Perakitan Kayu sebagai Sebagai Salah Satu Rangkaian Kegiatan Pemanenan Kayu (Studi Kasus di HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat, Alas Kusuma Group)

PERAKITAN KAYU SEBAGAI SALAH SATU RANGKAIAN
KEGIATAN PEMANENAN KAYU
(Studi Kasus di HPH PT Sari Eumi Kusuma Kalimantan Barat, ALAS KUSUMA GROUP)

Oleh :

ADNAN
E 31.1310

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999

Ringkasan

.

PERAKITAN KAYO SEBAGAI SALAH SATU RANGKAIAN KEGIATAN
ADNAN (E 31.1310)
PEMANENAN KAYU ( Studi Kasus d i HPH PT SARI BUM1 KUSUMA KALIMANTAN BARAT, ALAS

KUSUMA GROUP), dibawah bimbingan ir. H. DOMON S. SUPARMAN, MM
Kayu dikatakan bernilai ekonomis apabila telah sampai ke konsumen atau tempat
pemanfaatan. Untuk itu dilakukan kegiatan pemanenan kayu diantaranya kegiatan penebangan,
penyaradan, pernbagian batang dan pengangkutan. Kegiatan pengangkutan adalah merupakan pos
pembiayaan terbesar dalam kegiatan pemanenan kayu sehingga perlu perencanaan yang baik agar
kayu dapat sampai ke konsurnen dengan waktu tepat, biaya rendah serta memberikan dampak yang
kecil terhadap lingkungan.

Pengangkutan secara garis besar terbagi dua yaitu pengangkutan darat

dan pengangkutan melalui air. Salah satu sistem pengangkutan melalui air menurut Wackerman (1966)
adalah sistem perakitan kayu.
Perakitan kayu dilakukan pada daerah yang intensitas pembukaan wilayahnya masih rendah
serta memiliki fasiiitas sungai yang memadai untuk melaksanakan perakitan kayu. Juta (1954)
mengemukakan perakitan kayu mempunyai kebaikan yaitu biaya sangat rendah dibandingkan
pengangkutan rnelalui darat, tidak membutuhkan pekerja yang banyak, tidak ada angkutan kembali dan
memungkinkan untuk dapat mendatangkan jumlah kayu yang besar. Sedangkan kemgiannya adalah
tidak memungkinkan mengangkut kayu yang panjang, penunman volume dan kualita, tergantung pada
musim dan resiko kehilangan kayu besar
PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat merupakan anak perusahaan Alas Kusuma Group

memiliki industri pengolahaan kayu di Kumpai Pontianak di tepi sungai Kapuas, sehingga cara yang
digunakan untuk membawa kayu yang murah digunakan sistem perakitan dan ponton.
Praktek magang yang dilaksanakan secara umum bertujuan menciptakan link and match
antara kualifikasi mahasiswa dengan lapangan kerja di lembaga tempat magang dan meningkatkan
kemampuan profesional mahasiswa dalam memaharni dan menghayati proses kerja nyata serta
mengatahui secara garis besar mengenai pengelolaan hutan oleh HPH. Secara khusus, bertujuan
rnendapatkan pengalaman kerja di bidang kehutanan dan menganalisa permasalahan dan memberikan
alternatif pemecahan masalah pada kegiatan perakitan kayu.
Metode yang dilakukan adalah pengenalan lingkungan kerja dan cara kerja, mengamati serta
melaksanakan pekerjaan secara langsung, wawancara, diskusi, studi pustaka dan pengambilan data
primer dan sekunder serta menganalisa permasalahan yang ada dan memberikan alternatif
pemecahan masalah.
Organisasi kerja di log yard dipimpin oleh seorang kepala log yard dalam melaksanakan
seluruh kegiatan di log yard dibantu oleh beberapa seksi yang saling mendukung. Seksi-seksi meliputi
seksi perakitan, seksi perkapalan, seksi Tata Usaha Kayu log yard, seksi logistik dan perrninyakan,
seksi kornunikasi dan seksi pengawas lapangan.
Selama pengamatan Kepala Seksi Perakitan dibantu bawahannya bertugas mengetahui stok
log dan rincian jenisnya; menyusun rencana perakitan; mencatat identitas log yang dirakitlmuat ponton
dalam buku kerja sebagai dasar pembuatan DKB (Daftar Kay; Bulat), SAKE (Surat Angkutan Kayu
Bulat) serta dokumen lainnya: melakukan pengukuran ulang terhadap kayu yang kurang jelas

identitasnya; memimpin, mengatur, dan mengawasi kegiatan pelegoan (menurunkan kayu ke air) dan

pembuatan rakit; memberikan kualita log; memberi tanda legalitas pada kayu; menghitung pemakaian
material perakitan (sling dan paku U); membuat laporan kualita kayu dan membuat laporan kegiatan
perakitan sebagai bahan evaluasi.
Tingkat pendidikan Kepala Seksi Perakitan minimal SLTA dengan pengalaman kerja 5

-8

tahun, pengetahuan yang harus dimiliki adalah metode mengukur kayu bulat, jenis kayu tenggelam dan
terapung, Tata Usaha Kayu (TUK), teknik pelegoan log, teknik mengatur dan membuat rakit serta
karakter dan fluktuasi air sungai yang dapat diperoleh dari pengalaman dan pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh perusahaan atau Departemen Kehutanan. Alat dan bahan kerja yang digunakan adalah
alat tulis menulis, meteran, cat, kuas, kapur tulis, daftar ukur kayu, palu tok dan alat-alat perakitan
Kegiatan perakitan kayu di HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat berdasarkan
pengamatan di lapangan terbagi dari enam tahap kegiatan, yaitu :
1. Penerimaan Kayu
Penerimaan kayu adalah kegiatan awal perakitan dimulai dari penerimaan dokumen angkutan
harian (002) dari operator logging truck kepada petugas penerima kayu di log yard dan kemudian
dicek dokumen dan fisik kayu yang diangkut.

2. Penumpukan Kayu

Penumpukan kayu dilakukan untuk memisahkan kayu berdasarkan tenggelam terapungnya
kayu, panjang pendeknya kayu dan besar kecilnya diameter sehingga nantinya memperlancar
kegiatan perakitan.

Sebelum diturnpuk terlebih dahulu dibuat galang berupa dua buah kayu

sebagai landasan kayu agar kayu tidak langsung bersentuhan dengan tanah dan air yang dapat
merusak kayu.
3. Pembuatan Rakit

Pembuatan rakit dilaksanakan apabila keadaan air sungai memungkinkan untuk membuat
rakit (arus tidak deras dan tidak ada pukulan ombak) dan kayu yang akan dirakit tersedia cukup
serta faktor lain yang mendukung seperti pekerja, alat-alat berat, peralatan perakitan telah siap.
Rakit yang dibuat berkonstruksi membujur arah arus sungai karena sesuai dengan karakter sungai
Melawi yang berarus deras dan banyak belokan (Arfin dan Suparto. 1976).

Pembuatan rakit


dilakukan secara borongan oleh satu regu yang terdiri dari 6 orang.
Pembuatan rakit dibedakan menjadi duam, yaitu :
a. Rakit gandengl campuran.
Rakit ini merupakan gabungan dari kayu tenggelam (sinker) dan kayu terapung
(floater). kayu tenggelam disisipi diantara kayu terapung dengan perbandingan 3 : 2 atau 2 : 1
untuk kayu yang berdiameter lebih besar dari 100 cm. Rakit ini dibuat di tempat pelegoan
kayu tenggelam dengan mengabungkan kayu tenggelam dan kayu terapung sesuai dengan
perbandingan, kemudian disatukan dengan kayu barn dan diikat dengan sling kemudian
dikunci dengan paku U.
b. Rakit sejenislrakit kayu terapung
Rakit ini dibuat dengan cara log loader langsung melego (menurunkan) salt. per satu
kayu ke air dan para pekerja pembuat rakit menunggu dalam panggung (kandang rakit).
rnengaturnya satu per satu lalu diikat dengan sling dan paku U hingga menjadi rakit yang siap
tarik.

4. Pembuatan Dokumen
Pembuatan dokumen pendukung rakit di log yard didasarkan buku kerja Kasi perakitan yang
memuat informasi dari kayu yang dirakitlmuat ponton. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari DKB
(Daftar Kayu Bulat). SAKB (surat Angkutan Kayu Bulat). SPR (Surat Pengantar Rakit). LMKB
(Laporan Mutasi Kayu Bulat) dan laporan Kualita kayu.

5. Penarikan Rakit
Penarikan

dilaksanakan setelah

dokumen-dokumen pendukung

rakit

(DKB,SAKB, dan SPR) dan kondisi air memungkinkan untuk penarikan rakit.

telah

selesdi

Penarikan rakit

didasarkan sistem giliran dengan melihat kesiapan kondisi kapal beserta juru mudinya. Untuk rakit
yang betvolume 500 - 600 m3 ditarik dengan menggunakan 2 buah kapal (tug boat) berkekuatan 12
-15 HP dan untuk rakit belvolume sekitar 300 m3 ditarik dengan satu buah kapal berkekuatan 33-85

HP. Rute Penarikan kayu untuk sampai ke industri Kurnpai terbagi 4 rute yaitu Tontang
(Nangah Nuak. PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah), Popay
Melamut

- Sintang dan Sintang - Kumpai.

-

- Popay

Melamut (Nangah Pinoh).

Tugas dan tanggung jawab penarik rakit PT. Sari Bumi

Kusuma Kalimantan Barat hanya sampai ke Popay.
6. Penyerahan Rakit
Rakit yang telah sampai di tujuan diterima oleh petugas penerima rakit dengan menerima
dokumen yang dibawa oleh juru mudi dan diperiksa sesuai dokumen dengan fisik kayu yans ada.
Petugas penerima rakit lalu menandatangani surat pengantar dokumen yang menyatakan bahwa
rakit telah diterima dengan baik.

Selama dua bulan (Juli-Agustus) total rakit yang dibuat pada bulan juli sebanyak 6 rakit (rakit
SBK no 14-18 dan rakit no. 14 ex. Bulind) dengan total volume 2558,lO m3 dengan produktivitas
aktual pembuatan rakit sebesar 4575 m3/jam (7 hari kerja.lhari kerja 8 jam) menggunakan sling
6038 meter dan paku U sebanyak 5251 buah. Sedangkan pada bulan Agustus dibuat dua rakit
dengan total volume 902.78 dengan produktivitas aktual pembuatan rakit sebesar 37.61 m3
(3 hari kerja. Ihari 8 jam) menghabiskan sling 2341,6 meter dan paku U sebanyak 2020 buah.
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif yang dilakukan teknik pembuatan rakit yang dilaksanakan
PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat sudah cukup baik dengan terjaganya kekuatan rakit pada
saat penarikan rakit.
Dalam pembuatan rakit yang terpenting adalah komposisi antara kayu tenggelam dan kayu
terapung karena apabila stok kayu tenggelam lebih banyak daripada kayu terapung maka satusatunya jalan untuk membawa kayu ke industri harus menggunakan ponton yang pada saat ini
biaya menggunakan ponton sepuluh kali lipat daripada biaya perakitan (Hadiana.1998 komunikasi
personal).
Selama pengamatan dilapangan permasalahan yang utama adalah curah hujan yang sangat
tinggi sehingga men@fambat

kegiatan pengangkutan darat maupun melalui air. Cara untuk

mengatasinya adalah Mandor angkutan harus lebih jeli untuk menyiasati keadaan alam tersebut.
pemeliharaan jalan ditingkatkan dan perlu dibuka kembali log yard Menakon. Selain itu terdapat

permasalahan teknis operasional dan administrasi yang semuanya dapat diatasi dengan penerapan
manajemen dan pengawasan yang baik.

PERAKITAN KAYU SEBAGAI SALAH SATU RANGKAIAN
KEGIATAN PEMANENAN KAYU
(Studi kasus di HPH PT Sari Burni Kusuma Kalimantan Barat, ALAS KUSUMA GROUP)

Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mernperoleh Gelar
Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

oleh :
ADNAN
E. 31.1310

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1999

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya llmiah :

PERAKITAN KAYU SEBAGAJ SALAH SATU RANGKAIAN KEGIATAN
PEMANENAN KAYU (Studi Kasus di HPH PT Sari Bumi Kusuma
Kalimantan Barat, ALAS KUSUMA GROUP)

Nama Mahasiswa : A D N A N
NomorPokok

:

E 31.1310

Menyetujui,

Dosen Pembirnbing

Tanggal :

Mengetahui.
Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan
a;\&.

Zqehutanan lnstitm Pertanian Bogor

Tanggal Lulus : 26 Agustus 1999

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 November 1975 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari Ayah bernama Arurni dan Ibu bernama
Murni.
Pendidikan formal dimuiai dari Taman Kanak-kanak Islam Kemaraya Kendari pada tahun
1982 dan kemudian melajutkan ke SDN 1 Kemaraya Kendari dan tamat pada tahun 1988.
Menyeiesaikan pendidikan rnenengah tingkat pertama di SMP Negeri 1 Kendari pada tahun 1991
dan pada tahun 1994, Penulis menamatkan pendidikan menengah tingkat atas di SMA Negeri 1
Kendari.
Melalui jalur USMI penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994, dan
pada tahun 1995 penulis memasuki Fakultas Kehutanan, lurusan Teknologi Hasil Hutan dan
selanjutnya mengarnbil bidang keahlianlprogram studi Pemanenan Hasil Hutan.
Sebagai salah satu syarat mernperoleh gelar sarjana kehutanan penulis membuat karya
iirniah dari hasii kegiatan magang dengan judul "PERAKITAN KAYU SEBAGAI SALAH SATU
RANGKAIAN KEGIATAN PEMANENAN KAYU (Studi Kasus di HPH PT Sari Bumi Kusuma
Kalimantan Barat, ALAS KUSUMA GROUP)", di bawah bimbingan Ir. H. Domon S. Suparman, MM.

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan pada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga pelaksanaan dan penyusunan karya ilmiah ini dapat terseiesaikan
dengan baik.
Karya ilmiah berjudul

" Perakitan Kayu Sebagai Salah Satu Rangkaian Kegiatan

Pemanenan Kayu (Studi Kasus di HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat, ALAS KUSUMA
GROUP)" merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu, terutama kepada :
1. Bapak, mama serta saudara-saudaraku (ka' ida, ka'susi, ka riri, ka' wiwin, asrul dan febi serta
ponakan kecilku kinanti dan Quranul) tercinta atas doa, dukungan dan kasih sayang yang
tulus selama ini.

2. Bapak Ir. Domon S. Suparman, MM yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan
arahan.
3. Bapak Ir. Andi Sukendro dan Bapak Ir. Burhanuddin Many'ud, MS sebagai penguji dari jurusan

Manajemen Hutan dan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan.
4. Bapak Ir. Mamat Mulyana selaku Manager PH ALAS KUSUMA GROUP Pontianak dan Ibu Ir.

Cristina sitorus yang telah memberikan perhatian dan bantuan.

5. Bapak Ir. Edwin Hadiana selaku Manager Camp dan seluruh staf HPH PT Sari Bumi Kusuma
Kalimantan Barat.

6. Bang Muli, Bang Mamas, Bang Hendro, Bang Yudi, Bang Yasin dan Mas Agus atas bantuan dan

'Tumpangan Kamamya" selama Penulis berada di lapangan.
7. Rekan-rekan grup magang Alas kusuma group (Yuri, Nanang, Iyan, Aswin, kempong, Karet,
Kontur,Odol, dan Gosong) atas kerjasamanya.
8. Keluarga Besar MAHAMERU (Bulu, Ardhi, Teguh, Olly, Koko, Adhi, Ajie, Ruwet, Parno, Kiwa,

Cecep, Heri, Adjat, dika, iyan dan bi Anah dan keluarga).

9. Sobat-sobatku : wawa, fitri, ijum, fina, amal, fita, mas roes, bejo, lubis, mas pego, gunung,
buteg, hera, mei, benni serta rekan-rekan di Fakultas Kehutanan khususnya rekan-rekan THP.

10. Keluarga Besar IKPM Sultra-Bogor ( aci'na, maya, manvan, omar, isra;-bang medi, hifni,
.

".

rusman dkk).
Akhirnya Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi sernua pihak
yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 1999

DAFTAR IS1

halaman

...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................

V

DAFTAR IS1

i

I. PENDAHULUAN

A . Latar Belakang .....................................................................................

B.Tujuan .................................................................................................

1
2

I1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A . Sejarah Peru~haan..............................................................................
B. Letak dan Luas Areal Keia ....................................................................
C. Keadaan Lapangan ...............................................................................
D. Iklim ....................................................................................................
E.Vegetasi...............................................................................................
F. Prasarana dan Sarana Angkutan.............................................................
G. Keadaan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi............................................
Ill. PROSEDUR KERIA DAN METODE

A . Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................
B. Lawas Permasalahan.............................................................................

C. Kegiatan Magang..................................................................................
D. Tahapan Kegiatan.................................................................................
E. Perakitan Kayu .....................................................................................
1. Pengertian Perakitan Kayu ................................................................
2. Peralatan Perakitan Kayu ..................................................................
3. Pembuatan Rakit .............................................................................
4 . Penarikan Rakit................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A . Organisasi Kej a ...................................................................................
B. Kegiatan Perakitan Kayu........................................................................
1. Penerimaan Kayu .............................................................................
2. Penumpukan Kayu ...........................................................................
3. Pembuatan Rakit .............................................................................
a. Rakit GandenglCampuran...........................................................
b. Rakit Kayu Terapunglsejenis ......................................................
4 . Pembuatan Dokumen.......................................................................
a. DKB (Daftar Kayu Bulat ..............................................................
b SAKB (Surat Angkutan Kayu Bulat) ..............................................
c. LMKB (Laporan Mutasi Kayu Bulat) ..............................................
d SPR (Surat Pengantar Rakit) .......................................................
e Laporan Kualita Kayu .................................................................
5. Penarikan Rakit..............................................................................
6. Penyerahan Rakii.............................................................................

.
.
.

3
3
5
5
6

6
7

C. Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah....................................
1. Penerirnaan Kayu .............................................................................
2. Penumpukan Kayu ...........................................................................
3. Pembuatan Rakit .............................................................................
4. Pembuatan Dokumen.. .....................................................................
5. Penarikan Rakit................................................................................

32
32
33
34
35
35

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................

B. Saran...................................................................................................

36
37

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

38

LAMPlRAN

ii

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat merupakan salah satu anak perusahaan
dari ALAS KUSUMA GROUP yang areal kerjanya didirikan dengan status permodalan PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan SK HPH No. 125/Kpts-IV/1986 pada tanggal 11
April 1986 dengan luas areal konsesi 66.000 hektar.
Tujuan perusahaan dalam pengusahaan jangka panjang adalah pemanfaatan sumber
daya alam yang berasal dari hutan secara menguntungkan dengan tetap menjaga kelestarian
hutan, membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar serta memberikan devisa bagi
negara.

Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah memanfaatkan potensi hutan alam

dalam pengembangan usaha dibidang kehutanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
berupa kayu dan meningkatkan devisa negara berdasarkan prinsip-prinsip kehutanan.
Struktur organisasi HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat dapat dilihat pada Gambar 1.

B. Letak dan Luas Areal Kerja
Berdasarkan letak geografisnya areal HPH PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat
terletak pada 112°33'-113°14' Bujur Timur dan 00°01'-00°33' Lintang Selatan.
dalam

Termasuk

dua kelompok hutan yaitu kelompok hutan Sungai Ambalau dan kelompok hutan

Sungai Jengunui.

Administrasi pemerintahan termasuk dalam kecamatan Nangah Serawai,

Kabupaten Sintang Propinsi Dati I Kalimantan Barat dan menurut administrasi kehutanan
kelompok hutan ini termasuk Wilayah Dinas Kehutanan DATI I Propinsi Kalimantan Barat dan
KPH Sintang Selatan, Nangah Pinoh.

Luas hutan berdasarkan TGHK (Tata Guna Hutan

Kesepakatan) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Keadaan Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan

1

Posisi Awal SK. HPH

2

Mutasi Penambahan

3

Mutasi Pengurangan

4

Posisi Sekarang

48.875

17.125

48.875

17.125

Sedangkan keadaan hutan berdasarkan Peta penafsiran Citra Landsat Tahun 1994 dapat
dilihat pad a Tabel 2.

39
1. eara Pcrtgukuran dan Pcnetapan lsi Kayu Bulat
lセャiQーゥイ。ョ@

a. I'cngukuran Diameter (D)
Diameter kayu bulat (0) adalah merupakan rata-rata dari diameter bontos pangkal (Dp) dan

dl.J.rnl!ter honlos ujung (Du) kayu bulat yang bersangkulan dalam kclipatan I em penuh. Untuk I11cnetapkan
dlnmctcr bOl1l05 pangk31 (01') diukur diameter tcrpendck (dl) mclalui pusal bonlOs, kcmudian diukur

d13rneici yang tcgak tUniS terhildapnya (d2) mclald pusat hootes juga, Olasing-masing dalam kclipatan

pc-nuh.

CIll

Hasil rata-rata antara dl dan d2 merupakan diameter bontos pangkal (Dp) dalam kelipatan I em

pl"lluh Juga. Demikian pula eara pellclaran diameter bOlllos ujung (Du), yaitu rata-rata dari diameter
tcrpcndek (d3) melalui pusat bontos dan diameter tegak lurus diameter terpendek (d4) melalui pusat bonto •.
Dniam rooms dituliskan :

D= Dp+Du = 112(