Panen dan Pascapanen pada Umbi Bibit dan Umbi Konsumsi Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

PANEN DAN PASCAPANEN PADA UMBI BIBIT DAN UMBI
KONSUMSI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH
FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

IRMANUARI SETIANTI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Panen dan Pascapanen
pada Umbi Bibit dan Umbi Konsumsi Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah
Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Irmanuari Setianti
NIM A24090073 

ABSTRAK
IRMANUARI SETIANTI. Panen dan Pascapanen pada Umbi Bibit dan Umbi
Konsumsi Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan,
Bandung, Jawa Barat. Dibimbing oleh AGUS PURWITO.
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari kegiatan
budidaya kentang baik teknis maupun manajerial dan melatih kemampuan dalam
melakukan analisis mengenai permasalahan yang dihadapi di lapangan khususnya
pada aspek panen dan penanganan pascapanen kentang. Tujuan khususnya adalah
untuk mengamati pengaruh umur panen terhadap kualitas umbi, pengaruh cara
panen terhadap efisiensi tenaga kerja pemanen dan kehilangan hasil panen,
pengaruh ketinggian jatuhan umbi terhadap kerusakan umbi bakal bibit dan umbi
konsumsi, serta mengamati persentase kehilangan hasil panen di lapangan dan
gudang penyimpanan. Hasil percobaan aspek khusus menunjukkan bahwa
Semakin tua umur panen, persentase kekuatan kulit umbi akan semakin meningkat

hingga 100 %. Tanaman yang dipanen terlalu muda akan menghasilkan persentase
umbi kecil yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase umbi besar.
Perolehan bobot basah umbi akan rendah apabila pemanenan dilakukan pada
umur panen kurang dari 90 HST (Hari setelah tanam) dan lebih dari 100 HST.
Cara panen 1 (penggalian dengan gala, penjemuran, sortasi dan grading,
pengarungan 1, pengangkutan 2) adalah cara panen yang paling baik dalam
perolehan kualitas hasil panen. Cara panen 2 (penggalian dengan cangkul,
penjemuran, sortasi dan grading, pengarungan 1, pengangkutan 2) adalah cara
panen yang paling baik dalam efisiensi tenaga kerja pemanen. Kerusakan pada
umbi bibit cenderung lebih tinggi dibandingan dengan tingkat kerusakan umbi
konsumsi. Kerusakan umbi paling tinggi terjadi ketika umbi dijatuhkan pada
ketinggian 2.5 m. Persentase kehilangan hasil di gudang penyimpanan lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase kehilangan hasil di lapangan. Kehilangan hasil di
lapangan berkisar antara 1-3 % dan kehilangan hasil di gudang penyimpanan
berkisar antara 9-52 %.
Kata kunci: cara panen, kehilangan hasil, kentang (Solanum tuberosum L.), panen,
pascapanen.

ABSTRACT
IRMANUARI SETIANTI. Harvest and Post Harvest of Seed Tuber and

Consumption Tuber of Potato (Solanum tuberosum L.) at Hikmah Farm,
Pangalengan, Bandung, West Java. Supervised by AGUS PURWITO.
General purpose of the internship was to study the potato cultivation and to
train technical and managerial skills in problem analyzing on field, especially on
the purpose harvesting and postharvest handling aspect. The specific purpose was
to observe the effect of harvesting time quality of the tuber, the influence of
harvesting method efficiency of harvesting labour and losses of product, the
influence of the height of fall out tuber on the damage of tuber, and to observe the

percent loss that of product in the field and the storage. The results of specific
aspect showed that longer harvesting time harder the tuber skin up to 100 %.
Plants that harvested too young will produce small tubers percentage higher than
large tubers. Acquisition of tuber fresh weight will be low if the harvesting time is
less than 90 days and more than 100 days after planting. Method harvest 1
(digging with gala, drying, sorting and grading, rafting step 1, transport step 2 ) is
the highest to get the crop quality. Method harvest 2 (digging with a hoe, drying,
sorting and grading, rafting step 1, transport step 2) is the best way to get the
efficiency of harvesting labour. Damage of tuber for seed is higher than tuber for
consumption. The highest tuber damage occurs when the tuber is dropped at a
height of 2.5 m. Percentage tuber losses in storage was higher than losses in the

field. The range yield loss in the field between 1 % up to 3 % and yield loss in the
storage between 9 % up to 52 %.
Keywords: harvest, method harvest, potato (Solanum tuberosum L.), post-harvest,
yield loss.

PANEN DAN PASCAPANEN PADA UMBI BIBIT DAN UMBI
KONSUMSI (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,
PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

IRMANUARI SETIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

Judul Skripsi : Panen dan Pascapanen pada Umbi Bibit dan Umbi Konsumsi
Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan,
Bandung, J awa Barat.
Nama
: Innanuari Setianti
: A24090073
NIM

Disetujui oleh

Tanggal Lulus:

0 4 OCT 2013

Judul Skripsi : Panen dan Pascapanen pada Umbi Bibit dan Umbi Konsumsi
Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan,
Bandung, Jawa Barat.

Nama
: Irmanuari Setianti
NIM
: A24090073

Disetujui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat
dan karuniaNya yang tidak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Panen dan Pascapanen pada Umbi Bibit dan Umbi Konsumsi
Kentang (Solanum tuberosum L.)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Agus Purwito, MSc.
Agr sebagai dosen pembimbing skripsi, kepada Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS
sebagai dosen pembimbing akademik, serta kepada Dr Sintho W. Ardie, SP Msi
dan Dr Ir Ni Made A. Wiendi, MS sebagai dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan memotivasi penulis selama penyelesaian skripsi ini. Ucapan
penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh Staf Pengajar Departemen
Agronomi dan Hortikultura yang telah mamberikan berbagai pengalaman dan
ilmu pengetahuan, serta Staf Komisi Pendidikan yang telah memberikan banyak
informasi. Di samping itu ucapan penghargaan penulis juga sampaikan kepada
seluruh staf dan karyawan di perusahaan Hikmah Farm yang telah membantu
dalam pengumpulan data, khususnya kepada Bapak Ir Wildan Mustofa, MM, Ibu
Atieq M, Ssi, Ir Bunyan Ismail, MSc, dan Bapak Hilman Sofwana, SP, atas
kerjasama dan dukungannya selama kegiatan magang. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak, mamah, adik, serta seluruh keluarga besar dan
sahabat tercinta, atas doa, restu, dan kasih sayangnya, dan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.


Bogor, Oktober 2013
Irmanuari Setianti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan

2

MATODE MAGANG

2

Tempat dan Waktu

2

Metode Pelaksanaan

2


Pengamatan dan Pengumpulan Data

2

Analisis Data dan Informasi

4

KEADAAN UMUM

4

Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif

4

Keadaan Iklim dan Tanah

4


Luas Areal dan Tata Guna Lahan

5

Keadaan Tanaman dan Produksi

5

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

5

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

6

Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
19
20

Kegiatan Pemanenan

20

Kegiatan Pascapanen

24

Kehilangan Hasil

27

SIMPULAN DAN SARAN

28

Simpulan

28

Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN

31

RIWAYAT HIDUP

42

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Efisiensi tenaga kerja pemanen berdasarkan cara panen
Persentase kehilangan hasil di lapangan berdasarkan cara panen
Persentase kehilangan hasil di lapangan
Persentase kehilangan hasil di gudang penyimpangan

23
24
27
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kegiatan pemanenan di dalam green house
Kegiatan pengkelasan umbi bibit G0
Persiapan lahan penanaman di screen house
Kegiatan pemanenan di dalam screen house
Pengolahan lahan di lapangan cara konvensional
Kegiatan penanaman kentang di lapangan
Kegiatan pemupukan di lapangan
Kegiatan pemanenan di lapangan
Kegiatan pascapanen di lapangan
Jenis kemasan umbi bibit
Jenis kemasan umbi konsumsi
Jenis kemasan produk olahan
Pengaruh umur panen terhadap kualitas umbi
Pengaruh umur panen terhadap bobot basah umbi
Pengaruh ketinggian jatuhan umbi terhadap kerusakan umbi
pada umur simpan 4 dan 8 MSP
16 Pengaruh ketinggian jatuhan umbi terhadap kerusakan umbi
pada ukuran AB dan Ares

7
8
8
9
11
12
13
15
16
17
18
18
21
22
25
26

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Scoring kerusakan bagian luar umbi
Scoring kerusakan bagian dalam umbi
Luas areal kebun dan komoditas yang ditanam di Perusahaan HF
Data produksi umbi bibit dan umbi konsumsi di Perusahaan HF
Jarak tanam dan kebutuhan bibit per ha
Pengkelasan umbi bibit dan umbi konsumsi
Rekomendasi jenis pestisida yang digunakan di kebun Gunung Cupu
Data Curah hujan tahun 2004-2012
Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas di perusahaan HF
Jurnal harian sebagai pendamping mandor di perusahaan HF
Jurnal harian sebagai pendamping kepala kebun di perusahaan HF
Jurnal harian sebagai pendamping manajer areal di perusahaan HF

31
31
32
32
33
33
34
35
36
37
39
40

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang dikonsumsi umbinya, atau dikenal sebagai sayuran umbi.
Kentang banyak mengandung karbohidrat yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan
pangan yang dapat mensubstitusi sumber karbohidrat lain seperti beras, jagung,
dan gandum. Astawan (2005) menyatakan bahwa kandungan karbohidrat pada
kentang mencapai sekitar 18 %, protein 2.4 %, dan lemak 0.1 %. Total energi
yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal. Kentang memegang
peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan karena bernilai
ekonomi tinggi serta mempunyai potensi untuk menangani masalah diversifikasi
pangan. Selain itu, kandungan nutrisi umbi kentang dinilai cukup baik, yaitu
mengandung protein berkualitas tinggi, asam amino esensial, mineral, elemenelemen mikro, sumber vitamin C (asam askorbat), vitamin B (tiamin, niasin,
vitamin B6), dan mineral P, Mg, dan K.
Permintaan pasar terhadap kentang terus meningkat akibat dari pertambahan
jumlah penduduk, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, dan
preferensi atau kesukaan masyarakat terhadap kentang, tetapi permintaan tersebut
belum dapat dipenuhi secara maksimal oleh petani kentang di Indonesia (Samandi
2007). Data produktivitas kentang pada tahun 2010 sebesar 15.94 ton ha-1 dan
pada tahun 2011 sebesar 15.96 ton ha-1 (BPS 2012). Data tersebut menunjukan
adanya peningkatan produktivitas, tetapi peningkatan tersebut tidak dapat
mencukupi permintaan konsumen terhadap kentang. Rendahnya peningkatan
produktivitas tersebut disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal,
penanganan pascapanen yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan bibit yang
bermutu dan bersertifikat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kentang
diperlukan strategi pengembangan seperti pengembangan area produksi,
memperbaiki rantai pasok, meningkatkan kualitas dan produksi, serta memperkuat
kelembagaan tani.
Ketersediaan kentang tidak hanya ditentukan oleh tingginya produktivitas
tetapi juga kualitas dari produk kentang itu sendiri, sehingga untuk mendapatkan
umbi kentang dengan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik dibutuhkan
benih dari varietas yang unggul, selain itu dibutuhkan juga teknik pemanenan dan
pascapanen yang tepat. Widodo (2006) menyatakan bahwa mutu umbi kentang
yang dihasilkan baik itu untuk umbi kentang bibit maupun umbi kentang
konsumsi tidak terlepas dari panen, cara memanen dan penanganan pascapanen.
Kehilangan dalam jumlah dan penurunan mutu terjadi cukup besar pada
komoditas kentang dari saat panen hingga pada saat konsumsi. Salah satu kegiatan
yang dapat dilakukan untuk menekan kehilangan tersebut adalah dengan
melakukan kegiatan panen dan penanganan pascapanen yang baik dan tepat.

2
Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari kegiatan budidaya
kentang baik teknis maupun manajerial dan melatih kemampuan dalam
melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi di lapangan khususnya
pada aspek panen dan penanganan pascapanen kentang, sedangkan tujuan
khususnya adalah untuk mengamati pengaruh umur panen terhadap kualitas umbi,
pengaruh cara panen terhadap efisiensi tenaga kerja pemanen dan kehilangan hasil
panen, pengaruh ketinggian jatuhan umbi terhadap kerusakan umbi bakal bibit dan
umbi konsumsi, serta mengamati persen kehilangan hasil panen di lapangan dan
di gudang penyimpanan.

MATODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 11 Februari 2013 sampai 11
Juni 2013, bertempat di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.
Alamat dari perusahaan ini di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa
Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dalam pelaksanaannya menggunakan metode langsung
dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan di
lapangan secara langsung, sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan
mendapatkan data dari perusahaan. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat bulan,
pada bulan pertama sebagai karyawan harian lepas, kegiatan yang dilakukan
terkait aspek teknis yang terdiri dari pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan
tanaman, panen, dan pascapanen. Kegiatan selama menjadi karyawan harian lepas
disajikan pada Lampiran 9.
Kegiatan terkait aspek manajerial yaitu sebagai pandamping mandor,
pendamping kepala kebun, dan pendamping manajer areal dilakukan pada bulan
kedua sampai bulan keempat yang meliputi mengawasi karyawan dalam kegiatan
budidaya dan pascapanen kentang, menentukan kebutuhan tenaga kerja, menghitung
prestasi kerja pekerja, membuat rencana kerja yang akan dilakukan dalam kegiatan
budidaya. Kegiatan pengamatan dan pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan
kedua magang bersamaan dengan kegiatan terkait aspek manajerial. Kegiatan terkait
aspek manajerial disajikan pada Lampiran 10-12.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh dari pengamatan dan

3
pencatatan langsung di lapangan, diskusi dengan karyawan kebun, staf kantor,
mandor, kepala kebun, manajer areal, dan pembimbing lapangan, sedangkan data
sekunder digunakan untuk melengkapi informasi di lapangan, diperoleh dari arsip
laporan manajemen di kantor administrasi kebun maupun studi pustaka.
Data primer yang diamati meliputi:
1. Aspek umum dipelajari terkait dengan kegiatan budidaya kentang secara
keseluruhan.
2. Aspek manajerial dipelajari mengenai sistem pengaturan kerja dan melakukan
analisa terhadap setiap kegiatan yang dilakukan di kebun.
3. Aspek khusus dibagi kedalam dua bagian yaitu panen dan pascapanen.
Data yang akan diamati pada kegiatan pemanenan meliputi:
1. Persen kehilangan hasil dan efisiensi tenaga kerja pemanen. Dihitung dengan
menggunakan rumus:
Efisiensi tenaga kerja=
= ... tumbak/orang/hari
Kehilangan hasil panen
2. Kualitas umbi kentang
Bahan tanam yang digunakan adalah kentang varietas Granola generasi
G2 ke G3. Pengamatan terdiri atas lima umur panen yaitu umur panen 75 hari,
86 hari, 93 hari, 100 hari, dan 107 hari. Jumlah tanaman yang diamati adalah 6
tanaman untuk setiap umur panen. Total tanaman yang diamati adalah 30
tanaman. Pemanenan dilakukan secara manual. Tanaman dipangkas dengan
selang waktu seminggu sebelum dipanen. Pengamatan dilakukan per tanaman,
adapun variabel yang diamati adalah ukuran umbi yang dihasilkan kemudian
dikelompokan dan dihitung persentasenya, pengelompokan dilakukan
berdasarkan pengkelasan umbi di lapangan yaitu ukuran umbi kecil (S=30-60
gram dan SS=