Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

(1)

PRODUKSI BIBIT KENTANG (

Solanum tuberosum

L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

KHOIRUL UMMAH A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010


(2)

KHOIRUL UMMAH. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.)

di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan AGUS PURWITO.

Kegiatan magang ini dilakukan untuk mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran, mengetahui serta membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang, dan meningkatkan ketrampilan dalam budidaya maupun kemampuan manajerial. Kegiatan magang dilaksanakan mulai 12 Februari sampai 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara di stek dan dilakukan di rumah kaca (greenhouse). Hasil dari stek kentang yang ditanam akan menghasilkan umbi G0 (generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse) yang akan menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama). Bibit G1 diperbanyak di lapang dan menghasilkan bibit G2 (generasi vegetatif kedua). Bibit G2 diperbanyak akan menghasilkan bibit G3 (generasi vegetatif ketiga). Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 (generasi vegetatif keempat). Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Kentang G4 diperbanyak menghasilkan kentang konsumsi.

Hasil pengamatan pada kegiatan panen pembibitan kentang untuk umbi G2, G3, dan G4 menunjukkan produktivitas paling tinggi untuk pembibitan kentang G2 yaitu kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 34.41 ton/ha. Produktivitas pembibitan kentang G3 di kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 16.40 ton/ha. Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G4 yaitu kebun Gambung Blok Panarikan 1 adalah sebesar 22.28 ton/ha.


(3)

Kesimpulan kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan tentang budidaya tanaman kentang dan kemampuan manajerial. Keberhasilan produksi kentang didukung oleh manajemen yang tepat. Faktor yang menentukan produktivitas umbi kentang yaitu penerapan teknik budidaya yang tepat disamping syarat agroklimat.


(4)

JAWA BARAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Khoirul Ummah A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010


(5)

Judul : PRODUKSI BIBIT KENTANG

(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : KHOIRUL UMMAH

NIM : A24050394

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP 19611101 1987 03 1003

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP 19611101 1987 03 1003


(6)

Penulis dilahirkan di Demak, Jawa Tengah pada tanggal 3 Nopember 1987. Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD N 2 Demak, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 2 Demak. Selanjutnya penulis lulus dari SMU N 1 Demak pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Demak, menjadi panitia masa pengenalan departemen (MPD), dan menjadi panitia (Festival Tanaman) Festa.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ’’ Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm,

Pangalengan, Bandung, Jawa Barat ’’.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. sebagai dosen pembimbing skripsi atas segala saran dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

2. Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si. dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberi saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan selama pelaksanaan kuliah.

4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah memberi ilmu dan staf Komisi Pendidikan atas informasi dan bantuan selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura. 5. Kedua orang tua Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh, dan kakak

Muchammad Mutho' yang telah memberikan do'a dan semangat. 6. H. Moch. Adung sebagai pemilik perusahaan yang bersedia menerima

penulis untuk melaksanakan magang di perusahaan Hikmah Farm. 7. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M. SSi, Ir. Ela Nurlaela, Ir. Bunyan

Ismail atas bimbingan selama magang, dan seluruh staf Hikmah Farm yang bersedia membantu penulis dalam mendapatkan informasi. 8. Teman magang, Lia atas kerjasama dan dukungannya.

9. Emoth dan Dito atas kerjasama dan bantuannya.

10. Ratih, Malya, Sifat, Retna, Ryan, Rela dan seluruh teman-teman Agronomi dan Hortikultura 42 atas kebersamaannya.


(8)

Yasmin, M Dewi, M Ruri, Bena, Yuni, Eka, Dewi, Susi, Uni Ren, dan Tria.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang... 4

Syarat Tumbuh Kentang ... 5

Sistem Sertifikasi Benih Kentang ... 5

Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan ... 7

Budidaya Kentang... 8

METODE MAGANG Waktu dan Tempat ... 12

Metode Pelaksanaan... 12

Pengamatan dan Pengumpulan Data... 12

Analisis Data dan Informasi... 13

KEADAAN UMUM Gambaran Umum Perusahaan... 14

Sejarah Perusahaan... 14

Sarana dan Prasarana... 15

Letak Geografi atau Letak wilayah Administratif ... 16

Keadaan Iklim dan Tanah ... 16

Luas Areal dan Tata Guna Lahan... 16

Keadaan Tanaman dan Produksi... 18

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan... 18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis... 22

Produksi Bibit kentang... 22

Pembibitan Kentang G0 ... 24

Pembibitan Kentang G1 ... 27

Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 ... 30

Pembukaan dan Persiapan Lahan... 31

Penanaman ... 32

Pemeliharaan Tanaman ... 35

Panen ... 43

Pasca Panen... 45

Pemasaran ... 47

Penanaman Umbi Kentang G4... 48

Aspek Manajerial ... 54

Asisten Mandor ... 54


(10)

Pembibitan Kentang G0 ... 57

Pembibitan Kentang G1 ... 57

Pembibitan Kentang G2 ... 58

Pembibitan Kentang G3 dan G4 ... 61

Penanaman Umbi Kentang G4... 63

Analisis Usaha Tani Kentang... 64

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 72

Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73


(11)

PRODUKSI BIBIT KENTANG (

Solanum tuberosum

L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

KHOIRUL UMMAH A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010


(12)

KHOIRUL UMMAH. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.)

di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan AGUS PURWITO.

Kegiatan magang ini dilakukan untuk mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran, mengetahui serta membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang, dan meningkatkan ketrampilan dalam budidaya maupun kemampuan manajerial. Kegiatan magang dilaksanakan mulai 12 Februari sampai 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara di stek dan dilakukan di rumah kaca (greenhouse). Hasil dari stek kentang yang ditanam akan menghasilkan umbi G0 (generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse) yang akan menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama). Bibit G1 diperbanyak di lapang dan menghasilkan bibit G2 (generasi vegetatif kedua). Bibit G2 diperbanyak akan menghasilkan bibit G3 (generasi vegetatif ketiga). Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 (generasi vegetatif keempat). Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Kentang G4 diperbanyak menghasilkan kentang konsumsi.

Hasil pengamatan pada kegiatan panen pembibitan kentang untuk umbi G2, G3, dan G4 menunjukkan produktivitas paling tinggi untuk pembibitan kentang G2 yaitu kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 34.41 ton/ha. Produktivitas pembibitan kentang G3 di kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 16.40 ton/ha. Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G4 yaitu kebun Gambung Blok Panarikan 1 adalah sebesar 22.28 ton/ha.


(13)

Kesimpulan kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan tentang budidaya tanaman kentang dan kemampuan manajerial. Keberhasilan produksi kentang didukung oleh manajemen yang tepat. Faktor yang menentukan produktivitas umbi kentang yaitu penerapan teknik budidaya yang tepat disamping syarat agroklimat.


(14)

JAWA BARAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Khoirul Ummah A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010


(15)

Judul : PRODUKSI BIBIT KENTANG

(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : KHOIRUL UMMAH

NIM : A24050394

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP 19611101 1987 03 1003

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP 19611101 1987 03 1003


(16)

Penulis dilahirkan di Demak, Jawa Tengah pada tanggal 3 Nopember 1987. Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD N 2 Demak, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 2 Demak. Selanjutnya penulis lulus dari SMU N 1 Demak pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Demak, menjadi panitia masa pengenalan departemen (MPD), dan menjadi panitia (Festival Tanaman) Festa.


(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ’’ Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm,

Pangalengan, Bandung, Jawa Barat ’’.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. sebagai dosen pembimbing skripsi atas segala saran dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

2. Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si. dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberi saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan selama pelaksanaan kuliah.

4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah memberi ilmu dan staf Komisi Pendidikan atas informasi dan bantuan selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura. 5. Kedua orang tua Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh, dan kakak

Muchammad Mutho' yang telah memberikan do'a dan semangat. 6. H. Moch. Adung sebagai pemilik perusahaan yang bersedia menerima

penulis untuk melaksanakan magang di perusahaan Hikmah Farm. 7. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M. SSi, Ir. Ela Nurlaela, Ir. Bunyan

Ismail atas bimbingan selama magang, dan seluruh staf Hikmah Farm yang bersedia membantu penulis dalam mendapatkan informasi. 8. Teman magang, Lia atas kerjasama dan dukungannya.

9. Emoth dan Dito atas kerjasama dan bantuannya.

10. Ratih, Malya, Sifat, Retna, Ryan, Rela dan seluruh teman-teman Agronomi dan Hortikultura 42 atas kebersamaannya.


(18)

Yasmin, M Dewi, M Ruri, Bena, Yuni, Eka, Dewi, Susi, Uni Ren, dan Tria.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2010


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang... 4

Syarat Tumbuh Kentang ... 5

Sistem Sertifikasi Benih Kentang ... 5

Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan ... 7

Budidaya Kentang... 8

METODE MAGANG Waktu dan Tempat ... 12

Metode Pelaksanaan... 12

Pengamatan dan Pengumpulan Data... 12

Analisis Data dan Informasi... 13

KEADAAN UMUM Gambaran Umum Perusahaan... 14

Sejarah Perusahaan... 14

Sarana dan Prasarana... 15

Letak Geografi atau Letak wilayah Administratif ... 16

Keadaan Iklim dan Tanah ... 16

Luas Areal dan Tata Guna Lahan... 16

Keadaan Tanaman dan Produksi... 18

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan... 18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis... 22

Produksi Bibit kentang... 22

Pembibitan Kentang G0 ... 24

Pembibitan Kentang G1 ... 27

Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 ... 30

Pembukaan dan Persiapan Lahan... 31

Penanaman ... 32

Pemeliharaan Tanaman ... 35

Panen ... 43

Pasca Panen... 45

Pemasaran ... 47

Penanaman Umbi Kentang G4... 48

Aspek Manajerial ... 54

Asisten Mandor ... 54


(20)

Pembibitan Kentang G0 ... 57

Pembibitan Kentang G1 ... 57

Pembibitan Kentang G2 ... 58

Pembibitan Kentang G3 dan G4 ... 61

Penanaman Umbi Kentang G4... 63

Analisis Usaha Tani Kentang... 64

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 72

Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73


(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm ...17

2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan Sertifikasi Benih Kentang...23

3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang Sertifikasi Benih Kentang...24

4. Produksi Umbi Kentang G0 ...25

5. Pengkelasan Umbi Bibit G0 Berdasarkan Ukuran...27

6. Produksi Umbi Kentang G1 ...30

7. Pengkelasan Umbi Bibit G1 Berdasarkan Ukuran...30

8. Jenis dan Dosis Pupuk pada Kebun Hikmah Farm ...33

9. Jenis dan Fungsi Pestisida yang digunakan Hikmah Farm ...38

10. Produksi Umbi Kentang G2 ...44

11. Produksi Umbi Kentang G3 ...44

12. Produksi Umbi Kentang G4 ...45

13. Hasil Pemeriksaan Pembibitan Kentang G2 di Kebun Pasir Hayam...56

14. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G2...60

15. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G3 dan Kentang G4...61

16. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G0 per 200 m2...64

17. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G1 per 200 m2...66

18. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per hektar ...67

19. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G3 per 200 m2...69


(22)

Nomor Halaman 1. Struktur Organisasi Hikmah Farm ...21

2. Pola Perbanyakan Bibit Kentang ...22 3. Bagan Produksi Umbi Kentang G0...24 4. Planlet Hasil Kultur Jaringan yang akan Menghasilkan Benih G0...26 5. Pembibitan Kentang G0 di Greenhouse...26 6. Rumah Ketat Serangga Screenhouse Untuk Penanaman Umbi Kentang G0 ....28 7. Lahan Pembibitan Kentang setelah Diolah ...32 8. Lahan yang telah di pupuk dengan Pupuk Kandang, Pupuk Kimia, dan

Pupuk Hayati...33 9. Bibit Kentang Siap Tanam ...34 10. ”Gerendel” Alat untuk Membuat Jarak Tanam...35 11. Alat Power Sprayer untuk Penyemprotan Pestisida ...38 12. Tanaman Terserang Penyakit Busuk Daun (Phytopthora infestans) ...40 13. Tanaman Terserang Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) ...41 14. Tanaman Terserang Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus...41 15. Penyakit Kudis Lak pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan

(Rhizoctonia solani) ...42 16. Penyakit Busuk Kering pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan

(Fusarium spp) ...42 17. Kegiatan Pemanenan Kentang G2 ...43 18. Kemasan Penjualan Kentang Bibit...47 19. Penjualan Kentang Bibit G2, G3, dan G4 pada Tahun 2004-2006...48 20. Kemasan Kentang Konsumsi untuk Pasar Supermarket...53


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Luas Lahan, produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia

Tahun 2003-2007 ...76 2. Data Curah Hujan Pangalengan Tahun 2007-2009...76 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan di Hikmah Farm ...77 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Mandor di Hikmah Farm...79 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Kepala Kebun di Hikmah

Farm ...80 6. Kriteria Kesuaian Lahan untuk Kentang...81 7. Layout Lokasi Kebun Hikmah Farm ...82 8. Contoh Form untuk Produksi BiBit Kentang Bersertifikat...83 9. Harga Kentang Bibit G0, G1, G2, G3, dan G4 ...84 10. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Lion Superindo Tahun 2008 ...85 11. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Makro Indonesia Tahun 2008 ...85 12. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Yogya Toserba Tahun 2008...86


(24)

Latar Belakang

Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat. Produk hortikultura memiliki peranan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas yang memegang peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan serta mempunyai potensi untuk diversifikasi pangan. Menurut Samadi (2007) kentang merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Selain berfungsi sebagai sayuran, kentang adalah bahan baku untuk industri olahan makanan misalnya kentang rebus, kentang goreng, dan keripik kentang. Oleh sebab itu produksi kentang perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kentang adalah tanaman pangan utama keempat dunia, setelah gandum, jagung, dan padi. Produksi kentang di Indonesia telah berkembang dengan pesat dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara. Luas areal, hasil produksi, dan produktivitas kentang dari tahun ke tahun berfluktuasi (Lampiran 1).

Menurut Astawan (2004) produksi kentang di Eropa rata-rata mencapai 25.5 ton per hektar, sedangkan produksi kentang di Indonesia masih lebih rendah. Berdasarkan Deptan (2008) produksi kentang di Indonesia rata-rata mencapai 16.09 ton per hektar. Tingginya produksi kentang di Eropa terkait antara lain dengan pemakaian bibit yang berkualitas dan bersertifikat, teknik budidaya yang sesuai, penanganan pasca panen yang baik, serta iklim dan cuaca yang mendukung.

Rendahnya produktivitas kentang rata-rata nasional dipengaruhi antara lain oleh masih terbatasnya penggunaan bibit kentang bermutu oleh petani. Sebagian besar petani menggunakan bibit umbi kentang dari generasi berikutnya, yaitu hasil panen yang dimanfaatkan sebagai bibit. Kondisi tersebut disebabkan oleh mahalnya harga bibit kentang bermutu, sementara harga kentang konsumsi relatif


(25)

2

rendah. Selain itu, bibit kentang belum cukup tersedia di lapangan pada waktu diperlukan oleh petani (Pitojo, 2004).

Sampai saat ini jumlah pengusaha dan penangkar bibit kentang masih terbatas. Beberapa perusahaan, perguruan tinggi, dan instansi ada yang memproduksi bibit generasi vegetatif nol (G0), generasi vegetatif pertama (G1), dan generasi vegetatif kedua (G2). Terbatasnya jumlah penangkar benih kentang mengakibatkan kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Hal ini mengakibatkan budidaya kentang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga produktivitas kentang semakin rendah.

Penangkaran bibit kentang yang dilakukan di rumah kaca (greenhouse) maupun rumah ketat serangga (screenhouse) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bibit dengan kualitas dan standar mutu, seperti bibit G0 (generasi vegetatif nol) dan G1 (generasi vegetatif pertama). Menurut Prihmantoro dan Indriani (1998) fungsi dari greenhouse atau screenhouse diantaranya mencegah infeksi virus, mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit, menghindari terpaan angin kencang dan air hujan, serta mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Penangkaran bibit untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak dilaksanakan pada areal yang lebih luas (lapang) yaitu penangkaran untuk mendapatkan bibit G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan keempat) yang dilakukan di lapang.

Bibit kentang G0 diperoleh dari hasil stek mini dari kultur jaringan yang bebas virus, oleh sebab itu perlu diperbanyak untuk menghasilkan umbi G1. Bibit kentang G1 sebagai benih penjenis dibudidayakan untuk menghasilkan benih dasar yaitu kentang G2 yang akan ditanam di lapang untuk menghasilkan benih pokok (umbi G3), umbi G3 ini diperbanyak untuk menghasilkan benih sebar (umbi G4). Umbi kentang G4 didistribusikan ke petani untuk ditanam sebagai umbi kentang konsumsi.

Penangkar yang diperbolehkan untuk melaksanakan penangkaran bibit adalah lembaga penelitian, universitas, dan Balai Benih Induk kentang yang telah mampu dan diberi kewenangan, dan perusahaan swasta yang telah terakreditasi kerena memenuhi persyaratan. Hikmah Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bibit kentang dan memiliki program untuk


(26)

mengembangkan produksi bibit kentang bersertifikat. Usaha tani bibit bersertifikat merupakan program unggulan Hikmah farm di masa mendatang dan sudah dilaksanakan (Prabowo, 2005).

Tujuan

1. Mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran. 2. Mengetahui dan membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang. 3. Memperluas wawasan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dalam


(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Kentang

Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki akar serabut dengan percabangan halus, agak dangkal, dan akar adventif yang menyebar. Tanaman yang tumbuh dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak. Batang berada di atas permukaan tanah berdiri tegak, awalnya bulat dan akhirnya menjadi persegi serta bercabang jika pertumbuhannya sudah lanjut. Bentuk pertumbuhan tanaman berkisar dari kompak hingga menyebar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Menurut Samadi (2007) tanaman kentang berdaun rimbun dan terletak berselang-seling pada batang tanaman. Bentuk daun oval dengan ujung daun meruncing dan tulang-tulang daun menyirip. Warna bunga bervariasi, kuning atau ungu. Bunga tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah bunga bergantung kultivar. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji. Kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang tumbuh sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping. Sebagian batang kentang berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi kentang. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan dari stolon dan diikuti dengan pembesaran stolon. Pitojo (2004) mengemukakan bahwa stolon muncul dari ruas batang paling bawah, berwarna putih dan tumbuh di dalam tanah mendatar ke arah samping dan membentuk umbi di bagian ujungnya.

Kentang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan warna umbinya, yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning yaitu kentang yang kulit dan dagingnya berwarna kuning. Kentang kultivar ini digunakan dalam industri makanan ataupun untuk konsumsi. Beberapa kultivar yang termasuk kentang kuning diantaranya Granola, Thung, Cipanas, Patrones, dan Cosima. Kentang putih memiliki kulit dan daging berwarna putih. Misalnya kultivar Marita, Radosa, dan Donata. Sedangkan kentang merah, kulit umbi berwarna


(28)

merah dan daging umbi berwarna kuning kemerahan. Misalnya kultivar Desiree, Red Pontiac, dan Arka (Novary, 1999).

Syarat Tumbuh Kentang

Menurut Martodireso dan Suryanto (2001) tanah yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman kentang adalah tanah yang berdrainase baik, tekstur sedang, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Ketersediaan air tidak boleh kurang dari 50% kapasitas lapang. Kedalaman air tanah 15 cm dan derajat keasaman (pH) tanah yang dikehendaki adalah 5 - 6.5.

Tanah yang terlalu salin (banyak garam terlarut) dan tanah sodik (banyak kandungan Na) mengganggu pertumbuhan umbi. Tanah salin membuat akar sulit mengambil air tanah. Sedangkan tanah banyak kandungan Na menghalangi suplai air untuk tanaman. Penanaman disesuaikan dengan jenis tanaman sebelumnya. Penanaman kentang secara terus-menerus pada lahan yang sama perlu dihindari sebab dapat menularkan sumber penyakit tular tanah seperti nematoda sista kentang. Rotasi tanaman penting dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit (Ashari, 1995).

Menurut Astawan (2004) untuk daerah tropis, lingkungan yang cocok untuk budidaya tanaman kentang adalah dataran tinggi dengan ketinggian 1 000-1 300 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1 500 mm per tahun. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang adalah pada suhu 18-21oC, serta kelembaban udara 80-90 %. Data curah hujan Pangalengan tahun 2007-2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Sistem Sertifikasi Benih Kentang

Sertifikasi benih adalah pemberian sertifikat terhadap benih tanaman setelah melalui proses pemeriksaan, pengujian, dan telah memenuhi standar mutu benih untuk diedarkan. Menurut UU No. 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan UU No. 44 tentang Perbenihan Tanaman, benih yang akan diedarkan kepada pihak lain harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri Pertanian (Haluoleo, 2009).


(29)

6

Menurut Wattimena (2000) perbanyakan stek mikro dan stek mini dilakukan oleh Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang, umbi G0, G1, dan G2 oleh BBI (Balai Benih Induk) Pangalengan, Umbi G3 oleh BBU (Balai Benih Umum), dan G4 oleh penangkar benih PD. Mamin (Perusahaan Daerah Makanan dan Minuman) di Pangalengan bertindak sebagai BBU. Produksi G0 dan G1 dilakukan di dalam rumah ketat serangga sedangkan G2, G3, dan G4 dilakukan di kebun produksi. Evaluasi untuk sertifikasi hanya dilakukan untuk umbi G2, G3, dan G4. Sistem penangkar lain juga dapat memproduksi bibit apabila dapat menghasilkan bibit yang bersertifikat dan telah terakreditasi kerena memenuhi persyaratan.

Pemeriksaan dilakukan terhadap benih yang akan diperbanyak di lahan dengan dua kali pemeriksaan tanaman (umur 30-40 HST dan 40-50 HST) dan pemeriksaan umbi setelah disortir. Pemeriksaan di lapang terutama mengenai kemurnian kultivar, penyakit virus kentang, layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan hawar daun (Phytopthora infestans). Pemeriksaan umbi dilakukan terhadap penyakit busuk coklat, busuk lunak, busuk kering, hawar daun, nematoda bintil akar, kemurnian kultivar, dan kerusakan mekanis. Bibit kentang yang telah lulus pemeriksaan akan diberikan sertifikat dan label oleh BPSBTPH. Benih kentang berlabel putih adalah benih kentang G2 yang merupakan benih dasar yang telah lulus pemeriksaan. Benih kentang berlabel ungu adalah benih kentang G3 yang merupakan benih pokok yang telah lulus pemeriksaan. Sedangkan benih kentang berlabel biru adalah benih kentang G4 yang merupakan benih sebar yang telah lulus pemeriksaan (Wattimena, 2000).

Menurut Wirawan dan Wahyuni (2002) bibit bermutu dan bersertifikat mempunyai ciri-ciri bibit bersih dan terbebas dari hama dan penyakit serta kotoran seperti biji-biji dan kerikil, benih murni tidak tercampur dengan varietas lain, warna benih tidak kusam, bibit sehat, tidak keriput, ukuran normal dan seragam, kulit tidak terkelupas, dan memenuhi standar toleransi sertifikasi benih.

Menurut Samadi (2007) dalam mempersiapkan bibit, perlu dilakukan seleksi dengan kriteria tertentu agar diperoleh bibit yang berkualitas baik. Bibit yang berkualitas baik akan dapat berproduksi tinggi dan memberikan keuntungan besar. Kriteria umbi yang baik antara lain (1) umbi berasal dari tanaman sehat,


(30)

yaitu tanaman yang tidak terserang hama dan penyakit, (2) umbi sudah berumur 150-180 hari dan berukuran seragam, (3) umbi tidak cacat atau terserang hama dan penyakit, (4) umbi berukuran sedang dan memiliki 3-5 mata tunas, dan (5) berbobot 30-50 gram.

Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan

Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Bibit diperoleh dari benih yang disemaikan dalam perkembangan generatif, sedangkan dalam perkembangbiakan vegetatif bibit diartikan sebagai tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi (Wirawan dan Wahyuni, 2002).

Menurut Pitojo (2004) produksi umbi G0 diawali dengan penyediaan bahan tanam yang berupa tanaman kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman kemudian menumbuhkannya pada media dalam kondisi aseptik di laboratorium sehingga bagian tanaman tersebut memperbanyak diri menjadi tanaman yang lengkap.

Menurut Waluya (2009) planlet hasil kultur jaringan ditumbuhkan di dalam botol kultur hingga memiliki akar, batang, daun, dan tunas. Setelah tumbuh menjadi tanaman lengkap, planlet dicuci bersih dengan air yang sudah dimasak secara perlahan sampai semua agar-agar sudah tidak ada pada akar planlet, setelah itu planlet di rendam pada larutan Dithane/benlate 1 g/L + Agrept 1 g/L selama 10 menit, larutan tersebut berfungsi sebagai bakterisida dan fungisida. Kegiatan selanjutnya adalah aklimatisasi.

Aklimatisasi adalah proses pemindahan planlet dari lingkungan yang terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu, cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof. Media yang dapat digunakan yaitu arang sekam yang sudah disterilkan kemudian dibasahi sampai jenuh dengan air steril. Lalu planlet ditanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat agar bibit tidak membusuk.

BPTP (2008) menyatakan setelah aklimatisasi, tanaman kentang di stek bagian pucuk daunnya untuk bahan stek mini. Stek mini dilakukan dengan memotong 1-2 daun per tanaman. Stek mini ditanam di bak bedengan. Setelah berumur 3 minggu tanaman dapat di stek. Kemudian stek ditanam di bedengan dengan jarak tanam 5 cm x 10 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah


(31)

8

lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Setelah 3 minggu tanaman induk di stek kembali hingga 3 kali selama pertumbuhan. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 110 hari. Umbi hasil panen disortir dan disimpan di gudang penyimpanan. Setelah umbi bertunas, umbi ditanam di lapang untuk menghasilkan umbi G1.

Pitojo (2004) mengemukakan penangkaran benih sumber generasi pertama dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse). Lahan yang digunakan untuk penangkaran benih diolah secara sempurna dan dilakukan sterilisasi tanah untuk memutus siklus fungi. Sterilisasi menggunakan fungisida Basamid dengan dosis 40 g/m2. Tanah diaduk dan dicangkul kemudian ditutup dengan mulsa plastik. Sebelum penanaman, mulsa dibuka dan di atas bedengan ditabur insektisida Rhodocap 10 G dengan dosis 1 kg/100 m2.

Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 200 kg dan untuk pupuk organik terdiri dari 4 kg ZA, 6 kg TSP, dan 2 kg KCl untuk setiap 100 m2 lahan. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan, penyiangan gulma, serta pembumbunan (Pitojo, 2004).

Pengairan dilaksanakan seminggu sekali untuk menjaga kelembaban tanah. Kegiatan penyiangan dilakukan apabila rumput mulai terlihat tumbuh di areal penanaman. Pembumbunan dilakukan dua kali. Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan pembumbunan kedua dilaksanakan dua minggu berikutnya (Samadi, 2007).

Kegiatan pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 90 HST. Kentang yang dihasilkan merupakan bibit kentang G2 yang bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G3. Bibit G3 apabila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 yang akan diproduksi oleh petani. Secara umum teknik budidaya kentang G2, G3, dan G4 sama dengan budidaya kentang G1, hanya saja penangkaran bibit G2, G3, dan G4 dilakukan di lapang (Sinar Tani, 2009).

Budidaya Kentang

Umbi bibit yang banyak dipakai untuk pembibitan kentang umumnya berbobot 30-50 gram, yang berumur 150-180 hari, memiliki 3-5 mata tunas. Penanaman umbi dapat dilakukan dengan pembelahan atau tidak. Pemotongan


(32)

umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/liter) Prabowo (2007).

Kegiatan yang dilakukan dalam budidaya kentang yang pertama kali yaitu pengolahan tanah. Sisa tanaman dan rumput dibersihkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul. Tanah yang telah dicangkul selanjutnya dibuat bedengan. Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan secara merata di atas bedengan dengan dosis 15-20 ton/ha. Pupuk anorganik yang dibutuhkan yaitu 200 kg/ha Urea, 150 kg/ha ZA, 300 kg/ha SP-36, dan 100 kg/ha KCl. Pemberian pupuk anorganik bersamaan dengan pupuk kandang. Kemudian pupuk ditimbun tanah dan dicangkul hingga merata (Prabowo, 2007).

Kegiatan pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan, pembumbunan dan pemupukan pertama yaitu saat tanaman berumur 30 HST, sedangkan untuk pembumbunan dan pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 HST. Pembumbunan dilakukan yang terlambat dilakukan mengakibatkan tanaman rebah, perkembangan stolon terganggu, dan sebagian umbi tidak tertutup tanah (Pitojo, 2004).

Menurut Williams et al. (1993) selama pertumbuhan, tanaman kentang rentan terhadap hama dan penyakit. Beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai antara lain adalah hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella), kutu daun (Aphis gossipii), penyakit hawar basah (Phytophthora infestans), penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan busuk Kering (Fusarium spp).

Hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella) menyebabkan timbulnya alur-alur gerekan bekas luka dimakan larva. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penerapan kultur teknis, rotasi tanaman, serta memusnahkan umbi yang sakit. Kutu daun (Aphis gossipii) menyerang tanaman dengan mengisap cairan daun muda sehingga perkembangan tanaman tidak normal. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida (Pitojo, 2004).


(33)

10

Menurut Semangun (2007) penyakit hawar basah (Phytophthora infestans) menimbulkan bercak basah pada daun hingga berubah menjadi coklat sampai hitam dan akhirnya membusuk, bagian bawah daun yang terinfeksi terdapat serbuk putih yang mengandung spora. Pengendalian dari penyakit ini diantaranya menggunakan bibit yang sehat saat penanaman, pergiliran tanaman, serta penyemprotan pestisida. Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) menyebabkan tanaman layu sebagian atau keseluruhan. Cara pengendaliannya adalah menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman (rotasi tanaman), dan membuang tanaman yang layu.

Busuk Kering (Fusarium spp) menyebabkan bercak-bercak berlekuk warna coklat tua pada umbi, umbi menjadi kering, berkerut, dan mengeras. Cara pengendaliannya adalah kegiatan panen dilakukan secara hati-hati jangan sampai melukai umbi serta penanaman menggunakan umbi yang sehat (Semangun, 2007).

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan rotasi tanaman dengan tanaman selain dari famili Solanacearum, mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, dan pemberian pestisida dengan jenis dan dosis yang berbeda bergantung hama dan penyakit yang menyerang (Pracaya, 2003).

Menurut Samadi (2007) kentang dipanen apabila daun-daun tanaman telah berubah menjadi kuning bukan karena serangan penyakit, batang tanaman mengering dan menguning, serta kulit umbi melekat dengan daging umbi dan tidak mengelupas apabila ditekan. Martodireso dan Suryanto (2001) mengemukakan bahwa panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur tiga setengah bulan. Alat panen yang digunakan antara lain cangkul dan garpu atau tangan. Panen dilakukan dengan hati-hati agar umbinya tidak terbelah karena cangkul. Umbi yang telah dipanen dibiarkan beberapa saat di lapangan, sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering dan terlepas dari kulit umbi.

Pasca panen yang harus diperhatikan adalah sortasi, pembersihan, pengemasan, pengangkutan, dan pengolahan hasil. Tujuan dari pasca panen antara lain agar tanaman yang telah dipanen tetap baik mutunya, agar menjadi lebih menarik, agar dapat memenuhi standar perdagangan, agar selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukan, serta agar


(34)

sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau dipasarkan dengan kualitas yang tetap terjamin (Rahardi et al., 1993).


(35)

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan di lapang secara langsung selama 4 bulan terkait dengan budidaya tanaman kentang. Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data dari arsip di perusahaan. Pada dua bulan pertama kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti seluruh kegiatan di lapang dan melaksanakan pekerjaan sesuai kegiatan kebun. Pada dua bulan berikutnya melakukan kegiatan terkait dengan aspek manajerial.

Kegiatan budidaya kentang meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen, dan pasca panen. Kegiatan manajerial yang dilakukan meliputi mengawasi karyawan dalam kegiatan budidaya dan pasca panen kentang, menentukan kebutuhan tenaga kerja, menghitung prestasi kerja pekerja, menentukan daerah yang akan dilakukan pengolahan tanah, daerah yang akan dilakukan pemupukan, daerah yang akan dilakukan penyiangan gulma serta daerah yang akan dipanen. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyusun rencana kerja dan melaksanakan rencana kerja yang telah disusun. Prestasi kerja selama menjadi karyawan, asisten mandor, dan asisten kepala kebun dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 5.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh melalui pengambilan


(36)

data di lapang dengan mengikuti kegiatan serta pengamatan dan pencatatan langsung, diskusi dengan pekerja, mandor, maupun kepala kebun.

Data sekunder digunakan untuk melengkapi informasi di lapang, diperoleh dari arsip laporan manajemen di kantor administrasi kebun maupun studi pustaka. Data sekunder yang dikumpulkan adalah keadaan umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, letak geografi, layout lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal, produksi dan produktivitas tanaman, serta struktur organisasi kebun dan ketenagakerjaan.

Kegiatan yang dilakukan di lapang meliputi :

• Produksi Bibit Kentang

Mengikuti kegiatan produksi bibit kentang yang diawali dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPSBTPH. Mulai dari pemeriksaan pendahuluan sampai pemeriksaan pasca panen kentang.

• Pembibitan Kentang G0 (generasi vegetatif nol)

Melakukan kegiatan teknik penanaman planlet (tanaman yang berasal dari hasil kultur jaringan) di greenhouse.

• Pembibitan Kentang G1 (generasi vegetatif pertama)

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G0 di screenhouse.

• Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan keempat)

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G1, G2, dan G3 di lapang.

• Penanaman Umbi Kentang G4

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G4 di lapang.

• Perbedaan Hasil Panen

Melakukan kegiatan menghitung hasil panen pembibitan kentang yang dilakukan di lapang yaitu pembibitan kentang G2, G3, dan G4.

Analisis Data dan Informasi

Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari seluruh kegiatan yang terkait teknik budidaya di lapang. Sedangkan metode kuantitatif disajikan dengan menyajikan data yang diperoleh dengan rataan dan persentase.


(37)

KEADAAN UMUM

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan sebuah perusahaan keluarga yang mengusahakan tanaman hortikultura dengan komoditas utama kentang. Perjalanan Hikmah Farm dimulai dari H. Adung yang dahulu anak petani kentang di Pangalengan yang memiliki lahan usaha yang cukup luas. Setiap hari H. Adung pergi ke sawah diajarkan oleh ayahnya menjadi petani kentang. H. Adung membantu ayahnya untuk memandori dan mengawasi kegiatan penanaman dan perawatan yang dilakukan sejumlah petani di lahan kentang tersebut. H. Adung mempelajari dan mengetahui cara budidaya kentang, sampai akhirnya pada tahun 1962 mempunyai lahan seluas 11 tumbak (1 tumbak = 16 m2). Lahan tersebut ditanamikentang varietas Marita sebanyak 14 kg.

Hasil panen dari kentang tersebut ternyata bagus sehingga dari tahun ke tahun H. Adung bisa memanen dengan baik dan bisa membeli lahan baru. Tahun 1967 KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) memberi pinjaman kepada H. Adung untuk menambah permodalan dan meningkatkan skala usaha.

Usahanya berkembang hingga menguasai pasca panen dan pemasaran. Pemasaran pertama kali adalah di pasar tradisional Pangalengan dan Bandung. Namun dalam mengusahakannya dalam beberapa tahun jangkauan pasar bertambah yaitu Sukabumi dan pasar Senen Jakarta.

Permintaan pasar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun maka pada tahun 1982 H. Adung mendirikan perusahaan dagang yang bernama PD. Hikmah yang dikelola bersama istri dan anak-anaknya. Perusahaan ini masih tetap membudidayakan tanaman kentang dengan granola sebagai varietas utamanya.

Pada tahun 1986 PD Hikmah mendapat tawaran kerjasama dengan PT Indofood dalam pengadaan bahan baku bibit kentang. Ada pula tawaran untuk memasok bibit kentang ke PT Indokerti Prima Subur. Selain itu juga memasarkan ke sejumlah perusahaan pengolahan lainnya.

Pada tahun 1995 PD Hikmah mulai menjual bibit kentang setelah melakukan kerjasama operasi dengan PTPN VIII sehingga luas lahan cukup


(38)

memadai untuk pembibitan. Seiring dengan berubahnya iklim bisnis kentang di Pangalengan dan Indonesia umumnya, serta berubahnya manajemen dan strategi bisnis dari PD Hikmah dan PT Indofood, kontrak kemitraan ini sudah tidak berjalan lagi sejak tahun 2002.

PD Hikmah terdaftar sebagai produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II / 2003. PD Hikmah memproduksi, memproses, dan memasarkan bibit kentang yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan petani kentang seluruh Indonesia dan untuk ekspor. Pada tahun 2005 PD Hikmah berubah nama menjadi Hikmah Farm sebagai bentuk pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi di dalam usaha agribisnis. Sekarang perusahaan ini dikelola oleh anak-anaknya dan H. Adung bertindak sebagai presiden direktur.

Sarana dan Prasarana

Hikmah Farm sebagai perusahaan yang besar dengan lahan operasional kurang lebih 147 ha dan semuanya terletak di kabupaten Bandung. Hikmah Farm ditunjang dengan sarana dan prasarana dalam usahanya, antara lain :

- Perkantoran : Kantor pusat Hikmah Farm terletak di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke arah Selatan Bandung.

- Gudang : Gudang biru (kentang bibit), gudang kuning (kentang bibit), gudang selatan dan retail (kentang konsumsi), dan gudang hitam (kentang bibit G0 dan G1).

- Greenhouse (GH): GH 1 (200 m2), GH 2 (200 m2), GH 3 (500 m2), dan GH 4 (900 m2).

- Screenhouse (SH): SH 1 (165 m2), SH 2 (200 m2), SH 3 (94 m2), SH 4 (400 m2), SH 5 (300 m2), SH 6 (280 m2), dan SH 7 (200 m2).


(39)

16

Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif

Lokasi perkebunan Hikmah Farm secara geografis terletak pada 7° 06’-7° 31’ LS dan 107° 49’-107° 64’ BT dan berada pada ketinggian 1 200-1 700 meter di atas permukaan laut. Kantor pusat Hikmah Farm terletak di

Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke arah Selatan Bandung, yang beralamatkan di Jl. PTPN VIII Kertamanah km 1 Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Batas-batas wilayah lokasi Hikmah Farm Pangalengan yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cimaung, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kertasari.

Keadaan Iklim dan Tanah

Hikmah Farm terletak pada daerah yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kentang. Curah hujan tahunan berkisar 2 555 mm/tahun. Suhu udara minimum berkisar 11 °Cdan suhu udara maksimum 27 °C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 °C dan lebih dari 30 °C. Pangalengan memiliki topografi lahan datar sampai berombak. Jenis tanahnya adalah andosol coklat kehitaman dengan struktur tanah lempung berliat sampai lempung berdebu dengan pH berkisar antara 5-6.5. Tanah Andosol terbentuk dari pelapukan materi vulkanik dari gunung api. Tanah ini subur dengan warna coklat kehitaman yang remah. Faktor iklim, ketinggian, dan kondisi tanah yang drainasenya baik membuat tanaman kentang dapat berkembang dengan baik. Kriteria kesesuaian lahan penanaman kentang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas lahan pertanaman kentang yang dikelola Hikmah Farm adalah 147.4 ha (Tabel 1). Kegiatan produksi yang dilakukan antara satu kebun dengan kebun lainnya berbeda. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengadakan pemanenan dengan waktu yang berbeda pula sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar secara berkesinambungan.


(40)

Tabel 1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm

No Lokasi Luasan (ha)

1 Ciarileu 31.0

2 Cikole 13.0

3 Gambung 27.0

4 Kiara Jeuntas 16.0

5 Legok Bako 2.0

6 Pajaten 33.5

7 Purbasari 16.7

8 Sukamenak 8.2

Total 147.4

Meskipun letak dan jarak antara satu kebun dengan kebun lain berjauhan, namun setiap kebun dilengkapi dengan fasilitas umum seperti radio monitor agar memudahkan bertelekomunikasi satu sama lain, selain itu bagi para pekerja juga disediakan alat transportasi mobil truk untuk mengantarkan dan menjemput pekerja apabila bekerja di lahan yang jauh.

Layout lokasi kebun Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 7. Hikmah Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan beberapa pemilik lahan pada sebagian kebun. Kerjasama tersebut merupakan sistem sewa, sehingga luas lahan tanaman bervariasi setiap tahunnya. Beberapa lahan sudah dikembalikan kepada PTPN dan ada juga yang luasannya ditambah.

Beberapa kebun memiliki topografi dan lingkungan tumbuh berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya perlakuan yang berbeda pada setiap kebun, tetapi secara umum teknik budidayanya tidak jauh berbeda antar satu lahan dengan lahan lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kesuburan tanah supaya dapat digunakan terus menerus untuk budidaya kentang, memberikan pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman, mengendalikan pertumbuhan gulma, mencegah serangan hama dan penyakit, dan mengadakan kegiatan panen pada waktu yang tepat.

Lahan yang akan digunakan untuk penanaman kentang harus dirotasikan dengan tanaman selain famili Solanaceae. Rotasi tanaman bertujuan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman kentang yang ada pada lokasi


(41)

18

tersebut selain itu juga untuk menjaga kesuburan tanah. Kesuburan tanah ini dapat terjaga karena kebutuhan setiap tanaman akan zat hara berbeda-beda. Hikmah Farm melakukan teknik rotasi tanaman dengan menanam wortel, jagung, atau kubis. Setelah tanaman rotasi dipanen lahan tersebut diberakan selama satu bulan sebelum ditanami kentang.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Hikmah Farm membudidayakan tanaman kentang kultivar Granola, Atlantik, dan Pinky. Kentang kultivar Granola mempunyai ciri antara lain kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning, umbi berbentuk oval, dan umur panen antara 100-120 HST. Kentang ini digunakan sebagai kentang konsumsi dan dijual sebagai bibit. Kentang kultivar Atlantik,kulit dan daging umbinya berwarna putih dengan umur panen sekitar 90-105 HST serta menghasilkan umbi berukuran besar. Kentang ini digunakan untuk kentang goreng (french friesh), sebab mutu hasil goreng bagus (tidak mudah gosong). Kentang kultivar Pinky, kulit umbinya berwarna merah dan daging umbi berwarna kuning kemerah-merahan dengan umur panen sekitar 100 HST. Kentang ini digunakan untuk campuran masakan. Penanaman kentang semua kultivar menggunakan bibit yang telah mengalami masa dormansi selama 3-4 bulan dan sudah tumbuh 3-4 mata tunas dengan tinggi tunas 1-2 cm.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Sebagai sebuah perusahaan keluarga, kekuasaan tertinggi Hikmah Farm berada pada seorang presiden direktur yang mengelola dan mengawasi jalannya perusahaan. Presiden direktur membawahi Direktur Administrasi & Keuangan, Direktur Personalia, Direktur Produksi, dan Direktur Pemasaran (Gambar 1).

Direktur administrasi dan keuangan bertugas merencanakan dan mengatur keuangan perusahaan, mengusahakan penerimaan dan pengeluaran uang tunai, dan merencanakan sumber-sumber dana yang menguntungkan bagi perusahaan yang dibantu oleh manajer keuangan serta staf administrasi dan keuangan yang merencanakan dan membuat laporan keuangan dan pembukuan beserta stafnya. Staf administrasi dan keuangan berjumlah 3 orang.


(42)

Pengelolaan terhadap pengembangan sumberdaya manusia merupakan tanggungjawab direktur personalia yang dibantu stafnya seperi dalam menentukan kebutuhan jumlah karyawan, proses penerimaan karyawan baru, seleksi, penempatan, serta penilaian kerja. Staf bagian humas dan personalia berjumlah 3 orang.

Direktur pemasaran bertugas mengkoordinir semua kegiatan perusahaan baik pembelian maupun penjualan, menentukan syarat-syarat pembelian, menentukan standar harga, dan merencanakan pasar baru atas hasil produksi. Tugas direktur ini dibantu oleh manajer pemasaran dan menajer pengembangan bisnis dalam operasi pemasaran dan pengembangan usaha. Staf pemasaran dan pengembangan bisnis membantu manajer dalam melakukan kegiatan penjualan harian dan pengaturan distribusi. Staf pemasaran dan pengembangan bisnis berjumlah 4 orang.

Direktur produksi bertugas mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan, mengadakan hubungan dengan pihak luar yang berhubungan dengan hasil produksi perusahaan, menentukan jenis produksi, menentukan jadwal kegiatan tanam, dan menentukan kebijakan operasional pelaksanaan budidaya di lapang. Direktur produksi membawahi manajer penelitian dan manajer areal. Manajer penelitian dibantu staf penelitian dalam melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pengembangan usaha. Staf penelitian berjumlah 2 orang. Manajer areal bertugas melakukan kegiatan produksi di setiap arealnya dan bertanggung jawab terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Manajer areal membawahi beberapa kepala kebun.

Kepala kebun dibantu oleh mandor kebun dan mandor pestisida. Tugas kepala kebun yaitu mengkoordinir semua kegiatan masing-masing kebun, dan membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan. Selain itu membuat laporan mingguan yaitu laporan modal kebun dan laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan, sedangkan laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan.

Tugas dari mandor kebun adalah mengawasi dan membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang, mengamati perkembangan tanaman, dan membuat laporan kegiatan harian karyawan. Mandor pestisida bertugas


(43)

20

menentukan luas areal yang disemprot, pestisida yang dipakai, jenis, dosis, dan volume yang digunakan.

Tenaga kerja yang ada di Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang bekerja secara tetap di kantor Hikmah Farm. Tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja harian serta borongan. Upah untuk pekerja borongan rata-rata lebih tinggi dari pada upah pekerja harian. Sistem borongan dilakukan untuk mempercepat pekerjaan. Pekerja borongan lebih mengejar target sehingga menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat untuk mendapatkan upah yang lebih besar. Hikmah Farm memberlakukan sistem rotasi pekerja atau pertukaran dan penambahan pekerja antar kebun apabila terjadi kekurangan pekerja di setiap kebun. Biasanya pekerja membawa peralatan kerja sendiri-sendiri. Tenaga kerja merupakan penduduk daerah sekitar kebun. Jumlah karyawan kebun kurang lebih 790 orang.

Hari kerja karyawan kebun adalah 6 hari dengan hari libur Jum’at. Namun ada kebun yang tetap masuk pada hari Jum’at namun jam kerjanya hanya sampai pukul 10.00 WIB. Pekerja ini tetap masuk sebab lokasi kebunnya lebih dekat. Waktu kerja di kebun selama 5.5 jam per hari dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB dengan istirahat selama setengah jam per harinya yaitu pukul 09.00 WIB. Karyawan kantor waktu kerjanya mulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB dengan hari libur bergilir dalam satu bulan. Waktu istirahatnya dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.

Gaji karyawan kebun biasanya dihitung per bulan. Pekerja harian wanita sebesar Rp 8 500 per hari, sedangkan pekerja harian pria sebesar Rp 9 500 per hari. Biaya lembur diberikan Rp 2 000 per jam. Tenaga kerja wanita lebih banyak dari pada pria dengan persentase 60 % wanita dan 40 % pria.


(44)

Presiden Direktur

Auditor Internal

Dir. Adm. & Keuangan Dir. Personalia Dir. Produksi Dir. pemasaran

Staf Humas Manajer Penelitian Manajer Pemasaran

Staf Personalia Staf Pemasaran

Manajer Keuangan

Staf. Penelitian Manajer Pengemb. Bisnis Staf. Keuangan

Manajer Areal Staf. Pengemb. Bisnis

Staf. Administrasi

Kepala Kebun

Mandor Kebun Mandor Pestisida

Karyawan


(45)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu kegiatan budidaya tanaman kentang yang secara umum hampir sama seperti budidaya tanaman lain. Dimulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan penanaman, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Selain itu juga dilakukan kegiatan pemasaran kentang.

Produksi Bibit kentang

Hikmah Farm memproduksi bibit kentang dari generasi nol (G0) sampai generasi keempat (G4). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi (Gambar 2), dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara stek. Hasil dari stek kentang yang ditanam merupakan umbi G0 (generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama), tahap perbanyakan selanjutnya adalah umbi kentang kelas G2 (generasi vegetatif kedua). Setelah menghasilkan umbi G3 (generasi vegetatif ketiga) maka diperbanyak dan menghasilkan umbi G4 (generasi vegetatif keempat).

Planlet (tanaman kultur jaringan)

Umbi G0

Umbi G1

Umbi G2

Umbi G3

Umbi G4


(46)

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Bibit kentang bermutu merupakan syarat utama pada budidaya kentang. Produksi kentang yang tinggi hanya dapat dicapai melalui bibit kentang bermutu. Bibit kentang bermutu adalah bibit yang telah bersertifikat (Wattimena, 2000).

Pelaksanaan sertifikasi benih dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama yaitu kelayakan sejarah lahan untuk dilakukan penangkaran bibit serta tanaman yang pernah ditanam sebelum penanaman kentang.

Tahap pemeriksaan yang kedua adalah pada masa penanaman yang dilakukan tiga kali yaitu saat tanaman berumur 30-40 HST (Hari Setelah Tanam), 40-50 HST, dan saat berumur 60-70 HST. Pemeriksaan yang dilakukan di lapang meliputi penyakit yang menyerang tanaman. Pihak pengawas benih memeriksa setiap kebun dengan mengambil sampel kurang lebih 1 000 tanaman dari setiap hektar.

Pemeriksaan umbi merupakan tahap pemeriksaan setelah umbi disortasi dan grading. Pengawas bibit akan memeriksa kurang lebih 1 000 butir umbi secara acak dari setiap lot umbi. BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus pemeriksaan. Sertifikat diberikan untuk lot bibit yang lulus pemeriksaan sedangkan label dikeluarkan setelah sertifikat diberikan. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal pemasangan label (Lampiran 8). Benih dasar (G2) berlabel putih, benih pokok (G3) berlabel ungu, dan benih sebar (G4) berlabel biru. Batas toleransi pemeriksaan lapang dan umbi kentang bersertifikasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapang Sertifikasi Benih Kentang

Faktor Benih G2 Benih G3 Benih G4

Isolasi (minimal) 10 m 10 m 10 m

Virus (maksimal) 0.1 % 0.5 % 2 %

Layu bakteri 0.5 % 1 % 1 %

Busuk daun, penyakit lain 10 % 10 % 10 %

CVL (campuran varietas lain) 0 % 0.1 % 0.5 %


(47)

24

Tabel 3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang Sertifikasi Benih Kentang

Faktor Benih G2

(%)

Benih G3 (%)

Benih G4 (%)

Busuk coklat dan busuk lunak (maksimal) 0.3 0.5 0.5

Common scab, black scurf, powdery scab, late blight (infeksi ringan) (maksimal)

3 5 5

Busuk kering (maksimal) 1 3 3

Penggerek umbi (maksimal) 3 5 5

Nematoda bintil akar (infeksi ringan) (maksimal)

3 5 5

CVL (maksimal 0 0.1 0.5

Kerusak mekanis, serangga atau hewan kecil 3 5 5

Sumber : BPSBTPH, 2003

Pembibitan Kentang G0

Produksi umbi G0 diawali dengan penyediaan bahan tanam yang berupa tanaman kultur jaringan untuk diperbanyak (Gambar 3).

Tanaman Kultur Jaringan

Aklimatisasi

Produksi Stek Mini

Tanam

Umbi G0

Gambar 3. Bagan Produksi Umbi Kentang G0

Tanaman kultur jaringan kentang (Gambar 4) diperoleh dari Balitsa

dengan harga Rp 25 000 per botol, dalam satu botol terdapat 12 sampai 14 tanaman. Tanaman tersebut dicuci kemudian dipotong menjadi 1-2 buku per tanaman, sehingga menghasilkan 3-5 potong dalam satu tanaman. Kemudian dilakukan aklimatisasi dengan menanam bagian tanaman dalam bak plastik yang


(48)

berisi media arang sekam dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm. Arang sekam mempunyai sifaf porous (berpori-pori), tidak kotor, dan cukup menahan air.

Aklimatisasi merupakan kegiatan untuk mengadaptasikan planlet dari kondisi terkendali ke lingkungan lapang yang kondisinya tidak terkendali (Zacky, 2009). Aklimatisasi dilakukan selama 3 minggu di greenhouse. Setelah aklimatisasi, tanaman kentang di stek bagian pucuk daunnya untuk bahan stek mini. Stek mini dilakukan dengan memotong 1-2 daun per tanaman. Stek mini ditanam di bak bedengan dengan ukuran 1.5 m x 16 m dengan jarak tanam (5 cm-10 cm) x (5 cm - 10 cm). Stek mini dapat di stek kembali sampai 2 bulan. Setelah 5-6 bulan dari perhitungan terakhir stek mini, umbi mini kentang G0 dipanen.

Jumlah populasi dari stek mini yang ditanam dalam setiap bak bedengan sebanyak 2 400 tanaman. Terdapat 6 bak bedengan dalam greenhouse, sehingga jumlah tanaman sebanyak 14 400 tanaman. Hama dan penyakit yang menyerang dalam setiap bak bedengan masing-masing adalah 37.5 %, 43.75 %, 18.75 %, 50 %, 25 %, dan 50 %. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak 7 umbi, sehingga menghasilkan 63 000 umbi dalam setiap greenhouse. Tabel 4 merupakan produksi umbi kentang pada pembibitan G0.

Tabel 4. Produksi Umbi Kentang G0

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi)

L (> 60) 10 15 750

M (31-60) 25 31 500

S (21-30) 20 18 900

SS (<20) 20 18 900

Afkir dan Busuk 15 9 450

Umbi mini yang dihasilkan dipanen dan dikering anginkan selama beberapa hari, kemudian diperlakukan dengan fungisida sebelum disimpan di tempat yang kering sekitar 2-3 bulan. Setelah umbi bertunas kemudian ditanam di lapang untuk menghasilkan umbi G1 (Purwito dan Wattimena, 2008).


(49)

26

Gambar 4. Planlet Hasil Kultur Jaringan yang akan Menghasilkan Benih G0 Setiap 3 kali sehari tanaman disiram menggunakan sprinkler dengan sistem drip irrigation fertigation, yaitu memberikan unsur hara bersamaan dengan pengairan. Unsur hara yang diberikan yaitu Multigrand-K dengan dosis 30 gram per 200 m2 dengan volume semprot 12 liter. Penyiangan gulma dilakukan apabila terdapat rumput atau gulma yang tumbuh. Kegiatan ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu perakaran mengingat jarak tanam yang sempit. Jika terdapat tanaman yang layu atau berwarna kuning harus segera dicabut dan disulam dengan stek yang baru. Pembibitan kentang G0 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pembibitan kentang G0 di Greenhouse

Hasil panen umbi kentang G0 dikumpulkan dan disimpan ke gudang. Di gudang penyimpanan umbi kentang disortasi dan grading menurut ukuran (Tabel 5).


(50)

Tabel 5. Pengkelasan Umbi Bibit G0 Berdasarkan Ukuran

Kelas umbi Ukuran (gram)

L (besar) > 60

M (sedang) 31-60

S (kecil) 21-30

SS (sangat kecil) <20

Sumber : Hikmah Farm, 2009

Umbi yang telah disortir dan grading disimpan dalam cool storage. Ruang pendingin ini berfungsi untuk memperpanjang umur simpan bibit kentang. Umbi disimpan pada suhu 17-20 0C. Bibit yang disimpan di ruang pendingin setelah panen, masa dormansinya semakin panjang. Sebelum dimasukkan dalam cool storage (ruang pendingin), umbi disemprot pestisida menggunakan knapsack sprayer, diantaranya Probox (30 gram), Score (15 ml), Alika (15 ml), dan Previcur (30 ml) dengan volume semprot 14 liter.

Menurut Novary (1999) penyimpanan pada suhu rendah dilakukan dalam lemari es dengan suhu 5-8 0C. Penyimpanan cara ini mampu menghambat kegiatan respirasi dan metabolisme umbi, proses penuaan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan oleh bakteri dan kapang, serta proses pertumbuhan yang tak dikehendaki seperti tumbuhnya tunas.

Kegiatan sortasi umbi dilakukan selama penyimpanan atau jika ada pesanan dari pembeli. Rata-rata umbi kentang G0 dijual dengan harga Rp 2 500 per umbi. Namun jika ukurannya lebih kecil maka bisa kurang dari Rp 2 500 per umbi.

Pembibitan Kentang G1

Bibit kentang yang digunakan untuk menghasilkan kentang G1 adalah bibit kentang G0. Penanaman kentang G0 dilakukan di Rumah Ketat Serangga (screenhouse) (Gambar 6). Media yang digunakan untuk menanam adalah media tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan dicangkul dan disterilkan. Sterilisasi yang dilakukan adalah menggunakan fungisida yaitu Basamid dengan dosis 40 g/m2 dan bahan aktif Dazomet 98 %. Pemberiannya dengan cara ditabur di atas bedengan kemudian diaduk dengan cangkul sampai merata.


(51)

28

Gambar 6. Rumah Ketat Serangga (Screenhouse) untuk Pembibitan Kentang G1 Bedengan ditutup dengan mulsa plastik dan dibiarkan selama satu sampai dua minggu. Setelah mulsa plastik dibuka, bedengan diberi pupuk kandang campuran sekam dan kotoran ayam dengan perbandingan 2 : 1, dengan dosis 280-360 kg per 200 m2. Kemudian tanah dicangkul sampai pupuk merata. Menurut Umboh (2000) sebelum diberi mulsa tanah perlu diolah. Pertama-tama tanah dibersihkan lalu digemburkan. Penggemburan tanah ditujukan untuk perbaikan sistem aerasi tanah.

Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Pembuatan lubang tanam menggunakan kayu berbentuk seperti garpu berukuran 20 cm atau tugal kayu. Umbi yang ditanam adalah umbi yang telah bertunas 1-3 cm dengan mata tunas menghadap ke atas. Selanjutnya umbi ditutup dengan tanah dan diratakan.

Penyiangan gulma dilakukan bila rumput sudah tumbuh di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dilakukan secara manual dengan mencabut dan membuang tanaman penganggu dan dilakukan secara hati-hati agar tidak terkena perakaran tanaman kentang. Pengairan dilaksanakan seminggu sekali untuk menjaga kelembaban tanah. Pengairan dilakukan dengan cara irigasi sprinkler. Menurut Jumin (2008) pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam tanah, karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman. Kekurangan air akan menggangggu aktivitas fisiologi maupun morfologi sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.

Kegiatan pembumbunan tanah dilakukan dua kali. Pembumbunan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Pemupukan susulan


(52)

menggunakan pupuk kelelawar dengan dosis 16 kg per m2. Pupuk susulan lain yaitu Ponska. Pupuk Ponska diberikan dengan dosis 2 kg per m2. Ketinggian tanah bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35-45 HST dengan cara yang sama pada pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

Kegiatan roguing bertujuan untuk membuang tanaman yang tumbuh abnormal atau terserang hama dan penyakit. Roguing dilakukan sejak awal penanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer. Terdapat tiga kriteria umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST, tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur 60-95 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman sangat muda membutuhkan larutan unsur hara Multigrand-K sebanyak 30 gram dengan volume semprot 12 liter setiap 200 m2.

Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST) membutuhkan campuran pestisida Aminil, Acrobat, Alika, dan Aquarez masing-masing 40 gram, 4 gram, 10 ml, dan 4 ml dengan volume semprot 20 liter setiap 200 m2.

Penyemprotan tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-95 HST). Tanaman umur ini membutuhkan campuran pestisida Equation sebanyak 8 gram, Agrifos sebanyak 40 ml, dan Aquarez sebanyak 4 ml dengan volume semprot 16 liter per 200 m2.

Pemanenan kentang dilakukan pada saat tanaman berumur 97-100 HST. Tanaman kentang yang siap dipanen ciri-cirinya daun dan batang sudah mengering, kulit umbi telah melekat sempurna pada daging dan tidak mudah terkelupas saat ditekan.

Jumlah populasi dari penanaman bibit kentang G0 dalam setiap bedengan sebanyak 660 tanaman. Terdapat 6 bedengan dalam schreenhouse, sehingga jumlah tanaman sebanyak 3 960 tanaman. Daya tumbuh tanaman kentang G1 dalam setiap bedengan masing-masing adalah 87.5 %, 87.5 %, 68.75 %, 87.5 %,


(53)

30

75 %, dan 84.25%. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak 10 umbi, sehingga menghasilkan 32 175 umbi dalam setiap schreenhouse. Tabel 6 merupakan produksi umbi kentang pada pembibitan G1.

Tabel 6. Produksi Umbi Kentang G1

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi)

XL (> 120) 5 1 608

L (91-120) 20 6 435

M (61-90) 25 8 043

S (30-60) 30 9 652

SS (<30) 10 3 217

Afkir dan Busuk 10 3 217

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan grading. Bibit yang disortasi dan grading berdasarkan ukuran terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengkelasan Umbi Kentang Bibit G1 Berdasarkan Ukuran

Kelas Umbi Ukuran (gram)

XL (paling besar) > 120

L (besar) 91-120

M (sedang) 61-90

S (kecil) 30-60

SS (sangat kecil) <30

Sumber : Hikmah Farm, 2009

Umbi yang telah disortasi dan grading disimpan di gudang. Kegiatan sortasi dan grading dilakukan 3-4 kali sampai dilakukan pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH untuk sertifikasi benih.

Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4

Bahan tanam yang digunakan untuk menghasilkan bibit kentang G2 adalah umbi kentang G1. Pembibitan ini dilakukan di lapang tidak menggunakan


(54)

1. Pembukaan dan Persiapan Lahan a) Pengolahan tanah

Pengolahan tanah yang dilakukan adalah secara konvensional yaitu menggunakan cangkul. Hal ini dikarenakan letak lahan yang berada pada daerah lereng gunung sehingga tidak memungkinkan alat olah tanah seperti traktor. Cara ini digunakan bila lahan yang akan diolah adalah bekas penanaman kentang sebab bedengan sudah tidak terbentuk lagi dan rata dengan tanah. Cara lain yang sering digunakan dalam pengolahan tanah adalah metode ”Laci”.

Metode ”Laci” digunakan bila lahan yang akan diolah yaitu bekas penanaman jagung dan kubis. Metode ini dilakukan dengan cara mencangkul dan menggeser rumput dan gulma yang berada di atas bedengan dan parit ke parit berikutnya, kemudian sisa-sisa rumput tersebut ditimbun tanah yang berasal dari bedengan di kanan dan kiri sisa rumput tersebut kemudian diratakan dengan diinjak-injak dengan kaki.

b) Pembuatan bedengan

Bedengan dibuat untuk melindungi kerusakan akar umbi kentang terhadap genangan air, sebab akar tanaman kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah mengalami pembusukan dan perkembangan tanaman terganggu. Pada umumnya bedengan dibuat dengan panjang 6 m, lebar 76 cm, dan jarak antar bedengan atau parit 15-20 cm (Gambar 7). Hal ini untuk memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman. Pada musim hujan kedalaman parit sekitar 15 cm. Bila lebih dari 15 cm maka umbi akan membusuk karena tergenang air. Sedangkan pada musim kemarau kedalaman parit sekitar 20 cm, apabila kurang maka tanah sekitar akan kering karena panas.

Pada lahan miring arah bedengan searah kemiringan lereng. Bagian bawah bedengan dibuat parit untuk menghambat laju aliran permukaan dari erosi dan sebagai jalan saat penyemprotan, sedangkan pada lahan datar bedengan diatur secara terasering, pembuatan parit berfungsi sebagai saluran irigasi.


(55)

32

Gambar 7. Lahan Pembibitan Kentang setelah Diolah 2. Penanaman

a) Pemupukan Dasar

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman umbi kentang, lahan penanaman dipupuk terlebih dahulu. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada kentang harus dalam komposisi yang seimbang sebab pemberian suatu unsur hara yang kurang atau lebih akan menyebabkan produksi rendah.

Pupuk yang diberikan tanaman dapat bermacam-macam jenis dan dosisnya tergantung pada kebutuhan tanaman tersebut. Pupuk yang biasa diberikan tanaman diantaranya pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan sisa-sisa (serasah) tanaman dan hewan, misalnya pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau, dan sebagainya. Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan, meningkatkan populasi jasad renik, serta meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk anorganik atau pupuk kimia merupakan hasil dari pabrik pembuat pupuk yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya mengandung unsur hara yang tinggi (Sutedjo, 1994).

Hikmah Farm menggunakan pupuk dasar antara lain pupuk hayati, pupuk kandang, dan pupuk kimia (Gambar 8). Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroba untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah. Aplikasi pupuk yang pertama diberikan yaitu pupuk hayati emas (PHE) dengan dosis 200 kg per hektar. Bahan aktif dari PHE terdiri dari bakteri penambat N, mikroba pelarut hara P dan K, dan mikroba pemantap agregat. Pupuk tersebut ditabur diantara bedengan yang telah dibuat untuk penanaman. Selanjutnya disebar pupuk kandang yang diletakkan di atas pupuk hayati.


(56)

Gambar 8. Lahan yang telah di pupuk

Pupuk kandang yang digunakan biasanya berasal dari kotoran ayam atau sapi sebanyak 14-18 ton per ha. Pupuk yang terakhir diberikan yaitu pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang diberikan yaitu pupuk yang sudah dicampur sebelumnya di gudang dengan dosis yang telah ditentukan (Tabel 8). Pupuk tersebut disebar di atas pupuk hayati dan pupuk kandang sehingga ketiga pupuk tersebut tertumpuk menjadi satu. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah yang berasal dari bedengan di kanan dan kiri sehingga letak bedengan berpindah, yang semula parit menjadi bedengan baru.

Tabel 8. Jenis dan Dosis Pupuk pada Kebun Hikmah Farm

No Jenis pupuk Nama Pupuk Kandungan Hara (%) Dosis (kg/ha)

1 Organik Kotoran Sapi N : 1.52

P : 0.68 K : 0.79

14 000-18 000

2 Hayati PHE Bakteri Penambat N,

Mikroba Pelarut Hara P dan K, dan

Mikroba Pemantap Agregat

200

Anorganik N : 15

P2O5 : 15

K2O : 15

3 Ponska

S : 10

500

Superfos P2O5 : 18 600

Urea N : 46 100

KST MgO : 27 200

S : 4 MgO : 6 K2O : 40

Kornkali

Na : 3

150


(57)

34

b) Penentuan Jarak Tanam dan Penanaman

Jarak tanam berpengaruh terhadap produksi dan ukuran umbi. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan persaingan antar tanaman dalam memenuhi unsur hara sehingga umbi yang dihasilkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan umbi yang ditanam dengan jarak yang lebih renggang. Jarak tanam yang digunakan tergantung dari ukuran bibit yang akan ditanam, semakin kecil ukuran bibit maka jarak tanamnya pun semakin rapat. Pada umumnya pembuatan jarak tanam umbi menggunakan tugal dari kayu. Jarak tanam yang digunakan yaitu 76 cm x (15-35) cm untuk kentang bibit.

Kegiatan penanaman dilakukan setelah lubang tanam dibuat. Hal yang harus diperhatikan saat penanaman diantaranya penggunaan bibit. Bibit yang ditanam sebaiknya bibit yang bersertifikat yang telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Bibit yang siap untuk ditanam yaitu bibit yang sudah tumbuh minimal 4 mata tunas (Gambar 9). Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas. Setelah semua bibit ditanam dalam satu bedengan maka langsung ditimbun dengan tanah.

Gambar 9. Bibit Kentang Siap Tanam

Selain menggunakan tugal kayu, jarak tanam dibuat menggunakan alat ”gerendel” (roda berjari) berukuran 35 cm (Gambar 10). Keuntungan dari penggunaan alat ini yaitu lebih menghemat waktu dan tenaga kerja untuk membuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan cara mendorong ”gerendel” dari bedengan paling ujung ke bedengan selanjutnya sampai bedengan terakhir sambil berjalan dan kembali lagi ke bedengan paling ujung.


(1)

Kegiatan tersebut meliputi penyiangan gulma, pembumbunan, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiangan gulma merupakan kegiatan membuang tanaman pengganggu di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual dengan mencabut dan membuang gulma tersebut. Penyiangan gulma dapat pula dengan cara dicangkul kemudian dikumpulkan. Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam (HST) atau setelah terlihat adanya gulma yang tumbuh.

Pembumbunan adalah kegiatan pengolahan lahan secara ringan di sekitar tanaman dan dilanjutkan dengan menaikkan tanah sehingga dapat meninggikan bedengan. Kegiatan pembumbunan ini dilakukan dua kali. Pembumbunan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Tanah di parit dicangkul dan diangkat kemudian diletakkan di atas bedengan tanaman. Ketinggian tanah bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35-40 HST dengan cara yang sama pada pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

Pemberian pupuk susulan dapat menyokong pertumbuhan tanaman kentang. Pupuk susulan diberikan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan bersamaan dengan pembumbunan pertama pada umur 28-30 HST. Jenis pupuk yang diberikan adalah kotoran kelelawar sebanyak 800 kg per hektar. Penggunaan kotoran kelelawar karena di daerah tersebut banyak tersedia. Pupuk susulan juga dapat menggunakan Ponska atau pupuk lain. Pupuk susulan yang kedua diberikan bersamaan dengan pembumbunan yang kedua yaitu saat tanaman berumur 35-40 HST dosis 200 kg per hektar. Pupuk diletakkan diantara tanaman dengan cara disebar kemudian ditutup dengan tanah.

Pengairan tanaman kentang dilakukan dengan sawah tadah hujan pada musim penghujan. Pengairan saat musim kemarau menggunakan sprinkler. Pemberian air dilakukan pada 5-7 hari sekali atau tergantung keadaan tanaman di lapang. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual dan menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan mencabut dan


(2)

membuang tanaman yang terserang supaya tidak menjalar ke tanaman yang lain. Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer. Pestisida dilarutkan dalam 200 liter air dalam satu drum. Terdapat tiga kriteria umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST, tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur 60-100 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman ini setiap hektar membutuhkan 3 drum larutan unsur hara dengan volume semprot 600 liter per hektar. Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST) membutuhkan sebanyak 5 drum campuran pestisida dengan volume semprot 1 000 liter per hektar. Penyemprotan pestisida tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-100 HST). Tanaman umur ini membutuhkan sebanyak 4 drum per hektar dengan volume semprot 800 liter per hektar.

Kegiatan pemanenan merupakan tahap akhir dari teknik budidaya tanaman yang menentukan produksi yang dihasilkan. Pelaksanaan panen harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu, cara, dan kriteria umbi yang dipanen. Panen tanaman kentang konsumsi dilakukan pada umur 110-120 HST. Sepuluh hari sebelum panen tanaman diberi herbisida Gramoxone dengan dosis 1 200 ml dengan volume semprot 800 liter per hektar. Tujuan pemberian herbisida adalah untuk mematikan gulma dan membuat batang tanaman kentang menjadi kering sehingga memudahkan pekerjaan panen serta memudahkan umbi lepas dari stolon. Pemanenan yang terlalu awal dapat menyebabkan rendahnya produksi dan kulit umbi dapat terkelupas sehingga terinfeksi busuk umbi dan tidak dapat disimpan lama.

Umbi diambil secara manual dengan tangan dan diletakkan di pinggir bedengan. Umbi dibiarkan sekitar 1 jam di lahan agar terkena sinar matahari langsung sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering. Kemudian umbi dipisahkan berdasarkan ukurannya dan dimasukkan dalam karung plastik. Hasil panen diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang kemudian disortasi.


(3)

Seperti halnya lahan bekas penanaman kentang bibit, lahan bekas panen kentang konsumsi juga disewakan kepada bandar kentang untuk dicangkul dan diambil lagi kentang yang masih tersisa dan tertinggal di lahan.

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan pencucian kentang sebelum disortasi dan grading. Seperempat bagian waring tali plastik berisi kentang (± 9.5 kg) dimasukkan dalam bak pencucian yang berisi air bersih kemudian dibersihkan sampai tanah yang menempel pada kentang terlepas. Setelah kentang bersih kentang diletakkan di atas lantai kayu hingga kering.

Umbi untuk konsumsi dipisahkan dengan ukuran AL (> 200 gram), AB (126-200 gram), ABC (100-125 gram), AR (< 100 gram), dan umbi yang afkir (luka akibat tercangkul). Umbi tersebut dikumpulkan berdasarkan ukuran dan dimasukkan ke dalam karung jaring plastik berisi 38-40 kg. Umbi konsumsi ukuran AR (< 100 gram) dipisahkan lagi menjadi ukuran D (33-99 gram) dan Ares (<33 gram).

Hikmah Farm memasarkan produk kentang konsumsi ke pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran antara lain pasar Pangalengan Bandung, pasar Caringin Bandung, pasar Kramatjati Jakarta, dan pasar Kemang Bogor. Penjualan kentang di pasar tradisional dilakukan oleh karyawan Hikmah Farm dengan melakukan transaksi dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Harga kentang konsumsi yang bagus berkisar antara Rp 3 800 sampai Rp 4 000 per kilogram, atau bergantung harga dipasaran. Sedangkan kentang afkir yang rusak mekanik (umbi terbelah) dijual dengan harga antara Rp 2 500 sampai Rp 3 000 per kilogram. Kegiatan ini biasa dilakukan pagi hari dengan bandar-bandar yang ada di pasar.

Kentang konsumsi yang dijual di pasar swalayan adalah kultivar Granola, Pinky, dan Atlantik. Daerah yang menjadi tujuan pemasaran yaitu Bandung dan Jakarta. Daerah pemasaran di Bandung meliputi PT. Yogya Toserba, PT. Makro Indonesia, dan PT. Setiabudi. Sedangkan daerah pemasaran di Jakarta meliputi Hero dan PT Lion Superindo. Harga penjualan di supermarket PT Lion Superindo, PT Makro Indonesia, dan PT Yogya Toserba tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, dan 12.


(4)

Kemasan kentang yang dijual di supermarket menggunakan jaring tali kecil (polinet) berisikan 1.5 kg dan 2 kg serta memakai label. Label yang digunakan ada 3 macam (Gambar 20) yaitu warna hijau untuk kentang kultivar Granola (kentang konsumsi), warna kuning untuk kentang kultivar Atlantik (kentang goreng), warna merah untuk kentang kultivar Pinky (campuran masakan). Ada juga yang menggunakan waring tali plastik untuk kentang ukuran 5, 10, 20, dan 40 kg. Harga kentang kultivar Granola sekitar Rp 6 800/kg, kentang kultivar Atlantik sekitar Rp 7 500/kg, sedangkan kentang kultivar Pinky sekitar Rp 8 200. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan permintaan dan harga dipasaran.

a. Kultivar Granola b. Kultivar Pinky

c. Kultivar Atlantik


(5)

Aspek Manajerial

Aspek manajerial yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu sebagai asisten mandor selama satu bulan dan asisten kepala kebun selama satu bulan terakhir.

Asisten Mandor

Mandor dalam setiap kebun baik jumlah maupun tugasnya berbeda-beda. Namun secara umum tugas pokok mandor sama yaitu mengawasi dan membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang maupun pasca panen. Setiap mandor kebun mempunyai pekerja yang harus diawasi tersendiri. Pekerja wanita diawasi oleh satu mandor dan pekerja pria diawasi oleh satu mandor. Ada pula mandor yang mengawasi keduanya baik pekerja pria maupun wanita. Mandor juga bertugas mengamati perkembangan tanaman, menetapkan kebijakan kegiatan kerja di lapang dan bertanggung jawab atas segala aktivitas dan hasil kerja di kebun kepada kepala kebun.

Kehadiran para pekerja ditulis setiap hari oleh mandor dalam buku absensi untuk mengetahui jumlah karyawan yang bekerja pada hari itu dan untuk diperhitungkan pembayaran setiap bulannya. Ada pekerja yang sifatnya harian ada juga yang borongan. Untuk pekerja harian, gaji karyawan ditentukan oleh berapa hari karyawan tersebut bekerja dalam 1 bulan. Sedangkan pekerja borongan, gajinya ditentukan oleh prestasi kerja karyawan tersebut. Setiap kebun ada buku besar masing-masing untuk mengetahui kebutuhan fisik maupun biaya pekerjaan yang digunakan.

Selama kegiatan pemupukan berlangsung mandor mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan karyawan. Jika terdapat bedengan yang belum rata diberi pupuk maka mandor mencontohkan cara menebar pupuk. Kegiatan pemupukan harus dilakukan dengan teknik yang benar, serta pemberian pupuk yang tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu agar dihasilkan produksi kentang yang maksimal.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Setiap kebun kegiatan ini diawasi oleh satu mandor. Mandor yang menentukan pestisida apa yang dipakai serta jenis, dosis, dan volume yang digunakan. Mandor mengawasi karyawan secara langsung. Mandor


(6)

mencontohkan cara menyemprot yang benar dan membagi blok mana saja yang disemprot. Kendala yang dihadapi selama penyemprotan adalah kebocoran selang sehingga menghambat pekerjaan.

Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen seperti usia tanaman mencapai 100 HST. Kegiatan ini dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari manajer areal. Sebelum kegiatan panen berlangsung mandor memberi pengarahan mengenai batas blok yang akan dipanen.

Asisten Kepala Kebun

Kepala kebun hanya dipegang oleh satu orang dalam setiap kebun. Tugas kepala kebun diantaranya membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan. Selain itu ada laporan mingguan seperti laporan modal kebun dan laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi jumlah bibit yang ditanam di lahan, hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan, sedangkan laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan selama satu bulan.

Laporan-laporan tersebut dimasukkan dalam buku besar kebun yang ada di kantor. Waktu untuk melaporkan tergantung setiap kepala kebun, ada yang melaporkan setiap hari, tiga hari sekali, dan seminggu sekali.

Selain mengkooordinir semua aktivitas masing-masing kebun dan mengontrol karyawan serta mandor di lapang, kepala kebun juga membuat perencanaan kerja. Perencanaan tersebut meliputi kegiatan budidaya tanaman di lapang, seperti waktu pengolahan lahan, jadwal penanaman, kegiatan pemeliharaan, serta waktu panen.

Semua kegiatan budidaya yang telah direncanakan kepala kebun didiskusikan dengan manajer areal. Setelah mendapat persetujuannya maka kegiatan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan mandor. Kepala kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang telah berlangsung di lapang kepada manajer area baik kegiatan budidaya maupun kegiatan sortasi di lapang.