari Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi Dependent Variable: HOLDING_PERIOD

Method: Least Squares Date: 04/11/16 Time: 15.14 Sample: 2012 2014

Included observations: 96 Cross-sections included: 32

Total pool (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BID_ASK_SPREAD 6.274724 4.126222 1.520695 0.1318 MARKET_VALUE 0.013005 0.007756 1.676845 0.0970 VARIANCE_RETUR

N -0.009615 0.002989 -3.217424 0.0018 DIVIDEND_PAYOUT

_

RATIO 0.034400 0.002461 13.97967 0.0000 BID_ASK_SPREAD 0.276303 0.504190 0.548014 0.5850 C 54.62362 46.75352 1.168332 0.2450 R-squared 0.712003 Mean dependent var 2.528021 Adjusted R-squared 0.699343 S.D. dependent var 2.359753 S.E. of regression 1.293904 Akaike info criterion 3.403883 Sum squared resid 152.3510 Schwarz criterion 3.537442


(39)

Log likelihood -158.3864 Hannan-Quinn criter. 3.457870 F-statistic 56.24377 Durbin-Watson stat 1.941859 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

4.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikait (Kuncoro, 2009:239). Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai Bid Ask spread dari uji F (Prob (F-statistic)) adalah 0.000000. Karena nilai probabilitas yakni 0.000000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0.05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternative diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh simultan signifikan. bahwa pengaruh simultan signifikan (Gio, 2015:60).

4.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji signifikansi pengaruh parsial merupakan suatu uji untuk mengetahui signifikan atau tidak, pengaruh masing-maasing variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas � atau Sig. dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. �. Jika nilai probabilitas � tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini � = 5%, maka nilai koefisien regresi parsial � = 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadapa variabel Holding Period tidak signifikan secara statistic pada tingkat 5%, Namun jika nilai probabilitas � < tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai koefisien regresi parsial � ≠0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas


(40)

terhadap variabel Holding Period signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Gio, 2015:61).

Cara lain pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dari uji � terhadap nilai kritis berdasarkan tabel distribusi �. Sebelum menghitung nilai kritis �, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.

������������=� − �.

Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel, sedangkan � merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel sebanyak 96 dan jumlah variabel adalah 5, sehingga derajat bebas adalah 96−5 = 91. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai kritis � dengan derajat bebas 91 dan tingkat signifikansi 5% berdasarkan tabel distribusi � adalah ±0.548014. Gambar Tabel 4.5 merupakan perhitungan t tabel berdasarkan Microsoft Excel.

Tabel 4.6 Penghitungan Tabel

Sumber: hasil penelitian 2016 (data diolah)

Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � (Gio, 2015:61).

Derajata

Bebas Tingkat Signifikansi t - Tabel

91 0,05 1.985802

92 0,05 1.985523

93 0,05 1.985251


(41)

������ℎ������ ≤|�������|,�����0������������1�������.

������ℎ������> |�������|,�����0�����������1��������.

Kesimpulan yang dapat diambil dari analasis tersebut adalah:

1. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Bid Ask Spread adalah 0.1318. Karena nilai probabilitas variabel Bid Ask Spread, yaitu 0.1318, lebih besar dari tingkat signifikansi, yaitu 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Bid ask spread dengan variabel holding period tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni 0.1318 < 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

2. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Market value adalah 0.0970. Karena nilai probabilitas variabel Market value, yakni 0.0970, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Market value dengan variabel Holding Period tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni 0.0970 < 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

3. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel variance return adalah 0.0018. Karena nilai probabilitas variabel variance return , yakni 0.0018, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Variance Return dengan variabel Holding Period


(42)

signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni 0.0970 < 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

4. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Dividend Payout Ratio adalah 0.0000. Karena nilai probabilitas variabel dividend payout ratio , yakni 0.0000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara dividend Payout ratio dengan variabel Holding period signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������> |�������|, yakni 0.0000 > 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Kuncoro (2009:240), koefisien determinasi (�2) merupakan perangkat yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefsien determinasi �2 yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi �2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.

Berdasarkan Tabel 4.7, Diketahui nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar �2 = 0.711052. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan Bid Ask Spread, Market


(43)

value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio mampu menjelaskan Holding Period sebesar 71%, sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

4.6 Pambahasan

4.6.1 Pengaruh Bid Ask Spread terhadap Holding Period

Variabel Bid-Ask Spread memiliki koefisien positif dan tidak signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0.1318 > 0.05. Hal ini berarti bila Bid- Ask Spread meningkat (menurunkan tingkat spekulasi investor) maka Holding Period juga positif atau makin panjang investor menahan saham yang dimilikinya. Variabel Bid-Ask Spread dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam berinvestasi karena jika Bid-Ask Spread meningkat maka Holding Period juga meningkat, atau investor berani menahan saham yang dibelinya lebih lama. Investor berani menahan saham yang dibelinya lebih lama karena memiliki harapan mendapat return yang lebih tinggi. Tanda koefisien regresi dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Atkins dan Dyl (1997).

4.6.2 Pengaruh Market Value terhadap Holding Period

Hasil penelitian ini menunjukkan market value memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan dengan nilai signifikansinya sebesar 0.0970 > 0.05. Tanda positif dalam koefisien variabel Market Value sesuai dengan asumsi semula bahwa saham yang mempunyai Market Value yang tinggi akan menyebabkan makin lamanya investor menahan kepemilikkan sahamnya, karena pelaku pasar masih menganggap


(44)

bahwa prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik, dan resikonya lebih kecil sehingga investor memiliki holding period yang panjang. Temuan ini konsisten dengan penelitian Atkins dan Dyl (1997).

4.6.3 Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period

Variabel Variance Return memiliki koefisien negative dan sigifikan dengan nilai signifikansinya sebesar 0.0018 < 0.05. Ini berarti bila Variance Return meningkat ( ketidakpastian saham tersebut makin besar) maka Holding Period menurun atau makin pendek investor menahan saham yang dimilikinya. Variabel Variance Return dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam berinvestasi karena jika variance Return meningkat maka Holding Period meningkat maka Holding Period menurun, atau investor akan lebih cepat menjual saham yang telah dibelinya. Tanda negatif dalam koefisien variabel Variance Return sesuai dengan penelitian Atkins dan Dyl (1997).

4.6.4 Pangaruh Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period

Variabel Dividend Payout Ratio memiliki koefisien positif dan signifikan dengan nilai signifikansinya 0.0000 < 0.05. Ini berarti bila Dividend Payout Ratio meningkat maka akan menyebabkan makin lamanya investor menahan kepemilikkan sahamnya. Menurut Basir dan Fahkrudin (2005) pemberian deviden yang memadai akan menjadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan saham


(45)

yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miapuspita et al.(2003).


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Bid Ask Spread, Market Value,

Variance Return dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period.

2. Hasil penelitian menunjukkan secara Parsial bahwa:

a. Bid Ask Spread berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Holding Period.

b. Market Value berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Holding Period

c. Variance Return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Holding Period

d. Dividend Payout Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Holding Period.


(47)

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Perusahaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia harus lebih memperhatikan Variance Return karena Variance Return yang memiliki pengaruh yang dominan (signifikan) tetapi secara negatif terhadap Holding period perusahaan, karena memberikan informasi yang sangat penting bagi investor. Jika Variance Return saham meningkat (ketidakpastian saham tersebut makin besar) maka sebaiknya cepat melepas perusahaan tersebut dan jika Variance Return menurun (ketidakpastian saham tersebut makin kecil) maka dapat menahan saham perusahaan tersebut lebih lama. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu Bid Ask Spread, Market Value, dan Dividend Payout Ratio. Semakin tinggi Bid Ask Spread, Market Value, dan Dividend Payout Ratio maka akan semakin lama saham tersebut akan dimiliki oleh investor. Dengan demikian apabila terjadi perubahan Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout ratio, maka investor perlu mempertimbangkan menjual atau terus memegang saham yang dimiliki.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap


(48)

Holding Period dan memperpanjang periode untuk memperluas cakupan serta menggunakan metode analisis yang berbeda.


(49)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan teori

2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1Pengertian pasar modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2006:26).

Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham/obligasi kepada masyarakat, dengan memberikan kemudahan-kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan masyarakat terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan go public diteliti kelayakannya. Pasar modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912, tetapi karena suasana politik dan ekonomi, kegiatannya terhenti dan baru bisa dikatakan aktif lagi tahun 1976.

Sewaktu pasar modal diaktifkan kembali, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana diluar sistem perbankan. Kedua, untuk memperluas distribusi kepemilikan saham-saham, terutama ke pemodal-pemodal kecil. Dan ketiga, untuk memperluas dan memperdalam sektor keuangan.


(50)

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profsi yang berkaitan dengan efek (iskandar, 2001:5)

Ada tiga defnisi pasar modal menurut Tandelilin (2001): a) Defenisi yang luas

Pasar modal adalah kebutuhn sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantar di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak berlangsung.

b) Defenisi dalam arti menengah

Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lmbaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

c) Defenisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi serta memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter.

Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah sana yang bersifat abstak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.


(51)

Sedangkan pengertian bursa efek menurut J. Bogen: “Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”.

2.1.1.2Bentuk-bentuk pasar modal

Pasar modal di Indonesia tediri dari berbagai macam: a. Pasar perdana (pasar primer)

Pasar tempat pertama emiten melakukan penawaran umum sahamnya/surat kepada masyarakat, biasanya dikenal dengaan istilah Initial Public Offering (IPO). Dalam IPO, emiten akan memperkenalkan perusahaanya dan menawarkan sahamnya untuk pertama kali kepada masyarakat dengan informasi yang benar, dan informasi ini dapat dilihat dalam protektus yang diterbitkan oleh emiten. b. Pasar sekunder

Pasar sekunder adalah pasar yang memerdagangkan saham/surat berharga setelah pasar primer/IPO. Jadi, setelah perusahaan/emiten menjual sahamnya untuk pertama kali (IPO), maka untuk selanjutnya saham tersebut akan diperdagangkan di pasar sekunder. Di pasar sekunder inilah terjadinya mekanisme pasar, yaitu tergantung dari besarnya permintaan dan penawaran akan saham tersebut.

c. Pasar tertier (Over The Counter Market)

Pasar tertier adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas di luar bursa dan memperdagangkan efek yang diperjualbelikan di pasar sekunder tetapi jumlah pembeliannya kurang dari satu lot. Di Indonesia bursa ini disebut bursa parallel.


(52)

d. Pasar Kuarter

Pasar kuarter merupakan perdagangan efek sesama pedangan efek atau antar investor dan pada umumnya jumlah yang besar (block sale).

2.1.1.3 Fungsi pasar modal

Menurut Husnan (1998), pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu: (1) pasar modal dalam melaksanakan fungsi ekonominya adalah pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi boroowers tersediaanya dana dari pihak luar emungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh indermeditasi keuangan yang lainnya, seperti lembaga perbankan. (2) pasar modal dalam melakukan funsi kuangannya adalah dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dlam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan uuntuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui perbedaan fungsi ekonomi dan keuangan ini sering tidak jelas.


(53)

2.1.1.4Instrumen pasar modal

Menurut Hadi (2013) instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah:

1. Saham merupakan bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada perusahaan.

2. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang mengenai janji pembayaran bunga dan janji pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

3. Right merupakan hak yang di berikan kepada pemengang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu peusahaan.

4. Waran adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

5. Opsi, yaitu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seseorang/lembaga (tetapi bukan emiten) untuk memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham (call option) dan menjual saham (put option) pada harga yang telah ditentukan sebelumnya.

6. Reksadana, merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.

2.1.2Saham

Saham ( stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemolikan seseorang atau badan dalam suatu peusahaan atau perseroan terbatas


(54)

(Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Saham berwujud dalam selembar kertas yang menerangkan bahwa pemolik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antar lain:

a. Resiko terbatas (limited risk), artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetor ke dalam perusahaan.

b. Pengendalian utama (ultimate contol), artinya kepemegangan saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

c. Klaim sisa (residual claim), pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa asset dalam proses likuiditas perusahaan.

2.1.2.1 Jenis-jenis Saham

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1. Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemilik nya dalam posisi paling junior dalam pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas.

2. Saham preferen (preferen stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.


(55)

1. Saham atas untuk (bearer stock), yaitu pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtagankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama (registered stock), yaitu saham dengan nama pemilik yang

ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan,

1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsistensi dalam membayar deviden.

2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang membayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Saham pertumbuhan (growth stock—well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi.

4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Saham siklikal (cynlical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.


(56)

2.1.3Holding Period

Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah investasi diatribusikan kepada sebuah investor tertentu. Lamanya kepemilikan saham oleh investor dikenal dengan dengan stock holding period. Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005).

Menurut Jones (1996), holding period adalah rata-rata panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu. Sedangkan menurut Atkins and Dyl (1997), holding period merupakan lamanya waktu investor menahan atau memiliki saham yang dibelinya.

Berdasarkan orientasi lamanya kepemilikan saham (holding period) seorang investor dapat membedakan menginvestasikan modalnya. Biasanya investor jangka panjang mengharapkan untung dari pembagian deviden dan peningkatan nilai saham suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu sehingga investor tersebut akan menahan saham yang dimilikinya dalam jangku waktu lama. Sedangkan investor yang memilih jangka waktu pendek hanya mengharapkan keuntungan dari capital gain. Sehingga investor dapat menetukan dengan tepat lamanya waktu dalam menginvestasikan saham agar memperoleh keuntungan yang maksimal dengan tingkat resiko tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan holding period saham antara lain transaction cost, dividend payout ratio, market value dan volatilitas harga.


(57)

2.1.4 Bid-ask Spread

Di pasar tradisional, sebelum terjadi suatu transaksi atau terbentuknya harga, terjadi proses tawar-menawar oleh pembeli dan penjual. Demikian juga pada pasar saham prinsip yang sama terjadi dalam transaksi surat berharga, namun tentunya dengan beberapa aturan sesuai karakteristik pasar suratber harga tersebut. Dalam transaksi saham, istilah bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut, dan sebalinya ask menunjukkan harga yang ditawarkan oleh pihak yang akan menjual saham.

Sehingga Bid-Ask Spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari suatu saham dengan harga jual terendahnya (Syahrul, 2000 : 139). Bid-Ask Spread adalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komisi, ongkos, biaya pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi, 1999 : 256). Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya investasi.

Menurut Abdul Halim (2000), bid ask spread merupakan selisih harga tertinggi yang trader tersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader tersedia menjual saham tersebut.

2.1.5 Market Value

Market Value adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham (Jogiyanto, 1998:69 dalam Agus Setyanto) terlalu dikitnya informasi yang mengalir ke bursa saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan tekanan psikologis penjual


(58)

atau pembeli (tindakan irrasional). Pada saat perusahaan mengalami peningkatan maka keyakinan investor juga akan meningkat sehingga biasanya sahamnya meningkat. Menurut Horowitz (2000) dalam Ratnasari dan Astuti (2014) market value adalah nilai pasar ekuitas pemegang saham yang merupakan pencerminan realitas keadaan ekuitas pemegang saham yang sebenarnya.

2.1.6 Variance Return

Variance Return saham adalah pengukuran besarnya resiko total yang dikaitkan dengan expected return dari suatu investasi saham badan usaha selama periode waktu tertentu. Besarnya variance ditentukan oleh pergerakan harga saham di pasar. Pergerakan harga yang fluktuatif akan menghasilkan variasi yang besar juga. Variance yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar juga dari adanya perubahan harga, dan juga sebaliknya (Tjiptono dan Hendy, 2001) dalam (Arifin dan Tanzil, 2008)

2.1.7Dividend Payout ratio

Dividend payout ratio merupakan rasio pembanding dari deviden yang telah dibayarkan terhadap laba per lembar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2012). Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki dampak terhadap persepsi pasar. Sehingga setiap pemegang memiliki kesempatan untuk memperoleh deviden atas keuntungan perusahaan. Pemberian dividen yang memadai akan mejadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan saham yang dimilikinya (Basir dan Fakhruddin, 2005).


(59)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return, dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan menarik.

1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi saham biasa oleh investor khususnya terhadap lamanya kepemilikan suatu saham (holding period). Landasan teori penelitian tersebut telah disimpulkan oleh Amihud dan Mendelson (1986) yang menyatakan bahwa asset dengan transaction cost yang lebih tinggi akan ditahan atau dimiliki lebih lama oleh investornya, dan sebaliknya. Hasil dari studi Atkins dan Dyl yang dilakukan pada New York Stock Exchange pada periode 1975 hingga 1989 dan Nasdaq pada periode 1983 hingga 1991 menemukan bahwa seperti yang diprediksikan sejak awal penelitian, bahwa panjangnya holding period investor berhubungan dengan bid-ask spread. Selain itu pula hubungan antara kedua variable tersebut lebih kuat di Nasdaq yang spreadnya lebih besar dibandingkan di NYSE yang spreadnya lebih kecil.

2. Penelitian dilakukan oleh Miapuspita et al. (2003) pada Bursa Efek Jakarta periode 2001 hingga 2002. Studi tersebut untuk mengetahui pengaruh bid-ask spread, market value, dan Risk of Return terhadap holding period dan untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap holding period, menunjukkan bahwa variabel bid-ask spread dan variabel market value berpengaruh signifikan terhadap holding period, akan tetapi variabel bid-ask


(60)

spread bernilai negatif yang berarti bahwa apabila bid-ask spread mengalami kenaikan, maka nilai holding period akan mengalami penurunan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh wisayang (2009) yang berjudul Analisis pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Varian Return saham terhadap Holding Period pada saham LQ-45 bahwa variable bid-ask spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period,market value berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap holding period, dan variance return berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Ketiga hasil ini telah teruji secara signifikan dan yang paling berpengaruh adalah bid-ask spread dan variance Returm.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah dan Yayuk (2011) yang berjudul “Variabel-variabel Penentu Holding Periods Saham Syariah di Indonesia”. Dengan hasil yang menunjukkan bid-ask spread dengan nilai signifikansi 0.045 sehingga berpengaruh positif terhadap holding period , dividend payout ratio berpengaruh negatif dengan nilai 0.048, sedangkan market value dan variance return yang masing-masing bernilai 0.71 dan 0.82 tidak berpengaruh terhadap holding period.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ermawati dan Margasari (2013) berjudul, Pengaruh Bid-Ask Spread, Dividend Payout Ratio, dan Market Value terhadap Holding Period Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi BEI tahun 2011menunjukkan bahwa bid-ask spread berpengaruh negatif signifikan terhadap holding period, dividend payout ratio dan market value masing-masing berpengaruh positif signifikan terhadap holding period, serta bid-ask spread,


(61)

dividend payout ratio, dan market value secara simultan berpengaruh terhadap holding period.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Perangin-angin dan Fauzie (2013) berjudul Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return saham terhadap Holding Period pada Sektor Pertambangan, dengan hasil penelitian menunjukkan variabel bid-ask spread dan market value tidak berpengaruh terhadap variabel holding period saham, sedangkan variabel variance of return secara parsial berpengaruh negatif terhadap variabel holding period saham

7. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari, dan Astuti (2014) berjudul Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period, menunjukkan bahwa secara parsial bid-ask spread berpengaruh negatif terhadap holding period, market value berpengaruh positif terhadap holding period saham, dan variance of return tidak berpengaruh terhadap holding period saham.


(62)

Table 2.1

Penelitian-penelitian terdahulu

No Nama peneliti Judul penelitian Variabel peneliti Hasil penelitian 1 Ratnasari, dan

Astuti (2014)

Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period

Independen: Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return Dependen: Holding Period

bid-ask spread berpengaruh negatif terhadap holding period, market value

berpengaruh positif terhadap holding period saham, variance of return tidak berpengaruh

terhadap holding period saham

2 Perangin-angin dan Fauzie (2013)

Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return saham terhadap Holding Period pada Sektor Pertambangan Independen: Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return Dependen: Holding Period

bid-ask spread dan market value tidak berpengaruh terhadap holding period variabel variance of return berpengaruh negatif terhadap variabel holding period

3 Ermawati dan Margasari (2013)

Pengaruh Bid-Ask Spread, Dividend Payout Ratio, dan Market Value terhadap Holding Period Saham

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011

Independen: Bid-Ask Spread, Dividend Payout Ratio, dan Market Value

Dependen: Holding Period

bid-ask spread, dividend payout ratio, dan market value secara simultan berpengaruh terhadap holding period

4 Fitriyah dan Yayuk (2011)

Variabel-variabel Penentu Holding Periods Saham Syariah di Indonesia Independen: bid ask spread, dividend payout ratio, market value dan variance return Dependen Holding period bid-ask spread berpengaruh positif terhadap holding period , dividend payout ratio berpengaruh sedangkan market value dan variance return yang masing-masing tidak berpengaruh terhadap holding period.


(1)

4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Beby Kendida M.Si, selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Oliver Sang Putra Butarbutar, Sonya Cristina Butarbutar, dan Enjelina Butarbutar yang selalu memberikan motivasi dan cinta yang tulus dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat saya yaitu Bethania Febyoletta, Chairunis, Indah Rumondang, Gemala Sophia Sitorus, dan Ririn Silitonga yang telah menginspirasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bebong-bebong saya Hanna Simatupang, Preciliana Harianja dan Yossi Manik yang selalu memberikan penghiburan kepada peneliti.

9. Semua teman-teman di Manajemen stambuk 2012 dan kepada organisasi HMM tempat peneliti menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari di kampus selama ini.

Medan, April 2016 Peneliti


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... . ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pasar Modal ... 10

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal ... 10

2.1.1.2 Bentuk-bentuk Pasar Modal ... 12

2.1.1.3 Fungsi Pasar Modal ... 13

2.1.1.4 Instrumen Pasar Modal ... 14

2.1.2 Saham ... 14

2.1.2.1 Jenis-jenis saham ... 15

2.1.3 Holding Period ... 17

2.1.4 Bid-Ask Spread ... 18

2.1.5 Market Value ... 18

2.1.6 Variance Return ... 19

2.1.7 Dividend Payout Ratio ... 19

2.2. Penelitian Terdahulu ... 20

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 33

3.3.1 Variabel Dependen ... 34

3.3.2 Variabel Independen ... 34

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.4.1 Variabel Dependen ... 34


(3)

3.5 Metode Penentuan Populasi dan Sampel ... 37

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 42

3.8.2 Pemilihan Model Data Panel ... 42

3.8.3 Model Regresi Data Panel ... 44

3.9 Uji Hipotesis ... 45

3.9.1 Uji Statistik T... 45

3.9.2 Uji Statistik F ... 46

3.9.3 Koefisien Determinasi ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran umum Objek Penelitian ... 44

4.1.1 PT. Alam Sutera Reality Tbk ... 44

4.1.2 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ... 44

4.1.3 PT. Adaro Energy Tbk ... 44

4.1.4 PT. AKR Corporindo Tbk ... 44

4.1.5 PT. Alam Sutera Reality Tbk ... 44

4.1.6 PT. Bank Central Asia Tbk ... 44

4.1.7 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk... 44

4.1.8 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... 45

4.1.9 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 45

4.1.10 PT. Global Mediacom Tbk ... 45

4.1.11 PT. Bumi Serpong Damai Tbk ... 45

4.1.12 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ... 45

4.1.13 PT. XL Axiata Tbk ... 45

4.1.14 PT. Gudang Garam Tbk ... 45

4.1.15 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ... 45

4.1.16 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ... 45

4.1.17 PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 45

4.1.18 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk ... 46

4.1.19 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk ... 46

4.1.20 PT. Lippo Karawaci Tbk ... 46

4.1.21 PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ... 46

4.1.22 PT. Media Nusantara Citra Tbk ... 46

4.1.23 PT. Matahari Putra Prima Tbk ... 46

4.1.24 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 46

4.1.25 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 46 4.1.26 PT. PP (Persero) Tbk ... 46

4.1.27 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk ... 47

4.1.28 PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk ... 47


(4)

4.1.30 PT. Unilever Indonesia Tbk ... 47

4.1.31 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk ... 47

4.1.32 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk ... 47

4.2 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif ... 47

4.3 Pemilihan Model data Panel ... 51

4.2.1 Penentuan Model Estimasi Dengan Uji Chow ... 52

4.2.2 Penentuan Model Estimasi Dengan Uji Hausman ... 53

4.4 Analisis Regresi Berganda Data Panel ... 53

4.5 Pengujian Hipotesis ... 55

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 56

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 57

4.5.3 Koefisien Determinasi ... 59

4.6 Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

1.1 Harga saham akhir tahun perusahaan Indeks

LQ-45periode 2012-2014 ... 6

1.2 Nilai Bid-ask spread dan dividen perusahaan Indeks LQ-45 tahun 2012-2014 ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Operasional Variabel ... 32

3.2 Sampel Perusahaan ... 34

3.3 Daftar Sampel Penelitian... 35

4.1 Statistik Deskriptif ... 53

4.2 Hasil Uji Chow ... 56

4.3 Pengujian Regresi Berganda Data Panel ... 58

4.4 Nilai Statistik Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi 60


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18